Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
• Pada titik bekunya, air terdiri atas tiga fase
• Suatu campuran gas yang saling larut, akan membentuk satu
fase. Sehingga campuran gas N2 dan H2 hanya membentuk satu
fase.
• Jika dua liquid yang tidak saling larut dicampur, akan terbentuk
dua fase yang terpisah
• Jika larutan saling larut bercampur maka hanya akan terbentuk 1
fase
• Suatu solut yang terlarut dalam solven dan membentuk larutan
homogen, maka hanya terdiri dari satu fase
• Campuran Solid akan membentuk fase terpisah
• Campuran heterogen seperti CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2 dan Fe(s)
+ H2O(g) ↔ FeO + H2 terdiri atas 3 fase
• Campuran solid homogen dari suatu garam terdiri atas satu fase 3
Komponen
• Jumlah komponen dalam suatu sistem merupakan jumlah
terkecil dari variabel bebas dari unsur yang mengambil
bagian dalam kesetimbangan, komposisi tiap tiap fase
dapat di tuliskan dalam bentuk persamaan kimia.
• Dalam sistem air, komposisi kimia dari ketiga fase adalah
H2O. Maka sistem ini disebut sistem 1 komponen
• Dalam sisitem Sulfur terdiri dari 4 fase, rhombic,
monoclinic, liquid dan vapor, komposisi kimia dari 4 fase
adalah S, maka disebut sistem 1 komponen
• Dalam suatu sistem larutan NaCl jenuh, terdiri atas garam
4
padat, larutan garam dan H2O, komposisi kimia dari ketiga
Berkaitan dengan komponen, sistem dapat dibagi
menjadi
1. Sistem satu komponen satu fasa (zat murni)
2. Sistem satu komponen multifasa
3. Sistem dua komponen satu fasa (larutan)
4. Sistem multi komponen multi fasa
5. Sistem zat padat dalam zat cair.
5
Derajat kebebasan
• Merupakan jumlah terkecil dari variabel
bebas yang harus ditentukan agar dapat
menetapkan variabel sisa dalam sistem
• Contoh: untuk menentukan nilai densitas
air, perlu menentukan suhu dan Tekanan
• Densitas air adalah 0,99973 gr/ml pada
suhu 10oC dan tekanan 1 atm
• Untuk menggambarkan secara lengkap
keadaan air, dibutuhkan 2 variabel, atau
dikatakan air memiliki 2 derajat
kebebasan yaitu suhu dan tekanan
6
Hukum Fase Gibs
J williard Gibs pada tahun 1876 mendapatkan
hubungan antara
Jumlah fase (P)
Jumlah komponen (C)
Derajat kebebasan (F)
Dalam satu sistem, hubungan ini disebut
“Hukum Fase Gibs”
𝑭=𝑪−𝑷+𝟐
7
Untuk sistem satu komponen, F=3-P
Apabila hanya ada 1 fase, F=2 sehingga Suhu dan tekanan
dapat berubah ubah nilainya tanpa mengubah jumlah fase
Apabila ada 2 fase, F=1, maksudnya tekanan bukan
termasuk variabel bebas jika besarnya tekanan sudah
ditentukan, sehingga pada Suhu tertentu suatu liquid
memiliki karakterististik tekanan uap.
Apabila terdapat 3 fase, F=0. ini adalah kondisi khusus yang
hanya terjadi pada P dan T tertentu yang merupakan
karakteristik dari suatu zat.
8
Diagram Fase
o Adalah grafik untuk menampilkan fase fase yang
yang terjadi dan range komposisi, suhu, dan
tekanan dimana fase dalam keadaan stabil.
o Kesetimbangan Liquid ditampilkan oleh kurva
tekanan uap.
o Kesetimbangan solid vapor ditampilkan pleh
kurva sublimasi
9
Sistem Satu Komponen
Sistem yang hanya terdiri atas satu komponen
• Misalnya air, dapat berada dalam 3 fase, (es, air
dan uap)
• Dalam 3 fase tersebut komposisi kimianya
dituliskan H2O
• Sehingga air termasuk dalam sistem 1 komponen
10
Diagram fase Air
a. Jika terdapat 3 fase , P=3.
C F= C+2-P=1+2-3=0
A • terjadi pada suhu dan tekanan tertentu
• apabila ada sedikit perubahan suhu atau
Vapour
Fusion pressure curve temperatur, salah satu fase akan hilang
curve • Titik ini disebut dengan Triple point (titik
tiga fase)
O • Efek dari panas akan mengakibatkan
semakin banyak solid meleleh tanpa
A’ kenaikan suhu dan tekanan. Hal ini akan
B
terus berlangsung sampai semua solid
berubah menjadi liquid
11
b. Apabila terdapat 2 fase dalam
kesetimbangan, P=2
C F= C+2- P =1+2-2=1
A Apabila temperatur atau tekanan
berubah dalam wkatu yang sama, satu
Vapour fase akan menghilang dalam
Fusion pressure curve kesetimbangan.
curve
13
Sistem dua komponen
o Jika fase tunggal berada dalam 2 komponen,
jumlah derajat kebebasan adalah F=C-P+2
Temperature
=2-1+2=3
o Jadi ada 3 variabel yang harus ditentukan
untuk menjelaskan kondisi dari fasenya,
Composition yaitu:
suhu – tekanan – konsentrasi
o Grafiknya adalah grafik 3 dimensi
14
Kesetimbangan Cair-Cair
T • contoh pada larutan H2O dan
Et3N(triethylamine/N(CH2CH3)3)
• Cekungan biru (fase-2) merupakan
fase-2 daerah dimana campuran kedua
komponen masih dapat dibedakan.
a’ b’ • Area abu abu (fase-1) adalah daerah
dimana kedua komponen sudah
T1c tercampur sempurna, pada saat ini
kedua komponen tidak dapat
fase-1
dibedakan lagi.
• Suhu kritis (T c), yaitu suhu saat kedua
zat bercampur, membaur, (keda fase
tidak dapat dibedakan) suhu kritis ini
H2O Et3N terletak di dasar cekungan putih.
15
Kesetimbangan Padat-Cair
• Penelitin pada kesetimbangan padat-cair biasanya dilakukan pada
tekanan atmosfer, sehingga P dianggap konstan.
• Persamaan nya menjadi: F=C-P+1, karena variabel yang
berpengaruh berkurang satu, yaitu tekanan
• Untuk sistem 2 komponen, persamaan menjadi F =2-P+1 =3-P
• Variabel yang ada tinggal suhu dan konsentrasi. Sehingga diagram
yang diperoleh adalah diagram suhu Vs konsentrasi
• Konsentrasi dinyatakan dalam persen berat atau persen mol
16
Tipe Diagram fase dua Komponen
Sistem isomorphous
contoh: sistem Cu-Ni, Ag-Au, NiO-MgO,
etc
Sistem eutectic
contoh : Pb-Sn, Ag-Cu, Al-Si, etc
17
Sistem isomorphous
18
Tie line adalah suatu garis yang digambar
Liquidus paralel dengan x (sumbu komposisi) pada
suhu tertentu di area campuran dua fase
untuk mengetahui komposisi dari kedua
fase
Solidus Pada diagram isomorphous diagram area
dua fase terdiri atas fase solid dan liquid
Solid
Pada area solid+liquid, komposisi liquid
ditunjukkan oleh titik dimana tie line
memotong garis liquidus, dan komposisi
solid ditunjukkan oleh titik dari tie line
yang memotong solidus
19
Lever Rule
• Lever rule is a rule which is used for finding out
the fraction (amount) of the phases present at
any point in a two phase region.
• To do so the tie-line is treated as a lever arm,
with the fulcrum at the overall composition.
• For the arm to be horizontal, the weight to be
hung at each end must be proportional to the
arm length on the other side of the fulcrum.
• The weight at each end corresponds to the
amount of the phase at that end.
