Anda di halaman 1dari 42

HIV PADA ANAK

Oleh: Adam Bachtiar 030.09.001

Pembimbing: dr. Hj. Siti Rahma, SpA


Pendahuluan
Sebagian besar bayi baru lahir yang terlahir dari ibu yang bermasalah dalam arti
menderita suatu penyakit, tidak menunjukkan gejala sakit pada saat dilahirkan
atau beberapa waktu setelah lahir

Bukan berarti bayi baru lahir tersebut aman dari gangguan akibat dari penyakit
yang diderita ibu

Salah satu kelompok ibu yang bermasalah adalah ibu dengan HIV/AIDS.
Mengingat jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia meningkat sesuai dengan
estimasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

setiap tahun terdapat 9000 hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia.
Berarti jika tidak ada intervensi, diperkirakan akan lahir sekitar 3000 bayi
dengan HIV positif setiap tahunnya di Indonesia
Identitas Pasien
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. M Tn. M Ny. S (alm)
Umur 4 tahun 32 Tahun 28 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki laki Perempuan
Alamat Jl. H. Taqwa RT 006/009 Jatimakmur, Pondok Gede
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Indonesia
Pendidikan - SMA SMA
Pekerjaan - Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Penghasilan - Tidak Mendapatkan -
Informasi
No. RM 03 33 56 66 - -
Tanggal Masuk RS - -
(27 – 10 -2016)
ANAMNESIS RPS
ANAMNESIS RPD
ANAMNESIS RPK

Ayah pasien juga didiagnosa HIV positif sejak 2


tahun yang lalu namun saat ini ayah pasien
mengaku bahwa dirinya tidak meminum obat
ARV. Ibu pasien sudah meninggal saat usia pasien
umur 2 tahun, ibu pasien meninggal karena
penyakit paru dan juga HIV serta menurut ayah
pasien selama mengandung pasien diketahui ibu
pasien jarang meminum obat ARV. Didalam
keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa
ANAMNESIS
Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan kelainan

Perawatan antenatal Melakukan pemeriksaan


beberapa kali ke bidan
KEHAMILAN
Saat hamil, ibu pasien sudah
mengetahui dirinya
mengidap HIV

Tempat kelahiran Rumah Sakit Karunia Kasih

Penolong persalinan Dokter

Cara persalinan Caesar

Masa gestasi 32 Minggu

KELAHIRAN Berat lahir 1800 g

Panjang badan tidak ingat

Keadaan bayi Lingkar kepala tidak ingat

Nilai apgar tidak diketahui

Tidak ada kelainan bawaan


ANAMNESIS
Riwayat Pertumbuhan, perkembangan, makanan dan ASI
Pertumbuhan gigi pertama : 5 bulan
Tengkurap dan berbalik sendiri : 5 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
Berbicara : 13 bulan
Gangguan perkembangan :-
Kesan : Baik (perkembangan sesuai dengan usia)
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
0-2 Formula - - -
BCG 2 bulan
2-4 Formula - - -
DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
4-6 Formula - - -

6-8 Susu formula √ √ √


POLIO Lahir 2 bulan 4 bulan - - -
8-10 Susu formula √ √ √ CAMPAK 9 bulan - -
10-12 Susu formula √ √ √ HEPATITIS B Lahir 1 bulan 6 bulan
Kesan : pasien sejak lahir tidak Kesan : Riwayat imunisasi dasar
diberikan ASI dan diberikan susu pasien belom lengkap.
formula.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis (Anak Laki-laki, 4 tahun, BB:
8.8 kg, TB: 95 cm)

a. Keadaan umum : Tampak


sakit ringan

b. Tanda Vital

Kesadaran : Compos
mentis

Frekuensi nadi : 112 x/m

Frekuensi pernapasan : 20 x/m

Suhu tubuh : 37,20C

c. Data antropometri

Berat badan : 8.8 kg

Tinggi badan : 95 cm

Status gizi : z score 0-1 (status gizi


kurang)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal 27/10/2016

Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan


Darah Rutin
LED 70 mm 0-10
Leukosit 6,8 ribu/ul 5-10
Hemoglobin 10,2 g/dl 12-16
Hematokrit 31,7 % 40-54
Trombosit 547 ribu/ul 150-400
Indeks Eritrosit
MCV 75,0 fL 75-87
MCH 24,1 pg 24-30
MCHC 32,1 % 31-37
Hitung Jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 1 % 1-3
Batang 3 % 2-6
Segmen 49 % 52-70
Limfosit 35 % 20-40
Monosit 12 % 2-8
Elektrolit
Natrium (Na) 123 mmol/L 135-145
Kalium (K) 5,8 mmol/L 3,5-5,0
Chlorida (Cl) 91 mmol/L 94-111
Kimia Klinik
GDS 58 mg/dL 60-110
Pemeriksaan penunjang
Feses tanggal 27/10/2016

Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan


Makroskopik
Warna Kuning
Konsistensi Lembek
Bau Khas

Campuran Darah
Mikroskopik
Lekosit 20-25 /lpb 0-5
Eritrosit 20-25 /lpb 0-2

Bakteri Pos (+++) Negatif


Parasit Negatif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Jamur Yeast (+) Negatif
Amylum Negatif Negatif
Lemak Negatif Negatif
Serat Positif Negatif
Kimia
PH 8.0
Reduksi Negatif
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 31/10/2016

Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan


Darah Rutin DHF
Leukosit 11,8 ribu/ul 5-10
Hemoglobin 8,7 g/dl 12-16
Hematokrit 26,2 % 40-54
Trombosit 561 ribu/ul 150-400
DIAGNOSIS KERJA
HIV Positif, Stadium Klinis 3

DIAGNOSIS BANDING
--------

PEMERIKSAAN ANJURAN
Uji Serologis HIV

PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa

• D4T FDC Junior 1 ½ – 0 – ½


• Cotrimoxazole 1 x 1 ½ cth

PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad fungsionam : dubia
Ad sanationam : dubia
FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Pemeriksaan Fisik Terapi
29/10/2016 - Batuk (+) o TTV :  RL 720 cc/ hari
o
- Sesak (-) T : 36,7 C  Paracetamol 90 mg drip
- Demam (+) HR : 100 x/m  Cotrimoxazole 1x ½ cth
- Kejang (-) RR : 30x/m  Zink 1x1 cth
- BAB o Kepala :
mencret normocephali,
berkurang ikterik (-), CA -
disertai /-
dengan o Thorax :
ampas dan retraski (-), wh -
lendir /-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
o Extremitas :
akral hangat,
CTR <2 detik
FOLLOW UP
31/10/2016 - BAB cair 4x o TTV :  RL 720 cc/ hari
sehari T : 36.7 oC  Paracetamol 90 mg drip
disertai HR : 100x/m  Cotrimoxazole 1x ½ cth
lendir (+) RR : 25x/m  Zink 1x1 cth
ampas (+) o Kepala :
darah (-) normocephali,
- Demam (-) ikterik (-), CA -
- Batuk (+) /-
dahak (-) o Thorax :
retraski (-), wh -
/-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
o Extremitas :
akral hangat,
CTR <2 detik
FOLLOW UP
01/11/2016 - BAB cair 3x o TTV :  Cotrimoxazole 1x ½ cth
sehari lendir T : 36.5 oC  Zinkid 1x1 cth
(+) ampas HR : 110x/m  Obat ARV
(+) darah (-) RR : 28x/m  Rencana konsul RSCM
- Batuk (+) o Kepala :
dahal (-) normocephali,
ikterik (-), CA -
/-
o Thorax :
retraski (-), wh -
/-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
Extremitas : akral
hangat, CTR <2
detik
ANALISA KASUS
Dari Hasil Anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan Penunjang didapatkan bahwa pasien datang
untuk kontrol pengobatan HIV. Pada kasus ini, pasien sudah didiagnosis dengan HIV Positif
Stadium Klinis 3. Hal ini didasarkan dari:

 Pasien lahir dari seorang ibu dengan HIV Positif, Ayah juga menderita HIV Positif.
Hal ini merupakan salah satu faktor risiko penularan pada pasien ini
 Ibu pasien memberikan ASI pada pasien hingga usia 6 tahun. Hal ini juga merupakan
salah satu faktor risiko penularan pada pasien ini
 Riwayat pasien sakit demam, batuk, diare berulang disertai sariawan saat usia 4 tahun
 Riwayat TB Paru,dan sudah di nyatakan positif HIV pada umur 1 tahun
 Hasil pemeriksaan fisik saat ini didapatkan adanya tanda dan gejala klinis pada
HIV/AIDS dan didapatkan adanya gizi kurang dari penilaian status gizi pada pasien
ini.
TINJAUAN PUSTAKA TETANUS

