Anda di halaman 1dari 22

CARA MENYELESAIKAN

SENGKETA / DISPUTE
PENYELESAIAN SENGKETA –DISPUTE
Penyelesaian Sengketa- Dispute adalah sebuah proses
memberdayakan semua pihak yang terlibat untuk
membangun hubungan yang saling menguntungkan dan
untuk menyelesaikan konflik secara efektif.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Buat Suasana harmonis/kondusif
Perjelas Persepsi
Fokus pada tujuan bersama
Membangun Bersama Daya Positif
Belajar dari Masa Lalu ,lihatlah ke Masa Depan,
Hasilkan Opsi
Membuat Perjanjian yang saling menguntungkan
Untuk menyelesaian sengketa perlu dikondisikan pada
kondisi yang baik diantaranya
 Berpikir bersama,“ lebih baik dari "Saya lawan kamu" ,
bekerja sama membantu menyelesaikan konflik.
Cobalah beranggapan bahwa hubungan itu untuk jangka
panjang.
Penyelesaian sengketa yang baik akan meningkatkan
kerja sama .
 Penyelesaian sengketa yang baik menguntungkan kedua
belah pihak.
Penyelesaian sengketa dan membangun hubungan
kerjasama yang baik berjalan beriringan.
Langkah- langkah yang diperlukan diantaranya :
1 - Buat Suasana kondosif/nyaman/Harmonis
 Menciptakan suasana yang kondusif /nyaman /harmonis
adalah langkah yang sangat penting dalam proses
penyelesaian konflik. Suasana yang kondosuf
/Nyaman/harmonis akan lebih mungkin untuk mencapai
kesepakatan bersama
 Timing - pilih waktu yang terbaik untuk semua pihak yang
terlibat agar bisa duduk bersama .
 Lokasi tempat pertemuan carilah lokasi dimana semua
pihak bisa merasa nyaman dan santai.
 Kata-kata pembukaan mulailah dengan catatan yang baik.
(Efek dari bukaan kata-kata yang baik akan memberi kesan
pada orang lain bahwa Anda siap dan bersedia untuk
menyelesaikan konflik .
2 - Memperjelas Persepsi

Memperjelas/menyamakan persepsi konflik terhadap


semua ndividu yang terlibat dalam konflik.
Beri kesempatan pihak lawan bicara juga menyampaikan
persepsi konflik dari sudut pandang mereka
Hindari konflik baru / masalah-masalah sampingan.
Pertegas/tekankan bahwa pihak yang terlibat konflik
sebenarnya saling membutuhkan untuk mencapai
tujuan dengan cara yang paling efektif.
Dengarkan baik-baik /penjelasan pihak lawan bicara ,
Kenali alasan –alasan yang disampaikan untuk tujuan
mereka
Berempati - bertanya terhadap keperluan mereka dengan
penuh perhatian.

3 - Fokus pada tujuan dan Shared


Perhatikan pada tujuan para pihak dan kebutuhan bersama.
Sadarilah bahwa Anda membutuhkan satu sama lain agar
berhasil menyelesaikan konflik.
4. Membangun Bersama Kekuatan Positif
Power/ Kekuatan terdiri dari pandangan orang, ide-ide,
keyakinan, dan tindakan.
Sebuah pandangan positif akan memungkinkan orang untuk
menjadi lebih efektif.
Sebuah pandangan negatif akan berimplikasi melemahkan
produktifitas
Kekuatan positif memberi peluang membangun bersama dan
memperkuat kemitraan.
Ketika para pihak dalam konflik memiliki pandangan ini,
mereka dapat mendorong satu sama lain untuk menggunakan
kekuatan positif bersama akan memberikan keuntungan
bersama dalam mencapai tujuan
5 - Lihatlah ke Masa Depan,

Jangan memikirkan konflik masa lalu yang negatif, atau Anda


tidak akan dapat menangani secara positif di masa kini atau
masa depan.
Cobalah untuk memahami apa yang terjadi di masa lalu, dan
menghindari mengulangi kesalahan yang sama berulang.
Jangan terjebak dalam lobang yang sama, belajar dari konflik
masa lalu untuk bergerak kedepan .
6 - Hasilkan Opsi penyelesaian
Dengan pertimbangan kebutuhan semua pihak .
Pilihlah / Pastikan opsi penyelesaian yang bisa diterapkan
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat.
Sisihkan perbedaan pendapat dan fokus pada pilihan yang
tampaknya paling bisa dilaksanakan.
Dalam membangkitkan Pilihan tanyakan usulan pilihan
mitra konflik - dengarkan dan evaluasilah .
Cobalah opsi yang mengemuka ,munculkan saran baru
diskusikan bersama mereka sampai mereka semua semua
bisa menerima opsi yang bisa diterima semua pihak .
7. Mengidentifikasi Pilihan utama
Inventarisir usulan - usulan penyelesaian sengketa
Diskusikan alasan-alasan yang mengemuka
Pertimbangkan kebutuhan masing-masing pihak dan
kebutuhan bersama yang bisa saling mengisi dan
meningkatkan hubungan
8 - Membuat Perjanjian yang saling menguntungkan
Perjanjian yang saling menguntungkan akan memberikan
solusi yang langgeng untuk penyelesaian konflik .
Hal yang perlu dipertimbangkan bersama , fokus pada tujuan
dan pengembangan kesepakatan serta menemukan tujuan
dan kebutuhan bersama.
Perhatikan kebutuhan pihak lawan bicara/partner selain
kepentingan pihak kita .
Kenali "kodrat" - hal dasar yang tidak dapat diubah atau
dikompromikan.
Gunakan proses penyelesaian sengketa untuk berbagi
keterampilan dengan orang lain.
Mengatasi emosi/ Kemarahan
Tidak apa-apa sesekali terbawa emosi dan marah atau
pihak lawan bicara marah ,sepanjang kita tetap bisa
mengendalikan emosi/kemarahan .
Pada saat yang bersamaan, kita harus mengidentifikasi
sumber kemarahan dan kemudian mencoba untuk
bergerak melewatinya. Bila ini bisa dilakukan, kita akan
bisa fokus pada langkah-langkah positif penyelesaian
konflik.
Kemampuan menyelesaikan sengketa akan membantu
menemukan solusi yang diperlukan

Ciptakan suasana kemitraan yang harmonis , nyatakan


dengan jelas bahwa Anda melihat solusi penyelesaian konflik
karena solusi penyelesaiaan konflik adalah suatu proses di
mana Anda saling membutuhkan

Fokus pada kebutuhan/Tujuan bersama


Berurusan dengan Konflik yang Melibatkan suatu Ketidak
adilan/ Tidak fair
Ketidak adilan terlihat dari diabaikannya pelanggaran nilai-
nilai atau prinsip-prinsip yang penting
Pastikan bahwa Anda memahami perbedaan antara perilaku
yang tidak adil dan perilaku yang hanya tidak suka.
Jika Anda yakin bahwa penyelesaian sengketa memang
melibatkan ketidakadilan, Anda perlu mengingatkan pihak
lain yang terlibat apa resikonya dan fairnes adalah kunci solusi
sengketa .
Fokus pada penyelesaian , bukan pada orang.
Fokus pada penyelesaian , bukan pada orang.
Dalam hal posisi kita tersudut kearah ketidak adilan Cara yang
lebih baik untuk menangani hal ini mulailah dengan
pernyataan pembukaan positif dan bawalah pembicaraan
keondisi yang terbuka supaya semua hal beserta resikonya
dapat dievaluasi bersama
Ingatkan pada mereka bahwa yang kita harapkan adalah
penyelesaian yang baik dan penyelesaian yang baik hanya
akan dihasilkan bila semua pihak berperilaku wajar
Situasi selama proses penyelesaian sengketa.
Ada beberapa bentuk mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat
diterapkan secara Nasional maupun Internasional sebagai berikut :

a. Tata cara penyelesaian di lokasi atau diluar lokasi (“site


based” atau “non-site based”)
itik tolak yang perlu diperhatikan ialah bilamana proses
penyelesaian sengketa di bidang jasa konstruksi telah pada tingkat
dimana sengketa / ketidaksefahaman keluar dari lingkungan
kekuasaan lokasi konstruksi (keluar dari pengawasan / kekuasaan
/ pengaruh mereka yang terlibat secara langsung atas
keberhasilan proyek) dan jatuh ke tangan pihak ketiga.
Pihak ketiga ini bisa para pengacara (tentunya dengan
kepentingannya masing-masing) atau para konsultan. Dan
bilamana batas “site based” ini dilewati, maka para pihak di “site
based” tadi akan kehilangan kesempatan untuk menyelesaikannya
karena kesempatan ini telah beralih ke tangan mereka yang dapat
saja kurang faham atau kurang pengetahuannya tentang segala
sesuatunya berkaitan dengan proyek konstruksi .
Pihak-pihak luar pada umumnya kurang sensitif akan hubungan-
hubungan yang ada diantara pihak terkait pada proyek.
Kenyataan ini kadangkala mempersulit kesempatan penyelesaian
sengketa secara damai, efisien dan menutup kesempatan
melaksanakan proyeknya secara berkesinambungan.
1). Dispute Resolution Advisor (DRA).
DRA ini sifatnya fleksibel dengan mencegah terjadinya sengketa
pada masa “pre-contract” dan “past-contract”. Pada tahap “pre-
contract” DRA berkonsentrasi pada usaha mengidentifikasi (jika
dilibatkan) masalah, mencari benih ketidaksefahaman yang timbul,
misalnya dimana “problem area” atau apakah alokasi resiko sudah
sesuai dan tertanggulangi oleh para pihak. DRA dibentuk oleh para
pihak dengan bantuan seorang ahli hukum yang memiliki
kemampuan mediasi / konsiliasi dan biasanya diminta dari suatu
lembaga arbitrase (seperti BANI di Indonesia, Chartered Institute of
Arbitration di Inggris, atau dari organisasi seperti Federation
Internationale des Ingenieures Conseils (FIDIC).
2). Dispute Review Boards (DRB).
Kerja DRB melalui suatu majelis yang terdiri dari 3 orang ahli (2 teknik
dan 1 ahli hukum) dengan tugas bukan saja menyelesaikan sengketa
yang timbul di bidang konstruksi selama proyek tersebut berjalan.
Tata cara (prosedur) kerjanya menerapkan prosedur ADR. Seperti
halnya DRA, maka DRB mengunjungi lokasi proyek secara teratur dan
menyelesaikan sengketa yang timbul di lokasi secara langsung dan
segera. Pada umumnya penyelesaian sengketa dapat pula dilakukan
oleh seorang teknisi yang ditunjuk oleh para pihak. Wewenangnya
ditetapkan di dalam kontrak mendahului mekanisme yang ditetapkan
dan disepakati di dalm klausula arbitrase. Baru kalau “panitia”
tersebut gagal, maka sengketa dibawa ke majelis Arbitrase.
3). Partnering.
Beberapa kelompok usaha di bidang jasa konstruksi bergabung untuk
mengerjakan proyek secara bekerjasama dan menyelesaikan sengketa
yang timbul melalui konsensus. Pendekatan dan penyelesaian
sengketa yang dilakukan melalui mekanisme yang disebut “them and
us” dan berakhir kepada pendekatan “we approach”, artinya
diselesaikan secara musyawarah secara “intern” dan “on site”.
4). Minitrial.
Para anggota direksi berkumpul dan melalui negosiasi dengan
mengundang seorang pihak ketiga sebagai mediator. Apabila segala
tingkat usaha tersebut di atas ternyata tidak menghasilkan
pemecahan, maka pada akhirnya para pihak menyerahkan
sengketanya kepada suatu lembaga arbitrase, misalnya di Indonesia
kepada BANI yang harus memberikan keputusan akhirnya secara
final dan mengikat dalam jangka waktu paling lama 6 bulan (teliti :
Pasal 48 UU 30/99).
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai