Anda di halaman 1dari 12

Obat Antinyamuk Elektrik Cair dengan

Bahan Pengisi Berupa Ekstrak Daun


Mangkokan (Nothopanax Scutellarium
Merr.) dan Aktivitasnya dalam
Membunuh Nyamuk Aedes Aegypti
Anggota Kelompok
• Sisis (I1C016004)
• Alina Nurul Faisa (I1C016008)
• Elsyah Erina (I1C016026)
• Faris Hendrawan (I1C016078)
LATAR BELAKANG

Aedes aegypti merupakan vektor yang paling banyak ditemukan


menjadi perantara timbulnya penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD). Nyamuk ini telah berperan menimbulkan
permasalahan yang kompleks dengan timbulnya kejadian luar
biasa dan wilayah endemis DBD di berbagai daerah di
Indonesia. DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi
perhatian serius di Indonesia.

Tanaman mangkokan merupakan tanaman yang tumbuh di


daerah dataran rendah sehingga ketersediaan tanaman
mangkokan di Indonesia sangat banyak. Sayangnya, tanaman
mangkokan belum dikembangkan menjadi antinyamuk. Oleh
karena itu, pada penelitian ini digunakan ekstrak daun
mangkokan sebagai bahan pengisi obat antinyamuk elektrik cair
yang digunakan untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti
Mangkokan
(Nothopanax scutellarium Merr)
Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Sub class : Archichlamudeae

Ordo : Umbelliflorae

Famili : Araliaceae

Genus : Nothopanax

Spesies : Nothopanax scutellarium (Burm f.) Merr.

(Heyne. 1987)
Kandungan Mangkokan
(Nothopanax scutellarium Merr)

• Daun mangkokan mengandung zat-zat seperti protein, lemak,


kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C. Selain itu, daun
mangkokan juga memiliki alkaloida, saponin, amigdalin,
peroksidase, kalsium oksalat, flavonoida, dan polifenol
(Tarigan et al., 2008).
• Tanaman mangkokan jarang diserang hama karena
kandungan alkaloid menyebabkan rasa pahit. Hal ini
menyebabkan tanaman mangkokan dapat digunakan sebagai
antinyamuk (Ahdiyah & Purwani, 2015).
Aktivitas Antinyamuk Daun
Mangkokan

Pada penelitian Kurniati & Murni (2018), ekstrak etanol daun


mangkokan pada konsentrasi efektif 5% dapat membunuh
100% larva nyamuk Aedes aegypti. Pada penelitian
sebelumnya ekstrak etanol daun mangkokan pada
konsentrasi 3% juga dapat membunuh 95% larva nyamuk
Culex sp. dengan LC50 sebesar 1,338% (Ahdiyah & Purwani,
2015).
Prosedur Penelitian
Penyiapan Sampel

Sampel yang digunakan adalah


daun mangkokan (Nothopanax
scutellarium Merr.) yang diperoleh
dari desa Karangpucung, Kecamatan
Purwokerto Selatan. Tanaman
dideterminasi untuk mengetahui
kebenaran jenisnya. Setelah itu,
daun mangkokan diiris kecil-kecil
dan dikeringkan pada suhu ruang.
Prosedur Penelitian
Ekstraksi

Daun Mangkokan
• Dikeringkan
• Diblender untuk mengecilkan
ukuran
• Dilakukan ekstraksi dengan
metode infusa selama 15 menit

Infusa

• Disaring untuk memisahkan


residu dengan filtrat
Filtrat

• Dipisahkan dari pelarutnya


dengan rotary evaporator
Ekstrak kental daun
mangkokan.
Prosedur Penelitian
Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan pada ekstrak etanol


daun mangkokan, meliputi pemeriksaan alkaloid,
polifenol, tanin, flavonoid, triterpenoid/steroid,
dan saponin.
Pembuatan Antinyamuk Elektrik

Ekstrak Kental Daun Mangkokan


• Dilarutkan dengan aquadest
Larutan
• Diencerkan hingga didapat konsentrasi 9%,
7%, 5%, 3%, dan 1%
Pengisi antinyamuk elekterik cair
Prosedur Penelitian
Uji Aktivitas Antinyamuk

Antinyamuk Elektrik
• Dipanaskan dalam draft room selama 4 jam
• Dimasukkan ke dalam glass chamber selama 3 menit
• Dikeluarkan dari glass chamber dan ditunggu selama 3 menit agar antinyamuk
menjenuhi glass chamber
Glass chamber jenuh
• Dimasukkan 30 ekor nyamuk betina ke dalam glass chamber selama 20 menit dan
dihitung banyaknya nyamuk yang knock down
• Dipindahkan nyamuk ke dalam paper cup yang telah diisi kapas yang dibasahi larutan
gula
• Dilakukan holding time selama 24 jam
• Penghitungan kematian nyamuk dilakukan dengan mencatat jumlah nyamuk yang
knockdown saat diberi paparan pada detik ke-30 lalu dilanjutkan pada menit ke-1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 15, dan 20
• Dilanjutkan pengamatan setelah holding selama 24 jam (1440 menit).
• Dihitung kematian nyamuk Aedes aegypti menggunakan rumus % kematian, yakni
jumlah nyamuk yang mati dijumlahkan terlebih dahulu dengan jumlah nyamuk yang
pingsan. Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah nyamuk dalam setiap
kelompok pengujian. Selanjutnya, hasil tersebut dikalikan 100% untuk mendapatkan
persentase kematian nyamuk Aedes aegypti
• Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANAVA dan uji Duncan.
Hasil
Daftar Referensi
• Ahdiyah, I. & Purwani, K. I., 2015, Pengaruh Ekstrak Daun Mangkokan
(Nothopanax scutellariumi) sebagi Larvasida Nyamuk Culex sp., Jurnal
Sains dan Seni ITS, 4 (2), pp: 32-36.
• Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Sarana Wana Jaya,
Jakarta.
• Kurniati, I. & Murni, A. W., 2017, Mortalitas Larva Nyamuk Aedes
aegypti setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mangkokan
(Nothopanax scutellarium), Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan), 5
(1), pp: 24-31.
• Tarigan, J., Zuhroh, F., & Sihotang, H., 2008, Skrining Fitokimia
Tumbuhan yang Digunakan oleh Pedagang Jamu Gendong untuk
Merawat Kulit Wajah di Kecamatan Medan Baru, Jurnal Biologi
Sumatera, 3 (1), pp:1-6.

Anda mungkin juga menyukai