Anda di halaman 1dari 17

Serum levels of N-acetyl-aspartate in migraine and

tension-type headache
JOURNAL READING
Kadar serum N-asetil-aspartat pada migren dan sakit
kepala tipe tegang

JURNAL READING
Pembimbing: dr. Catur Banuaji, Sp.S

Rahayu Fatmawati
NRP 1620221203

POLI SARAF RSUP PERSAHABATAN JAKARTA


PERIODE 3 JULI – 5 AGUSTUS 2017
ABSTRAK

Pendahuluan
Kadar serum N-asetil-aspartat (NAA) dapat dianggap sebagai penanda fungsi neuron yang
berguna.

Tujuan
Untuk mengukur serum NAA pada penelitian kohort pasien migren dan sakit kepala tipe tegang
(tension-type headache: TTH) dengan kelompok kontrol, yang memperlihatkan hubungan dari
segi klinis utama.

Metode penelitian
Sebanyak 147 pasien migren (termasuk migren tanpa aura, dengan aura dan migren kronik), 65
TTH (termasuk TTH kronik dan TTH episodik sering) dan 34 kontrol yang cocok berdasarkan
jenis kelamin dan usia telah diseleksi. Serum disimpan pada suhu -80 oC. Penghitungan NAA
menggunakan teknik kromatografi likuid dengan spektrometri massa (LC/MS).
ABSTRAK

Hasil
Kadar NAA secara signifikan menurun pada kelompok migren (0,085 ± 0,019 mol/L),
dibandingkan dengan pasien TTH (0,078 ± 0,016 mol/L) dan kontrol (0,085 ± 0,013 mol/L).
Pasien migren dengan aura memperlihatkan kadar NAA yang lebih rendah ketika
dibandingkan dengan subtipe sakit kepala lainnya.
Pada kelompok migren, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar serum NAA
dan frekuensi sakit kepala, alodinia dan jarak antara serangan terakhir dengan serangan
selanjutnya.

Simpulan
Rendahnya kadar NAA menandakan adanya disfungsi neuronal yang menjadi predisposisi
migren, yang mungkin berdasarkan pada fungsi mitokondria yang berkurang.
Latar Belakang
Kadar serum N-asetil-aspartat (NAA) dapat dianggap sebagai
penanda fungsi neuron yang berguna

Sarchielli dkk
sumber NAA

Penurunan NAA yang Serum NAA yang


Neuron satu-satunya

Penelitian lain
Molekul ini, lebih besar pada awal diukur menurun secara
yang (sebelum stimulasi bermakna pada 141
mengukur visual) menunjukkan orang kelompok
fungsi mitokondria kontrol usia lanjut
integritas yang kurang efisien yang sehat, yang
neuronal, pada migren dengan mungkin karena
terutama aura dibandingkan hilangnya neuronal
dengan pasien tanpa fisiologis dan
mitokondria aura mekanisme
neuronal neurodegenerasi yang
berlebihan
Tujuan Penelitian

Mengukur serum NAA


dengan penelitian
kohort pasien migren
dan TTH dengan kontrol
Metode Penelitian

Peserta Penelitian

Pasien rawat jalan dari tanggal 1


Januari hingga 1 Juni 2010 yang
215 Pasien dan 34 kontrol yang
datang ke Poli Neuropatofisiologi
cocok berdasarkan usia dan jenis
dan Sakit Kepala Departemen
kelamin.
Neurosains dan Sistem Sensorik
Universitas Bari.
Metode Penelitian
Kriteria inklusi
1. Pasien yang didiagnosis sakit kepala primer, migren atau TTH, menurut
kriteria International Classification of Headache Disorders, edisi 2 (ICHD-II)
• migren tanpa aura (cod. 1.1)
• migren dengan aura (cod. 1.2)
• migren kronik (cod. 1.5.1)
• TTH episodik sering (cod. 2.2)
• TTH kronik (cod. 2.3)
Metode Penelitian
Kriteria ekslusi
Kriteria eksklusi untuk pasien dan kontrol adalah
1. adanya kelainan medis secara umum, neuronal, ataupun gangguan psikiatri menurut DSMIV-R
2. peminum analgesik atau obat simptomatik pada 24 jam terakhir
3. pengguna obat yang bekerja pada SSP pada dua bulan terakhir

Berdasarkan kriteria ini, terpilih 215 pasien dan 34 kontrol yang cocok
berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Metode Penelitian

Evaluasi Klinis

Rata-rata berapa hari the Migraine


Frekuensi sakit serangan per bulan Disability Assessment
kepala (diukur selama tiga scale – skor MIDAS
bulan) versi Italia

Interval dari sebelum


the Short-Form 36
Kuesioner alodinia ke sakit kepala
(SF-36) Health Survey
selanjutnya
Pengambilan Darah

Pengambilan darah dilakukan pada pukul 8 pagi. Sampel diambil dari vena
anticubital dan pasien dipuasakan.

Serum disimpan pada suhu -80oC. Penghitungan NAA dicapai dengan


pendekatan penambahan standar dan analisis dilakukan menggunakan teknik
LC/MS.
Analisis Statistik

Kadar serum NAA pertama dibandingkan kelompok yang


ada pada tabel 1, menggunakan uji one-way ANOVA dengan
uji post hoc Bonferroni. Uji yang sama juga diterapkan pada
tipe sakit kepala, kadar NAA dihubungkan dengan segi
klinis, dengan uji korelasi Spearman. Software yang
digunakan adalah SPSS versi 19.
Hasil Penelitian
Kadar NAA menurun secara bermakna pada kelompok migren (0,065 ± 0,019 mol/L),
dibandingkan dengan pasien TTH (0,078 ± 0,016 mol/L) dan kontrol (0,085 ± 0,013 mol/L)
(ANOVA: F: 19,25, DF 2, p = 0,0001; migraine vs. TTH p = 0,002; TTH vs. controls n.s.)
Pasien migren dengan aura menunjukkan kadar NAA yang lebih rendah ketika
dibandingkan dengan subtipe sakit kepala lainnya, termasuk migren tanpa aura (p <
0,01) dan migren kronik (p < 0,05)
Hasil Penelitian
Pada kelompok migren, tidak ada hubungan bermakna antara
1. kadar NAA dengan frekuensi sakit kepala
2. durasi
3. MIDAS
4. alodinia
5. skor SF-36
6. Jarak antara episode sakit kepala terakhir dengan sakit kepala selanjutnya
(rata-rata 52,4 ± 12 jam pada kelompok migren dan 58 ± 11,2 jam pada TTH)
Pembahasan dan Simpulan
1. Pada penelitian ini, kadar NAA pada pasien migren secara signifikan lebih
rendah dibandingkan dengan pasien TTH dan subjek kontrol. Hasil ini
sejalan dengan studi sebelumnya oleh Sarchielli dkk. yang menemukan
adanya penurunan kadar NAA otak pada migren dengan aura yang diuji
menggunakan 1H-MRS
2. Kerusakan neuron dapat memproduksi NAA secara terus-menerus ke ruang
ekstraselular
3. Biomarker dalam serum tidak dapat benar-benar melokalisasi daerah otak
yang terkena dampak spesifik, namun umumnya mencerminkan kerusakan,
mungkin pada mitokondria neuron.

Anda mungkin juga menyukai