Bukan berarti bayi baru lahir tersebut aman dari gangguan akibat dari penyakit
yang diderita ibu
Salah satu kelompok ibu yang bermasalah adalah ibu dengan HIV/AIDS.
Mengingat jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia meningkat sesuai dengan
estimasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia
setiap tahun terdapat 9000 hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia.
Berarti jika tidak ada intervensi, diperkirakan akan lahir sekitar 3000 bayi
dengan HIV positif setiap tahunnya di Indonesia
Identitas Pasien
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. M Tn. M Ny. S (alm)
Umur 4 tahun 32 Tahun 28 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki laki Perempuan
Alamat Jl. H. Taqwa RT 006/009 Jatimakmur, Pondok Gede
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Indonesia
Pendidikan - SMA SMA
Pekerjaan - Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Penghasilan - Tidak Mendapatkan -
Informasi
No. RM 03 33 56 66 - -
Tanggal Masuk RS - -
(27 – 10 -2016)
ANAMNESIS RPS
ANAMNESIS RPD
ANAMNESIS RPK
b. Tanda Vital
Kesadaran : Compos
mentis
c. Data antropometri
Tinggi badan : 95 cm
Campuran Darah
Mikroskopik
Lekosit 20-25 /lpb 0-5
Eritrosit 20-25 /lpb 0-2
DIAGNOSIS BANDING
--------
PEMERIKSAAN ANJURAN
Uji Serologis HIV
PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad fungsionam : dubia
Ad sanationam : dubia
FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Pemeriksaan Fisik Terapi
29/10/2016 - Batuk (+) o TTV : RL 720 cc/ hari
o
- Sesak (-) T : 36,7 C Paracetamol 90 mg drip
- Demam (+) HR : 100 x/m Cotrimoxazole 1x ½ cth
- Kejang (-) RR : 30x/m Zink 1x1 cth
- BAB o Kepala :
mencret normocephali,
berkurang ikterik (-), CA -
disertai /-
dengan o Thorax :
ampas dan retraski (-), wh -
lendir /-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
o Extremitas :
akral hangat,
CTR <2 detik
FOLLOW UP
31/10/2016 - BAB cair 4x o TTV : RL 720 cc/ hari
sehari T : 36.7 oC Paracetamol 90 mg drip
disertai HR : 100x/m Cotrimoxazole 1x ½ cth
lendir (+) RR : 25x/m Zink 1x1 cth
ampas (+) o Kepala :
darah (-) normocephali,
- Demam (-) ikterik (-), CA -
- Batuk (+) /-
dahak (-) o Thorax :
retraski (-), wh -
/-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
o Extremitas :
akral hangat,
CTR <2 detik
FOLLOW UP
01/11/2016 - BAB cair 3x o TTV : Cotrimoxazole 1x ½ cth
sehari lendir T : 36.5 oC Zinkid 1x1 cth
(+) ampas HR : 110x/m Obat ARV
(+) darah (-) RR : 28x/m Rencana konsul RSCM
- Batuk (+) o Kepala :
dahal (-) normocephali,
ikterik (-), CA -
/-
o Thorax :
retraski (-), wh -
/-, rh-/-
o Abdomen :
buncit (-), nyeri
(-), turgor baik
Extremitas : akral
hangat, CTR <2
detik
ANALISA KASUS
Dari Hasil Anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan Penunjang didapatkan bahwa pasien datang
untuk kontrol pengobatan HIV. Pada kasus ini, pasien sudah didiagnosis dengan HIV Positif
Stadium Klinis 3. Hal ini didasarkan dari:
Pasien lahir dari seorang ibu dengan HIV Positif, Ayah juga menderita HIV Positif.
Hal ini merupakan salah satu faktor risiko penularan pada pasien ini
Ibu pasien memberikan ASI pada pasien hingga usia 6 tahun. Hal ini juga merupakan
salah satu faktor risiko penularan pada pasien ini
Riwayat pasien sakit demam, batuk, diare berulang disertai sariawan saat usia 4 tahun
Riwayat TB Paru,dan sudah di nyatakan positif HIV pada umur 1 tahun
Hasil pemeriksaan fisik saat ini didapatkan adanya tanda dan gejala klinis pada
HIV/AIDS dan didapatkan adanya gizi kurang dari penilaian status gizi pada pasien
ini.
TINJAUAN PUSTAKA TETANUS
Definisi
• AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV
EPIDEMIOLOGI
Gejala yang sangat spesifik untuk anak dengan infeksi HIV positif :
• Pneumocystitis pneumonia (PCP)
• Kandidiasis esophagus
• Lymphoid intersititial pneumonia (LIP)
• Sarcoma kapossi.
Stadium HIV pada Anak
Ada 2 klasifikasi klinik: WHO, dan CDC
WHO:
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasani
Erupsi papular pruritis
Infeksi virus kutil yang luas
Moluskum kontagiosum yang luas
Infeksi jamur di kuku
Ulkus mulut yang berulang
Pembesaran parotid persisten tanpa alasan
Eritema lineal gingival (LGE)
Herpes zoster
Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis (ototis media, otore,
sinusitis, atau tonsilitis)
WHO:
Stadium Klinis 3
Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku
Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih)
Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5°C, sementara atau terus-menerus,
lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8 minggu)
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut
Tuberkulosis pada kelenjar getah bening
Tuberkulosis paru
Pneumonia bakteri yang parah dan berulang
Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis
Anemia (<8g/dl),>
Stadium Klinis 4ii
WHO:
Wasting yang parah, tidak bertumbuh atau malanutrisi yang parah tanpa alasan dan
tidak menanggapi terapi yang baku
Pneumonia Pneumosistis (PCP)
Infeksi bakteri yang parah dan berulang (mis. empiema, piomisotis, infeksi tulang
atau sendi, atau meningitis, tetapi tidak termasuk pneumonia)
Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneous lebih dari 1 bulan atau
viskeral pada tempat apa pun)
Tuberkulosis di luar paru
Sarkoma Kaposi
Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru)
Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan)
Ensefalopati HIV
Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi organ lain,
yang mulai pada usia lebih dari 1 bulan)
Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
Kriptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B
Progressive multifocal leucoencephalopathy (PML)
Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV
CDC
Sistem klasifikasi infeksi HIV pada anak: kategori klinis CDC (revisi 1994) 9
Kategori N (tanpa gejala) Tidak terdapat tanda dan gejala klinis akibat infeksi
HIV, atau hanya terdapat satu gejala kategori A
Kategori A (gejala klinis ringan) Terdapat 2 atau lebih berikut tanpa gejala kategori B
dan C:
a. Limfadenopati (≥ 0,5 cm lebih dari 1 tempat,
bilateral dianggap 1 tempat)
b. Hepatomegali
c. Splenomegali
d. Dermatitis
e. Parotitis
f. Infeksi saluran nafas atas, sinusitis, atau otitis
media berulang atau menetap
Kategori B (gejala klinis sedang) Terdapat gejala klinis lain selain gejala kategori A
atau C:
a. Anemia (< 8g/dL), neutropenia (<1000/mm3),
atau trombositopenia (< 100.000/mm3) menetap
≥ 30 hari
b. Meningitis bakterialis, pneumonia, atau sepsis
(episode tunggal)
c. Kandidiasis orofaring menetap ≥2 bulan pada
anak usia > 6 bulan
d. Kardiomiopati
e. Infeksi CMV dengan onset usia < 1 bulan
f. Diare berulang atau kronik
g. Hepatitis
h. Stomatitis herpes simpleks (HSV) berulang (> 2
episode dalam setahun)
i. Bronchitis, pneumonia, atau esofagitis HSV
dengan onset usia < 1 tahun
j. Herpes zoster pada paling sedikit 2 episode
berbeda atau > 1 dermatom
k. Leimiosarkoma
l. Pneumonitis interstitial limfoid atau kompleks
hyperplasia limfoid paru
m. Nefropati
n. Nokardiosis
o. Demam > 1 bulan
p. Toksoplasmosis dengan onset usia < 1 bulan
q. Varisela diseminata (cacar air dengan
komplikasi)
Kategori C (gejala klinis berat) Semua anak yang memeuuhi criteria AIDS, kecuali
untuk pneumonitis interstitial limfoid yang masuk
dalam kategori B.(13)
Kriteria imunologis
DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Lahir dari ibu resiko tinggi atau terinfeksi HIV
• Lahir dari ibu pasangan resiko tinggi atau
terinfeksi HIV
• Penerima transfusi darah atau komponennya dan
tanpa uji tapis HIV
• Penggunaan obat parenteral atau intravena
secara keliru (biasanya pecandu narkotika)
• Kebiasaan seksual yang keliru, homoseksual atau
biseksual.(
Tatalaksana HIV
ARV
Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NRTIs)
Non-Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NNRTI)