Anda di halaman 1dari 20

Liquor Cerebro Spinalis (LCS)

• Anggraini Puji Astuti 1611E2004


• Anis Kurniatiningsih 1611E2005
• Anita Kurniyawati 1611E2007
• Astika Apriliani 1611E2010
• Gusweri 1611E2019
• Heru Wahyono 1611E2022
• Rahmah Dewi Ambarwati 1611E2035
PENGERTIAN CAIRAN OTAK

• Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 %


dibuat oleh plexus choroideus di dalam ruang atau ventrikel
otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan
30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel
dan rongga subarachnoid.

• Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih


1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan
serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah
sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari
cairan, baik ekstra sel maupun intra sel.
Liquor Cerebro Spinalis (LCS)

Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil


melalui lumbal punksi, Cairan otak tidak boleh
dipandang sama dengan cairan yang terjadi oleh proses
ultrafiltrasi saja dari plasma darah. Di samping
filtrasi, faktor sekresi dari plexus choriodeus turut
berpengaruh.
Pemeriksaan LCS bertujuan untuk
mengetahui adanya kelainan pada otak
maupun sumsum tulang, meningitis,
tumor, abses, enchefilitis maupun
infeksi virus pada daerah tersebut.
FUNGSI LCS

Liquor Cerebrospinalis (LCS) memberikan pelindungan terhadap

otak maupun tulang belakang dan bekerja seperti jaket pelindung

dari air. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur

komposisi ion, membawa keluar metabolit - metabolit (otak tidak

mempunyai pembuluh limfe), dan memberikan beberapa

perlindungan terhadap perubahan -perubahan tekanan (volume

venosus volume cairan cerebrospinalis).


ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan


serebrospinal, yaitu:

1. Sistem Ventrikel

2. Meningen dan ruang subarakhnoid

3. Ruang Epidural

4. Ruang Subdural
KOMPOSISI CAIRAN SEREBROSPINAL

Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi

kapiler dan sekresi aktif dari epitel. CSS hampir

meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi

konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang

lebih kecil dan konsentrasi Mg dan klorida yang lebih

tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah.


PENGAMBILAN CAIRAN SEREBROSPINAL

Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada

lumbal III dan IV di cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada

suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat

disesuaikan dengan indikasi klinik.

http://www.nspclinic.com
PENGAMBILAN CAIRAN SEREBROSPINAL

Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang


berbeda, antara lain :

1.Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena
mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.

2.Tabung II berisi 7 mL
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.

3.Tabung III berisi 2 mL


Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein
kualitatif/kuantitatif.
Parameter Pemeriksaan Cairan Serebrospinal

A. Makroskopik
• Warna
• Kekeruhan (Kejernihan)
• Bekuan
• BJ
• pH B. Mikroskopik
• Hitung Jumlah Sel
• Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
C. Kimiawi
• Pandy
• Nonne
• Protein
• Glukosa
• Chlorida
D. Bakteriologi (Pembiakan)
METODE PEMERIKSAAN LCS
Makroskopik

 Metode : Visual (Manual)


 Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik
Meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
 Cara Kerja :
1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.
2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.
3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan
membandingkan deret standar pH.
4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada
eye piece BJ.
 Hasil dan Interpretasi

Cairan serebrospinal normal tidak berwarna.

• Xantokrom (kekuningan) : perdarahan subarakhnoid,


meningitis tuberkulosis, dan
neonatus normal.

• Kuning : hiperbilirubinemia, hemolisis.

• Oranye : hiperkarotenemia, hemolisis.

• Merah muda : hemolisis.

• Hijau : hiperbilirubinemia, meningitis bakterial.

• Coklat : meningitis melanomatosis.


Mikroskopik

A. Hitung Jumlah Sel


 Metode : Bilik Hitung
 Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel
lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop
 Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
 Cara Kerja :
1. Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
2. Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
3. Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
4. Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada
semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
 Perhitungan :

PDP : 1/10 = 0,1x


TKP : 1/0,1 = 10x
KBH : 4 kotak leukosit
Ʃ Sel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)

Sel = PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan


KBH
= 0,1 x 10 x Ʃ
4
= 2,5 x Ʃ
= ……..sel/mm3 LCS

 Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS


B. Hitung Jenis Sel

 Metode : Giemsa Stain


 Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam
cairan LCS
 Cara Kerja :
1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya, sentrifugasi
2. Supernatant dibuang dan endapan diambil.
3. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
4. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
5. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
6. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
 Perhitungan : Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %
sel
MN
PMN
Jumlah

 Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%.


Kimiawi

A. Uji Pandy
 Metode : Pandy
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCS
 Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.
3. Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.
 Interpretasi :
Negatif : tidak terbentuk kekeruhan putih
Positif : terbentuk kekeruhan putih.
B. Uji Nonne Apelt

 Metode : Nonne
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS
 Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan
kemiringan 45°.
3. Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada
posisi tegak.
 Interpretasi :
1. Negatif : tidak terbentuk cincin putih
2. Positif : terbentuk cincin putih.
C. Protein
 Metode : Biuret
 Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
 Cara Kerja :
1. Masukkan ke dalam tabung berlabel :
Blanko Standar Sampel
Standar - 20 µl -
Serum - - 20 μl
Reagen kerja 1000 μl 1000 μl 1000 μl

2. Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.


3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang
gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.
 Nilai Normal : 15 – 45 mg/dL
D. Glukosa

 Metode :GOD-PAP
 Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS
 Cara kerja:
1. Dipipet ke dalam tabung:
Blanko Standar Sampel
Standar - 10 µl -
Serum - - 10 µl
Reagen kerja 1000 µl 1000 µl 1000 µl

1. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.


2. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko
dengan panjang gelombang 546 nm.
 Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL
E. Chlorida

 Metode : TPTZ
 Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS
 Cara Kerja :
1. Dipipet ke dalam tabung:
Blanko Standar Sampel
Standar - 10 µl -
Serum - - 10 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
kerja

2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.


3. Diukur absorben standar dan sampel pada photometer terhadap blanko
dengan panjang gelombang 546 nm.
 Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai