Anda di halaman 1dari 41

PSORIASIS

IDENTITAS

Tn. K 45 thn

Laki-laki Islam
ANAMNESIS
• KU
• Pasien datang dengan keluhan gatal pada seluruh tubuh.

• RPS
• Pasien datang ke Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Koja dengan keluhan gatal di seluruh
badan. Pasien juga megeluh kulit do seluruh tubuhnya merah dan mengelupas dan
semakin parah sejak 2 minggu SMRS.
• Keluhan bermula sejak 5 tahun yang lalu. Timbul bercak merah dengan sisik di
punggung, genu dan siku yang gatal. Kemudian bercak tersebut mulai melebar dan
pasien mengeluh gatal di tempat bercak. Pasien juga mengeluh cepat dingin dan
panas dan kurang berkeringat. Nyeri (-)
• Pasien sudah berobat sejak 5 tahun yang lalu tetapi tidak ada perbaikan.
• RPD (-)
• RPK (-)
• Riwayat alergi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : TSR
• Kesadaran : CM
• TTV : Suhu : 36.5oC
: Nadi : 88 x/menit
: Pernapasan : 20 x/menit
: Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Status generalis : normal
STATUS DERMATOLOGI

Distribusi Lokasi Efloresensi

• Universal • Seluruh • Makula


tubuh eritem,
dengan
skuama
berlapis
RESUME

• Pasien datang ke Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Koja dengan keluhan gatal di
seluruh badan. Pasien juga megeluh kulit do seluruh tubuhnya merah dan
mengelupas dan semakin parah sejak 2 minggu SMRS. Keluhan bermula sejak
5 tahun yang lalu. Timbul bercak merah dengan sisik di punggung, genu dan
siku yang gatal. Kemudian bercak tersebut mulai melebar dan pasien
mengeluh gatal di tempat bercak. Pasien juga mengeluh cepat dingin dan
panas dan kurang berkeringat. Nyeri (-). Pasien sudah berobat sejak 5 tahun
yang lalu tetapi tidak ada perbaikan.
• Pada pemeriksaan fisik, status generalis pasien normal. Status dermatologi
universal, didapatkan makula eritem, dengan skuama berlapis
DIAGNOSIS
• Eritroderma psoriatik

PENATALAKSANAAN
• Methylprednisolone 16mg tab, 2 x tab 1
• Cetirizine 5mg tab, 2 x tab 1
• Calcipotriol/Betametasone salep, 2 x sehari

PROGNOSIS
• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI
• Penyakit yang penyebabnya Autoimun, bersifat kronik dan residif
• Ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transfaran
• Ditandai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.
EPIDEMIOLOGI

Insiden pada orang


Menyebabkan kulit putih lebih tinggi
Makin sering dijumpai
gangguan kosmetik dari pada penduduk
kulit berwarna.

Pada semua usia,


Laki-laki > wanita umumnya pada
dewasa
ETIOPATOGENESIS

genetik imunologik autoimun Faktor pencetus

• Psoriasis tipe I yang • Antigen presenting cell • hiperproliferasi • Stres psikis


sifatawitannya dini dan kulit berpindah ke epidermisyang cepat - • Infeksi fokal
familial berkaitan limfonodi regional  memendeknya waktu • Trauma
denganHLA-B13, B17, berinteraksi dengan T pematangankeratinosit
• Gangguan metabolik
Bw57, dan Cw6. cells  mengaktivasi T- - peradangan pada
Sedangkanpsoriasis tipe cells dan melepas epidermis dan dermis • Obat, alkohol &
II yang awitannya cytokines, terjadi respon merokok
lambat danbersifat imun.
nonfamilial • Lesi psoriasis matang
berhubungan dengan padadermis terutama
HLA-B27 dan Cw2. terdiri atas limfosit T
• Bila orang tua tidak CD4dengan sedikit
menderita psoriasis sebukan limfositik
resiko mendapat dalamepidermis.
psoriasis 12% Sedangkan lesi baru
• Jika salah satu orang tua lebih banyakdidominasi
menderita psoriasis dengan Limfosit T CD8
resikonya mencapai 34-
39%
GEJALA KLINIS
• Gatal ringan
• Tempat predileksi pada skalp,
perbatasan daerah tersebut
dengan muka, ekstremitas
bagian ekstensor terutama siku
serta lutut, & daerah
lumbosakral.
STATUS DERMATOLOGI

• Bercak-bercak eritem yang meninggi (plak) dengan skuama


diatasnya.
• Eritem sirkumskrip dan merata  pada stadium penyembuhan
sering eritem yang ditengah menghilang, hanya terdapat dipinggir
• Skuama berlapis-lapis, kasar, berwarna putih seperti mika dan
transparan.
• Ukuran : Lentikuler, numular, plakat dengan berkonfluensi.
• Terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz, Kobner (isomorfik)
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
• Menunjukkan akantosis, pa
pilomatosis dan
hilangnya stratum
granulosum.
• Hiperkeratosis serta abses
Munto.
• Pada dermis
ditemukan infiltrasi sel-
sel polinuklear ,limfosit
dan monosit serta pelebara
n ujung-ujung pembuluh
darah
BENTUK KLINIS

Psoriasis Psoriasis Psoriasis Psoriasis


vulgaris gutata inversa eksudative

Psoriasis
Psoriasis Eritroderma
seboroik
pustulosa psoriatik
(seboriasis)
Psoriasis Vulgaris
• Bentuk paling lazim
• Psoriasis tipe plak
Psoriasis Gutata
• Lesi < 1cm
• Infeksi streptococcus
Psoriasis Inversa
• Predileksi di daerah flexor
Psoriasis Pustulosa
• Psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber)
• Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)
Eritroderma Psoriatik
• Penyebab : pengobatan topical yang terlalu kuat
: penyakitnya sendiri yang meluas
• Lesi khas psoriasis tidak tampak lagi
• Eritema dan skuama universal
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis
Sifilis tipe II Pitiriasis rosea
seboroik
• Skuama tebal • Sifilis • Skuama
dan kulit psoriasiformis berlapis-lapis
berminyak • Skuama • Eritem
coklat berbentuk
tembaga lonjong
PENATALAKSANAAN

Sistemik Topikal Foto/fototerapi

• Kortikosteroid • Preparat ter • Balneofototerapi


• Obat sitostatik • Kortikosteroid • UVB
• Levodopa • Ditranol (antralin) • PUVA
• DDS • Pengobatan dengan • Goeckerman
(diaminodifenilsulfon) penyinaran
• Etretinat dan asitretin • Calcipotriol
• siklosporin • Tazaroten
• emolien
PROGNOSIS
• Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat
kronis dan residif.
THANK YOU
Patofisiologi
1. PL A K AT H I PE R KERATOT IK, B ATA S T E GA S, SK U A MA
TE B A L B E R L A PI S -LAPI S S E PE R TI M I K A.
SE L - SEL DA L A M L A P I S A N G E R MINAT IVUM K U L I T ME MB AGI D I R I
( MI TO SIS) T ER LALU CEPAT  SEL -SEL YA NG B A R U
T E R B E NTUK B E R G E RA K L E B I H CE PAT K E P E R MUK A A N K U L I T
 ST R AT U M KO R NE U M ME NE BA L  P L A K AT D A N S K U A MA
YA NG B E R L A P I S -LA PI S.
2. E R ITE MA.
PE L E B ARAN PEMBULUH DAR AH  E R I T E MA .
3. Gatal

Pelepasan histamin oleh sel mast  mengakibatkan


adanya keinginan untuk menggaruk.
4. Pits.
Pits merupakan gambaran lubang kecil pada kuku.
Warna kuku menjadi kabur dan bagian kuku bebas
agak terpisah dikarenakan karena terbentuk zat
tanduk subungual.
5. Kedinginan
Vasodilatasi pembuluh darah subepidermal dan
kapiler kulit  pelepasan panas yang berlebihan
6. Kegagalan jantung
Akibat redistribusi aliran darah ke dalam kulit yang
meningkat.
7. Dehidrasi
Kegagalan barier epidermal  permeabilitas epidermis
meningkat dan pengeluaran air melalui kulit akan
meningkat  penguapan cairan yang makin meningkat
dehidrasi.
8. Hipoproteinemia
Pelepasan skuama yang terus menerus  protein tubuh
hilang kira-kira 50 gram setiap hari  hipoproteinemia
sekunder.
9. Anemia defisiensi besi
Hilangnya protein dan zat besi dari tubuh  anemia
defisiensi besi.
10. Edema
Pergeseran cairan keruang ekstravaskuler  edema.
Sel dendritik
imatur di Antigen
Antigen
epidermis

