Anda di halaman 1dari 79

Disusun oleh :

dr. Arif Susilo Rahadi


Pembimbing : dr. Wimba, Sp.BS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. SA
 Tanggal Lahir : 01-06-1994 (23 tahun)
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Singkalan 11/05, Kelurahan Singkalan
 Pekerjaan : Pekerja Lapangan (Swasta)
 Pendidikan : SMK
 Status : Belum menikah
 No RM : 0302XX
 Tanggal MRS : 17 Mei 2018, Pukul 16:15 WIB
Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis
dengan pengantar pasien (rekan kerja) pada
pukul 16:15 WIB
KELUHAN UTAMA
Penurunan kesadaran dan keluar darah dari hidung post
jatuh dari ketinggian di tempat kerja.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Sekitar 45 menit SMRS

Sekitar pukul 15.30 pasien


• Pasien tidak muntah
didapatkan terjatuh di lantai, pasien
• Pasien tidak pingsan
tampak bingung dan terdapat
• Pasien tidak kejang
perdarahan pada hidung. Saat
• Tidak mengingat kejadian
kejadian diketahui pasien sedang
• Tidak mengingat identitas dan
bekerja memperbaiki langit-langit,
tempat
dan diduga jatuh dari ketinggian
• Mengeluh nyeri kepala dan
sekitar 1.5 – 2 meter. Saat kejadian
pusing
pasien tidak menggunakan APD.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
trauma kepala (-), gangguan penglihatan (-), nyeri kepala kronis (-),
vertigo (-), gangguan keseimbangan (-), kejang (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Hipertensi (-), DM (-), Epilepsi (-), Asma (-)
RIWAYAT PRIBADI dan SOSIAL EKONOMI
Pasien seorang perokok ,tidak minum minuman keras. Pasien
bekerja sebagai pekerja lapangan yang memperbaiki dan
merawat bangunan atau konstruksi.
.
Riwayat Pengobatan :
• Pasien belum mendapat penanganan dan pengobatan sebelum
masuk rumah sakit
• Tidak diketahui apakah pasien sedang mengonsumsi obat-
obatan tertentu
Anamnesis Sistem
• Pasien tampak bingung, Pingsan (-)
Kesadaran :

• Pusing (+), lupa kejadian (+), Nyeri Kepala (+)


Kepala :

• Tidak ada keluhan


Mata :

• Sesak napas (-)


Sistem Respirasi :

Sistem Gastrointestinal : • Mual (+), muntah (-), BAB tidak ada keluhan

• Kelemahan anggota gerak (-)


Sistem Muskuloskeletal:

• Terasa nyeri pada dahi kiri (tampak hematom ad


Sistem Integumen : regio frontalis sinistra)

• BAK tidak ada keluhan


Sistem Urogenital :
Diskusi I
– pasien laki-laki usia 23 tahun Pasien mengalami kehilangan ingatan
mengalami perdarahan pada sesaat sebelum dan sesudah
hidung. Pasien tampak bingung kecelakaan, hal tersebut merupakan
dan lupa kejadian serta identitas tanda-tanda amnesia retrograde dan
diri. antegrad
– Pasien mengalami perdarahan
pada hidung dikarenakan benturan
terjadi akibat adanya trauma atau
langsung saat kejadian.
cedera kepala sebelumnya 
– Tidak adanya muntah bukan mengarah cedera otak sedang.
berarti menyingkirkan
kemungkinan adanya peningkatan
TIK progresif sehingga perlu
dilakukan monitoring.
– Tidak adanya kejang pada pasien
tidak dapat menyingkirkan
kemungkinan adanya konkusio
serebri sehingga perlu monitoring
Diskusi I

Klasifikasi cidera kepala, • Walaupun pasien memiliki


berdasarkan derajatnya : gejala subjektif terjadinya COS
yg sesuai dalam literatur, untuk
1. Cidera Kepala Ringan menegakkan diagnosis pasien
2. Cidera Kepala Sedang selain dari anamnesis tersebut
masih diperlukan pemeriksaan
3. Cidera Kepala Berat fisik & pemeriksaan
penunjang
• Gold standard untuk
penegakkan diagnosis cidera
kepala : CT-Scan Kepala
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : – Kepala : Status Neurologis
Tampak lemah Hematom ad regio Sikap tubuh: lurus dan
Kesadaran : frontalis sinistra simetris
 Somnolen – Mata : Gerakan abnormal : (-)
 GCS : E4V3M5 Konjungtiva palpebra Tanda rangsang
Status Gizi : anemis (-/-), sklera ikterik meningeal:
kesan cukup (-/-), pupil isokor Kaku kuduk: (-)
Vital sign : (3mm/3mm), reflek pupil Brudzinski I: (-)
direk (+/+), reflek pupil Brudzinski II: (-)
•TD :120/90mmHg
indirek (+/+), reflek Laseque: (-/-)
Nadi : 88x/menit, kornea (tidak dilakukan)
irama regular, isi Kernig: (-/-)
ptosis (-/-)
cukup
– Hidung :
RR : 20x/menit
Suhu : 36.5 0 C Terdapat bekuan darah
peraksiler pada lubang hidung kiri

