Anda di halaman 1dari 26

Pengertian

 Saafroedin Bahar (1996) Upaya menyatukan seluruh unsur


suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya
 Riza Noer Arfani (2001) Pembentukan suatu identitas
nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya
ke dalam suatu kesatuan wilayah
 Djuliati Suroyo (2002) Bersatunya suatu bangsa yang
menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang
berdaulat.
 Ramlan Surbakti (2010) Proses penyatuan berbagai
kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan
dalam suatu identitas nasional
 Integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama
di antara warga negara . Ini berarti bahwa meskipun
kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah,
dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui
kenyataan bahwa kita semua adalah satu. Jenis
integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu
bangsa yang kuat dan makmur.
Jenis Integrasi

 Myron Weiner dan Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok


menggunakan istilah integrasi politik daripada
integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik
adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik.
Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni 1)
integrasi bangsa, 2) integrasi wilayah, 3) integrasi
nilai, 4) integrasi elit-massa, dan 5) integrasi tingkah
laku (perilaku integratif).
 Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu
kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan
identitas nasional
Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukan
wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang
lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
Integrasi elit massa menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah
dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai
aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai
yang minimun yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial
Integrasi tingkah laku (perilaku integratif), menunjuk pada penciptaan
tingkah laku yang terintegrasi dan `yang diterima demi mencapai tujuan
bersama.
Menurut Suroyo (2002),
 integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang
dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai
perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang
ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena
pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
 Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga
aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari
aspek politik, lazim disebut integrasi politik, aspek ekonomi
(integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi
antardaerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial
budaya (integrasi sosial budaya) yakni hubungan antara suku,
lapisan dan golongan. Berdasar pendapat ini, integrasi nasional
meliputi : 1) Integrasi politik, 2) Integrasi ekonomi , dan 3)
integrasi sosial budaya.
Integrasi Politik

 Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi


vertikal dan horisontal. Dimensi yang bersifat vertikal
menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit
politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa
dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam
rangka pengembangan proses politik yang partisipatif.
Dimensi horisontal menyangkut hubungan yang
berkaitan dengan masalah teritorial, antardaerah,
antarsuku, umat beragama dan golongan masyarakat
Indonesia .
Integrasi Ekonomi

 Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan


antardaerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup
rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah
dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan
kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis.
 Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan
(pencabutan) hambatan-hambatan antardaerah yang
memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar
keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan
pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan
keterpaduan di bidang ekonomi.
Integrasi sosial budaya

 Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-


unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga
menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa,
kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya. Integrasi
sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi
kelompok-kelompok sosial budaya di masyarakat,
misal suku, agama dan ras.
Pentingnya Integrasi
 Pertama, dikarenakan pemerintah kolonial Belanda
sebelumnya tidak pernah memikirkan tentang
perlunya membangun kesetiaan nasional dan
semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Yang
dilakukan penjajah adalah membangun kesetiaan
kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan
integrasi kolonial itu sendiri. Jadi, setelah merdeka,
kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional melalui
pembangunan integrasi bangsa.
 Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga
menjadi masalah pelik bukan saja karena perilaku
pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar
belakang bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa
(nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri
dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat
bersatu dalam sebuah bangsa yang besar. Suku-suku itu
memiliki pertalian-pertalian primordial yang merupakan
unsur negara dan telah menjelma menjadi kesatuan-
kesatuan etnik yang selanjutnya menuntut pengakuan dan
perhatian pada tingkat kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan
etnik adalah sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun
kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik ini
tidak diperhatikan atau terganggu, mereka akan mudah
dan akan segera kembali kepada kesatuan asalnya. Sebagai
akibatnya mereka akan melepaskan ikatan komitmennya
sebagai satu bangsa.
Integrasi versus Disintegrasi

 Disintegrasi bangsa adalah memudarnya


kesatupaduan antargolongan, dan kelompok yang ada
dalam suatu bangsa yang bersangkutan . Gejala
disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di
masyarakat. Masyarakat suatu bangsa pastilah
menginginkan terwujudnya integrasi. Namun dalam
kenyataannya yang terjadi justru gejala disintegrasi
 Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan
pertentangan fisik,
perkelahian,

tawuran, kerusukan,
revolusi

bahkan perang.
 Jadi perlukah semangat integrasi itu di pupuk ,
bagaimana caranya ?
Usman (1998)
 menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat
terintegrasi apabila ,
1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-
nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan
bersama, Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang
disepakati maka mereka dapat bersatu, namun jika
sudah tidak lagi memiliki nilai bersama maka mudah
untuk berseteru
2. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus,
memiliki “croos cutting affiliation” sehingga
menghasilkan “croos cutting loyality”, Jika masyarakat
yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota
organisasi yang sama, maka mereka dapat bersatu dan
menciptakan loyalitas pada organisasi tersebut, bukan
lagi pada latar belakangnya
 Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling
ketergantungan di antara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi.
 Apabila masyarakat saling memiliki ketergantungan,
saling membutuhkan, saling kerjasama dalam bidang
ekonomi, maka mereka akan bersatu. Namun jika ada
yang menguasai suatu usaha atau kepemilikan maka
yang lain akan merasa dirugikan dan dapat
menimbulkan perseteruan
 Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat
dilakukan dengan dua strategi kebijakan yaitu “policy
assimilasionis” dan “policy bhinneka tunggal ika”
(Sjamsudin, 1989). Strategi pertama dengan cara
penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas
kecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan
nasional
 Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli
sehingga membentuk kebudayaan baru. Apabila
asimilasi ini menjadi sebuah strategi bagi integrasi
nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan
masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-
unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar
melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan
identitas budaya kelompok atau budaya lokal

Anda mungkin juga menyukai