Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH

USHUL FIQIH
Sejarah Ushul Fiqih

 -Imam Syafii Peletak Dasar Ushul Fiqih


 -Ushul Fiqih Sebelum Masa Imam
Syafii
 -Ushul Fiqih Sesudah Masa Imam
Syafii :
 (a) Metode Mutakallimin
 (b) Metode Fuqoha
 -Kitab-kitab Ushul Fiqih Terpenting
IMAM SYAFI’I
PELETAK DASAR
USHUL FIQIH
IMAM SYAFI’I PELETAK
USHUL FIQIH
 Imam Syafi’i hidup 150 – 204 H.

 Termasuk generasi Tabi’it Tabiin.

 Berguru kepada Imam Malik di


Madinah.

 dan bertemu dengan murid-murid


Imam Abu Hanifah (w. 150 H),
seperti Muhammad bin Al Hasan di
Baghdad.
IMAM SYAFI’I PELETAK
USHUL FIQIH
 Imam Syafi’i disebut peletak dasar
ilmu Ushul Fiqih. Mengapa?

 Karena beliau ulama pertama yang


menulis kitab Ushul Fiqih secara
sistematis, berjudul “Ar Risalah”.
IMAM SYAFI’I PELETAK
USHUL FIQIH
 Imam Ibnu Khaldun dalam kitabnya
“Muqaddimah” hlm. 455 ketika membahas
ilmu ushul fiqih berkata :

‫ أملى فيه رسالته‬،‫و كان أول من كتب فيه الشافعي رضي هللا عنه‬ 
،‫ والنسخ‬،‫ والخبر‬،‫ والبيان‬،‫ تكلم فيه األوامر والنواهي‬،‫المشهورة‬
...‫وحكم العلة المنصوصة في القياس‬
 “Orang pertama yang menulis dalam bidang itu [ushul
fiqih] adalah As Syafi’i RA, di dalamnya beliau
mendiktekan kitab Ar Risalah yang terkenal, di
dalamnya beliau bicara tentang amar dan nahi, bayan,
khabar (hadits), nasakh, dan hukum illat yang disebut
dalam nash dalam Qiyas…” (M Husain Abdullah, Al Wadhih fi
Ushul Al Fiqh, hlm. 28)
USHUL FIQIH
SEBELUM
IMAM SYAFI’I
USHUL FIQIH PRA IMAM
SYAFI’I
 Pada masa Rasulullah SAW, shahabat,
dan tabi’in, ilmu ushul fiqih belum ada,
atau setidaknya belum tertulis.

 Ijtihad oleh shahabat di masa Rasulullah


SAW, juga masa shahabat dan masa
tabi’in, dilakukan secara alamiah.

 Karena mereka menguasai bahasa Arab,


sebagai bahasa Al Qur`an dan As
Sunnah. (M Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 26)
USHUL FIQIH PRA IMAM
SYAFI’I
 Pada awal abad kedua Hijriyah, seiring dengan
futuhat dan perluasan Daulah Islamiyah, banyak
bangsa non Arab masuk Islam (Romawi, Persia,
India, Barbar, dll).

 Akibat interaksi bangsa Arab dan non Arab itu,


kemampuan bahasa Arab di kalangan muslim Arab
mulai melemah karena pengaruh bahasa dan
lahjah (dialek) bangsa non Arab.

 Maka dirasakan ada kebutuhan untuk menetapkan


kaidah (qawa’id) dan norma (dhawabith) bahasa
Arab untuk mengistinbath hukum dari Al Qur`an
dan As Sunnah. (M Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh,
hlm. 26)
USHUL FIQIH PRA IMAM
SYAFI’I
 Dari sekumpulan kaidah (qawa’id) dan norma
(dhawabith) bahasa Arab itulah, maka terbentuk
disiplin ilmu bernama : USHUL FIQIH.

 Ulama pertama yang menghimpun berbagai


kaidah dan norma tersebut, konon adalah Imam
Abu Yusuf, shahabat Imam Abu Hanifah,
sebagaimana disebut oleh Ibnu Nadiim dalam
kitabnya Al Fihris. (Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Al Fiqh, hlm. 17).

 Tapi sayang kitab beliau tidak sampai kpd kita.

 Kitab pertama ttg ushul fiqih yang sampai


kepada kita adalah Ar Risalah karya Imam Syafi’i.
(M Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 27)
USHUL FIQIH
SETELAH IMAM
SYAFI’I
USHUL FIQIH PASCA IMAM
SYAFI’I
 Meski Imam Syafi’i adalah penulis kitab
ushul fiqih pertama, tapi kitab ini belumlah
sempurna dan menyeluruh. (M Husain Abdullah, Al
Wadhih fi Ushul Al Fiqh, hlm. 28)

 Karena itu, para ulama ada yang mendukung


kitab Ar Risalah, ada yang menambahkan
kaidah-kaidah baru, dan ada yang menyalahi
kaidah2 yang dibuat Imam Syafi’i.

 Setelah berkembangnya mazhab-mazhab


fiqih, mereka mempunyai sikap masing-
masing terhadap kitab Ar Risalah.
USHUL FIQIH PASCA IMAM
SYAFI’I
 SIKAP MAZHAB SYAFI’I

 Mereka mendukung kitab Ar Risalah dan


membuat berbagai syarah (penjelasan / uraian)
dari kitab Ar Risalah.

 Mereka itu misalnya :

 (1) Abu Bakar Muhammad As Shairafi (w. 330 H).

 (2) Abu Muhammad Al Qaffaal As Syaasyi (w.


365)

 (3) Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf Al


Juwaini (w. 438).
USHUL FIQIH PASCA IMAM
SYAFI’I
 SIKAP MAZHAB HANAFI

 Mereka menambahkan dua dalil ijmali (sumber


hukum) yaitu Al Istihsan dan Urf.

 Dua dalil ijmali itu menambah dalil-dalil ijmali


dalam kitab Ar Risalah yang terbatas pada
empat saja : Al Qur`an, As Sunnah, Ijma’, dan
Qiyas.

 Kitab ushul fiqih yang awal, misalnya Risalah


Al Karkhiy, karya Imam Al Karkhiy (w. 340 H).

 Juga kitab Ushul Al Jashshash, karya Imam Al


Jashshash (w. 370 H).
USHUL FIQIH PASCA IMAM
SYAFI’I
 SIKAP MAZHAB MALIKI

 Mereka menambahkan tiga dalil ijmali (sumber


hukum) yaitu Ijma’ Ahlil Madinah, Al Istihsan,
dan Al Mashalih Al Mursalah.

 Imam Syafii tidak setuju dengan tiga dalil ijmali


tersebut.

 Ulama Malikiyah juga memperluas pembahasan


Saddudz Dzaraa`i’.

 Kitab ushul fiqih mazhab Maliki misalnya : At


Ta’rif wal Irsyad fi Tartib Thuruqil Ijtihad

 Karya Imam Qadhi Baqilani (w. 403 H).


USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 SIKAP MAZHAB HAMBALI

 Mereka mengikuti pendapat Imam Syafi’I, namun


ada sedikit perbedaan khususnya masalah Ijma’.

 Imam Ahmad bin Hanbal hanya mengambil Ijma’


Shahabat sebagai dalil syar’i.

 Sementara Imam Syafii mengambil Ijma’ Mujtahidin


Umat Islam. (lebih umum)

 Namun ulama Hanabilah pasca Imam Ahmad ada


yang mengambil Ijma’ Mujtahidin Umat seperti
pendapat Imam Syafi’i.

 Misalnya : Imam Ibnu Qudamah (w. 630 H) dalam


kitabnya Raudhatun Nazhir wa Junnatul Munazhir.
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 SIKAP MAZHAB ZHAHIRI

 Mereka tidak mengakui Qiyas, dan hanya


berpegang dengan zhahir nash.

 Pendiri mazhab Zhahiri adalah Imam Dawud Az


Zhahiri (w. 270 H).

 Ulama mazhab Zhahiri yang terkenal adalah Imam


Ibnu Hazm (w. 456 H), dengan karyanya Al Muhalla.

 SIKAP MAZHAB SYIAH

 Mereka menolak Qiyas, menolak hadits yang


bertentangan dgn paham mereka ttg Khilafah /
Imamah, hanya mengakui ijtihad imam2 mereka. (M
Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushu;l Al Fiqh, hlm. 31).
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 DALAM PENYUSUNAN ILMU
USHUL FIQIH, PARA ULAMA
MENEMPUH DUA METODE
(THARIQAH) :

 (1) METODE MUTAKALLIMIN

 (2) METODE FUQOHA`


USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 METODE MUTAKALLIMIN

 Mutakallimin adalah istilah untuk menyebut


ulama yang menggunakan dalil akal untuk
menetapkan ushuluddin (aqidah / keimanan).

 Metode mutakallimin dalam ushul fiqih,


adalah menetapkan kaidah-kaidah (qawaid)
ushul fiqih secara murni lebih dahulu, tanpa
terpengaruh oleh furu’ (hukum fiqih).

 Substansi metode : qawaid mendahului furu’


(induk mendahului cabang / anak).
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 Contoh : ada satu qaidah ushuliyah berbunyi
Ijma’ Ahli Madinah bukanlah hujjah (dalil
syara’).

 Kaidah tersebut ditetapkan oleh Ibnu


Qudamah dalam kitabnya Raudhatun Nazhir
berdasarkan burhan (bukti) akal, misalnya :

 (1) bahwa penduduk Madinah tidak


semuanya mendengar hadits Nabi SAW

 (2) bahwa Makkah lebih utama dari Madinah,


tapi toh tidak ada Ijma’ Ahli Makkah
 Lihat M Husain Abdullah, Al Wadhih fi Ushul Al Fiqh,
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 Metode mutakallimin dirintis oleh Imam
Syafi’i dan dilanjutkan oleh ulama-ulama
pengikutnya selanjutnya.

 Yang menggunakan metode mutakallimin


antara lain ulama mazhab Syafi’i, Maliki, dan
Hambali.

 Ulama mazhab Hanafi menggunakan metode


lain, yaitu metode fuqoha.
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 METODE FUQOHA

 Metode Fuqoha dalam ushul fiqih, adalah


menetapkan kaidah-kaidah (qawaid) ushul
fiqih dengan dipengaruhi oleh furu’ (hukum
fiqih) yang sudah ada lebih dahulu.

 Substansi metode : furu’ mendahului


qawaid (cabang / anak mendahului induk).

 Metode digunakan oleh para ulama


pengikut Imam Abu Hanifah.
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 Contoh : ada satu qaidah ushuliyah
berbunyi Al ‘Ibrah bi ‘umumil lafzhi laa
bi khusus as sababi.
 Artinya : yang menjadi patokan adalah
keumuman lafazh bukan kekhususan
sebab.

 Kaidah tersebut disimpulkan dari furu’,


yaitu hukum-hukum fiqih yang sudah ada.

 Hukum2 tsb diamalkan oleh para shahabat


dan tabi’in.
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 Hukum-hukum tersebut antara lain :

 (1) keumuman hukum sucinya kulit


bangkai yang disamak, meski sababul
wurudnya adalah bangkai kambing milik
Maimunah.

 (2) keumuman hukum potong tangan bagi


pencuri (QS 5:38), meski sababun nuzulnya
adalah tentang pencurian baju milik
Shofwan.
USHUL FIQIH PASCA IMAM SYAFI’I
 (3) keumuman hukum li’an antara suami
isteri (QS 24 : 5-9), meski sababun nuzulnya
adalah tentang kasus li’an Hilal bin
Umayyah.

 Hukum-hukum furu’ tersebut, ternyata


penerapannya tidak hanya pada sebabnya
yang khusus (sababun nuzul ayat atau
sababul wurud hadits), melainkan diterapkan
secara umum pada kasus lainnya.

 Dari hukum-hukum furu’ itulah disimpulkan


kaidah ushul Al Ibrah biumumil lafzhi dst.
KITAB
USHUL FIQIH
TERPENTING
KITAB USHUL FIQIH TERPENTING
 Metode mutakallimin.

 (1) Kitab Al Mu’tamad karya Abul Hasan Al


Bashri (w. 463 H)

 (2) Kitab Al Burhan karya Imam Al Haramain


Al Juwaini (w. 487 H)

 (3) Kitab Al Mustashfa karya Imam Ghazali


(w. 505 H).

 (4) Kitab Al Ihkam fi Ushulil Ahkam karya


Imam Al Amidi (w. 631 H), menghimpun 3
kitab sebelumnya.
KITAB USHUL FIQIH TERPENTING
 Metode Fuqoha.

 (1) Kitab Risalah Al Karkhi karya Imam Al


Karkhi (w. 340 H)

 (2) Kitab Ushul Al Jashshash karya Imam Al


Jashshash (w. 370 H)

 (3) Kitab Ushulul Sarakhsi karya Imam


Sarakhsi (w. 483 H).

 (4) Kitab Ushul Al Bazdawi karya Imam Al


Bazdawi (w. 482 H).

Anda mungkin juga menyukai