Stimulasi sel T dari kelenjar getah Sel


Sel langerhans
langerhans
bening
Psoriasis

Sel T Bermigrasi ke sel getah bening


teraktivasi lokal

Sintesis IL-2 IL-12 Penurunan waktu


transit epidermis,
produksi sisik
Peningkatan kemerahan
IL-2

Diferensiasi,
Menstimulasi IFN-γ, TNF-α, maturai dan
dan IL-2 Hiperproliferasi
proliferasi sel T
A. OBAT-OBAT TOPIKAL
1. PREPARAT TER
• Untuk psoriasis yang kronik, lebih baik diberikan ter
batubara, karena lebih efektif daripada ter kayu dan
kemungkinan efek iritasinya lebih kecil.
• Pada psoriasis yang akut, lebih-lebih yang
generalisata, lebih baik diberikan ter kayu, karena
dikhawatirkan ter batubara akan menimbulkan iritasi
sehingga penyakitnya tambah berat.
2. ANTRALIN
• Antralin merupakan obat yang paling banyak dipakai
sekarang dan mempunyai efek yang baik terhadap
psoriasi.
• Preparat ini dikenal dengan nama dithranol atau
cignolin.
• Obat ini bekerja menghambat metabolisme enzim sel-
sel di kulit dan mengurangi kecepatan proses
pembelahan sel atau mitosis sel.
3. KORTIKOSTEROID
• Pengobatan psoriasis dengan kortikosteroid topikal lebih mudah
untuk penderita.
• Obat ini lebih baik diberikan dengan cara ditutup(occlusive).
• Obat dioleskan diatas lesi kemudian ditutup dengan penutup
yang impermeabel.Dengan demikian absorbsi obat lebih baik.
• Mekanisme obat kortikosteroid adalah sebagai antimitosis,
antiradang, dan sebagai vasokontriktor.
4. TERAPI FOTO
Terapi sinar ultraviolet dapat menjadi faktor provokasi untuk
timbulnya psoriasis melalui fenomena koebner. Kombinasi sinar
ultaviolet dengan preparat ter dapat mengurangi pembentukan asam
deoksiribonukleat(DNA). Ini dapat mebgurangi proses mitosis.
5. Kemoterapi Foto
 Pengobatan dengan kemoterapi foto ini sebaiknya
diberikan sebagai pilihan terakhir karena dapat timbul efek
samping dari sinar ultraviolet.
 Efek samping PUVA adalah peradangan kulit, tumor ganas
kulit, percepatan penuaan kulit dan kerusakan pada mata.
Pengguanaan pada anak-anak sebaiknya dihindari.
 PUVA dapat diberikan pada psoriasis pustulosa dan psoriasi
eritroderma.
6. Kalsipotriol
• Kalsipotriol termasuk golongan vitamin D3 sintesis yang
mempunyai daya kerja menghambat pertumbuhan dan
diferensiasi sel kreatokinosit serta menghambat pertumbuhan sel
T pembantu (Helper) atau CD4.
• Obat ini tersedia dalam bentuk krim atau salep. Efek buruk dari
obat ini adalah mempengaruhi metabolisme kalsium, memberi
gangguan pada ginjal.
B. OBAT-OBAT SISTEMIK
1. Kortikosteroid
 Obat ini hanya dapat digunakan pada psoriasis yang sangat luas,
psoriasis artritis, dan psoriasis eritroderma.
 Apabila penyembuhan telah dicapai, dosis diturunkan secra
perlahan-lahan.
 Selain efek samping obat kortikosteroid, pemaikaian obat ini
secara sistemik menjadi lebih hebat sesudah pengobatan
dihentikan.
 Karena itu pemberian kortikosteroid sistemik harus denga lebih
hati-hati.
2. Metotreksat (MTX)
• Obat ini dapat menghambat mitosis sel epidermis tanpa
mengganggu fungsi sel.
• Pengobatan dengan metotreksat hanya boleh diberikan pada
penderita psoriasis yang tidak memberikan hasil yang
memuaskan dengan pengobatan topikal atau dengan
pengobatan topikal atau dengan PUVA.
• Walaupun obat ini tidak bersifat kuratif, MTX tetap merupakan
obat yang bermanfaat terhadap psoriasis dan dapat diberikan
secara oral maupun melalui injeksi.
3. Retinoid
• Dalam beberapa tahun terakhir ini, derivat vitamin A etretinat
sudah banyak dipakai untuk mengobati psoriasis dan penyakit
kulit dengan gangguan kreatinisasi.
• Asitretin merupakan hasil metabolisme etretinat yang telah
dicoba untuk megobati psoriasis. Obat ini mempunyai
kemampuan yang sama dengan etretinat.
• Dengan dosis yang lebih rendah 10-25 mg/hari, asitretin
memberikan hasil yang lebih baik dengan efek samping yang
lebih sedikit.
4. Siklosporin
• Siklosporin sebagai salah satu obat imunosupresif yang berguna
untuk mengobati psoriasis, obat ini dapat menghambat aktivasi
dan poliferasi sel T.
• siklosporin dapat menghambat pertumbuhan sel kreatinosit.
• Dengan dosis 2-5 mg/kg berat badan, obat ini cukup untuk
menyembuhkan beberapa jenis psoriasi, termasuk psoriasis
eritroderma.
• Pengobatan memrlukan waktu yang cukup lama, dapat samapi 3-
6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai