Scheduling
Probabilistic Deterministic
CPM Non-CPM
Kekurangan
Hubungan antar aktivitas tidak dapat dilihat secara jelas.
Nama Aktivitas
Mulai Akhir
Durasi
(d)
Aktivitas Palsu (dummy)
Digambarkan sebagai 'anak panah yang terputus'. Dikatakan
dummy karena fungsinya hanya untuk menunjukkan
ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas dummy tidak memiliki
waktu pengerjaan (zero time duration).
Dummy
Kejadian (Event )
Merupakan titik pangkal dan akhir suatu aktivitas. Event tidak
memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat
digambarkan sebagai ' lingkaran' dengan nomor didalamnya.
Aktivitas
A B
Durasi
Event Event
Istilah-Istilah
Hubungan antar Aktivitas
Contoh 1
Pembuatan Pemasangan
Perakitan
rangka body Mesin
Pemasangan Finishing
Tire Balancing
Roda Body (cat)
Contoh 1 (lanjutan)
Kode Aktivitas Predecessor
A Pembuatan rangka -
B Perakitan A
C Pemasangan Mesin B
D Finishing body (cat) A
E Pemasangan Roda C
F Tire Balancing E
C E
B F
D
Contoh 2
Aktivitas Predecessor Durasi
A - 4
B - 5
C A 4
D B 3
E C,D 6
F B 2
G E,F 5
Contoh 2 (lanjutan)
C
A E
G
D
B F
Contoh 3
Contoh 3
D H
A C E G I
B F
Contoh 4
Aktivitas Predecessor Durasi
A - 4
B A 5
C A 4
D B 3
E C,D 6
F D 2
G E,F 5
Contoh 4
D F G
B
A
E
C
Contoh 5
Aktivitas Durasi (hari) Predecessor
A 8
B 6
C 2 B
D 4 A
E 7 B
F 6 A
G 5 E
H 5 E
I 2 F,G
Contoh 6 (Latihan)
Kegiatan Didahului oleh Durasi (hari)
A - 10
B A 6
C A 18
D E,F 8
E B 17
F B 21
G D 11
H C,F 10
I D,H 6
J H 9
K G,I,J 4
E D G
17 8 11
B F
6 21
A I K
10 6 4
C H J
18 10 9
2 4
C E H
4 5 4
JALUR : A B D F G I = 2 + 2 + 4 + 5 + 8 + 4 = 25 MINGGU
JALUR : A C D F G I = 2 + 4 + 4 + 5 + 8 + 4 = 27 MINGGU
Lintasan
JALUR : A C E F G I = 2 + 4 + 5 + 5 + 8 + 4 = 28 MINGGU kritis
JALUR : A C E H I =2+4+5+4+4 = 19 MINGGU
Perhitungan Durasi proyek
TE
EF
TL
LF
TS = TL - EF
FS = TE - EF
CONTOH KASUS 2
Kegiatan Didahului Durasi (hari)
oleh
A - 10
B A 6
C A 18
D E,F 8
E B 17
F B 21
G D 11
H C,F 10
I D,H 6
J H 9
K G,I,J 4
16 16 E 33 37 37 D 45 45 4 G
2 4 6
20 37
1 16
16 17 3 37 8 45 45 45
11
3
16 16
B F 3
1 6 21 3 4 56
56
10 37 5 K 60
0 0 A1 10 37 47 47 I 53 56 56 60
0 1 5 8 9 10
0 0 10 1 10 10 37 4
50 50 65 56 56 4 60 60
56
19 5 56
3
3
C 28 37 37 H4 47 47 J
3 7
37 37 37 10 4 47 47
18 9
Kegiatan Durasi ES EF LS LF TF FF
A 10 0 10 0 10 0 0
B 6 10 16 10 16 0 0
C 18 10 28 19 37 9 9
D 8 37 45 37 45 0 0
E 17 16 33 20 37 4 4
F 21 16 37 16 37 0 0
G 11 45 56 45 56 0 0
H 10 37 47 37 47 0 0
I 6 47 53 50 56 3 3
J 9 47 56 47 56 0 0
K 4 56 60 56 60 0 0
Precedence Diagram Method (PDM)
Ciri diagram Precedence
Aktivitasnya tidak dinyatakan dalam bentuk panah (Arrow)
melainkan NODE atau BLOCK
Anak panah / garis penghubung tidak memiliki durasi, sehingga
pada diagram ini tidak diperlukan DUMMY.
Merupakan penyempurnaan arrow diagram (ADM) karena pada
diagram ini dapat digambarkan adanya hubungan : SS, FS, FF
Notasi
ES EF
ES ID EF ID DUR
LABEL
LABEL
LS DUR LF
LS LF/ S
Keterangan :
ES : Early Start (mulai paling awal / cepat)
EF : Early Finish (berakhir paling awal / cepat)
LS : Late Start (mulai paling lambat)
LF : Late Finish (berakhir paling lambat)
ID : Identifikasi
DUR : Durasi
S : Total Slack / Float
Penggambaran ADM PDM
A B D
A B D
C C
A B
A B
C D
C D
A B A B
C D
C D
A A
D
B D
B
E
C
E C
D
Penyederhanaan penggambaran B
yang salah ! (merubah logic)
E
C
Tipe hubungan antar aktivitas
FS
Akt A Akt B
FS = Finish to Start
SS = Start to Start SS
FF = Finish to Finish
FF
SF = Start to Finish
SF
Leads dan Lags
Leads : percepatan aktivitas sesudahnya
FS – 5
A B
0 3 4 9
A3 B5
1 4 4 9
5 9
FS+1
C4
5 9
Contoh Penyelesaian Kasus ADM
dengan PDM
2 6
0 2
F4
A2 7 11
4 6 2 5
D3
0 6 9 11
6 9
B6 G2
3 9 9 11
0 4 4 9
C4 E5
0 4 4 9
Akt Predec Dur ES EF LS LF S Ket
A - 2 0 2 4 6 4
B - 6 0 6 3 9 3
C - 4 0 4 0 4 0 kritis
D A 3 2 5 6 9 4
E C 5 4 9 4 9 0 kritis
F A 4 2 6 7 11 5
G B,D,E 2 9 11 9 11 0 kritis
Time Scale Diagram
Merupakan penyempurnaan dari diagram balok, yang digambarkan
dengan skala waktu.
Terdapat istilah FENCE / BROKEN FENCE, yaitu garis vertikal yang
berfungsi sebagai pagar. Artinya aktivitas yang memiliki float dapat
digeser-geser dalam daerah pagarnya. Bila pagar dilanggar, maka
ada pengaruhnya terhadap kelompok aktivitas lain atau terhadap
jalur kritisnya.
Disamping FENCE / BROKEN FENCE, masih diperlukan alat lain
untuk dapat menggambarkan Time-Scale diagram. Alat tersebut
dinamakan FLAGS (bendera). FLAGS dibutuhkan bila terjadi
hubungan silang (cross) yang tidak dapat dinyatakan lagi dengan
FENCE / BROKEN FENCE.
ILUSTRASI FENCE / BROKEN FENCE & FLAGS
A C
1
B D
C
Hubungan fence
A
B E
A C
1
B D Z
1 Aktivi- Pred.
tas
D E A -
2 B A
C B
A B C
D A
E D,F
G
F -
1 2
G A
F H H D,F
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kurva S
Dapat digunakan untuk mengontrol pelaksanaan proyek
dari segi biaya dan waktu
Terdiri dari 2 (dua) salib sumbu, sumbu x menunjukkan
skala waktu, sumbu y menunjukkan skala biaya
Pembuatan kurva S selalu dikaitkan dengan
penjadwalan, misalnya dikaitkan dengan Time Scale
Diagram
Kurva S dapat dibuat berdasar saat mulai paling awal
(Earliest Start) dan saat mulai paling lambat (Latest
Start)
Contoh :
Aktivitas Durasi (minggu) Predecessors Biaya ( juta rupiah)
A 4 - 8
B 2 A 6
C 6 A 12
D 3 B 6
E 9 C 9
F 2 - 4
G 5 F 10
H 7 F 7
I 1 D,E,G 4
J 10 H 20
Kurva S – Earliest Start
Biaya (Juta rupiah) Prestasi (%)
100
H J 100
80
60 F G
75
40 C E I 50
20 A B D 25
4 8 12 16 20 minggu
4 4 5 5 8 8 7 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Biaya
Kum 4 8 13 18 26 34 41 46 51 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 86
% 5 10 15 21 30 40 48 53 59 64 67 71 74 78 81 85 88 92 95 100