Anda di halaman 1dari 16

Oleh

Mahasiswa Profesi Ners


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
PENGERTIAN PROSES MENUA
 Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik
anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis.
Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, beruban, pendengaran
dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan
mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut
akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara
umum maupun kesehatan jiwa.
PERUBAHAN PADA LANSIA

Perubahan Fisik:
 Sistem indra; gangguan pada pendengaran.
 Sistem Integumen; Pada lansia kulit mengalami
kendur, tidak elastis kering dan berkerut
 Sistem muskuloskeletal
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon,
tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami
perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
Lanjutan....
 Pencernaan dan Metabolisme; kehilangan gigi, indra
pengecap menurun, rasa lapar menurun (sensitifitas
lapar menurun)
 Sistem saraf; Lansia mengalami penurunan koordinasi
dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-
hari
Lanjutan...
Perubahan Psikososial:
 Merasakan atau sadar akan kematian (sense of
awarness of mortality)
 Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
 Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit
bertambahnya biaya pengobatan
 Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan
hubungan dengan teman-teman dan keluarga
 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri
GANGGUAN JIWA PADA LANSIA

1. Demensia (pikun)
 Dimensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi
hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/ memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari. Demensia adalah sebuah sindrom
karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif
dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang
lebih tinggi, termasuk memori, berpikir, orientasi,
pemahaman, perhitungan, belajar, kemampuan,
bahasa, dan penilaian kesadaran tidak terganggu.
Penyebab Demensia
 Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit
yang dapat menyebabkan timbulnya gejala demensia
ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit
dapat disembuhkan sementara sebagian besar tidak
dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006).
 Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa
penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit
Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah),
Ciri Demensia
Cirinya:
 Menurunnya daya ingat yang terus terjadi
 sering lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat
penderita demensia berada
 ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat
yang benar
 menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah
kondisi
 mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali
Perawatan Demensia
Perawatannya:
Orang yang berada disekitar penderita, sebaiknya:
 mengenal cara pandang pasien
 mengalihkan perhatian jika ada indikasi terjadinya
pertengkaran
 berusaha mengenali kemampuan pasien yang tersisa.
Pada tahap awal demensia, penderita dapat secara
aktif dilibatkan dalam proses perawatan dirinya.
Membuat catatan kegiatan sehari-hari dan minum
obat secara teratur., sangat membantu dalam
menekan laju kemunduran kognitif penderita
demensia.
2. Delirium (kebingungan akut)
 Delirium adalah suatu sindrom mental organik
akut dengan gejala utama adanya penurunan
kesadaran (kesadaran berkabut/clouding of
conciousness) yang disertai dengan gangguan atensi,
persepsi, orientasi, proses pikir, daya ingat (memori),
perilaku psikomotor (agitasi) dan siklus tidur.
Delirium adalah keadaan yang bersifat sementara dan
biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita
mengalami penurunan kemampuan dalam
memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung,
mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir
secara jernih.
Penyebab Delirium
Diantaranya:
 Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
 Efek toksik dari pengobatan
 Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk
dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen
atau tingginya kadar karbon dioksida di
dalam darah
Ciri Delirium
Cirinya:
 Mengalami gangguan kesadaran
 gangguan persepsi (ilusi, halusinasi terutama
halusinasi penglihatan)
 gangguan orientasi, mula-mula disorientasi waktu,
gangguan proses pikir dan pembicaraan
 gangguan memori
 disfungsi otonomik, sulit kontrol BAK
 gangguan siklus tidur bangun.
Lanjutan....
 Intervensi terapeutik pada lansia dengan delirium,
tergantung alasan gejalanya :
 Bila disebabkan karena interaksi obat maka
sebaiknya setiap obat yang tidak begitu penting
dihentikan
 Masukan cairan harus adekuat
 Anjurkan keluarga untuk berinteraksi baik
secara verbal maupun non verbal, untuk
meningkatkan orientasi dan memberikan
hubungan lingkungan keluarga.
Lanjutan...
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
atau tidak memperparah delirium, yaitu:
 Menghindari faktor-faktor yang berisiko memicu
delirium, misalnya suara berisik, pemakaian obat
bius, pencahayaan kamar atau ruangan yang buruk,
kebingungan.
 Lakukan kebiasaan tidur yang sehat. Sediakan kamar
dan lingkungan yang tenang, pencahayaan yang baik,
termasuk membantu penderita memiliki aktivitas
yang seimbang di siang hari, dapat membantunya
untuk tidur lebih baik di malam hari.
Lanjutan...
 Terus berusaha menenangkan atau mengarahkan
penderita agar tidak merasakan banyak perubahan di
sekitarnya. Ini termasuk menaruh barang-barang yang
dikenal penderita di sekitarnya, sediakan jam dan
kalender, dan berupaya untuk bicara dengan suara rendah
sehingga penderita tidak terganggu.
 Menghindari masalah medis dan komplikasi lainnya, yang
juga membantu menurunkan tingkat keparahan delirium.
Diet sehat, obat-obatan tersedia, anjuran untuk
berolahraga, dan mengobati kondisi fisik yang mengarah
ke gangguan kesehatan tertentu, semua dapat membantu
menurunkan kekambuhan delirium.
Terimakasih atas
perhatiannya...

Anda mungkin juga menyukai