Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)

OLEH:
KIKI DWI KUSUMA WARDHANY
M. IMAM RASIDIN

PEMBIMBING:
dr. Sadarita Sitepu, Sp. P
Definisi

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik dengan
karakteristik adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progresif non reversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi
paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya.

Etiologi

Ada 2 (dua) penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini,
yaitu emfisema dan bronkitis kronis
Emfisema adalah Suatu kelainan anatomis
paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal,disertai
kerusakan dinding alveoli atau suatu
E pelebaran kantung udara kecil (alveoli) di
M paru-paru, yang disertai dengan kerusakan
F pada dindingnya. Dalam keadaan normal,
I sekumpulan alveoli yang berhubungan ke
S saluran nafas kecil (bronkioli), membentuk
E struktur yang kuat dan menjaga saluran
M pernafasan tetap terbuka. Pada emfisema,
A dinding alveoli mengalami kerusakan,
sehingga bronkioli kehilangan struktur
penyangganya. Dengan demikian, pada saat
udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut.
Struktur saluran udara menyempit dan
sifatnya menetap
Bronkitis kronis adalah Kelainan saluran
napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam B
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun R
berturut - turut, tidak disebabkan O
penyakit lainnya. merupakan batuk N
menahun yang menetap, yang disertai K
dengan pembentukan dahak dan bukan I
merupakan akibat dari penyebab yang T
secara medis diketahui (misalnya kanker IS
paru-paru). Pada saluran udara kecil K
terjadi pembentukan jaringan parut, R
pembengkakan lapisan, penyumbatan O
parsial oleh lendir dan kejang pada otot N
polosnya. Penyempitan ini bersifat IS
sementara.
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko tersebut meliputi faktor pejamu, faktor perilaku merokok, dan
faktor lingkungan. Faktor pejamu meliputi genetik, hiperesponsif jalan napas
dan pertumbuhan paru. Faktor genetik yang utama adalah kurangnya alfa 1
antitripsin, yaitu suatu serin protease inhibitor. Hiperesponsif jalan napas juga
dapat terjadi akibat pajanan asap rokok atau polusi. Pertumbuhan paru
dikaitan dengan masa kehamilan, berat lahir dan pajanan semasa anak-anak.
Penurunan fungsi paru akibat gangguan pertumbuhan paru diduga berkaitan
dengan risiko mendapatkan PPOK.
PATOGENESIS

Bahan Berbahaya

Mediator inflamasi
CD4 + T-Limposit
Makrofag
Neutrofil

Hambatan aliran Udara

Ireversibel
FAKTOR RISIKO
ANAMNESA
GEJALA KLINIS

INSPEKSI

PALPASI
PEMERIKSAAN
DIAGNOSA FISIK PERKUSI

AUKSKULTASI

SPIROMETRI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG RADIOLOGI
Skala Sesak menurut British Medical Research Council (MRC)

Skala Sesak Keluhan Sesak Berkaitan dengan Aktivitas


1 Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat

2 Sesak mulai timbul jika berjalan cepat atau naik tangga 1 tingkat
3 Berjalan lebih lambat karena merasa sesak

4 Sesak timbul jika berjalan 100 meter atau setelah beberapa menit

5 Sesak bila mandi atau berpakaian


KLASIFIKASI PPOK

Klasifikasi Penyakit Gejala Klinis Spirometri


PPOK Ringan -Dengan atau tanpa batuk -VEP1 ≥ 80% prediksi (nilai normal
-Dengan atau tanpa produksi sputum spirometri)
-Sesak napas derajat sesak 1 sampai derajat -VEP1/KVP < 70%
sesak 2
PPOK Sedang -Dengan atau tanpa batuk -VEP1/KVP < 70%
-Dengan atau tanpa produksi sputum -50% ≤ VEP1 < 80% prediksi
-Sesak napas derajat 3
PPOK Berat -Sesak napas derajat sesak 4 dan 5 -VEP1/KVP < 70%
-Eksaserbasi lebih sering terjadi -30% ≤ VEP1 < 50% prediksi
PPOK Sangat Berat -Sesak napas derajat sesak 4 dan 5 dengan -VEP1/KVP <70%
gagal napas kronik -VEP1 < 30% prediksi, atau
-Eksaserbasi lebih sering terjadi -VEP1 < 50% dengan gagal napas kronik
-Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal
jantung kanan
DIAGNOSA
BANDING PPOK lebih mudah dibedakan dengan bronkiektasis atau sindroma pasca TB paru,
namun seringkali sulit dibedakan dengan asma bronkial atau gagal jantung kronik

Perbedaan klinis dan hasil pemeriksaan spirometri pada PPOK, asma bronkial dan gagal jantung kronik

PPOK Asma Bronkial Gagal Jantung Kronik


Onset usia > 45 tahun Segala usia Segala usia
Riwayat keluarga Tidak ada Ada Tidak ada
Pola sesak napas Terus menerus, bertambah Hilang timbul Timbul pada waktu aktivitas
berat dengan aktivitas
Ronki Kadang-kadang + ++
Mengi Kadang-kadang ++ +
Vesikular Melemah Normal Meningkat
Spirometri Obstruksi ++ Obstruksi ++ Obstruksi +
Restriksi + Restriksi ++
Reversibilitas < ++ +
Pencetus Partikel toksik Partikel sensitif Penyakit jantung kongestif
PENATALAKSANAAN
Antikolin
ergik Agonis
Antitusif Beta-2
Edukasi
Antioksidan Bronkodilator
Kombinasi
antikolinergi
Obat-obatan k dan agonis
xantin beta – 2
Mukolitik
- Amoksisilin
- Makrolid

Antiinflamasi
- amoksisilin dan asam Antibiotika
klavulanat
- sefalosporin
- kuinolon
- makrolid baru
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal napas kronik, gagal napas akut pada gagal napas
kronik, infeksi berulang, dan kor pulmonale.

Gagal napas kronik ditunjukkan oleh hasil analisis gas darah berupa PaO2<60 mmHg dan
PaCO2>50 mmHg, serta pH dapat normal. Gagal napas akut pada gagal napas kronik ditandai
oleh sesak napas dengan atau tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan purulen, demam,
dan kesadaran menurun.

Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni
kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Selain itu, pada kondisi kronik ini
imunitas tubuh menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah.
Adanya kor pulmonale ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit>50 %, dan dapat
disertai gagal jantung kanan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai