Anda di halaman 1dari 13

Sistem Koloid merupakan sebuah bentuk dispersi

dua atau lebih yang bersifat homogen namun


memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar (1-1000 nm), sehingga mengalami efek
Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi
atau gaya lain yang dikenakan kepadanya,
sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya
sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan namun
tidak dimiliki oleh (suspensi).
Koloid mudah dijumpai dimana – mana : Agar –
agar, Tinta, Shampoo, Awan, Susu, Santan, Busa
sabun, Lateks , Margarin, dan Salad Cream.
Sitoplasma merupakan sistem koloid . Kimia
koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya. Pada Tahun 1681,
Thomas Graham Ahli Kimia Bangsa Inggris
melakukan percobaan untuk menguji perbedaan
kemampuan zat terlarut dengan menggunakan
kantong perkamen, air, kristal gula, dan kanji.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat
sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam
larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam
larutan koloid
1. KOLOID SOL
2. KOLOID EMULSI
3. KOLOID BUIH
4. Aerosol
5. Gel
1. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas


sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal
ini disebabkan karena ukuran molekul koloid
yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan
oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika
Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak
acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-
partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat
acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown),
sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak
termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan
menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh
karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang
terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan :
Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam
suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion
S2+.
4. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi
dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Penggunaan partikel koloid dapat dialakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
5. Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya,
koagulasi lateks. Di lain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak.
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang
disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat
terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
Contoh:
Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan
kristal besar es atau gula.
Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid
pelindung.
Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid
pelindung.
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu
dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan
mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai
penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati
cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid
dan cairan akan berpisah.
Koloid liofil dan koloid liofob merupakan jenis koloid yang berbentuk
sol. Berdasarkan sifat adsorpsinya sol dibedakan atas sol liofil dan sol
liofob.
Koloid liofil
Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase
terdispersinya dapat mengikat atau menarik medium pendispersinya.
Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil.
Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin
Koloid liofob
Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya
tidak dapat menarik medium pendispersinya (tidak suka cairan). Jika
medium pendispersinya air disebut hidrofob.
Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan
sol-sol logam.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai