Anda di halaman 1dari 15

Pembentukan Heme

• Definisi :
a.Pyrrole
b.Porphyrinogen
c.Porphyrin
• Heme terdiri dari :
– Prophyrin yang disebut juga protoporphyrin IX
terdiri dari :
• 4 rantai pyrrole
• Dengan 4 pyrrole dengan 4 methil (-CH3), 2 vinyl
(-CH=CH2) , dan 2 propionyl (-CH2-CH2-COO)
– Ferrous (Fe2+) pada bagian tengahnya
• Sintesis heme terjadi (terutama) pada :
– sumsum tulang (bone marrow) untuk
pembentukan sel-sel darah merah (immature
red blood cells) /eryhtoid cells
– Hati (liver) untuk pembentukan sitokrom dan
berbagai protein lainnya.
• Tahap – tahap biosintesis heme :
– Pembentukan -aminolevulinic acid
– Sintesis porpobilinogen
– Pembentukan rantai porifirn (porphyrins)
– Perubahan uroporphyrinogen III menjadi
protoporphyrin IX
– Sintesis heme dari protoporphyrin IX
• Pembentukan heme di hati (liver)
Pembentukan heme di hati dibutuhkan untuk
pembentukan hemoprotein seperti sitokrom P450 untuk
detoksifikasi,dll.
– Diregulasi oleh ALA synthase (ALA sintase)
– Heme dan heme teroksidasi (hemin)
mengontrol aktivitas enzim ALA sintase
dengan 3 mekanisme :
• Inhibisi feedback
• Represi ALA sintase
• Inhibisi transport ALA sintase dari sitosol ke
mitokondria (the site of action)
• Pembentukan heme di eritroid sel
dibutuhkan untuk pembentukan
hemoglobin

• Pembentukan heme dikontrol oleh :


– Uroporphyrinogen III synthase
– Ferrochelatase
Acute internittent porphyria
• Autosomal dominan
• Defisiensi porphobilinogen (PBG) deaminase yang
mengkonversi PBG menjadi uroporphyrinogen III
• PBG dan ALA terakumulasi dalam plasma dan urin,
menyebabkan urin berwarna gelap jika terekpose
dengan udara karena konversi PBG menjadi porphobilin
dan porphyrin
• Manifestasi klinis :
– Terlihat setelah pubertas
– Abdominal pain, vomitting, abnormalitas kardiovaskuler dan
gangguan neuropsikitrik
– Penderita tidak fotosensitif
Congenital eryhtropoetic porphyria
• Defisiensi Uroporphyrinogen III cosynthase
• Manifestasi :
– Autosomal recessive (jarang/rare case)
– Penderita mengeksresi uroporphyrinogen I dan
coproporphyrine I terokesidasi
– Penderita fotosensitif karena akumulasi abnormal
porphyrin
Porphyria Cutanea Tarda
• Most common
• Autosomal dominan
• Defisiensi uroporphyrinogen decarboxylase, yang
merubah uroporphyrinogen III menjadi
coproporphyrinogen III
• Manifestasi :
– Peningkatan ekskresi uroporphyrin I dan III dan porphobilinogrn
– Fotosensitif (kutaneus fotosensitif)

Anda mungkin juga menyukai