20
Cl Co Cs
fl fs
fulcrum
Cs C o
T a) fraction of liquid(f l )
Cs C l
Co Cl
CL CO CS b) fraction of solid(f s )
C s C l
Wt%B
21
Sistem Eutectic
• Sistem eutectic adalah campuran dua komponen dimana titik lebur
campurannya lebih rendah daripada komponen dalam keadaan murni
• Titik dimana ketiga fase berada dalam kesetimbangan disebut titik eutectic
• Komposisi pada titi ini disebut dengan komposisi eutectic(Ce), dan suhu
pada titik ini disebut temparut eutectic (Te)
• Reaksi yang terjadi pada komposisi eutektik dan temperatur eutectic
disebut rekasi eutectic
• Reaksi eutectic bersifat reversibel dan berhubungan dengan perubahan fase
Cooling Solid1 + Solid2
Liquid
Heating () ()
22
Liquidus I Liquidus II
Solidus I Solidus II
Solvus II
Solvus I
26
27
28
Klasifikasi kesetimbangan 2 komponen solid-Liquid
Kelas C: kedua komponen tidak bercampur dalam keadaan padat dan cair
````````````````````````````````````````````````````````````
Disini hanya komponen murni yang mengkristal dari larutan
30
Aplikasi diagram fase eutectic dan lever rule
Tie Line
Eutectic
B A Temperature(Te)
31
Ce Co Ce
fe fe Ce Co
a) fraksi proeutectic α (f proα )
fulcrum C e C αe
Ce Co Ce
C o C αe
fe b) fraksi campuran eutectic (f eut )
fe C e C αe
fulcrum
Ce Co Ce
Cβe C o
c) Total fraksi α (f totα )
f e Cβe C αe
fe
fulcrum
32
Sistem Tiga komponen
• Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga
komponen pada suhu dan tekanan tetap
dapat dinyatakan sebagai
F=3–P
• Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa,
maka F =2
• untuk menyatakan keadaan sistem dengan
tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua
komponennya.
• Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua
fasa dalam kesetimbangan, maka F = 1,
berarti hanya satu komponen yang harus
ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi 33
Ternary Diagrams
L
.8
suhu dan tekanan tetap, .2
.7
.3
mempunyai derajat
```````````````````````````````````` .4 .6
.7 .3
sistem ini dapat .8 .2
digambarkan dalam satu .9 .1
35
C1 C1 C1
Gas
2-phase 2-phase
Liquid Liquid
nC5 C3 nC5 C3 nC5 C3
p=14.7 psia p=380 psia p=500 psia
C1 C1 C1
````````````````````````````````````````````````````````````
2-phase
2-phase
Liquid Liquid
Liquid
nC5 nC5 nC5 C3
p=1500 psia p=2000 psia p=2350 psia
38
Diagram fase campuran Cu-Ag. Untuk soal no 4-6
39
4. Untuk campuran cu-Ag yang mengandung 80% Cu, tentukan komposisi fase
solid dan liquid dan hitung fraksi beratnya apabila campuran didinginkan ke
900oC
5. Campuran Cu-Ag, terdiri dari 71,9% Ag. Bagaimana komposisi fase yang
terjadi apabila campuran didinginkan sampai (i) 780 °C, (ii) 778 °C, (iii) room
temperature?
6. Campuran Cu-Ag mengandung 40 wt. % Ag.
a) Bagaimana komposisi proeutectic fase solid dan liquid dan berapa persen
beratnya apabila campuran didinginkan sampai 780oC
b) Bagaimana frkasi berat proeutectic solid dan eutectic solid apabila
campuran didinginkan pada suhu 778oC
40
7. Diketahui sistem air, eter dan
methanol
a) Pada campuran 5 gram
methanol, 30 gram eter dan
50 gram air, tentukan letak
komposisi tersebut pada
diagram fase
b) Untuk mengubah fase,
berapakah massa air yang
harus dibuang
41
Referensi
• Atkins, P.W. 1966. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
• Barrow, Gordon M. 1979. Physical Chemistry. New York: McGraw-Hill Inc.
• Maron, S.H. dan Lando, JB. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan
Publishing Co. Inc.
42