Anda di halaman 1dari 39

AGUS G SUTAMAYA,drg,Sp.

Perio
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

 Sasaran dan tujuan


 Indikasi dan pemilihan tehnik bedah
 Initial terapi dan re-evaluasi
 Persiapan prosedur bedah
 Variasi dari tehnik standar
TUJUAN BEDAH PERIO

 ROOT CLEANING DAN PLANING


 REDUCTION / ELIMINATION OF PLAQ RETENSI
AREA INFECTION
 ELIMINATION ON INFLAMASI AND POCKET
 ENHANCING THE GENERATION OF
PERIODONTAL TISSUE
 CREATION OF PHYSIOLOGIC MORPHOLOGY
OF MARGINAL PERIODONTIUM DAN
MUCOGINGIVAL BORDER
PEMILIHAN TEHNIK BEDAH PERIO

 Tergantung tipe dan keparahan


 Inisial terapi harus sempurna
 Diagnosa harus cermat dan akurat
 Pertimbangan prognosa
 Efektivitas dan efesiensi
 Informed consent
Jenis bedah periodontal

1. Curettage
2. Gingivectomy
3. Flep Surgery  Flep Kuretase, Reseksi
tulang (osteotomy,osteoplasty) , Bone
Graf , GTR
4. Mucogingival Surgery  Attach gingiva
augmentaion, Root coverage ,
Frenulum operation
5. Prostetic Surgery
CURETTAGE

 CURETTAGE tertutup dibagi menjadi 2


1. Curettage Gingival  prosedur dimana
dilakukan penyingkiran jaringan lunak
terinflamasi yg berada di lateral dinding poket
2. Curettage Subgingival  prosedur yang
dilakukan dari epitel penyatu, dimana
perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai
ke tulang alv
Alat Curettage
INDIKASI CURETTAGE

 Poket dangkal – moderat (3-5 mm)


 Oedematous , inflamasi, non fibrotik
 Kontur gingiva relatif baik
 Ada kontra indikasi bedah perio
lanjut
 Recall visit utk maintenance poket yg
rekuren
KONTRA INDIKASI

1. Dinding poket fibrotik


2. Poket yang dalam
3. Keterlibatan percabangan akar
Tujuan

1. Membersihkan jaringan granulasi


2. Membersihkan jaringan inflamasi
3. Mengurangi kedalaman poket
4. Mengambil papila interdental yang
rusak
Tata laksana curettage
1. Indikasi
2. Skeling dan root planing  visit 1
3. Anastesi lokal
4. Masukkan alat kuret sejajar aksis gigi sampai
dasar poket, sisi tajam pd epitel sulkuler
5. Lakukan pengerokan
6. Irigasi
7. Suturing  tentative
8. Aplikasi periodontal dressing
9. Kontrol 1 minggu dan 1 bulan
Penyembuhan Pasca Curettage

 Perbaikan epital sulkus 2-7 hari


 Perbaikan epitel cekat 5 hari
 Pengkerutan gingival margin 7 hari
 Penyembuhan sempurna 2 minggu
GINGIVECTOMY

PROSEDUR PEMOTONGAN
JARINGAN GINGIVA DGN
MEMBUANG DINDING LATERAL
JARINGAN LUNAK
TUJUAN

• ELIMINASI POKET GINGIVA


• MEMPERBAIKI KONTUR GINGIVA
• CROWN LENGTHENING

(Rateitschak, dkk., 2005)


KEUNTUNGAN

1. Tehnik sederhana dan mudah


2. Eliminasi poket sempurna
3. Hasil memuaskan
KERUGIAN

1. Indikasi sangat terbatas


2. Sakit pasca operasi
3. Penyembuhan lebih lama
4. Ekspose tulang / servical gigi 
hipersensitif , karies ,estetik
INDIKASI
 Menghilangkan poket supraboni
 Menghilangkan pembesaran gingiva
 Menghilangkan abses periodontal
(supraboni)
 Menciptakan bentuk gingiva yg
estetik
 Memperbaiki bentuk gusi
KONTRA INDIKASI

 POKET INFRABONI  FLEP


 Gingiva cekat sempit
 Penyakit sistemik tidak terkontrol
 OH jelek
 Gigi hipersensitif
 Pertimbangan estetik  regio
anterior RA
 Penebalan margin tulang alveolar 
OSTEOTOMY
POKET

a) Poket gingiva / false pocket /


pseudopocket  Gingivectomy
b) Poket periodontal / true pocket /
absolute pocket  Bedah Flep
POKET GINGIVA  FALSE POCKET
 PSEUDOPOCKET

Poket gingiva secara klinis (Rateitschak, dkk., 2005)


POKET GINGIVA  FALSE POCKET
 PSEUDOPOCKET

A. Sulkus gingiva, B. Poket gingiva, C. Pseudopocket


(Rateitschak, dkk., 2005)
TEHNIK

1. Konvensional  Blade
2. Electro Surgery
3. Laser
4. Kimia  Paraformaldehid atau Potasium
Hidrosida
ELECTRO SURGERY
LASER
ALAT

ORBAN KIRKLAND
TAHAPAN KERJA
1. Poket tiap permukaan diukur dg probe dan di
tandai dg poket parker
2. Pisau periodontal digunakan permukaan fasial
dan lingual serta lengkung distal pd akhiran
gigi dalam lengkung
3. Buang dinding poket yang tereksisi, bersihkan
area tersebut
4. Perlahan kuret jaringan granulasi dan buang
sisa kalkulus dan sementum yg nekrotik shg
permukaan bersih dan halus
5. Tutup semua permukaan dgn periodontal
dressing
6. Kontrol 1 minggu dan 1 bulan
TAHAPAN
BEDAH GINGIVECTOMY
ENAP

INDIKASI
 Indikasi umum = Curettage
 Eksisi  jika diperlukan
 Gingiva keratin adekuat
 Localized regio anterior, papila interdental
 Periodontitis ringan/sedang
ENAP

KONTRA INDIKASI

 Periodontitis berat  poket dalam


 Poket infrabony
 Gingiva keratin sempit
 Kerusakan tulang alveolar
 Jaringan hiperplastik
 Keterlibatan furkasi
 Daerah interproksimal sulit di jangkau
KEUNTUNGAN ENAP

 Aksebilitas > Kuretase


 Pengambilan jar granulasi > optimal dan
terkontrol
 Bisa utk poket yg lebih dalam dibandingkan dg
kuretase
 Efektif utk poket suprabony yg oedematus
termasuk fibrosis ringan
 Sedikit kerusakan pd jar lunak
 Merupakan prosedur yg predictable utk
eliminasi poket
KELEMAHAN ENAP

 Tidak utk poket // mukogingival junction


 Tidak utk defek tulang
 Tidak utk kerusakan daerah apikal poket
 Menimbulkan resesi gingiva
 Sulit tentukan daerah epithel attachment
PROSEDUR ENAP
1. Skeling dan root planing 1 minggu sebelumnya
2. Cek kedalaman poket, zona berkeratin cukup
3. Anestesi lokal
4. Incisi miring ke dlm dg skalpel sampai dasar
sulkus
5. Jaringan granulasi diambil dg skeler dan kuret
6. Lakukan skeling dan root planing lagi
7. Suturing interupted pd interproksimal
8. Ditekan dg kapan 3-5 menit
9. Pasang periodontal dressing
10. Medikasi
11. Kontrol 1 minggu dan 1 bulan
DAFTAR PUSTAKA

1.Novak JM.., Periodontal Disease, in :Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA.
Carranza’sClinicaL Periodontology, 10 th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006.
2.Rateitschak KH, Rateitschak EM, Wolf HF, Hassel TM. Color atlas of periodontology, New York,
Thieme Inc, 1985.
3.Lindhe, Jan., dkk., Clinical Periodontology and Implant Dentistry 5th ed., Blackwell Munksgaard,
Oxford. 2008
4.D.Manson, B.M. Eley. Buku Ajar Periodonti. Alih bahasa: drg. Anastasia S. Jakarta: Penerbit
Hipokrates; 1983
5.Ranney RR. Classification of periodontal diseases, Periodontology 2000, 1993
6.Novak JM, Chronic Periodontitis., in : Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 9 th edition,
Philadelphia,Saunders Elsevier Inc. 1996
7.Guyton A. Fisiologi Kedokteran .Eke -9. Penerjemah : Setiawan I. Jakarta,EGC .Penerbit Buku
Kedokteran ; 1996
8.Kinane DF. Causation and pathogenesis of periodontal disease, Periodontology 2000, 2001
9.Ganong WF.1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-17 .Penerjemah: Widjajakusuma D. Jakarta,EGC
Penerbit Buku Kedokteran 2000
10.Tjokroprawiro A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Edisi ke-3 Jakarta, Gaya Baru:1999
11.Mealey BL. Periodontal disease and diabetes : A two-way street, JADA 2006
12.Donoseputro. Kumpulan makalah Basic Mol Biology course on Mitochondrial.2003
13.Cohen DW. Diabetes Mellitus and Periodontal Disease. J Periodontal 41 1999
14.Djaya S.A. Alphons Q. Djohansyah L. Pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran dan
kedokterqan gigI terhadap penyakit dan penderita AIDS. MI Kedokteran Gigi Edisi Foril IV, Jakarta
1993
15.Louis E.Rose,at all, Periodontal Medicine , BC Decker Inc , London 2000
16.B.M Eley at all, Periodontic edisi 6 ,Elsevier ,USA ,2010
17.Brian Henderson,at all, Periodontal Medicine and systems biology, wiley blackwell2009
18.Sato N, periodontics and Restorative Maintenance a clinical atlas ,quintessence publhising , united kingdom,
2009

Anda mungkin juga menyukai