Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

“AMPUTASI”
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH III

KELOMPOK 8
PUTRI AULIA INDAH
IRFANI R
OFIQ SAPUTRA
Definisi
Amputasi berasal dari kata “amputere” yang kurang lebih
diartikan “pancung”. Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan
memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian
ekstremitas. (Engram,Barbara,2004)

Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang


bagian tubuh. (Depkes,1993)

Amputasi kaki adalah salah satu memisahkan bagian kaki.


Tindakan ini dilakukan sebagai pilihan terakhir ketika masalah
pada kaki sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan
menggunakan teknik lain atau kondisi kaki yang lain dapat
membahayakan tubuh klien secara utuh. (Padila,2012)
ETIOLOGI
Faktor predisposisi terjadinya amputasi:

1. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.


2. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
3. Gangguan vaskuler/ sirkulasi pada ekstremitas yang berat
4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh
lainnya
5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konsertif.
6. Deformitas organ
(Padila,2012)
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pasien


dengan post operasi amputasi anatara lain :

1. Nyeri akut 2. Keterbatasan fisik

3. Pantom syndrome

4. Pasien mengeluh adanya perasaan tidak nyaman

5. Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah,


cepat tersenggung, pasien cenderung berdiam diri.
(Padila,2012)
Anfis.....
MUSKUL ‘otot, tendon,
O ligamen’
SISTEM
MUSKULOSKELETAL

SKELET ‘tulang (Os) dan sendi’


AL

Sistem muskuloskeletal adalah

sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan


tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet)
Otot
• Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn
protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas
metabolik saat tubuh istirahat
• Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung,
kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus)
terjadi krn adanya aktivitas otot

Karena sel memiliki protein aktin dan


miosin
6
FUNGSI OTOT
• Menghasilkan Gerak Skeletal
• Mempertahankan bentuk tubuh dan posisi badan
• Mendukung Jaringan yang lunak
• Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi 
panas

7
Jenis Otot
SKELETAL POLOS JANTUNG

LOKASI Melekat ke tulang Usus, Ureter Dinding jantung

JENIS KONTROL Sadar Bawah Sadar Bawah Sadar

STRIA (POLA LURIK) Ada Tidak ada Ada

JUMLAH INTI/SERAT Banyak Satu Satu atau dua

KECEPATAN Paling cepat Lambat Sedang


KONTRAKSI
LAMA KONTRAKSI Sebentar Paling Lama Sedang

8
Sistem Rangka dan Sendi
9

• Alat gerak tubuh manusia  sistem muskuloskeletal:


pasif rangka (skeletal); aktif  otot (muscle)
• Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan
penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan
zat kapur.
• Tulang rawan, tulang, dan sendi

Pertemuan 2.AF.IRIS 2012


Fungsi Sistem Rangka
10

1. Penyangga: berdirinya tubuh,


tempat melekatnya ligamen-
ligamen, otot, jaringan lunak &
organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium &
fosfat) dan lipid.
3. Produksi sel darah.
4. Pelindung; membentuk rongga
melindungi organ yang halus &
lunak
5. Penggerak; dpt mengubah arah &
kekuatan otot rangka saat
bergerak; adanya persendian
Pertemuan 2.AF.IRIS 2012
Jenis-jenis Tulang berdasarkan bentuk:
11

• Tulang pipa(Tulang panjang):


Lengan atas (Humerus), lengan bawah (radius, ulna),
Femur, Phalanges.
• Tulang Pendek: karpal, tarsal
• Tulang Pipih: os.frontal, os.parietal, iga, skapula
• Tak beraturan: kolom spinal, dan kepala

Pertemuan 2.AF.IRIS 2012


KLASIFIKASI

Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan


menjadi :

1. Amputasi selektif/ terencana


2. Amputasi akibat trauma
3. Amputasi darurat

Jenis amputasi yang dikenal


:
1. Komplikasi terbuka
2. Komplikasi tertutup

(Padila,2012)
PATOFISIOLOGI

Tindaakan amputasi dilakukan sebagian kecil sampai sebagian besar dari tubuh.

Metoda : tertutup dan terbuka

Tehnik terbuka digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.


Dipasang drainage agar luka bersih. Kulit ditutup terakhir setelah luka tidak
terinfeksi. Tehnik tertutup, kulit penutup ditarik sampai kebagian yang terputus
tertutup.

a. Ekstremitas bawah :
. Makin besar tingkat amputasi makin besar energi diperlukan untuk mobilitas.

b. Ekstremitas atas :
biasanya ekstremitas atas jarang terjadi

(Lukman dkk,2012)
Lanjut...
Awal masa postoperatif, perawat lebih memfokuskan tindakan
perawatan secara umum yaitu menstabilkan kondisi klien dan
mempertahankan kondisi optimum klien. Dan fokus perawatan lebih
ditekankan pada peningkatan kemampuan klien untuk membentuk pola
hidup yang baru serta mempercepat penyembuhan luka. Tindakan
keperawatan yang lain adalah mengatasi adanya nyeri yang dapat
timbul pada klien seperti nyeri panthom limb terjadi pada masalah daera
hilang akibat amputasi.
• (Lukman dkk,2012)
KOMPLIKASI

• Komplikasi amputasi yang dapat terjadi seperti : infeksi,


nyeri pantom (phantom limb- pain), neuroma, dan fleksi.
Sering terjadi pada 1/3 bawah. Intervensi medik dengan
reduksi tertutup, internal fiksasi dan eksternal fiksasi
selama kira-kira 8-10 minggu. (Depkes,1993)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Berisikan, nama, umur,jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku bangsa, agama, tanggal masuk rumah sakit, nomor
registrasi dan diagnosa medik, dll.

2. TTV
Nadi : biasanya tachikardia atau bradikardia
Suhu : biasanya meningkat atau menurun
Tekanan darah : biasanya meningkat atau menurun
Pernapasan : biasanya meningkat atau menurun
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu :
Biasanya klien pernah mengalami kelainan muskuloskeletal
seperti jatuh, infeksi, trauma, dan fraktur, dan penyakit diabetes
melitus,

Riwayat kesehatan sekarang:


Biasanya, klien mengalami kecelakaan, cidera atau riwayat
trauma. gejala, (tiba-tiba/perlahan). Lokasi, obat yang diminum
dan cara penanggulangan

Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya ditanyakan apakah keluarga sudah ada yang pernah
mengalami amputasi dan riwayat diabetes melitus.
4. Riwayat psikososial
• Biasanya terdapat perubahan kondisi psikologis
(respon emosi) adanya kemungkinan terjadi
kecemasan pada klien melalui penilaian klien
terhadap amputasi yang akan dilakukan, tingkat
kecemasan akibat operasi itu sendiri dan juga
perubahan pada antisipasi terhadap nyeri yang
mungkin timbul.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
Aktifitas / istirahat
Adanya keterbatasan actual atau antisipasi yang
dimungkinkan oleh kondisi
Integritas ego
Masalah pada perubahan pola hidup, situsi
financial,reaksi orang lain, perasaan putus asa dan tidak
berdaya
Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami perubahan pola hidup, adanya
ketergantungan pada orang lain dalam menjalani
hidupnya.
Pemeriksaan fisik
1. Rambut kepala :
Biasanya kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan rontok
2. Mata : Biasanya posisi mata simetris, alis mata simetris,
kelopak mata tidak menutupi pupil, konjungtiva anemis,
sklera ikterik, pupil biasanya respon baik dengan cahaya.
3. Hidung : Biasanya simetris, tidak menggunakan alat
bantu, tidak ada keluaran.
4. Telinga : Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak
menggunakan alat bantu
5. Leher : Biasanya tidak terdapat pembesaran kelenjar
getah bening dan pembesaran kelenjar getah bening , tidak
ada kaku kuduk
6. Dada/thorak
I : biasanya bentuk thorak simetris/ asimetris
P : biasanya vocal fremitus teraba
P : biasanya terdapat bunyi sonor
A : biasanya vesicular

7. jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : biasanya ictus cordis teraba
P : biasanya bunyi jantung pekak
A : biasanya bunyi jantung teratur
8. Abdomen
I : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
bendungan pembuluh darah vena dikulit abdomen
A : biasanya bising usus normal
P : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan lepas
P : biasanya tympani

9. Genitalia urinaria : Biasanya klien tidak mempunyai


masalah pada genitalia urinaria

9. Ekstremitas: Biasanya terdapat kontruktur dan sisa


tungkai (kondisi dan fungsi)

DIAGNOSA
1. Nyeri yang berhubangan dengan kompresi saraf, kerusakan
neuromuskuloskeletal
2. Resiko tinggi syok hipovolemik yang b/d perdarahan sekunder akibat
kondisi hipotrombositopenia atau kerusakan pembuluh darah
3. Resiko tinggi yang b/d port de entree luka pasca-bedah
4. Kerusakan integritas jaringan yang b/d kerusakan jaringan lunak
sekunder akibat luka pasca-bedah
5. Gangguan ADL (activity daily living) yang b/d penurunan kemampuan
mobilitas, kehilangan organ ekstremitas bawah
6. Hambatan mobilitas fisik yang b/d kerusakan neuromuskuloskeletal,
penurunan kemampuan gerak pasca-bedah
7. Resiko tinggi trauma yang b/d penurunan kemampuan gerak
8. Ansietas yang b/d rencana pembedahan, kondisi sakit, perubahan
peran keluarga, kondisi status sosioekonomi.
9. Gangguan konsep diri (citra tubuh) yang b/d kehilangan organ
ekstremitas bawah
10. Dukacita maladaptif yang b/d kehilangan bagian tubuh
NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri yang 1. Pain level Pain management


berhubangan dengan 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
kompresi saraf, 3. Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
kerusakan kriteria karakteristik dan durasi,
neuromuskuloskeletal Kriteria evaluasi : frekuensi kualitas dan faktor
a. Mampu mengontrol nyeri presipitasi
b. Laporkan bahwa nyeri berkurang 2. Kaji kultur yang mengurangi nyeri
dengan manajemen nyeri 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa
c. Mampu mengendalikan nyeri lampau
4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan.
2 Resiko tinggi 1. Kekurangan volume 1. Pengelolaan elektrolit
syok hipovolemik cairan akan teratasi 2. Peningkatan
yang b/d 2. Keseimbangan asam basa keseimbangan cairan dan
perdarahan pencegahan komplikasi
sekunder akibat kriteria hasil : akibat dari kadar cairan
kondisi a. Klien tidak mengeluh yang tidak normal
hipotrombositopeni pusing 3. Pemantauan cairan,
a atau kerusakan b. Tugor kulit normal pengumpulan dan
pembuluh darah c. Ttv dalam batas normal analisis data pasien untuk
d. Kadar trombosit dalam mengatur keseimbangan
batas normal. cairan
4. Kolaborasi dalam terapi
intravena (IV)
5. Pengelolaan syok.
3 Resiko tinggi terkontrol/ terkurangi 1. Pertahankan teknik aseptik bila
yang b/d port de sampai hilangn tanda-tanda mengganti balutan/ merawat
entree luka pasca- infeksi dan infeksi tidak luka
bedah terjadi. 2. Inspeksi balutan dan luka,
perhtikan karakteristik
Kriteria hasil : drainase
a. Mencapai penyembuhan tepat 3. Awasi tanda-tanda vital
waktu 4. Kolaborasi dalam pemberian
b. Bebas drainase purulen antibiotik sesuai indikasi
c. Tidak deman atau tidak muncul
tanda infeksi

4 Kerusakan 1. Menunjukan integritas jaringan 1. Perawatan luka, pencegahan


integritas jaringan 2. Penyembuhan luka komplikasi luka dan peningkatan
yang b/d kerusakan Kriteria hasil : penyenbuhan luka
jaringan lunak a. Tekstur dan ketebalan jaringan
sekunder akibat dalam batas yang diharapkan
luka pasca-bedah b. Adanya perfusi jaringan.
5 Gangguan 1. Join movement active Terapy : ambulation
ADL (activity daily 2. Mobility level 1. Monitoring vital sign sebelum
living) yang b/d 3. Transfer performence atau sesudah latihan dan lihat
penurunan respon pasien saat latihan
kemampuan Kriteria hasil : 2. Konsultasi dengan terapi fisik
mobilitas, a. Klien meningkat dalam tentang rencana ambulasi
kehilangan organ aktivitas fisik sesuai dengan kebutuhan
ekstremitas b. Mengerti tujuan dalam 3. Bantu klien untuk
bawah peningkatan mobilitas menggunakan tongkat saat
c. Meverbalisasikan perasaan berjalan dan cegah terhadap
dalam meningkatkan kekuatan cedera
dan kemampuan bertindak 4. Kaji kemampuan pasien dalam
d. Memperagakan penggunaan mobilisasi
alat bantu untuk mobilisasi 5. Latihan pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADL
secara mandiri sesuai dengan
kemampuan

Anda mungkin juga menyukai