Sumber :
Batu Bara.
Bensin.
% Saturasi Gejala-gejala
COHb
10 Tidak ada gejala
10-20 Rasa berat pada kening, mungkin sakit kepala
ringan, pelebaran pembuluh darah subkutan,
dispnu, gangguan koordinasi
20-30 Sakit kepala, berenyut pada pelipis, emosional
30-40 Sakit kepala keras, lemah, pusing, penglihatan
buram, mual dan muntah, kollaps
40-50 Sama dengan yang tersebut di atas tetapi
dengan kemungkinan besar untuk kollaps atau
sinkop. Pernafasan dan nadi bertambah cepat,
ataksia
50-60 Sinkop, pernafasan dan nadi bertambah cepat,
koma dengan kejang intermiten, pernafasan
Cheyne Stokes
60-70 Koma dengan kejang, depresi jantung dan
pernafasan, mungkin mati
Pemeriksaan Forensik Keracunan CO
Pemeriksaan Luar:
Cherry Pink Colours
Pemeriksaan dalam:
Otak :
Pemeriksaan dalam
Bau almon saat membuka rongga dada,
perut, otak, serta lambung.
Darah, otot, dan organ-organ dapat
berwarna merah terang
Korosi pada mukosa lambung dan berwarna
kecoklatan (keracunan garam alkali sianida)
-Narkotika adalah adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Opium
Morfin
Heroin
Kodein
Opiat Sintetik
Kokain
Ganja
Korban merasa ngantuk yang semakin lama semakin
dalam dan berakhir dengan keadaan koma, terdapat
relaksasi otot-otot sehingga lidah dapat menutupi
saluran napas, nadi kecil dan lemah, pernapasan
sukar, irregular, pernapasan dangkal-lambat dan
dapat terjadi pernapasan Cheyne Stokes, suhu badan
turun, muka pucat, pupil miosis yang akan melebar
kembali setelah terjadi anoksia, tekanan darah
menurun hingga syok.
Depresi pusat pernapasan
Edema paru
Syok anafilaktik terjadi akibat hipersensitifitas
terhadap morfin/heroin atau terhadap bahan
pencampuranya.
Kematian pada pemakai narkotika dapat pula
diakibatkan oleh berbagai hal lain, seperti :
pemakaian alat suntik dan bahan yang tidak steril
sehingga menimbulkan infeksi, misalnya
pneumonia, endokarditis, hepatitis, tetanus,
AIDS, malaria, sepsis dan sebagainya. Bila cara
penyuntikan tidak benar, dapat terjadi emboli
udara.
Pemerikasaan Forensik
Pemeriksaan Luar :
Bekas-bekas suntikan,
Pembesaran kelenjar getah bening setempat
Lepuh kulit (skin-blister), biasanya pada kulit daerah telapak tangan dan kaki.
Keluarnya busa halus dari lobang hidung dan mulut, yang mulanya berwarna putih
yang kemudian kemerahan (karena adanya autolysis).
Pemeriksaan dalam :
Kelainan paru akut. Perubahan awal(3 jam pertama) didapatkan edema dan
kongesti saja. Pada jangka waktu 3-12 jam didapatkan narcotic lungs. Menurut
Siegel, kelainan ini khas dan dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis.
Perubahan lanjut. Terjadi lebih dari 24 jam. Paru menunjukkan gambaran
pneumonia lobularis difus, penampangnya tampak berwarna coklat kemerahan,
padat seperti daging dan menunjukkan gambaran granuler.
Kelainan paru kronik berupa granulomatosis vaskular paru sebagai manifestasi
reaksi jaringan terhadap talk yang digunakan sebagai bahan pencampur, mungkin
pula akibat bahan yang tidak larut pada penggunaan parenteral. Pada mikroskopis
tampak gambaran kristal.
Kelainan hati dapat berupa akumulasi sel radang. Derajat kelainannya tergantung
lamanya penggunaan narkotika. Pada pemeriksaan mikroskopik juga ditemukan
fibrosis ringan dan proliferasi sel-sel duktus biliaris.
Keracunan alkohol menyebabkan penurunan daya reaksi atau kecepatan,
kemampuan untuk menduga jarak dan ketrampilan mengemudi
sehingga cenderung menimbulkan kecelakaan lalu lintas di jalan,
pabrik dan sebagainya.
Pemeriksaan dalam :
Seluruh organ menunjukkan tanda
perbendungan, darah lebih encer, berwarna
merah gelap. Mukosa lambung menunjukkan
tanda perbendungan, kemerahan dan tanda
inflamasi tapi kadangkadang tidak ada
kelainan.
Metil alkohol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, dengan bau khas,
mempunyai titik didih 60 derajat Celcius.