Anda di halaman 1dari 12

Cara penanganan pada steven johnson

Lesi kulit tidak memerlukan pengobatan


yang spesifik, kebanyakan penderita
merasa lebih nyaman jika lesi kulit
diolesi dengan ointment berupa vaselin,
polisporin, basitrasin. Rasa nyeri
seringkali timbul pada lesi kulit
dikarenakan lesi seringkali melekat pada
tempat tidur (Landow, 1983).

Lesi kulit yang erosive dapat diatasi


dengan memberikan sofratulle atau
krim sulfadiazine perak, larutan salin
0,9% atau burow. Kompres dengan
asam salisilat 0,1% dapat diberikan
untuk perawatan lesi pada kulit (Siregar,
1996; Mansjoer, dkk., 2000; Hamzah,
2000)
(Hamzah M. Erupsi Obat
Untuk lesi pada mukosa bibir
NEXT

Antihistamin
Feniramin hidrogen maleat (Avil) dapat
diberikan dengan dosis untuk usia 1-3 tahun
7,5 mg/dosis, untuk usia 3- 12 tahun 15
mg/dosis, diberikan 3 kali/hari. Sedangkan
untuk setirizin dapat diberikan dosis untuk usia
anak 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6
tahun : 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari.
PERAWATAN PADA GENITAL
` Larutan salin dan petroleum
berbentuk gel sering
digunakan pada area genital
penderita. Penderita sindrom
Stevens-Johnson seringkali
mengalami gangguan buang
air kecil akibat uretritis,
balanitis, atau vulvovaginitis,
maka kateterisasi sangat
diperlukan untuk
memperlancar buang air
kecil
(Landow, 1983; Lagayan,
2005)
Perawatan pada Rongga Mulut
Rasa nyeri yang disebabkan lesi oral dapat dihilangkan dengan
pemberian anestetik topikal dalam bentuk larutan atau salep yang
mengandung lidokain 2% serta dapat dapat diolesi dengan ointment
berupa vaselin, polisporin, basitrasin yang digunakan untuk menjaga
kelembaban bibir agar tidak melekat satu sama lain(Landow, 1983)

Campuran 50% air dan hidrogen peroksida dapat digunakan untuk


menyembuhkan jaringan nekrosis pada mukosa pipi.

Antijamur dan antibiotik dapat digunakan untuk mencegah superinfeksi.

Balloon dilatation kadang-kadang diindikasikan untuk


perawatan esophageal strictures (Smelik, 2005).

Lesi pada mukosa bibir yang parah dapat diberikan perawatan berupa
kompres asam borat 3% (Siregar, 1996).

Menurut Perdoski (2003), lesi oral terutama pada bibir diobati dengan
boraks-gliserin atau penggunaan triamsinolon asetonid. Triamsinolon
asetonid merupakan preparat kortikosteroid topikal berbentuk pasta.
Pemakaian pasta dianjurkan saat sebelum tidur karena lebih efektif.
PERAWATAN PADA MATA
 Pemberian obat tetes mata baik
antibiotik maupun yang bersifat
garam fisiologis setiap 2 jam,
untuk mencegah timbulnya
infeksi sekunder dan terjadinya
kekeringan pada bola mata.
 Pemberian obat salep dapat
diberikan pada malam hari
untuk mencegah terjadinya
perlekatan konjungtiva (Sharma,
2006).
DIET

Diet rendah garam dan tinggi protein merupakan pola


diet yang dianjurkan kepada penderita. Akibat
penggunaan preparat kortikosteroid dalam jangka
waktu lama, penderita mengalami retensi natrium dan
kehilangan protein, dengan diet rendah garam dan
tinggi protein diharapkan konsentrasi garam dan protein
penderita dapat kembali normal. Penderita selain
menjalani diet rendah garam dan tinggi protein, dapat
juga diberikan makanan yang lunak atau cair, terutama
pada penderita yang sukar menelan (Hamzah, 2002).
VITAMIN

Vitamin yang diberikan berupa vitamin B


kompleks dan vitamin C.
 Vitamin B kompleks diduga dapat memperpendek
durasi penyakit.
 Vitamin C diberikan dengan dosis 500 mg atau
1000 mg sehari ditujukan terutama pada penderita
dengan kasus purpura yang luas sehingga
pemberian vitamin dapat membantu mengurangi
permeabilitas kapiler (Hamzah, 2003)
BAGAIMANA TAHAPAN LESI PADA STEVEN
JOHNSON?
Selain itu, adanya erupsi kulit dapat juga
menimbulkan rasa gatal dan rasa terbakar, Pada
kasus yang sedang, lesi timbul pada permukaan
ekstensor badan, dorsal tangan dan kaki
sedangkan pada kasus yang berat lesi menyebar
luas pada wajah, dada dan seluruh tubuh.
Secara khas, proses penyakit dimulai dengan
infeksi nonspesifik saluran napas atas.

Gambar . Kelainan kulit terdiri atas eritema, vesicle, dan bula, serta erosi

Anda mungkin juga menyukai