Anda di halaman 1dari 24

SIMPATETIK OFTALMIA POST

TRAUMA
Christianto Tangkau
2016.04.2.0038

Pembimbing
dr. Hadi S., Sp.M
UVEA

•Uvea terdiri dari Iris,


badan cilliaris dan
choroid
•Vaskularisasi oleh
a.cilliaris anterior dan
posterior
•Inervasi oleh ganglion
cilliaris
SIMPATIK OFTALMIA

Kondisi pada mata yang semula sehat (sympathetic eye), terjadi suatu
peradangan pada jaringan uvea setelah cedera penetrasi pada salah
satu mata (exciting eye) oleh karena trauma atau pembedahan

Peradangan berupa pan uveitis granulomatosa yang bilateral

Tanda awal dari mata yang bersimpati adalah hilangnya daya


akomodasi serta terdapatnya sel radang di belakang lensa
ETIOLOGI

Tidak diketahui secara pasti

Faktor predisposisi:
1. Selalu mengikuti suatu trauma tembus.
2. Cenderung terjadi oleh luka yang mengenai daerah siliaris bola
mata (dangerous zone).
3. Luka dengan inkarserata pada iris, silia, badan silia dan kapsul
lensa, lebih rentan terjadi simpatik oftalmia.
4. Lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
5. Pada mata yang mengalami trauma, jika pada luka terbentuk
pus, maka tidak akan berkembang menjadi simpatik oftalmia.
PATOGENESIS

•Pigmen yang berasal dari uvea mata yang mengalami trauma bertindak sebagai
allergen yang memicu terjadinya uveitis pada mata yang sebelahnya
•Agregasi nodul limfosit, sel plasma, sel epitel, dan sel raksasa disekitar system
uvea
•Membentuk suatu nodul yang disebut dengan Dalen-fuchs’ nodules
•Terbentuk suatu deposit di lapisan kornea yang disebut dengan mutton-fat
keratic precipitates
GEJALA KLINIS

1. Exciting Eye (mata yang mengalami trauma)


Tanda-tanda uveitis, yang meliputi kongesti siliar,
lakrimasi, dan nyeri tekan
Keratic precipitat dibagian posterior kornea
2. Sympathizing Eye (mata yang semula sehat)
Timbul dalam beberapa minggu hingga tahun (umumnya
4-8 minggu)
• Stadium Prodormal
– Photofobia
– Gangguan berakomodasi
– Nyeri tekan pada bola mata
– Keratic precipitat
– Kekeruhan badan kaca
– Edema diskus
• Stadium lanjut
– Gejala yang muncul menyerupai gejala yang
terdapat pada iridocyclitis akut
Diagnosa Banding
• Vogt-Koynanagi Harada Syndrome
– Jarang terjadi
– uveitis yang mengenai semua jaringan uvea
– kelainan pada kulit
– gejala saraf pusat (+)
• Ocular Syphilis
– Pupil Argyll-Robertson
Tatalaksana
• Kortikosteroid dosis tinggi dan diturunkan
secara perlahan
• Imunosupresive terapi
– Antimetabolites (menghambat proses peradangan)
– T-cell Inhibitors (menghambat limfosit T)
• Pembedahan
– enukleasi pada mata yang terjadi trauma
Prognosis & Komplikasi
• Prognosis yang buruk jika tidak segera
dilakukan pengobatan

• Komplikasi adalah kebutaan


Journal Reading
SO adalah uveitis granulomatosa yang jarang,
bilateral, dan distimulasi
SO terjadi setelah trauma bedah atau trauma
lainnya pada satu mata
SO tidak memiliki usia, ras, atau predileksi
seks tertentu
Keterlibatan reaksi sistem imun tubuh
Insiden
0,2% sampai 0,5% setelah cedera

0,01% setelah operasi intraokular

Onset bervariasi mulai 1 minggu hingga 66 tahun


(berdasarkan laporan kasus)
Temuan Klinis
Peradangan uvea dengan agregasi limfosit, makrofag
dan multinucleated giant cell

Dalen-Fuchs nodul pada 25-35% kasus

Keratic precipitat dan mutton fat pada kasus


rekuren/kronis

Edema saraf optik dan pelepasan retina serosa di


segmen posterior
Tatalaksana
Enukleasi dalam waktu 10 hari setelah cedera pada
mata, kecuali jika ada potensi penglihatan

Kortikosteroid sistemik dosis tinggi

Agen imunosupresif lain seperti chlorambucil,


siklofosfamid, azathioprin, atau siklosporin
Prognosis
Prognosis visual cukup baik jika terapi cepat dan
adekuat

Waspada sifatnya yang kambuh, sehingga SO


membutuhkan pengawasan ketat yang terus menerus
Laporan Kasus
Pria 25 tahun dengan mata kiri kabur dalam 2 hari

Riwayat luka tembus pada mata kanan 15 tahun yll

Pembedahan sudah dilakukan untuk upaya


menyelamatkan penglihatan

Kontrol tidak teratur

Phthisis Bulbi
Tajam penglihatan adalah 0,3 di mata kiri dan tidak
ada persepsi cahaya di mata kanan

Segmen anterior, KP halus dan cell anterior chamber


(AC) ringan diamati.

Fundus melebar, cell vitreus ringan, beberapa ablasi


makula tinggi yang meluas ke daerah peripapillary
terdeteksi.

Pengukuran tekanan intraokular mata kiri adalah 15


mmHg
USG = isi okular yang tidak terorganisir, panjang
aksial mata kanan berkurang menyebabkan phthisis
bulbi
Fokus hipertrofi tekanan gigih yang gigih pada tingkat
RPE, terutama di daerah peripapillary dengan
penyumbatan subretinal akhir
Tomografi koheren optik domain spektral (SD-OCT)
menunjukkan ablasi makula multifokal dengan cairan
subretinal yang jelas yang menunjukkan sifat serousnya
Diskusi
Penyakit SO dan Vogt-Koyanagi-Harada (VKH) adalah
gangguan yang saling tumpang tindih
Prevalensi Laki-laki > perempuan
90% kasus terdeteksi dalam tahun pertama, namun ada
yang melaporkan SO 66 tahun setelah trauma
Tidak ada kecenderungan tertentu terhadap jenis kelamin
atau ras
Nodul Dalen-Fuchs dan panuveitis granulomatosa adalah
ciri umum
Keterlibatan choriocapillaris adalah ciri khas penyakit SO,
yang terhindar dari VKH
SD-OCT telah digunakan untuk identifikasi
Kesimpulan
Meski jarang terjadi, SO mungkin terjadi bertahun-tahun
setelah luka tembus okular. Tindak lanjut jangka panjang
oleh dokter mata harus ditekankan untuk memungkinkan
intervensi dini dan penyelamatan.

Anda mungkin juga menyukai