Refkas Dadrs - Lana
Refkas Dadrs - Lana
Pembimbing :
dr. Agustinawati Ulfah, Sp.A
di susun oleh :
Lana Adila
30101206827
IDENTITAS
Nama : An. MS
Usia : 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan Orangtua : Pengangguran
Alamat : Jl. Trikora 2 2/11
Ngabean Purwodadi
Tanggal Masuk : 7 Juni 2016
Ruang Perawatan : Bangsal
Bougenvile
ANAMNESIS
STATUS GENERALIS
• Kepala : kesan mesocephal, UUB tidak
cekung.
• Mata : konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-), mata sedikit cekung (+/+), mata kering
(-)
• Telinga : discharge (-)
• Hidung : secret (-), napas cuping hidung
(-)
• Mulut : pucat (-), kering (+), lidah putih
(-)
• Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), kripter
TANDA VITAL melebar (-)
Nadi : 136 x/menit • Leher : pembesaran KGB (-)
Suhu : 37,1 0C
Pernapasan : 28 x/menit
Thorax :
Paru
•Inspeksi : Retraksi (-), pergerakan dinding dada dextra
dan sinistra simetris
•Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, krepitasi (-),
nyeri (-)
•Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
•Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+) ,
suara tambahan : wheezing ( -/-), ronkhi (-/-)
Ekstremita
s Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Pitting edema -/- -/-
Kesan : normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 8 Juni 2016
DIAGNOSIS KERJA
DADRS et Causa Enteral : virus
INITIAL PLAN
Initial plan diagnosis
Feses Rutin
Serologi Ig G dan Ig M rotavix
Urin rutin
Monitoring kualitas (warna, konsistensi, darah) dan kuantitas diare setiap hari
Monitoring KU, kesadaran, suhu, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan
Monitoring tanda-tanda dehidrasi berat (Tidak mau minum, letargi/tidak sadar,
mata cekung, turgor kulit kembali sangat lambat)
Initial plan edukasi
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien, penyebab
(bakteri, virus, alergi susu sapi dll) dan penatalaksanaan (Lintas diare)
Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang tindakan pencegahan:
kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan, dan kebersihan
lingkungan rumah.
Memotivasi agar banyak minum, jika perlu diberi oralit.
Prognosis
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam
24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang
dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi.
Penyebab terbnyak adalah infeksi rotavirus. Diare
menyebabkan gangguan gizi dan kematian.
Etiologi Diare
Diare dapat disebabkan oleh :
1. Faktor Makanan
Makanan busuk, mengandung racun
Perubahan susunan makanan yang mendadak,
Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
2. Faktor Infeksi
Faktor Parenteral (ISPA, ISK, OMA, Tonsilofaringitis, BRPN, ensefalitis
Faktor Enteral
Infeksi bakteri: Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella, Campylobacter, yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi Virus : Entero virus,( virus ECHO, Coxsakie, Poliomielitis ),
adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
Infeksi Parasit :Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Tricomonas hominis), Cacing ( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongiloides )
Jamur ( Candida albicans).
3. Faktor Malabsorbsi
4. Faktor Psikologis
Jenis-jenis Diare
1. Diare akut
Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang
dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari),
dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang
sering dan tanpa darah.
2. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari.
Patogenesis dan patofisiologi
Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus
yaitu virus yang masuk melalui makanan dan
minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan
infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit
yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya
belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat
mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik,
akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus
dan meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu
mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan
transpor ion dalam sel-sel usus cAMP, cGMP dan Ca
dependent.
Patogenesis terjadinya diare oleh Salmonella, Shigella,
E.Coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bakteri ini
dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus
sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik. Toksin
Shigella juga dapat masuk ke dalam serabut saraf otak
sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri
ini dapat menyebabkan darah dalam tinja yang disebut
disentri.
Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu :
1. Diare osmotic
Akibat adanya makanan yang tak dapat diserap, tekanan osmotic dalam lumen usus
meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi lumen
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Diare sekretorik.
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus.dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3. Diare oleh karena gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare.
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obyektif yaitu
dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif dengan
menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain (Juffrie, 2010).
Tabel penentuan derajat dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Penatalaksaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE (Lima
Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan
rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki
kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program
Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT
diberikan 5 – 10 mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia,
yaitu :
Umur < 1tahun 500 – 100 mL
1 – 5 tahun 100 – 200 mL
> 5 tahun semaunya.
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI
harus terus diberikan.
Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat komplikasi
lain (tidak mau minum, muntah terus, diare frekuen dan profus)
PENATALAKSANAAN DIARE
Dehidrasi ringan – sedang
Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75
mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah
terjadi dan sebanyak 5 – 10 mL/kgBB setiap diare cair.
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikir atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan
adalah ringer laktat atau KAEN 3B atau NaCL dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan berat badan. Status dehidrasi dievaluasi secara
berkala.
3 – 10 kg = 200 mL/KgBB/hari
10 – 15 kg = 175 mL/KgBB/hari
> 15 kg = 135 mL/KgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.
Penatalaksaan Diare
Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidtasi parenteral dengan RL atau RA
100 mL/KgBB dengan cara pemberian
o < 12 bulan = 30 mL/KgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/KgBB dalam 5jam berikutnya
o > 12 bukan = 30 mL/KgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/KgBB dalam 2,5 jam berikutnya
o Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah
mau minum, dimulai dengan 5 mL/KgBB selama
proses rehidrasi
Penatalaksaan
Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan
menu yang sama pada waktu anak sehat untuk
pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar
tidak menjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan selama
terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada
diare akut berdarah dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya
Penatalaksanaan
Suplementasi Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti
mengurangi lama dan beratnya diare, mencegah berulangnya
diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu
makan anak. Dosis Zinc untuk anak-anak :
Anak-anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (½ tablet)
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet)
Cara pemberian tablet Zinc : untuk bayi dapat dilarutkan
dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak yang lebih
besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc berfungsi untuk
menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel
enterosit.
Penatalaksanaan
Antibiotika Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan
infeksi enteral dan parenteral adalah golongan
Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.
Penatalaksanaan
Edukasi pada Orang Tua
o Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada
demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan
atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering
atau belum membaik.