Anda di halaman 1dari 79

BLOK OBGYN TERBIMBING

Pertemuan 1
Nisrina Afifah
1418011153

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2018


1. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Anatomi sistem reproduksi wanita

• Vulva
• Perineum
Genitalia
• Glandula
eksterna
Mamae
Reproduksi
wanita
Genitalia interna • Ovarium
• Tuba uterina
• Uterina
• Vagina
Genitalia eksterna
Vulva terdiri dari:
• Mons pubis
• Labia majora
• Labia minora
• Clitoris
• Urethral opening
• Vaginal opening
• Perineum
MONS PUBIS
• Jaringan lemak dibawah
kulit yg berbentuk seperti
gunung segitiga
• Melindungi symphysis
pubis
• Pengaruh hormon saat
pubertas menyebabkan
tumbuh rambut
• Variasi dalam jumlah,
warna, ketebalan dan
konsistensi (kasar/halus)
LABIA MAJORA LABIA MINORA
• Sama dengan skrotum • Terdiri dari jaringan erektil, jaringan
pada pria ikat yg akan berubah warna dan
• Jaringan kulit yg terdiri menebal saat rangsangan seksual
dari kelenjar keringat dan • Terletak di sebelah dalam labia
kelenjar sebasea mayora
(penghasil minyak), • Lebih sensitif dan responsif saat
rambut disentuh jk dibandingkan dgn labia
• Setelah pubertas, labium majora
mayor akan ditumbuhi • Labia minora tightens during
rambut intercourse
• Melindungi introitus • Karena kaya akan pembuluh darah,
vagina dan meatus maka labium minora dan vagina
urethrae
tampak berwarna pink.
• Cenderung melunak
semakin bertambah usia
CLITORIS
• Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan
membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan
kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada
pria).
• Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang
disebut preputium (sama dengan kulit depan pada
ujung penis pria).
• Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa
mengalami ereksi.
• Terdiri dari banyak jaringan syaraf, pembuluh darah
dan jaringan erektil
VAGINAL OPENING
(INTROITUS VAGINAE)
• Lubang masuk vagina yang dilapisi oleh lapisan tipis
disebut hymen
• Keberadaan hymen digunakan untuk menentukan
virginity
• Beberapa wanita lahir tanpa hymen
• Hymen dapat robek oleh beberapa sebab selain
aktifitas seksual
• Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi,
karena itu pada saat pertama kali melakukan
hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga
tidak.
PERINEUM
• Jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo
sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya
• Melindungi bagian bawah dari organ urinarius dan
tractus digestivus
• Terdiri dari banyak jaringan syaraf tepi  sensitif bila
tersentuh
• Lokasi episiotomy saat proses melahirkan  untuk
memperlebar jalan lahir
BREASTS
• Organs of sexual arousal • Breast size is determined
• Contain mammary glands primarily by heredity
• Consist of connective tissue that • Size also depends on the existing
serves as support fat and glandular tissue
• Each breast contain 15-25 • Breasts may exhibit cyclical
clusters called lobes changes, including increased
• Each lobule is connected by ducts swelling and tenderness prior to
that open into the nipples menstruation
• The nipples are made up of
erectile tissue
• The pigmented around the
nipples are called the areola
Genitalia interna

• Vagina
• Cervix
• Uterus
• Fallopian Tubes
• Ovaries
VAGINA
• VAGINA (sheath/sarung/bungkus)
• Pipa muskuler, 8-10 cm
• Saluran pengeluaran menstrum, tempat deposisi semen, saluran lahir
• Di posterior vesica urinaria, anterior rectum & anus, sudut superior-
posterior
• Dinding: otot polos + jar. fibroelastik + membr. mucosa (dengan rugae)
dilapisi epit. squamosa complex + nonkeratinisasi, bersifat elastis
(otot/lam. musc.: sirkuler & longitudinal)
• Tidak mempunyai gland. mucosa (lubrikasi mukus berasal dari kelenjar
cervix)
• Lingkungan asam:
- membantu mencegah infeksi
- Aksi fermentasi bakteri di epitel vagina
- merusak spermatozoa (tetapi spermatozoa dilindungi oleh cairan alkalis
sekret kelenjar aksesoris lelaki: netralisasi)
(Masa subur, sekitar ovulasi: uterus sekresi mukus alkalis)
SERVIKS
• Menghubungkan uterus dengan vagina
• The cervical opening to the vagina is small (this acts
as a safety precaution against foreign bodies entering
the uterus)
• Pada saat persalinan, serviks dilatasi untuk
mengakomdasi jalan lahir fetus
• Dilatasi tersebut sebagai tanda persalinan akan
dimulai
UTERUS
• Uterus adalah sebuah organ muskuler dengan
bentuk, berat, dan dimensi yang sangat bervariasi,
tergantung pada stimulasi estrogen dan riwayat
persalinan.

• Ukuran: panjang 7 - 8 cm, lebar 4 - 5 cm serta tebal


3-4 cm dan tergantung pada lig.latum.
Uterus dibagi menjadi 4 bagian:
fundus, korpus, isthmus, servix
SALPING / TUBA FALOPII
 Pars intersisialis  bag
yg trdpt di dinding
Uterus
 Pars Isthmica (proksimal
/isthmus)  bag yg
smpit slrhnya
 Pars ampularis
(medial/ampula)  bag
yg agak lbr (t4 konsepsi)
 Pars infundibulum
(distal)  ujung tuba yg
trbuka kearah abdomen
& pny fimbria
TUBA UTERINA / TUBA FALLOPII

• Tuba uterina berfungsi menghubungkan


ovarium dan uterus.
• Fertilisasi terjadi pada tuba uterina
• tuba berukuran 7 – 14 cm panjang dan dapat
dibagi menjadi isthmus, ampula dan
infundibulum
OVARIUM
• Ovarium merupakan sepasang organ yang
terletak dekat pada pelvis minor dan
berukuran panjang 2,5 – 5 cm, lebar 0,7 – 1,5
cm dengan berat 4 – 8 g.
• Ovarium berfungsi memproduksi oosit
sesudah usia pubertas dan juga menghasilkan
2 jenis hormon, yaitu estrogen dan
progesteron
2. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Hormon reproduksi wanita
Oogenesis
• Tahap pembentukan folikel dari ovarium
• Kelahiran: 1-2 juata oosit primer
(unovulatorik)
• Pubertas: 200-400ribu oosit primer (ovulasi)
• Seksual aktif: 400 oosit primer (ovulasi)
• Menopause: beberapa oosit primer yang
tersisa (unovulatorik)
3. KELAINAN ANATOMI DAN
ORGAN REPRODUKSI WANITA
Vulva
Himen imperforata

• yaitu selaput dara yang tidak menunjukkan lubang


• Kemungkinan besar tidak diketahui sebelum menarche
• Molimina menstrualia dialami tiap bulan tetapi darah haid
• tidak keluar.
• Darah terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan himen
• tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar ( Hematokolpos )
• Hematometra (uterus terisi dengan darah haid)
• Hematosalphing (tuba kiri dan kanan terisi darah haid) . Hal ini dapat
diraba dari luar sebagai tumor kistik di kanan dan kiri atas simfisis
• Pengobatan: Himenektomi + Pemberian antibiotika
Hymeneal defects
ATRESIA KEDUA LABIUM MINUS

• Disebabkan tidak hilangnya membrana urogenitales


• Pengeluaran BAK dan haid tidak terganggu , terdapat
• lubang kecil di bagian depan vulva di belakang clítoris
• Koitus masih dapat dilaksanakan
• Kehamilan dapat terjadi
• Pada saat partus  perlu sayatan di garis tengah secukupnya
untuk melahirkan anak
• Atresia labia minora 􀃆 dapat terjadi setelah partus
• Oleh karena adanya radang 􀃆 kedua labium minus melekat
• Pengobatan : insisi perlekatan dan menjahit luka yang timbul
• Hipertrofi labium minus kanan/kiri
• Hipertrofi pada satu atau kedua labium minus, observasi saja
• Bila penderita merasa tidak nyaman , dilakukan pengangkatan
jaringan yang berlebihan
• Duplikasi vulva

– Jarang ditemukan
– Ditemukan bersamaan dengan kelainan lain yang lebih
berat bayi tidak dapat hidup

• Hipoplasi vulva

– Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang


kurang berkembang pada keadaan hipoestrogenisme,
infantilisme, dll

Ciri ciri seks sekunder juga tidak berkembang


Kelainan perineum

• Kloaka persistens  septum urogenital tidak


tumbuh, bayi tidak mempunyai lubang anus,
atau anus bermuara dalam sinus urogenitalis,
dan terdapat satu lubang tempat keluar air
kencing dan feses
Vagina
Septum vagina
– Adanya sekat sagital di vagina yang ditemukan di bagian
atas vagina
– Sering ditemukan dengan kelainan pada uterus 􀃆 􀃆
adanya gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua
duktus Mulleri
– Pada umumnya tidak menimbulkan keluhan
– Ditemukan pada pemeriksaan ginekologik
– Darah haid keluar secara normal
– Pada persalinan 􀃆 septum robek spontan atau disayat
terdapat 􀃆 septum 9
– Jika dispareuni disayat dan diikat
Kelainan Vagina
Tranverse vaginal septum
Longitudinal vaginal septum

Gardner duct cysts


Aplasia dan atresia vagina
• Aplasia vagina  kedua duktus Mulleri mengadakan fusi,
tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi
• bila diraba hanya ditemukan jeringan yang menebal
• Aplasia vagina  tidak terdapat vagina, hanya cekungan
pada introitus vagina
• Pengobatan: pembuatan vagina baru

• Atresia vagina  gangguan dalam kanalisasi terbentuk


septum yang horizontal
• Septum horizontal 􀃆 bisa terdapat pada proksimal vagina,
atau dibawah (diatas himen atresia retrohimenalis)
• Bila vagina menutup menyeluruh darah haid tidak keluar 􀃆
Uterus dan tuba falopi
1. Gagal dalam pembentukan
• Bila satu duktus Mulleri tidak terbentuk  Uterus
unikornis
• Uterus unikornis: vagina dan serviks normal,
sedangkan uterus hanya mempunyai satu tanduk serta
satu tuba.
• Biasanya hanya ada satu ovarium dan satu ginjal.
• Bila kedua duktus Mulleri tidak terbentuk: Uterus
dan vagina tidak ada (kecuali 1/3 bagian bawah
vagina), kedua tuba tidak terbentuk
2. Gangguan dalam mengadakan fusi
• Kelainan yang sering dijumpai terdiri atas
kelainan-kelainan berikut :
a. Uterus terdiri atas 2 bagian yang simetris
b. Uterus terdiri atas 2 bagian yang asimetris
1. Uterus terdiri atas 2 bagian yang simetris
a. Satu uterus yang terdiri atas 2 ruangan yang
dibagi oleh suatu sekat. Bila sekat memisah
kavum uteri seluruhnya  uterus septus. Bila
hanya memisah sebagian Uterus subseptus
b. Dari luar tampak dua hemiuterus yang
mempunyai masing2 kavum uteri, atau, 1
kavum uteri dibagi dalam 2 bagian.
• Uterus bikornis bikollis (uterus didelphys)
Dua bagian terpisah sama sekali, dan sering ditemukan
bersamaan dua vagina atau satu vagina dengan sekat.

• Uterus bikornis unikollis


Uterus mempunyai satu serviks, akan tetapi terdapat 2 tanduk
masing2 dengan 1 kavum uteri dan 1 tuba dan 1 ovarium.

• Uterus arkuatus
Pada fundus uteri tampak cekungan yang ke dalam diteruskan
menjadi subseptum
2. Uterus terdiri atas 2 bagian yang
asimetris
• Satu duktus Mulleri berkembang normal tetapi yang
lain mengalami kelambatan dalam pertumbuhannya
• Hemiuterus tumbuh normal, yang lain rudimenter
• 25% penderita tidak mengalami gangguan berarti
• Dapat terjadi dismenorea, menoragia, metroragia,
dispareunia, dan infertilitas
• Jika terdapat hematometra dan hematosapinks di
tanduk rudimenter 􀃆 operatif
Mullerian Anomalies
Segmental mullerian hypoplasia/agenesis
Unicornuate uterus
Uterus didelphis
Bicornuate uterus
Septate uterus
Arcuate uterus
DES-related anomalies
Hypoplasia/agenesis
Unicornuate uterus
Didelphis
Septate
Arcuate dan DES
• Kista vagina
Dikenal 2 macam kista kongenital
1. Kista dari sisa-sisa epitel duktus Mulleri
2. Kista dari sisa-sisa duktus Gartner yang
terletak di bagian anterolateral vagina
• Pengobatan : pengangkatan kista dengan
pengupasan simpainya
4. TEORI TERJADINYA KEHAMILAN DAN
DIAGNOSA KEHAMILAN FISIOLOGIS
• Kehamilan merupakan hasil pertemuan sel
telur dan sperma yang terjadi pada Masa
Subur
• Tahapan: fertilisasi, nidasi, plasentasi
Fertilisasi (Pembuahan)
• Penyatuan ovum (oosit sekunder) dengan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di
ampula tuba.
• Tahapan :
– Penetrasi spermatozoa
– Fusi spermatozoa dengan ovum
– Fusi materi genetik
PROSES PENETRASI SPERMA DENGAN OVUM

Spermatozoa menembus Spermatozoa berinteraksi Interaksi antara sperma


korona radiata dengan zona pelusida dan Glikoprotein ZP3

Terjadi reaksi korteks Sperma menembus zona Pengeluaran enzim


ovum pelusida pada akrosom

Granula pada korteks Hanya satu sperma


ovum berfusi dengan Membentuk materi yang dapat masuk
membran plasma sel yang keras kedalam ovum
Fusi Sperma dan Ovum serta Fusi Materi Genetik

Penetrasi sperma
dengan ovum

Sperma Ovum

Merangsang Oosit pada


fase metafase untuk
Degenerasi pada membelah
ekor dan
mitokondria

Oosit anafase Polar bodies (badan


kutub) masuk ke
ruang perivintelina

Fusi materi genetik


Pronukleus haploid Pronukleus haploid

ZYGOT
Sperma yang telah masuk ke vitelus akan kehilangan membran nukleus nya
dan hanya pro nukleus yang tertinggal, sedangkan ekor dan mitokondria
sperma mengalami degenerasi.

Masuknya sperma kedalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang


berada pada metafase untuk melanjutkan proses pembelahan ke fase
selanjutnya.

Sesudah memasuki fase anafase benda kutub akan masuk ke dalam rongga
perivintelina dan ovum hanya memiliki pronukleus yang haploid

Kedua pronukleus mendekat dan bersatu membentuk zygot


Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zygot.
2 sel 4 sel  8 sel  16 sel (morula)  blastokista
Nidasi (implantasi)
• Hari keempat: hasil konsepsi mencapai stadium
blastula disebut blastokista,, suatu bentuk yang
dibagian luarnya adalah trofoblast dan di bagian
dalamnya disebut inner cell mass.
• Massa inner cell ini berkembang menjadi janin
dan trofoblast akan berkembang menjadi
plasenta.
• Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblast. Trofoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan nidasi.
Inner cell
Morula Blastokista Janin
mass

Sito trofoblast Trofoblast

Sinsisiotrofoblas Trofoblas jangkar


Trofoblas invasif
ekstra vili

Menghasilkan Migrasi ke
Menghasilkan hormon
trophouterinectine endometrium dan
bHCG
myometrium

Mensekresikan
proteinase
• Dalam perkembangan differensiasi trofoblast,
sitotrofoblast dapat berdiferensiasi menjadi:
– Sinsisiotrofoblast yang aktif menghasilkan hormon’
– Trofoblast jangkar ekstravili yang menempel pada
endometrium
– Trofoblast yang invasif

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan tumbuh dan


berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah
dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas di sisi bagian dalam dan
sinsisiotrofoblas di bagian luar.
Plasentasi
Trofoblast Invasif

Penetrasi ke pembuluh Perubahan struktur


darah endometrium endometrium

Terbentuk sinus
intertrofoblastik DECIDUA

Ruang ruang interviler

Villi korialis PLASENTA


• Desidua
– Desidua kapsularis
– Desidua basalis
– Desidua parietalis
DIAGNOSIS KEHAMILAN
Tanda dugaan hamil
1. Amenorea
2. Nausea
3. Mengidam
4. Pingsan
5. Mammae tegang dan membesar
6. Anoreksia
7. Sering kencing
8. Obstipasi
9. Striae & Hiperpigmentasi kulit
10. Epulis
11. Varises
12. Keluar kolostrum
Tanda tanda kemungkinan hamil
• Tanda hegar: Dilakukan pemeriksaan bimanual dengan cara
meletakkan dua jari pada forniks posterior dan tangan lainnya
pada dinding perut di atas simfisis pubis, maka korpus uteri
seolah-olah terpisah dari serviks uteri, karena isthmus uteri
yang sangat lembek (pada kehamilan antara 6-8 minggu
setelah menstruasi terakhir
• Tanda Goedel: Pada kehamilan 6-8 minggu
serviks uteri biasanya teraba lembek yang
disebut tanda goedel
• Kontraksi Braxton Hicks: merupakan kontraksi
uterus gravidus yang tidak teratur dan tanpa
disertai rasa nyeri, pada perabaan uterus yang
lembek menjadi keras. Adanya kontraksi ini
berarti bukan kehamilan ektopik.
• Ballotement: Fetus akan melenting di dalam
uterus jika uterus sekonyongkonyong ditekan
atau digoyangkan (pd kehamilan 20 minggu)
• Karena seluruh badan fetus yang melenting,
maka ballotement ini desebut ballotemen
intoto (hal ini dibedakan dengan yang
ditimbulkan kepala fetus saja, pada khamilan
yang lebih lanjut)
• Pembesaran perut: Tinggi fundus uteri pada tiap
kehamilan sebagai berikut :

• Uji Endokrin: Adanya HCG di dalam plasma dan urin ibu


merupakan dasar untuk melakukan uji kahamilan, tapi
bukan merupakan petunjuk yang absolut.
Tanda tanda pasti hamil
I. Pemeriksaan obstetri
A. Mendengar denyut jantung fetus.
Normal denyut jantung fetus 140 – 160 Permenit dengan fetostetoskop
(17-18 Minggu) atau doppler (10-12 minggu).
Bising tali pusat.
• terdengar sebagai bunyi meniup yang bersamaan dengan nadi fetus,
disebabkan karena terjepitnya tali pusat. Bising akan hilang bila ibu
merubah posisi
Bising rahim.
• bunyi bersamaan dengan nadi ibu, terdengar di segmen bawah rahim.
• Disebabkan karena darah melalui vasauterina yang membesar. ( miom
yang besar atau neoplasma ovarii yang besar)
Bising usus.
• bising usus disebabkan oleh adanya udara atau cairan yang melalui usus
ibu
• Bunyi aorta: terdengar bersamaan dengan
nadi ibu
• Bunyi gerakan fetus

B. Melihat dan meraba gerakan fetus.


• gerakan fetus dapat diraba dan dilihat pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
• II. PEMERIKSAAN USG
• Kantung kehamilan dapat dideteksi pada usia
kehamilan 5,5 – 6 minggu
• Kutub fetus dapat dideteksi pada usia kehamilan
6,5 - 7 minggu
• Gerakan jantung fetus dapat dideteksi pada usia
kehamilan minggu ke 7
• Gerakan anggota badan serta gerakan dada
terlihat pada minggu ke 9
• amenorrhea
• III. PEMERIKSAAN EKG / KTG
-Pada kehamilan TM 1 dapat terlihat EKG fetus
pada KTG
Diferensial diagnosis

Anda mungkin juga menyukai