Pupuk Organik
Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-
hati dan kantong plastik dibuka.
Lubang ditutup dengan tanah, tidak boleh
diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan.
Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm,
daunnya dipotong untuk mengurangi
penguapan.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal
musim penghujan.
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan
teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag.
Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam
lubang.
Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang selama ± 1 minggu di sekitar perakaran tanaman.
Segera ditimbun dengan galian tanah atas.
Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter
air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki).
Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun
cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol
SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan
larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan
induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Umpan tikus
Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
Penyisipan
Konsolidasi
Sebagai tindakan pencegahan terhadap
serangan tikus
Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1
butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1
butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok
Pemberian umpan tikus selanjutnya
disesuaikan dengan kebutuhan
Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus
diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha)
Janjangan kosong diletakkan disekitar
piringan bibit, dalam bentuk lingkaran
Janjangan kosong yang digunakan haruslah
yang masih segar, yang diproduksi dalam
kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan
Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak
boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam
Menggunakan bibit advaced planting material
Konsolidasi
Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang
miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali
Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang
mati dengan tanaman baru yang seumur dengan tanaman
yang mati.
Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara
sampai dengan umur 3 tahun dan selalu dipindahkan ke
kantong plastik yang lebih besar.
Penyiangan gulma dilakukan 1 bulan sekali.
Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage.
Anjuran pemupukan tanaman belum menghasilkan
(TBM) seperti pada table 1.
Sedangkan pemupukan tanaman menghasilkan (TM),
kebutuhan pupuk berkisar antara 400 - 1000 kg N, P, K,
Mg, Bo per Ha/tahun.
Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan.
Populasi 1 hektar ± 135-145 pohon agar tidak ada persaingan
sinar matahari.
Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah
busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk
(songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28
bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin
sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah
28-54 helai.
Memotong bunga-bunga jantan
dan betina yang tumbuh pada
waktu tanaman berumur 12-20
bulan.
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang
berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia
atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia, dilakukan saat
tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina
yang sedang represif (bunga betina siap untuk
diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga
represif adalah kepala putik terbuka, warna putik
kemerah-merahan dan berlendir.
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ).
Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan
biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium,
semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada
bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang
represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar,
bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar
15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian
diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi
mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian:
Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang
adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa
lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan
Pestona.
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium sp. Bagian diserang akar. Gejala:
bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air
irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.
Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval
berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan
dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah
mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis ± 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di
campur Perekat Perata AERO 810, dosis ±5 ml (1/2 tutup)/tangki .
PEMANENAN KELAPA
SAWIT
Kelapa sawit telah dapat menghasilkan pada
umur 30 bulan setelah tanam.
Jumlah pohon yang dapat dipanen per hektar
sebanyak 60%.
Dipilih tandan yang buahnya sudah masak
dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang
jatuh (brondol ).
Cara panen dengan memotong tandan buah.
Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu.
Dodos untuk memanen kelapa sawit yang
memiliki ketinggian 2-5 m.
Kapak siam untuk tanaman kelapa sawit yang
tingginya 5-10 m
Egrek untuk memanen tanaman kelapa sawit
yang tingginya > 10 m
Karung plastik untuk menampung tandan
sawit yang telah dipotong.
Matang panen
Cara panen
Rotasi dan sistem panen
Mutu panen
Merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah
pada saat yang tepat.
Ditentukan saat kandungan minyak max dan kandungan ALB (FAA)
minimal
Terdapat beberapa kriteria matang panen untuk tanaman kelapa sawit :
Berdasarkan umur tanaman
▪ tahun pertama paling sedikit terdapat 5 brondolan jatuh di piringan
▪ tanaman berumur < 10 tahun jumlah brondolan sekurang-kurangnya
ada 10 buah
▪ tanaman berumur > 10 tahun jumlah brondolan antara 15-20.
Berdasarkan bobot tandan
▪ Tandan dengan bobot 6-8 kg paling sedikit terdapat 8 brondolan
▪ Tandan dengan bobot 8-15 kg paling sedikit terdapat 15 brondolan
▪ Tandan dengan bobot > 15 kg paling sedikit terdapat 20 brondolan
▪ Berdasarkan tinggi tanaman dikenal 3 cara panen yaitu cara jongkok
(pada tanaman dgn tinggi 2 – 5 m, alat dodos), cara berdiri (pada
tanaman dengan ketinggian 5-10 m, alat kapak siam), cara panen
egrek (tanaman > 10 m, alat arit bergagang panjang).
▪ Pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan
diatur rapi di tengah gawangan.
▪ Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan
pangkalnya, max 2cm
▪ Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur di piringan dan
berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan
▪ Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain.
Proporsi kotoran tidak lebih dari 3% dari berat tandan.
▪ Tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH.
Gambar . Pemanenan tandan buah sebaiknya dipotong sedekat mungkin dengan
pangkal buah
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara
panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat
yang sama.
Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat
matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7.
Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan
masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari
berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu
sistem giring dan sistem tetap.
•Sistem giring
Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai panen, pemanen
pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu
seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen
dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik. Namun, ada
kecenderungan pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen
sehingga ada tandan buah atau brondolan yang tertinggal karena
pemanenannya menggunakan sistem borongan.
•Sistem tetap
Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit,
topografi berbukit dan curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada
sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu atau tidak berpindah-
pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang
optimal. Rendemen minyak yang dihasilkannya pun tinggi. Namun,
kelemahan sistem ini adalah lebih lambat keluar sehingga lambat juga
sampai ke pabrik.
Fraksi Jumlah brondolan Tingkat kematangan
00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah
Prosesing
Penanganan segera setelah panen
0 50,44 3,90
1 50,60 5,01
2 50,73 6,09
3 48,66 6,90
Perebusan TBS
Perontokan dan pelumatan buah
Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit
Pemurnian dan penjernihan kelapa sawit
Pengeringan dan pemecahan biji
Pemisahan inti sawit dari tempurung
Produksi dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit adalah :