VAS : 4-5 – Telinga dan Mulut :


SpO2 : 100% Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Nervus Kranialis
N. II. Optikus Daya penglihatan dbn dbn
Pengenalan warna Tidak dilakukan
Lapang pandang Tidak dilakukan
N. III. Okulomotor Ptosis - -
N. IV. Trochlearis Gerakan mata ke medial dbn dbn
N. VI. Abducent
Gerakan mata ke atas dbn dbn

Gerakan mata ke bawah dbn dbn

Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil Bulat Bulat
Refleks cahaya + +
langsung
Refleks cahaya + +
konsensual
Pemeriksaan Motorik

Reflek Fisiologis

Refleks Patologis
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (17 May 2018)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hemoglobin 14.5 g/dl 13.0 – 18.0 g/dl
Leukosit 12.200 4.000 – 11.000
Eritrosit 5.06 juta 4.5 – 5.5 juta
Hematokrit 42.4 % 40 – 50
Trombosit 249 ribu 150 – 450 ribu

Golongan Darah B
Rhesus Positif
APTT 30 25 – 35 detik
PTT 10 11 – 14 detik
Serologi
HBsAg Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang Radiologi (17 May 2018)

Head CT-Scan
(17 May 2018)
Hasil Rontgen Skull AP/LAT
 Tampak garis fraktur os parietal kiri.
 Calvaria normal. Trabeculasi tulang normal.
 Besar dan bentuk sella normal, sinus paranasal
normal.
 Tak tampak dislokasi.
 Tampak soft tissue swelling regio parietal kiri.

Kesan : Fraktur linier os parietal sinistra dengan


soft tissue swelling.
Pemeriksaan Penunjang Radiologi (17 May 2018)

Head CT-Scan
(17 May 2018)
Hasil Rontgen Thorax
 Cor : besar dan bentuk normal.
 Pulmo : Tak tampak infiltrat / nodul
 Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
 Tulang-tulang tampak normal

Kesan : Cor dan Pulmo tak tampak kelainan.


Hasil Rontgen Cervical Lateral
 Allignment baik, Curve normal. Trabeculasi
tulang normal.
 Superior inferior endplate normal.
 Corpus, Pedicle, dan spatium intervertebralis
baik.
 Tak tampak garis fraktur / listesis / soft tissue
swelling

Kesan : Foto cervical lateral tak tampak kelainan.


Pemeriksaan Penunjang Radiologi (17 May 2018)

Head CT-Scan
(17 May 2018)
Hasil Rontgen Waters
 Sinus maksilaris kanan kiri normal.
 Sinus frontalis dan ethmoidalis kanan-kiri
normal.
 Sinus sphenoidalis normal.
 Tak tampak deviasi septum nasi.
 Tak tampak garis fraktur atau dislokasi.

Kesan : Foto Waters tak tampak kelainan


Pemeriksaan Penunjang Radiologi (17 May 2018)

Head CT-Scan
(17 May 2018)
Pemeriksaan Penunjang Radiologi (17 May 2018)

Head CT-Scan
(17 May 2018)
Hasil CT-Scan
 Terdapat soft tissue swelling pada regio frontalis
sinistra.
 Tidak tampak diskontinuitas pada Os. Kalvaria.
 Terdapat gambaran hiperdens berbentuk
bikonkaf pada hemisfer sinistra lateral (Epidural
Hematom) dalam 11 slice.
 Gambaran jejas hiperdens dimensi terpanjang
8.8cm dan terlebar 2.5cm.
 Perkiraan volume perdarahan ± 240ml.
 Sistem ventrikel dalam batas normal.
 Terdapat midline shift ± 3-5 mm kearah
hemisfer kanan.
Diagnosis Akhir

 Diagnosis Klinis : Sefalgia, amnesia post trauma


 Diagnosis Topis : Epidural Hematom /
Intrakranial
 Diagnosis Etiologi : Cidera Otak Sedang ec
Trauma Kapitis
PLANNING
Diagnosa : Terapi : Edukasi :
Berdasarkan anamnesis
 Benturan kepala
Non Medikamentosa :  Menjelaskan
 Amnesia post trauma • Cervical Protection mengenai kondisi
 Nyeri kepala
• O2 Nasal Canul 3 lpm cedera kepala yang
Berdasarkan Pemeriksaan
Fisik di alami pasien
• IVRL 20 tpm
 GCS E4V3M5  Mengurangi
 Rhinorhea bleeding • Tranfusi WBC 2 Bag
 Hematom a.r Frontalis
gerakan kepala
Sinistra • Kraniotomi Evakuasi secara minimal
Penggunaan teknik imaging
non invasif berupa
Medikamentosa : Monitoring :
Injeksi Citicolin 2×500 mg
 Computed
Injeksi Metamizol 2x30 mg  Keadaan umum
Tomography Scan
(CT Scan) Kepala Injeksi Ranitidin 2×1  Tanda-tanda vital
 Xray Skull AP/Lat,
Water’s, dan Cervical  Kesadaran
Lateral
 Tanda Kejang
Rencana Operasi
 Direncanakan pukul 01:15 WIB (18/05/2018)
 Konsul Sp.An (Jawaban Konsul) :
General Anastesi
Mylos 1 Ampul
Fentanyl 1 Ampul
Pasang Kateter Urin
Follow Up (18/05/2018)
No S O A P

1 Nyeri Kepala KU : Cukup COS + EDH • IVFD NaCl 0.9%


GCS : E4V5M6 post 1500ml/24jam
TD : 100/60 mmHg Craniotomy • Inj. Cefuroxime
N : 88 x/m, VAS : 3 Evakuasi 2x1gram
Temp : 36 ˚C, RR : 20 x/m • Inj. Citicholin
R.Pupil direk (+/+), indirek 2x500mg
(+/+). • Inj. Tranexamic
Suara paru : dbn Acid 3x500mg
Bunyi Jantung : dbn • Inj. Ranitidin 2x1
BU : positif Ampul
• Inj. Metamizol
Motorik 5 5 3x1Ampul
5 5 • Inj. Tramadol
Sensorik : tidak dilakukan ekstra 1x1 Ampul
Reflek Patologis : Negatif (13:30 WIB)
Terpasang Drain pada
luka bekas operasi
isi : 150 ml warna merah.
Terpasang Kateter Urin
Follow Up (19/05/2018)
No S O A P

2 Nyeri Kepala KU : Cukup COS + EDH • IVFD NaCl 0.9%


GCS : E4V5M6 post 1500ml/24jam
TD : 100/60 mmHg Craniotomy • Inj. Cefuroxime
N : 98 x/m, VAS : 3 Evakuasi 2x1gram
Temp : 37 ˚C, RR : 20 x/m • Inj. Citicholin
R.Pupil direk (+/+), indirek 2x500mg
(+/+). • Inj. Tranexamic
Suara paru : dbn Acid 3x500mg
Bunyi Jantung : dbn • Inj. Ranitidin 2x1
BU : positif Ampul
5 5 • Inj. Metamizol
Motorik 3x1Ampul
5 5 • Inj. Tramadol
Sensorik : tidak dilakukan ekstra 1x1 Ampul
Reflek Patologis : Negatif (13:30 WIB)
Terpasang Drain pada
luka bekas operasi
isi : 50 ml warna merah.
Terpasang Kateter Urin
Follow Up (20/05/2018)
No S O A P

3 Nyeri Kepala KU : Cukup COS + EDH • IVFD NaCl 0.9%


memberat GCS : E4V5M6 post 1500ml/24jam
TD : 120/70 mmHg Craniotomy • Inj. Cefuroxime
N : 88 x/m, VAS : 4-5 Evakuasi 2x1gram
Temp : 36 ˚C, RR : 20x/m • Inj. Citicholin
R.Pupil direk (+/+), indirek 2x500mg
(+/+). • Inj. Tranexamic
Suara paru : dbn Acid 3x500mg
Bunyi Jantung : dbn • Inj. Ranitidin 2x1
BU : positif Ampul
5 5 • Inj. Metamizol
Motorik 3x1Ampul
5 5
• Drip.Tramadol
Sensorik : tidak dilakukan
Reflek Patologis : Negatif
Terpasang Drain pada
luka bekas operasi
isi : 5 ml warna merah
(minimal).
Kateter Urin dilepas
Follow Up (21/05/2018)
No S O A P

4 Nyeri Kepala KU : Cukup COS + EDH • IVFD NaCl 0.9%


dan Pusing GCS : E4V5M6 post 1500ml/24jam
TD : 110/70 mmHg Craniotomy • Inj. Cefuroxime
N : 88 x/m, VAS : 2 Evakuasi 2x1gram
Temp : 36 ˚C, RR : 20x/m • Inj. Citicholin
R.Pupil direk (+/+), indirek 2x500mg
(+/+). • Inj. Tranexamic
Suara paru : dbn Acid 3x500mg
Bunyi Jantung : dbn • Inj. Ranitidin 2x1
BU : positif Ampul
5 5 • Inj. Metamizol
Motorik 3x1Ampul
5 5
Sensorik : tidak dilakukan
Reflek Patologis : Negatif
Drain dilepas
Follow Up (22/05/2018)
No S O A P

5 Gelisah dan KU : Cukup COS + EDH • Cefixime


sering GCS : E4V5M6 post 2x100mg
berteriak. TD : 120/80 mmHg Craniotomy • Asam
Pasien N : 84 x/m, VAS : 2 Evakuasi Mefenamat
menolak Temp : 36.4 ˚C, RR:20x/m 3x500mg
dipasang R.Pupil direk (+/+), indirek • Citicholin
infus. (+/+). 2x500mg
Suara paru : dbn • Diazepam
Bunyi Jantung : dbn 1x2mg ekstra
BU : positif (00:00)
5 5
Motorik
5 5
Sensorik : tidak dilakukan
Reflek Patologis : Negatif
Infus dilepas
Follow Up (23/05/2018)
No S O A P

6 Nyeri sudah KU : Cukup COS + EDH • Cefixime


sangat GCS : E4V5M6 post 2x100mg
berkurang. TD : 110/80 mmHg Craniotomy • Asam
Pusing N : 80 x/m, VAS : 1 Evakuasi Mefenamat
disangkal Temp : 36. ˚C, RR:18x/m 3x500mg
R.Pupil direk (+/+), indirek • Citicholin
(+/+). 2x500mg
Suara paru : dbn • Pasien
Bunyi Jantung : dbn diperbolehkan
BU : positif KRS
5 5
Motorik
5 5
Sensorik : tidak dilakukan
Reflek Patologis : Negatif
Prognosis
 Quo ad Vitam : bonam
 Quo ad Sanactionam : bonam
 Quo ad Functionam : bonam
Definisi CEDERA OTAK

Suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital atupun


degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

(Brain injury association of America)

• Dewasa muda  kecelakaan kendaraan


• Orang tua  jatuh
• Pria lebih sering daripada wanita  2:1
EPIDEMIOLOGI

• 1.000.000 kasus/ tahun


• 80.000 - 90.000 orang mengalami
kecacatan untuk angka waktu yang
lama akibat cedera otak.

• 363 per satu juta penduduk cedera


otak sedang-berat / tahun,
• >1/3 memerlukan rehabilitasi dari
cedera otak

• 500.000 kasus/ tahun


• 80 %  CKR, 10 %  CKS, 10% 
CKB
ANATOMI
VASKULARISASI
OTAK (ARTERI)

A. Carotis
Interna (80%)

ARTERI

A. Vertebralis
(20%)
Vaskularisasi Otak - Arteri
VASKULARISASI OTAK
(VENA)
SARAF KRANIAL
FISIOLOGI

Tekanan Intrakranial  N : ± 10 mm Hg
 Volume Otak
 Volume LCS
 Volume Vaskular

Monro Kellie : TIK  V otak+V LCS + V Vask. ( + Massa !)


KLASIFIKASI
Cedera tumpul
Mekanisme Cedera
Cedera tembus

Cedera kepala ringan

CEDERA KEPALA Beratnya Cedera Cedera kepala sedang

Cedera kepala berat

Fraktur kranium

Cedera difus
Morfologi
Perdarahan

Kontusio
MEKANISME
CEDERA

Cedera tertutup Cedera tembus


FRAKTUR KRANIUM

Fraktur Linier Berdasarkan


keadaan
perlukaan
Berdasarkan Fraktur Kominutif
gambaran/pola
garis fraktur
Fraktur Diastase Fraktur terbuka

Fraktur
Fraktur tertutup
Depressed

Fraktur Konveksitas
Berdasarkan
lokasi fraktur
Fraktur Basis Kranii
TANDA & GEJALA

 ekimosis periorbital
(Raccoon eyes sign)
 ekimosis retroaurikuler
(Battle sign)
 rhinorrhea dan otorrhea
 gangguan nervus kranialis
VII dan VIII (paresis otot
wajah dan gangguan
pendengaran)
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL

PERDARAHAN PERDARAHAN PERDARAHAN


EPIDURAL SUBDURAL INTRASEREBRAL
PERDARAHAN
EPIDURAL

• Pengumpulan darah
diantara tabula interna dan
duramater (ruang epidural)
• Fraktur linier  laserasi
A. meningea media
(tersering) atau vena
• Bikonveks atau cembung
• Gejala klinis khas :
interval lucid
• Gejala  sakit kepala,
mual, muntah, penurunan
kesadaran, pupil mata
anisokor, yaitu pupil
ipsilateral melebar,
hemiparesa kontralateral.
PERDARAHAN SUBDURAL

• Perdarahan yang
mengumpul diantara
duramater dan
arachnoid (ruang
subdural)
• Robekan pembuluh
darah/ vena-vena kecil
di permukaan korteks
serebri.
• Biasanya mengikuti
dan menutupi hemisfer
otak
• Gejala: sakit kepala,
mual, muntah,
papiledema, pupil
anisokor, sampai
penurunan kesadaran.
PERDARAHAN
INTRASEREBRAL

• Pengumpulan darah
fokal diakibatkan oleh
cedera regangan atau
robekan pembuluh-
pembuluh darah
intraparenkimal otak.
• Kebanyakan
dihubungkan dengan
kontusio serebri
• Gejala  defisit
neurologis, sakit
kepala, muntah,
papiledema
BERATNYA CEDERA

GCS SCORE

GCS 13-15  Cedera Kepala Ringan (COR)


GCS 9-12  Cedera Kepala Sedang (COS)
GCS ≤8  Cedera Kepala Berat (COB)
CKR (GCS 13-15) CKS (GCS 9-12) CKB (GCS ≤8)
•>

• Sering, ± 80%
• Dintandai  sadar
• ± 10%
penuh & dapat berbicara,
• Ditandai  masih • ± 10 %
namun riwayat
mampu menuruti • Ditandai  tidak
disorientasi, amnesia,
perintah sederhana, mampu melakukan
atau kehilangan
namun tampak bingung perintah sederhana
kesadaran sesaat.
atau mengantuk. walaupun status
• ± 90%  pulih
• Defisit neurologis kardiopulmonernya
sempurna.
fokal seperti telah stabil.
• ± 3%  perburukan
hemiparesis. • Memiliki resiko
dengan hasil gangguan
• 10-20%  morbiditas dan
neurologis hebat.
perburukan dan jatuh mortalitas paling besar.
• Gejala sisa yang
dalam koma.
menetap  nyeri kepala
kronik, gangguan tidur,
dan ingatan.
DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan laboratorium (darah rutin,


GDS, analisa gas darah, elektrolit, dll)
 Pemeriksaan Radiologi (rontgen kepala,
CT scan)
INDIKASI CT SCAN

•Penurunan kesadaran (COS, COB)


•Defisit neurologis dan lateralisasi
•Luka penetrasi
•Dirawat tidak ada perbaikan GCS
•Trauma dengan nyeri kepala
,muntah, bradikardi, dll
INDIKASI CT SCAN PADA COR
CT Scan diperlukan pada cedera otak ringan (antara lain : adanya riwayat pingsan,
amnesia, disorientasi dengan GCS 13-15) dan pada keadaan berikut :

Faktor resiko tinggi perlu tindakan bedah Faktor resiko sedang perlu tindakan bedah
saraf saraf

Nilai GCS < 15 selama 2 jam setelah Amnesia sesudah cedera (> 30menit)
cedera

Dicurigai ada fraktur depress atau terbuka Mekanisme cedera berbahaya (mis :
pejalan kaki tertabrak kendaraan bermotor,
penumpang terlempar dari kendaraannya,
jatuh dari ketinggian >3 kaki atau 5 anak
tangga

Adanya tanda-tanda fraktur dasar tulang


tengkorak (mis : raccoon sign,rinorhea dan
otorhea, battle sign)

Muntah ( > 2x episode)


Usia > 65 tahun
HEMATOM HEMATOM HEMATOM
EPIDURAL SUBDURAL INTRA SEREBRAL
PENATALAKSANAAN
PRIMARY SURVEY
AIRWAY
A
•Periksa jalan nafas jika ada obstruksi atau benda asing, pasang
endotracheal Tube (ETT) atau pipa orofaring, suction

BREATHING
B
•Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu
respirasi normal berikan oksigen

CIRCULATION
C •Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan
denyut nadi

DISABILITY
D
•Periksa GCS dan refleks pupil

EXPOSURE
•Lepaskan pakaian  mencari cedera lain yang mungkin ada,
E dengan log roll
SECONDARY SURVEY

•Pemeriksaan ulang tanda vital


•Pemeriksaan Head To Toe
•Pemeriksaan Penunjang Tambahan
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK RINGAN (GCS 13-15)

Definisi : Pasien sadar & berorientasi (GCS 13-15)

RIWAYAT
•Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
Mekanisme cedera
Waktu cedera
Tidak sadar segera setelah cedera
Tingkat kewaspadaan
Amnesia : Retrograde, Antegrade
Sakit kepala : ringan, sedang, berat
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik

Pemeriksaan neurologis terbatas

Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai indikasi

Pemeriksaan kadar alcohol darah dan zat toksik dalam urin

Pemeriksaan CT Scan kepala merupakan indikasi bila


memenuhi kriteria kecurigaan perlunya tindakan bedah
saraf
Observasi atau dirawat di RS Dipulangkan dari RS

•CT Scan abnormal Tidak memenuhi


•Semua cedera tembus criteria rawat

•Riwayat hilang kesadaran Diskusikan


kemungkinan kembali ke
•Kesadaran menurun RS bila memburuk dan
•Nyeri kepala sedang-berat berikan kertas observasi
•Intoksikasi alcohol/obat- Jadwalkan untuk
obatan control ulang
•Kebocoran likuor:
Rhinorrhea, otorhea
•GCS < 15
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK SEDANG (GCS 9-12)

Definisi : GCS 9-12

Pemeriksaan inisial
• Sama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah
pemeriksaan darah sederhana
• Pemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasus
• Duirujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah saraf

Setelah dirawat inap


• Lakukan pemeriksaan neurologis periodik
• Lakukan pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi pasien memburuk
dan bila pasien akan dipulangkan
Bila kondisi membaik (90%) Bila kondisi memburuk (10%)

• Pulang bila • Bila pasien tidak


memungkinkan mampu melakukan
• Kontrol di perintah sederhana
poliklinik lagi, segera lakukakn
pemeriksaan CT scan
ulang dan
penatalaksanaan
selanjutnya sesuai
protocol cedera kepala
berat
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK BERAT (GCS 3-6)

Definisi : Pasien tidak mampu melakukan


perintah sederhana karena kesadaran yang
menurun (GCS 3-8)

Pemeriksaan dan penatalaksanaan


• Primary survey : ABCDE
• Secondary survey dan riwayat AMPLE
• Rujuk ke RS dengan fasuilitas Bedah Saraf
• Reevaluasi neurologis : GCS
NON FARMAKOLOGI

 Cairan intravena  Ringer Laktat atau


garam fisiologis
 Tidak sadar  asupan oral ditunda
terlebih dahulu
 Kepala dielevasikan 20-30
 Hiperventilasi ringan
FARMAKOLOGI

 Manitol
 Antikonvulsan  Fenitoin atau fenobarbital
 Steroid
 Antibiotik
KRANIOTOMI

Pembukaan tengkorak
melalui pembedahan
untuk meningkatkan
akses pada struktur
intrakranial.
Biasanya dilakukan
untuk menghilangkan
tumor, mengevakuasi
bekuan darah, atau
mengontrol hemoragi.
INDIKASI KRANIOTOMI

 Volume massa hematoma mencapai >40 ml di daerah


supratentorial atau >20 cc di daerah infratentorial
 Kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk
secara klinis, serta gejala dan tanda fokal neurologis
semakin besar
 Terjadi gejala sakit kepala, mual, muntah yang semakin
menghebat
 Pendorongan garis tengah >3mm
 Terjadi kenaikam TIK >25 mmHg
 Terjadi penambahan ukuran hematom pada
pemeriksaan ulang CT Scan
 Terjadi gejala akan terjadinya herniasi otak
DAFTAR PUSTAKA

 Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran. 2005. p627-629

 American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauyma


Life Support for Doctors (ATLS). Jakarta : Komisi Trauma IKABI (Ikatan Ahli
Bedah Indonesia). 2004

 Enterprise, Tosca. Buku Saku Ilmu Bedah Chirurgica. Jakarta. 2005

Anda mungkin juga menyukai