Anda di halaman 1dari 28

Infeksi saluran kencing

Dr Dahler Bahrun,SpA (K)


Konsultan Penyakit Ginjal Anak
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSMH Palem bang

Sistem saluran kemih atau dalam bahasa


kedokteran disebut traktus urinarius terdiri dari
dua ginjal, dua ureter, satu kandung kemih
(buli-buli) dan satu uretra.
(gambar 1)
Ginjal bentuknya seperti biji kacang. mempunyai fungsi yang sangat
komplek, salah satu diantaranya adalah membentuk air kencing atau
urine yang terdiri dari cairan, garam, dan produk-produk sisa

• Urine yang sudah dibentuk kemudian dikeluarkan oleh ginjal


masuk kedalam buli-buli melalui ureter yaitu suatu tabung
berukuran kecil dan sempit ,menghubungkan ginjal dengan buli-buli.
• Dari buli-buli urine kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
uretra yaitu suatu tabung pendek ber- ukuran kecil.
Dalam keadaan normal, sistim saluran kemih yang dilewati
oleh urine bebas dari kuman (steril).
Hal ini dikarenakan sistem saluran kemih mempunyai
pertahanan local:

. Pencucian oleh aliran urine yang dapat menghanyutkan bakteri


yang melekat pada dinding kandung kemih.
•Terdapatnya koloni flora non-patogen disekitar uretra dan uretra
bagian distal yang bertindak sebagai benteng pertahanan
normal guna mencegah masuknya bakteri uropatogen.
•Adanya Tamm-Horsfall protein
•Eksfoliasi spontan sel uroepitel,
•Terdapatnya secretory immunoglobulin A dalam urine,
•Urinary oligosacharides

Bila oleh berbagai penyebab pertahanan local ini tergangggu,


bakteri dalam urine akan tumbuh dan berkembang biak dan
menimbulkan infeksi pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih :
suatu infeksi oleh mikroorganisme terutama bakteri yang mengenai sesuatu bagian dari
system saluran kemih dengan jumlah kuman yang bermakna(≥10 5koloni/ml urin)

Jenis mikroorganisme
Enterobacteriaceae.→Golongan bakteri Gram(-) paling sering
menimbulkan ISK pada bayi dan anak
Bakteri golongan Enterobacteriaceae.umumnya terdapat didalam usus
besar dan didaerah kelamin (perineum).
Salah satu diantara golongan Enterobacteriaceae adalah Escherichia
coli yang merupakan penyebab terbanyak dari ISKm( Sekitar 60
sampai 80% kasus-kasus ISK pada bayi dan anak – anak).
Bakteri lain yang sering juga ditemukan adalah golongan Klebsiella,
Proteus,Enterobacter,Pseudomonas,Streptococcus, Staphylococcus
Mikroorganisme lain seperti virus atau jamur dapat pula menimbulkan
infeksi pada saluran kemih (jarang)
Penyebaran infeksi
ISK pada anak-anak umumnya terjadi melalui penyebaran ascenden, yaitu
penyebaran infeksi mu- lai dari infeksi bagian bawah saluran kemih naik
keatas dan mengenai ginjal.

Prosesnya dimulai dari migrasi bakteri didaerah perineum/anus kedalam


uretra dan menyebar kebuli-buli.
• Bakteri ini tumbuh dan bermultiplikasi didalam urine , melekat pada
dinding buli-buli →infeksi.
Buli-buli menjadi bengkak karena mengalami peradangan .Keadan ini
menimbulkan rasa nyeri didaeah perut bagian bawah, nyeri saat buang
air kecil ( disuria), keinginan berkemih lebih sering dan memaksa
(urgency), dan perasaan air seni tidak habis setelah berkemih (polla-
kisuria)
Infeksi pada buli-buli disebut sistitis.Bila sistitis tidak segera
diobati,infeksi dapat menyebar ke ureter (Ureteritis) dan menimbulkan
infeksi pada ginjal.
• Infeksi pada ginjal disebut pielonefritis.Panas,,rasa nyeri didaerah
pinggang, dan sudut kosto-vetebra merupakan ciri-ciri dari pielonefritis.
• Sekitar 95 % kasus ISK pada anak-anak adalah akibat dari penyebaran
ascenden.

Penyebaran infeksi....
• Pielonefritis dapat pula terjadi melalui penyebaran secara
hematogen dimana bakteri dari tempat lain ma suk dan
mengikuti aliran darah yang menuju ke ginjal. Penyebaran
hematrogen lazimnya terjadi pada bayi bayi baru lahir dan
bayi-bayi berusia 2 – 3 bulan yang sebelumnya menderita
sakit berat.
Pielonefritis bila terlambat ditanggulangi dapat
menimbulkan keadaan yang serius pada bayi dan anak.
Ginjal dapat mengalami kerusakan yang permanen , yang
berdampak pada timbulnya parut ginjal, hipertensi, gagal
ginjal kronik dan berakhir dengaqn kematian.
Selain itu,bakteri yang me-nimbulkan infeksi pada ginjal
dapat pula memasuki aliran darah (urosepsis) dan
menimbulkanj infeksi ditempat-tempat lain.
Penyebaran infeksi.....

• Pielonefritis dapat pula terjadi melalui penyebaran secara


hematogen dimana bakteri dari tempat lain masuk dan mengikuti
aliran darah yang menuju ke ginjal. Penyebaran hematogen lazimnya
terjadi pada bayi bayi baru lahir dan bayi-bayi berusia 2 – 3 bulan
yang sebelumnya menderita sakit berat.
• Pielonefritis bila terlambat ditanggulangi dapat menimbulkan
keadaan yang serius pada bayi dan anak. Ginjal dapat mengalami
kerusakan yang permanen , yang berdampak pada timbulnya
parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal kronik dan berakhir dengaqn
kematian.
Bakteri yang me-nimbulkan infeksi pada ginjal dapat pula
memasuki aliran darah (urosepsis) dan menimbulkanj infeksi
ditempat-tempat lain.
Faktor resiko
Ada beberapa faktor yang mempermudah timbulnya ISK pada bayi dan
anak antara lain adalah

1.Faktor anatomi
• Refluk vesiko ureter (aliran urine berbalik dari buli-buli ke ureter
dan sampai keginjal)
• Anak yang belum disunat
• Terlambatnya pengosongan buli-buli oleh karena gangguan saraf
(neurogenic bladder)
• Obstruksi saluran kemih oleh benda asing seperti kateter yang
dimasukkan kedalam buli-buli melalui uretra atau oleh batu,/ tumor
2.Konstipasi ( susah buang air besar), dan sering-sering menahan air
kencing
3.Virulensi kuman
Adanya sifat melekat E.coli pada dinding saluran kemih merupakan hal
yang penting dari organisme tersebut untuk bisa bertahan di saluran
kemih dan menyebabka ISK
Epidemiologi
Epidemiologi
ISK
ISK →
→ masalah
masalah kesehatan
kesehatan yang
yang serius.
serius. Selain
Selain orang
orang dewasa,
dewasa, dapat
dapat pula
pula menyerang
menyerang bayi-bayi
bayi-bayi dan
dan anak-anak
anak-anak dan→menduduki
dan→menduduki rangking
rangking ke
ke dua
dua setelah
setelah infeksi
infeksi saluran
saluran
pernafasan
pernafasan

• Pada masa neonatus sampai umur 3 bulan ISK lebih banyak→ pada
bayi laki laki.
• Pada bayi usia 3 bulan sampai 1 tahun insiden pada laki laki sama
dengan perempuan sedangkan pada usia sekolah jumlah penderita
perempuan 3-4 kali lebih banyak daripada laki laki
 Di duga faktor uretra yang lebih pendek pada perempuan berperan
dalam hal tersebut.
• Insiden bakteriuria yang asimptomatik pada usia sekolah dilaporkan
sebesar 0,03% pada laki laki dan 1,1% pada perempuan.
• ISK nosokomial yaitu, ISK yang terjadi karena pemasangan kateter
di rumah sakit, dilaporkan sebanyak 14,2 per 1000 anak yang
dirawat
Suatu penelitian yang telah dilakukan di Swedia melaporkan
sekitar 3 % anak-anak wanita dan 1% anak-anak lelaki berusia 11
tahun menderita ISK dengan gejala-gejala (simptomatik).
.

• Angka kejadian kumulatif minimal pada anak laki-laki dan


anak perempuan berusia 2 tahun adalah sekitar 2%. Data
terbaru menunjukkan bahwa sekitar 8% wanita selama
masa anak-anak menderita ISK simptomatik . Angka kejadian
ISK pertama pada anak laki-laki berumur diatas 2 tahun lebih
rendah, kemungkinan kurang dari 0,5 %.
• ISK berulang kejadiannya pada anak perempuan adalah
sebesar 40%. Sekitar 30 % ISK berulang terjadi dalam satu
tahun setelah infeksi pertama.
Manifestasi klinis
ISK pada bayi dan anak dapat disertai gejala-gejala ( simptomatis) atau tanpa gejala.

ISK simptomatis 
Gejala-gejala ISK pada bayi dan anak bergantung pada usia .
Makin muda usia anak makin tidak khas gejala-gejala yang
ditemukan.
• Pada bayi berusia kurang dari 2 bulan gejala yang ditemukan :
panas, muntah, diare, gelisah, malas minum, perut kembung, berat
badan tidak bertambah, kadang-kadang bayi tampak kuning..
Gejala-gejala ini mirip dengan gejala-gejala infeksi sistemik atau
sepsis,
• ● Pada bayi usia 2 bulan sampai 2tahun gejala-gejala yang lazim
dijumpai panas yang tidak diketahui penyebabnya ( T> 38oC) ,
muntah, gagal tumbuh, dan sering ngompol, urine berbau menyengat,
kadang-kadang ditemukan hematuri
Manifestasi klinis......

•Pada anak-anak usia 2 tahun keatas gejala-gejala penyakit umumnya


sudah terlokalisir pada saluran kemih meliputi nyeri supra simfisis dan
trias gejala  urgency ,polakisuria dan disuria → petanda dari ISK bawah
(sistitis).
•Pada kebanyakan kasus dapat pula ditemukan gejala-gejala ngompol
( terutama pada anak perempuan), panas tinggi disertai menggigil, nyeri
punggung dan sudut kostovertebral → amat memperkuat kemungkinan
ISK bagian atas (pielonefritis)
Hematuria makroskopis juga merupakan manifestasi ISK yang sering
ditemukan
•Pada ISK kronik atau kambuh berulang (rekuren) dapat terjadi tanda tanda
penyakit ginjal khronik atau hipertensi serta gangguan pertumbuhan

•ISK asimptomatis pada umumnya ditemukan secara kebetulan pada


pemeriksaan rutin seorang anak atau pada kegiatan penyaringan ISK pada
anak sekolah
Pemeriksaan Laboratorium
1,Urinalisis
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan
adanya ISK. Lekosuria dinyatakan positif bilamana terdapat lebih dari 5
lekosit/lapang pandang besar (LPB)
Adanya lekosit silinder pada sedimen air kemih → keterlibatan ginjal.
Namun adanya lekosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula
dijumpai pada demam,dehidrasi dan padainflamasi glomeruler lain
Hematuria
 Hematuria mikroskopik merupakan kelainan pada urine yang adapat dijumpai pada
anak dengan ISK .yaitu bilamana dijumpai 5-10 eritrosit / LPB pada sedimen air
kemih. Hematuria dapat pula disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain, misalnya urolitiasis, tumor
ginjal atau nekrosis papilaris (3)
2.Darah
 Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan ialah pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
darah atau yang lebih teliti lagi bila diperiksa klirens ureum dan kreatinin untuk
mengetahui derajat fungsi ginjal. Kadar ureum dan kreatinin serum, yang tinggi atau
kliren kreatinin yang rendah menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
Darah tepi:
LED , Leukositosis, CRP→indikator non spesifik ( bila nilanyat inggi
Biakan urin
Sampel urin untuk pembiakan dapat dilakukan dengan 3 cara
a. Urin pancaran tengah (midstream urine)
b.Kateterisasi kandung kemih
c. Pungsi kandung kemih (suprapubic puncture, SPP)

• Sebelum pengambilan contoh urin perlu dilakukan tindakan asepsis,


Pada pengambilan cara a dan b, genitalia eksterna dibersihan dulu
dengan air bersih atau larutan sublimat 1%. Pada anak perempuan
labia minora harus dibuka dan pada anak laki laki preputium perlu
ditarik kebelakang pada saat pembersihan,
 Pungsi kandung kemih dilakukan sebagai berikut : daerah
suprapubik dibersihkan dengan larutan yodium 2% dan alkohol 70%.
Sebelumnya anak disuruh menahan kencing selama 1 jam dan
dianjurkan banyak minum. Pungsi dilakukan dengan jarum semprit 5
atau 10 ml. Pada tempat kira kira 0,5 - 1 cm diatas simfisis pubis
• Dengan cara a dan b, biakan urin dianggap positif atau bermakna
bila didapat jumlah kuman 100.000 atau lebih permililiter urin,
Jumlah kuman antara 10.000 - 100.000/ml urin maka hasil ini
dianggap meragukan dan perlu diulang. Bila jumlah kurang dari
10.000/ml urin maka hasil ini dianggap sebagai kontaminasi.
Sebaiknya biakan urin dilakukan dua kali berturut turut agar
didapatkan hasil yang lebih pasti (derajat kepastian 95%)
 Hasil biakan urin dengan cara pengambilan pungsi kandung kemih
dianggap positif atau bermakna bila ditemukan 1000 kuman atau
lebih per mililiter urin
 
 Hal lain yang perlu diperhatikan ialah waktu antara pengiriman bahan
dan penanaman dalam media biakan, Bila urin dibiarkan dalam suhu
kamar selama 1/2 jam atau lebih maka kuman akan cepat membiak
sehingga akan memberikan hasil positif palsu.
Bila urin tidak segeradikirim ke laboratorium maka harus disimpan pada
suhu 4oC
Dengan cara ini urin dapat disimpan selama 24-48 jam tanpa merubah
jumlah kuman
• Cara lain yang lebih mudah dan sederhana untuk
menditeksi bateriuria ialah dengan pemeriksaan
bakteriologis semikuantitatif misalnya dengan
microstix .
• Caranya ialah dengan mencelupkan microstix ke dalam
urin yang ditampung seperti pada biakan konvensional.
Kemudian diinkubasi selama 24 jam, Dengan cara ini
ternyata ditemukan korelasi yang tinggi dengan hasil
biakan secara konvensional dengan kepekaan sebesar
93,8% dan spesifisitas 95,5% (Tambunan dkk, 1978) (2)
Pemeriksaan radiologis

 Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG, PIV (Pielografi
intravena) dan Miksio-sisto-uretrografi (MSU) dan atau scanning
ginjal
USG dapat memberikan gambaran anatomi dari traktus urinarius. 
•  Pemeriksaan PIV dapat memberikan gambaran tentang
kemungkinan terjadinya pielonefritis kronis dengan melihat bentuk
dan besarnya kedua ginjal. Adanya gambaran yang asimetri antara
kedua ginjal karena perbedaan bentuk dan ukurannya, kalises yang
tumpul dan atau melebar atau terbentuknya jaringan parut. Juga
dapat ditemukan tanda tanda kelainan kongenital maupun kelainan
obstruktif atau kelainan anatomis.
• Pada pemeriksaan MSU dapat ditemukan tanda tanda refluks vesiko-
ureter atau penyempitan pada muara uretra .
• Sedang bila menggunkan CT Scan ginjal dapat diketahui ada atau
tidaknya parut ginjal
Diagnosis
 Pada yang simptomatis, diagnosis ditegakan berdasarkan gejala
klinis yang ditemukan dan dengan adanya jumlah bakteri yang
bermakna dalam urin yang seharusnya steril dengan atau tanpa
disertai piuria.
• ISK bagian atas atau bawah
 Dalam penanganan dan pengobatan perlu dikatahui apakah infeksi
terdapat pada traktus urinarius bagian atas (ureter, pielum dan
ginjal) atau hanya pada bagian bawah (kandung kemih dan uretra)
Diagnosis...

• ISK bagian atas dianggap lebih berat karena dapat mengakibatkan


kerusakan ginjal. Membedakan kedua lokasi infeksi ini tidaklah
mudah pada seorang anak, terutama pada bayi. Pemeriksaan
langsung terhadap infeksi bagian atas dapat dilakukan dengan
biakan urin yang diambil dengan kateterisasi dari kedua ureter.
Namun hal ini jarang dilakukan pada anak karena bersifat traumatis.
Pemeriksaan secara tidak langsung yang memberi petunjuk ke arah
ISK bagian atas adalah terdapatnya gejala demam, sakit pinggang,
terdapatnya silinder leukosit di urin (2)(7), LED yang meninggi dan
peningkatan kadar C-reaktif protein Penurunan fungsi ginjal,
hipertensi, azotemia dan terdapatnya parut ginjal pada pemeriksaan
radiologis menjurus pada ISK bagian atas (2)
Diagnosis....
• ISK bagian bawah biasanya lebih ringan, umumnya tanpa gejala
demam, hanya ditandai dengan gejala lokal seperti disuria,
polakisuria atau kencing mengedan. Pada pemeriksaan sedimen urin
sering ditemukan leukosit yang berkelompok
 Reeves dan Brumfitt, Jodal dkk, membagi metode untuk
menentukan lokasi infeksi bagian atas pada traktus urinarius dalam
2 kelompok, yaitu :
Cara langsung dan cara tidak langsung
• Cara langsung (1)
1. Biakan urin dari kateter ureter
2. Biakan urin dari kandung kemih yang sudah disterilkan dengan
bladder washout technique
3. Biakan langsung dari bahan biopsi ginjal
Cara tidak langsung (1)

1. Kadar C-reactive protein (CRP) lebih dari 30mg/ml
2. LED / mini LED lebih dari 30 mm/jam
3. Adanya antibody coated bacteria dalam sedimen urin
4. Dengan X-foto ginjal (PIV atau MSU) dapat dikenali adanya renal
scarring atau adanya calyceal blunting, refluk dan lain
5. Konsentrasi LDH isoenzim tipe IV dan V meninggi pada urin
penderita ISK atas
• Pengobatan dan penatalaksanaan
A. Pengobatan secara umum
 Terhadap panas, muntah, dehidrasi dan lain lain. Disamping ISK
anak juga dianjurkan untuk banyak minum dan jangan membiasakan
menahan kencing Pengobatan simptomatik terhadap keluhan sakit
kencing dapat diberikan fenazopiridin (pyridium) 7-10 mg/kgBB/hari.
Di samping itu perlu juga mencari dan mengurangi atau
menghilangkan faktor predisosisi seperti obstipasi, alergi, investasi
cacing dan memperhatikan kebersihan perineum meskipun usaha
usaha ini kadang kadang tidak selalu berhasil (2)
Pengobatan dan penatalaksanaan

• Pengobatan dan penatalaksanaan


A. Pengobatan secara umum
 Terhadap panas, muntah, dehidrasi dan lain lain.
Disamping ISK anak juga dianjurkan untuk banyak
minum dan jangan membiasakan menahan
kencing Pengobatan simptomatik terhadap keluhan
sakit kencing dapat diberikan fenazopiridin (pyridium)
7-10 mg/kgBB/hari. Di samping itu perlu juga mencari
dan mengurangi atau menghilangkan faktor predisosisi
seperti obstipasi, alergi, investasi cacing dan
memperhatikan kebersihan perineum meskipun usaha
usaha ini kadang kadang tidak selalu berhasil (2)
 Penanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pengobatan terhadap infeksi akut
2. Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang
3. Menditeksi dan melakukan koreksi bedah terhadap kelainan anatomis, kongenital maupun yang didapat pada traktus
urinarius

• Pengobatan infeksi akut


 Pengobatan yang segera dan adequat pada fase akut dapat
mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya peilonefritis
kronis. Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum
anakyang lemah, pengobatan segera dilakukan tanpa menunggu
hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Pada infeksi akut yang
simpel (uncomplicated infection) diberikan antibiotik / kemoterapi
oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama (primary drug)
ialah ampisilin, kotrimoksasol, sulfisoksasol, asam nalidiksat dan
nitrofurantoin. Sebagai pilihan kedua (secondary drug) dapat dipakai
obat golongan sefalosporin (seftriakso, sefotaksim,
seftazidin( aminoglikosid (gentamisin, sisomisin, amikasin dan lain
lain), sefaleksin, doksisiklin dan sebagainya.Tergaqntung pada uji
sensitifitas kuman

2. Pengobatan dan pencegahan infeksi
berulang

 Dalam pengamatan selanjutnya 30-50% penderita akan mengalami
infeksi berulang dan sekitar 50% di antaranya tanpa gejala. Oleh
karena itu perlu dilakukan  biakan ulang pada minggu pertama
sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan
dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun (2)(7) Setiap infeksi
berulang harus diobati  seperti pengobatan pada fase akut. Bila
relaps atau reinfeksi terjadi lebih dari 2 kali, maka pengobatan
dilanjutkan dengan pengobatan profilaksis dengan obat antisepsis
urin yaitu nitrofurantoin, kotrimoksasol, sefaleksin atau nalidic acid.
Pada umumnya diberikan seperempat dosis normal, satu kali sehari
pada malam hari selama 6 bulan.
 Bila infeksi traktus urinarius disertai dengan kelainan anatomis
(disebut ISK kompleks atau complicated urinary infection) maka
hasil pengobatan biasanya kurang memuaskan. Pemberian obat
disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan dilakukan dengan terapi
profilaksis selama 6 bulan dan bila perlu sampai 2 tahun (2)
3. Koreksi pembedahan
 Bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, maka perlu
dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung
dari derajat stadiumnya. Refluk stadium I sampai III biasanya akan
menghilang dengan pengobatan terhadap infeksinya. Pada stadium
IV perli dilakukan koreksi bedah yaitu dengan reimplantasi ureter
pada kandung kemih (uretreroneosistostomi). Pada keadaan keadaan
tertentu misalnya pada pionefrosis atau pielonferitis atrofik kronis,
tindakan nefrektomi kadang perlu dilakukan (2)
Prognosis

• ISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan
pengobatan pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan terhadap
kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar
penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun telah
diberikan pengobatan yang adequat dan dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi
terutama pada penderita dengan nefropati refluk. Deteksi dini terhadap adanya
kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut. kerjasama yang baik
antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangan diperlukan untuk
mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada terminal gagal ginjal kronis
(2)

Anda mungkin juga menyukai