Anda di halaman 1dari 46

LUKA BAKAR

oleh:

dr. I Made Darmawan, Sp.B.


4
LUKA BAKAR
Kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik dan radiasi.
Gambar Anatomi Kulit
JENIS LUKA BAKAR
1. Luka bakar thermal (ak. Api, uap panas, logam
panas, benda sangat dingin)
2. Luka bakar kimia (ak. zat racun asam/ basa)
3. Luka bakar listrik (listrik, petir)
Penyebab Luka Bakar
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena bahan kimia
4. Luka bakar karena listrik, petir
5. Luka bakar karena radiasi
6. Cedera akibat suhu sangat rendah (frost bite)
Tingkat luka bakar
LUKA BAKAR TINGKAT SATU (1)
- lap. epidermis (mis. : Sun burn )
- kulit kering, hiperemik berupa eritem,
- tidak dijumpai bulae
- nyeri  ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi
- penyembuhan terjadi secara spontan
- masa penyembuhan 5 – 10 hari
- tidak menimbulkan bekas luka
LUKA BAKAR TINGKAT DUA
 Kerusakan epidermis & sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi
 Dijumpai bulae
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak
lebih tinggi diatas kulit normal
 Sembuh 10-14 hari, tanpa bekas luka
20-28 hari, bekas luka permanen
Luka bakar derajat II
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
A. Derajat II dangkal/superficial (IIA)
 Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
 Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
sebesea, kelenjar keringat, masih utuh.
 Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-
14 hari
B. Derajat II dalam / deep (IIB)
 Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
 Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea tinggal sedikit.
 Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut
hipertrofi.
 Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari
satu bulan.
LUKA BAKAR TINGKAT TIGA (3)
 Seluruh lapisan :
 epid, dermis, sub kutan
 otot, tendon, tulang (LB tk 4)
 Luka berwarna abu-abu dan lebih pucat/putih sampai
berwarna hitam kering.
 Tidak dijumpai bullae
 Tidak rasa sakit (ujung saraf rusak)
 Edema subkutan
 Esker
 Perlu skin graft
LUAS LUKA BAKAR
Wallce membagi
tubuh atas
bagian-bagian
9% atau
kelipatan 9 (Rule
of Nine)
KRITERIA BERAT RINGANNYA
(American Burn Association)
1. Luka Bakar Ringan.
 Luka bakar derajat II <15 %
 Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak
 Luka bakar derajat III < 2 %
2. Luka bakar sedang
 Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
 Luka bakar II 10 – 20 % pada anak – anak
 Luka bakar derajat III < 10 %
3. Luka bakar berat
 Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa
 Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.
 Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
 Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki
dan genitalia/perineum.
 Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai
trauma lain.
Fase luka bakar
1. Fase akut / fase syok / fase awal.
* 2 – 3 hari
* kehilangan cairan & pembengkakan subkutan
* mengalami ancaman dan gangguan
airway (jalan napas), breathing
(mekanisme bernafas) dan gangguan
circulation (sirkulasi).
2. Fase Subakut
* Stlh fase shok s/d luka sembuh
* Luka yang terjadi dapat menyebabkan
beberapa masalah yaitu :
a. Proses inflamasi atau infeksi
Systemic Inflammatory Response
Syndrome (SIRS) dan Multi-system
Organ Dysfunction Syndrome
(MODS) dan sepsis.
b. Problem penutupan luka
c. Keadaan hipermetabolisme
3. Fase Lanjut
Penderita sudah dinyatakan sembuh Problem yang
muncul pada fase ini :
- parut yang hipertrofik,
- keloid,
- gangguan pigmentasi,
- deformitas
- kontraktur.
Pembagian zona kerusakan jaringan
 Zona koagulasi atau zona nekrosis (Daerah yang
langsung mengalami kerusakan)
 Zona statis
 Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
 Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit 
gangguan perfusi (no flow phenomena) -->
perubahan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi lokal
 12-24 jam pasca cedera
 Zona hiperemi
 Daerah diluar zona statis
 Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
Patofisiologi Luka Bakar
 Fase Akut
 Cedera inhalasi
 Gangguan mekanisme bernafas
 Gangguan sirkulasi
PATOFISIOLOGI
• PD yg terpajan suhu tinggi rusak & permeabilitas↑ 
sel darah rusak  anemia
• Permeabilitas↑  edema  bula yang mengandung
banyak elektrolit  volume cairan intravaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓ akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula
yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.
1. hentikan proses luka bakar
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan.
3. Lakukan penilaian dini
4. tentukan derajat luka bakar
5. Tutup luka bakar
6. jagalah kehangatan tubuh
7. Rujuk
Evaluasi Pertama (Triage)
a. A. Airway, B. Breathing, C. Sirkulasi,
b. Pemeriksaan fisik keseluruhan.
c. Anamnesis
d. Pemeriksaan luka bakar
Luka bakar diperiksa apakah terjadi luka
bakar berat, sedang atau ringan.
1. Ditentukan luas luka bakar Rule of Nine
2. Ditentukan kedalaman luka bakar (derajat kedalaman)
RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA
BAKAR
1. Regimen (formula) Evans – Brooke
2. Regimen (formula) Baxter (Parkland)
Formula Evans Formula Brooke

1 ml/kgBB/%LB darah (keloid) 0,5 ml/kbBB/%LB darah (keloid)

1 ml/kgBB/%LB larutan saline 1,5 ml/kgBB/%LB larutan saline


(elektrolit) (elektrolit)

2000 ml glukosa 2000 ml glukosa

Monitoring : Diuresis (>50 ml/jam) Monitoring : Diuresis (30-50 ml/jam)


CVP (>+2) CVP (>+2)
Hb – Ht Hb - Ht

 Pada hari kedua, diberikan separuh jumlah darah dan


larutan saline ditambah 2000 ml glukosa. Jumlah
cairan diberikan merata dalam 24 jam.
BAXTER formula
Hari Pertama :
Dewasa :
4 ml/kgBB /% LB Ringer lactate
Anak :
Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3
2 ml/kgBB/% LB
 ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
 ½ diberikan 16 jam berikutnya.
 Monitoring : diuresis 50-100 ml/jam dan CVP (>+2), Hb-
Ht.
Hari kedua :
Dewasa : ½ hari I diberikan merata dalam 24 jam
Anak : diberi sesuai kebutuhan faali

 Kebutuhan faali :
< 1 Tahun : berat badan x 100 cc
1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc
3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc
Cedera Inhalasi
Obstruksi sal. napas bag. atas :
- Edema mukosa
- Percampuran epitel mukosa yg nekrosis dgn sekret
kental (fibrin >>)
Obstruksi sal. napas bag. bawah :
Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli m’bentuk
membran hialin gang. difusi & perfusi O2
ARDS
Gejala & tanda :
1. Bulu hidung terbakar
2. Luka bakar pada wajah
3. Butir arang karbon dalam
cairan ludah
4. bau asap pada pernafasan
5. kesukaran nafas
6. Pernafasan berbunyi
7. Serak, batuk, sukar bicara
8. Gerakan terbatas
9. Sianosis
TRAUMA LISTRIK
 Sumber listrik
 Alam : petir , kilat
 Buatan ; listrik rumah tangga , baterei

 Arus listrik terbagi dalam 2 macam:


 Directing current ( DC)
 Alternating Current (AC)
 Pada AC lebih berbahaya dari pada DC karena arusnya
bolak balik ( 4x lebih berbahaya
Berbahaya tidaknya arus listrik tergantung pada :
1. Voltage ( Volt)
 Makin besar volt ,intensitas makin besar, efek meningkat
2. Intensitas ( amperage)
3. Frekwensi ( Hertz / cycle)
 Cycle sangat rendah atau sangat tinggi tidak berbahaya
 Cycle yang berbahaya ukuran 40 - 50
4. Isolator
 Bila terdapat penyaluran arus listrik ketanah ( graunding )
tahanan akan makin kecil
 Sehingga bila ada isolator listrik tidak membahayakan ( pakai
sepatu karet )
5. Resistensi / tahanan kulit
 Tahanan kulit rendah , misal basah , intensitas akan besar , efek
lebih besar
 Kulit kering , tahanan tinggi , intensitas kecil , efek kecil
6. Lamanya kontak
 Lebih lama kontak , efek lebih besar
7. Arah arus
 Dalam hal terjadinya shock listrik organ yang paling penting
adalah jantung

 Sebab kematian ;
 Ventrikel fibrilasi
 Paralysis centrum medulare : jarang
 Asphyxia : akibat kejang otot pernafasan dan diafragma
Efek arus listrik pada tubuh :

Electric mark :
Gambaran luka bakar dengan tepi yang menimbul, sekitarnya
pucat( halo ring), dan hiperemis lebih luar lagi
 Tempat kontak berkulit tipis : Vesikel seperti luka bakar , kulit
warna merah
 Kontak cukup lama dan aliran listrik kuat : Kulit mengeras
dan atau hangus seperti arang
 Kontak dengan percikan api ( sparks ) Titik – titik kecil yang
hangus
 Kontak dengan arus yang melompat / tegangan tinggi : Luka
bakar tidak teratur derajatnya ( flash burns)
PETIR / LIGHTNING / BLIKSEM
 Petir adalah listrik alam dengan sifat :
 Arus searah ( DC)
 Tegangan tinggi ( > 20 juta Volt)
 Intensitas tinggi ( 20.000 A)
 Kerja sangat singkat (1/1000 detik )
 Petir membutuhkan konduktor ,
 Pada orang yang berlindung dibawah pohon yang
tersambar petir orangnya karena orang merupakan
konduktor yang lebih baik dibanding kayu
 Kelainan pada tubuh oleh petir disebabkan faktor :
 Faktor arus listrik
 Faktor suhu tinggi
 Faktor ledakan
Kerusakan jaringan tubuh disebabkan oleh :
 Aliran listrik
 Luka masuk
 Luka keluar
 Loncatan energi yang ditimbulkan oleh udara, yang
berubah menjadi api
 Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti, tidak
dapat diperkirakan luasnya.

Anda mungkin juga menyukai