Anda di halaman 1dari 29

CASE CONFERENCE

Chest Pain
IDENTITAS

 Nama : Bp. S
 Usia : 62 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Kartosuro, Sukoharjo
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

Nyeri dada menjalar sampai ke punggung


sejak 1 minggu
DD

1. Angina Pectoris Stabil


2. Unstable Angina Pectoris
3. NSTEMI
4. STEMI
5. PLEURITIS
6. PANKREATITIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Pasien dibawa ke RS oleh keluarganya karena nyeri


dada menjalar sampai ke punggung sejak ± 1
minggu yang lalu, hilang timbul dan memperberat
ketika melakukan aktivitas. Nyeri dada biasanya
berlangsung selama ± 10 menit. Pasien juga
mengeluh dada terasa panas, kadang sesak, nyeri
pada ulu hati dan disertai keringat dingin.
 Batuk (-), mual muntah (-), demam (-), berdebar-
debar (-), penurunan kesadaran (-), penurunan BB (-
), BAB sulit (-), BAK sakit (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien mempunyai riwayat maag dan sering


kambuh-kambuhan
Riwayat sakit jantung, ginjal, hipertensi, Diabetes
melitus, alergi, trauma disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat Penyakit Serupa : disangkal


Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Hipertensi : disangkal
Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Kebiasaan
Merokok (+) tetapi sudah 6 bulan berhenti
Alkohol (-)
Obat-obatan (-)
Makanan berlemak (+)
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : tampak lemas


 Kesadaran : compos mentis
 Vital sign
Tekanan Darah 110/70
Nadi 78
Pernafasan 20
Suhu 36.8
STATUS GENERALIS
 Kepala : normocephal
 Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edem
palpebra (-/-) mata cekung (-/-), pupil isokor
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Hidung : septum deviasi (-), sekret (-), massa (-),
hiperemis (-)
 Telinga : normotia (+/+), hiperemis (-/-), membran
tympani intak (+/+), massa (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
 Mulut dan tenggorokan : bibir sianosis (-), faring
hiperemis (-), tonsil hiperemis (-), tonsil T1-T1
THORAX : simetris, ketinggalan gerak (-)
Paru
Kanan DEPAN Kiri
Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)

Ketinggalan gerak (-), fremitus Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus


kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)

Sonor Perkusi Sonor


SDV (+) tidak menurun, Ronkhi (- Auskultasi SDV (+) tidak menurun, Ronkhi (-
),wheezing (-) ),wheezing (-)

Kanan BELAKANG Kiri


Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-), fremitus Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus
kanan kiri sama (+) kanan kiri sama (+)

Sonor Perkusi Sonor


SDV (+) tidak menurun, Ronkhi (- Auskultasi SDV (+) tidak menurun, Ronkhi (-),
), wheezing (-) wheezing (-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
 Palpasi : Tidak kuat angkat
 Perkusi:
Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis Dextra
Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis Sinistra
 Auskultasi : Suara jantung I/II interval regular, bising
jantung (-).
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Tympani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrik (+),
turgor kulit menurun (-)
Hati : Hepatomegali (-)
Limpa : Splenomegali (-)
Ekstremitas dan Status Neurologis

Edema (+) pada kedua kaki, Sianosis (-/-), akral


dingin (-/-), petekie (-/-), a. dorsalis pedis teraba
kuat, capillary refill time < 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin (16-05-2018)


AL 8.10
Hb 10.9 (L)
AT 296
Hct 34.8 (L)
HS Troponin 7.3
SGOT 31, SGPT 34
Ureum 58 (H)
Creatinin 0.9
GDS 67.7 (L)
Lanjutan...
DIAGNOSIS
Chest pain dd Iskemik Heart Disease
Dispepsia
PLANNING
Medikamentosa
 Inf. D5 12 tpm
 Inj. D40% 2 flakon
 Inj. Omeorazole 40mg/12 jam
 Clopidogrel 1x75mg
 ISDN 3x5mg
 Aspilet 1x80mg
 Salbutamol 3x2mg
 Alprazolam 0.5mg 0-0-1
Non medikamentosa
 Diet NT 1900
Penyakit Jantung Koroner
(Ischemic Heart Disease)

Definisi
PJK juga disebut penyakit arteri koroner
(CAD), penyakit jantung iskemik (IHD), atau
penyakit jantung aterosklerotik, adalah hasil
akhir dari akumulasi plak ateromatosa
dalam dinding-dinding arteri yang memasok
darah ke miokardium (otot jantung)
Klasifikasi
Infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction)
Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation myocardial
infarction), peningkatan marka jantung secara
bermakna (Troponin I/T atau CK-MB)
Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable
angina pectoris), marka jantung meningkat
tidak bermakna.
Patofisiologi
Diagnosis
Diagnosis menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut
ditemukan pada pasien dengan karakteristik sebagai
berikut :
Anamnesis
1. Pria
2. Diketahui mempunyai penyakit aterosklerosis non
koroner (penyakit arteri perifer / karotis)
3. Diketahui mempunyai PJK atas dasar pernah
mengalami infark miokard, bedah pintas koroner, atau
IKP
4. Mempunyai faktor risiko: umur, hipertensi, merokok,
dislipidemia, diabetes mellitus, riwayat PJK
Nyeri dengan gambaran di bawah ini bukan karakteristik iskemia
miokard (nyeri dada nonkardiak) :
1. Nyeri pleuritik (nyeri tajam yang berhubungan dengan respirasi
atau batuk)
2. Nyeri abdomen tengah atau bawah
3. Nyeri dada yang dapat ditunjuk dengan satu jari, terutama di
daerah apeks ventrikel kiri atau pertemuan kostokondral.
4. Nyeri dada yang diakibatkan oleh gerakan tubuh atau palpasi
5. Nyeri dada dengan durasi beberapa detik
6. Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor
pencetus iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta
dan menyingkirkan diagnosis banding.
Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi katup mitral akut,
hipotensi, diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema
paru meningkatkan kecurigaan terhadap PJK.
Pericardial friction rub karena perikarditis, kekuatan nadi
tidak seimbang dan regurgitasi katup aorta akibat diseksi
aorta, pneumotoraks, nyeri pleuritik disertai suara napas
yang tidak seimbang perlu dipertimbangkan dalam
memikirkan diagnosis banding PJK.
Pemeriksaan EKG
Gambaran EKG yang dijumpai pada pasien dengan
keluhan angina cukup bervariasi, yaitu: normal,
nondiagnostik, LBBB (Left Bundle Branch Block) baru/
persangkaan baru, elevasi segmen ST yang persisten (≥20
menit) maupun tidak persisten, atau depresi segmen ST
dengan atau tanpa inversi gelombang T.
Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan
ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan. Nilai
ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk
pria dan perempuan pada sebagian besar sadapan
adalah 0,1 mV.
Tatalaksana (MONA)
 Tirah baring
 Oksigen dalam 6 jam pertama
 Aspirin 160-320 mg  sublingual lebih cepat
 Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate) :
clopidogrel dosis awal 300mg dilanjutkan 75mg.
 Nitrogliserin sublingual apabila masih nyeri ,dapat
diulang setiap 5 menit maksimal 3 kali. IV apabila NTG
oral tidak respon. Jika tidak tersedia dapat diganti
dengan ISDN.
 Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-
30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan
terapi tiga dosis NTG sublingual

Anda mungkin juga menyukai