Definisi
• AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
EPIDEMIOLOGI

• Berdasarkan hasil estimasi oleh Depkes pada tahun 2006 diperkirakan


terdapat 169.000– 216.000 ODHA di Indonesia dengan rate kumulatif
kasus AIDS Nasional sampai dengan 30 Juni 2007 adalah 4,27 per 100.000
penduduk (revisi berdasarkan data BPS 2005, jumlah penduduk Indonesia
227.132.350 jiwa)
• Penularan infeksi HIV dari Ibu ke Anak merupakan penyebab utama infeksi
HIV pada anak usia di bawah 15 tahun. Sejak HIV menjadi pandemic di
dunia, diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Hampir sebagian
besar penderita tersebut tertular melalui penularan dari ibu ke anak.
Setiap tahun diperkirakan lebih dari 800.000 bayi menjadi terinfeksi HIV
akibat penularan dari ibu ke anak. Dan diikuti adanya sekitar 610.000
kematian anak karena virus tersebut
Manifestasi klinis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
perlu dicari:
• Ibu atau ayah memiliki risiko untuk terinfeksi HIV
(riwayat narkoba suntik, promiskuitas, pasangan
dari penderita HIV, pernah mengalami operasi
atau transfuse darah)
• Memiliki morbiditas yang khas maupun sering
ditemukan pada penderita HIV, yaitu: diare
kronik, gagal tumbuh, pneumonia berat,
pneumonia P.carinii, demam berkepanjangan, TB
paru, kandidosis orofaring
Manifestasi Klinis
Gejala yang menunjukkan kemungkinan infeksi HIV:
• Infeksi berulang: 3 atau lebih episode infeksi bakteri yang
lebih berat (seperti pneumonia, meningitis, sepsis, selulitis)
pada 12 bulan terakhir
• Thrush: eritema pseudomembran putih di langit-langit mulut,
gusi, dan mukosa pipi. Pasca masa neonatal, ditemukannya
thrush tanpa pengobatan antibiotic, atau berlangsung lebih
dari 30 hari walaupun telah diobati, atau kambuh, atau
meluas melebihi bagian lidah-kemungkinan besar merupakan
infeksi HIV. Juga khas apabila meluas hingga ke belakang
kerongkongan (kandidiasis esophagus)
• Parotitid kronik: pembengkakan parotid uni-atau bi-lateral
selama ≥ 14 hari, dengan atau tanpa diikuti rasa nyeri atau
demam
Manifestasi Klinis
• Limfadenopati generalisata: terdapat pembesaran kelenjar getah
bening pada dua atau lebih daerah ekstrainguinal tanpa penyebab
jelas yang mendasarinya
• Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas: tanpa adanya infeksi virus
yang bersamaan seperti CMV
• Demam yang menetap dan/atau berulang : demam (>380C)
berlangsung lebih dari 7 hari, atau terjadi lebih dari sekali dalam
waktu 7 hari
• Dermatitis HIV:ruam yang eritematus dan papuler. Ruam kulit yang
khas meliputi infeksi jamur yang ekstensif pada kulit, kuku dan kulit
kepala, dan moluscum contagiosum yang ekstensif
• Herpers zoster
• Kelainan neurologis: kerusakan neurologis yang progresif,
mikrosefal, perkembangan terlambat, hipertonia, atau bingung
Manifestasi Klinis
Gejala yang umum ditemukan pada anak dengan infeksi HIV, tetapi
juga lazim ditemukan pada anak yang sakit bukan infeksi HIV:
• Otitis media kronik: keluar cairan/nanah dari telinga dan
berlangsung ≥ 14 hari
• Diare persisten: berlangsung ≥ 14 hari
• Gizi kurang atau gizi buruk.

Gejala yang sangat spesifik untuk anak dengan infeksi HIV positif :
• Pneumocystitis pneumonia (PCP)
• Kandidiasis esophagus
• Lymphoid intersititial pneumonia (LIP)
• Sarcoma kapossi.
Stadium HIV pada Anak
Ada 2 klasifikasi klinik: WHO, dan CDC

WHO:
Stadium Klinis 1
 Tanpa gejala (asimtomatis)
 Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
 Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasani
 Erupsi papular pruritis
 Infeksi virus kutil yang luas
 Moluskum kontagiosum yang luas
 Infeksi jamur di kuku
 Ulkus mulut yang berulang
 Pembesaran parotid persisten tanpa alasan
 Eritema lineal gingival (LGE)
 Herpes zoster
 Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis (ototis media, otore,
sinusitis, atau tonsilitis)
WHO:
Stadium Klinis 3
 Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku
 Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih)
 Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5°C, sementara atau terus-menerus,
lebih dari 1 bulan)
 Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8 minggu)
 Oral hairy leukoplakia (OHL)
 Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut
 Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
 Tuberkulosis paru
 Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
 Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
 Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
 Anemia (<8g/dl),>
Stadium Klinis 4ii
WHO:
 Wasting yang parah, tidak bertumbuh atau malanutrisi yang parah tanpa alasan dan
tidak menanggapi terapi yang baku
 Pneumonia Pneumosistis (PCP)
 Infeksi bakteri yang parah dan berulang (mis. empiema, piomisotis, infeksi tulang
atau sendi, atau meningitis, tetapi tidak termasuk pneumonia)
 Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneous lebih dari 1 bulan atau
viskeral pada tempat apa pun)
 Tuberkulosis di luar paru
 Sarkoma Kaposi
 Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru)
 Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan)
 Ensefalopati HIV
 Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi organ lain,
yang mulai pada usia lebih dari 1 bulan)
 Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
 Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
 Kriptosporidiosis kronis
 Isosporiasis kronis
 Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
 Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B
 Progressive multifocal leucoencephalopathy (PML)
Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV
CDC
Sistem klasifikasi infeksi HIV pada anak: kategori klinis CDC (revisi 1994) 9

Kategori N (tanpa gejala) Tidak terdapat tanda dan gejala klinis akibat infeksi
HIV, atau hanya terdapat satu gejala kategori A
Kategori A (gejala klinis ringan) Terdapat 2 atau lebih berikut tanpa gejala kategori B
dan C:
a. Limfadenopati (≥ 0,5 cm lebih dari 1 tempat,
bilateral dianggap 1 tempat)
b. Hepatomegali
c. Splenomegali
d. Dermatitis
e. Parotitis
f. Infeksi saluran nafas atas, sinusitis, atau otitis
media berulang atau menetap
Kategori B (gejala klinis sedang) Terdapat gejala klinis lain selain gejala kategori A
atau C:
a. Anemia (< 8g/dL), neutropenia (<1000/mm3),
atau trombositopenia (< 100.000/mm3) menetap
≥ 30 hari
b. Meningitis bakterialis, pneumonia, atau sepsis
(episode tunggal)
c. Kandidiasis orofaring menetap ≥2 bulan pada
anak usia > 6 bulan
d. Kardiomiopati
e. Infeksi CMV dengan onset usia < 1 bulan
f. Diare berulang atau kronik
g. Hepatitis
h. Stomatitis herpes simpleks (HSV) berulang (> 2
episode dalam setahun)
i. Bronchitis, pneumonia, atau esofagitis HSV
dengan onset usia < 1 tahun
j. Herpes zoster pada paling sedikit 2 episode
berbeda atau > 1 dermatom
k. Leimiosarkoma
l. Pneumonitis interstitial limfoid atau kompleks
hyperplasia limfoid paru
m. Nefropati
n. Nokardiosis
o. Demam > 1 bulan
p. Toksoplasmosis dengan onset usia < 1 bulan
q. Varisela diseminata (cacar air dengan
komplikasi)
Kategori C (gejala klinis berat) Semua anak yang memeuuhi criteria AIDS, kecuali
untuk pneumonitis interstitial limfoid yang masuk
dalam kategori B.(13)
Kriteria imunologis
DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Lahir dari ibu resiko tinggi atau terinfeksi HIV
• Lahir dari ibu pasangan resiko tinggi atau
terinfeksi HIV
• Penerima transfusi darah atau komponennya dan
tanpa uji tapis HIV
• Penggunaan obat parenteral atau intravena
secara keliru (biasanya pecandu narkotika)
• Kebiasaan seksual yang keliru, homoseksual atau
biseksual.(
Tatalaksana HIV

ARV

Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NRTIs)

Non-Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

Protease Inhibitor (PI)


• AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Penularan infeksi HIV dari Ibu
ke Anak merupakan penyebab utama infeksi HIV pada anak usia
di bawah 15 tahun. Sejak HIV menjadi pandemik di dunia,
diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi HIV. Hampir
sebagian besar penderita tersebut tertular melalui penularan
dari ibu ke anak.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai