Anda di halaman 1dari 106

dr.

Ringgo Alfarisi

DEPARTEMEN FISIOLOGI
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2011
Sistem Reproduksi Laki- Laki

2
Organ Reproduksi Pria
 Penis
 Testis
 Skrotum
 Kelenjar:
-Prostat
-Vesikula seminalis
-Bulbourethral

3
 Dirancang untuk
mengantarkan sperma ke Penis
sistem reproduktif
perempuan.
 Penis + Scrotum =
Genitalia Eksternal laki-
laki
 Penis mempunyai suatu
akar yang melekat dan
suatu bagian yang bebas
yang ujungnya melebar -
glans penis.
 Kulit yang membungkus
penis adalah adalah lepas
dan bergeser secara
distal membentuk suatu
potongan kulit sekitar
glans - preputium atau
kulit depan.

4
5
Penis
 Bagian dalam, mengandung uretra penis dan 3 badan
silindris panjang jaringan erektil (jaringan spongiosa dan
otot polos menopang dalam rongga vaskular).
 Corpus spongiosum
○ Corpus midventral yang erektil
○ Mengelilingi uretra penis.
○ Melebar secara distal membentuk glans dan secara proksimal
membentuk bagian dari akar (radiks).
 Corpora Cavernosa
○ Corpus erektil dorsal berpasangan
 Fisiologi Erektil
 Selama eksitasi seksual, refleks parasimpatik dicetuskan yang
meningkatkan pelepasan lokal noradrenalin. Noradrenalin
merelaksasi arteriolar otot poplos yang menyebabkan dilatasi dan
memungkinkan badan erektil menjadi penuh berisi darah.
Perluasan kavernosa juga menekan pengosongan vena.

6
7
Testis
 Organ kelamin laki-laki
yang utama
 Ukuran 5cm x 2.5cm
 Mengapa disebut testis?
 Apa fungsinya?
 Di mana letakknya?
 Dikelilingi oleh 2 tunika.
 Tunika eksterna adalah
tunica vaginalis berlapis
dua, berasal dari
peritoneum.
 Di bagian lebih dalam
adalah tunica albuginea,
kapsul fibrosa dari testis.
Septa (sekat) meluas
dari tunica albuginea
membagi testis menjadi
250-300 kompatemen
berpbentuk bulat atau
lobulus
8
 Masing-masing lobulus
dari tiap-tiap testis
Testis
mengandung 1-4
tubulus seminiferus
tempat pembuatan
sperma
 Tubulus seminiferus
tiap-tiap lobus memusat
membentuk suatu
tubulus rectus yang
akan mengalirkan
sperma ke dalam rete
testis (suatu jaringan
kerja pada testis
posterior).
 Dari rete testis, sperma
meninggalkan testis
melalui ductus efferent
dan masuk ke dalam
epididymis yang
mengelilingi testis pada
permukaan eksternal.
9
 Arteri testicularis
cabang dari arteri
abdominal dan
mensuplai testis.
 Vena testicularis
datang dari plexus
pampiniformis yang
mengelilingi arteri
testicularis.
 Serabut saraf,
pembuluh darah,
dan limfatik
meninggalkan
testis dalam suatu
selubung jaringan
penyambung -
spermatic cord.

10
Tubulus Seminiferus
 Sekeliling tubulus seminiferus
adalah sel-sel interstisial (dikenal
sebagai sel-sel Leydig) yang
menghasilkan.
 Kebanyakan sel-sel itu membuat
dinding tubulus seminiferus dalam
berbagai tahap pembelahan sel,
Mereka adalah sel-sel sel-sel
spermatogenik.
 Yang terluar dan sedikit
berdiferensiasi adalah sel-sel induk
yang disebut spermatogonia.
 Setelah pubertas, mitosis
spermatogonium menghasilkan 2
sel-sel kembar yaitu–Tipe A dan
Tipe B. Tipe A menetap pada
membrana basalis untuk
mememlihara garis sel germinal
sementara itu tipe B mendorong ke
arah lumen di mana sel itu menjadi
spermatosit primer.

11


Perkembangan sperma
dikelilingi oleg sel-sel Sertoli .
Sel-sel Sertoli membantu
Sel-sel Sertoli
membentuk blood-testis barrier
(sawar darah testis)
 Mencegah interaksi antara
sistem imun dan perkembangan
sperma. Mengapa?
 Sel-sel Sertoli juga
menyediakan nutrien bagi
pembelahan sel-sel,
menggerakkan mereka
sepanjang lumen, mensekresi
cairan testikular yang
menyediakan medium transpor
sperma ke dalam lumen,
membuang kelebihan
sitoplasma yang dibuang
spermatid selama
spermiogenesis..
 Sperma baru tidak dapat
berenang dan didorong melalui
tubulus testis ke arah
epididymis oleh tekanan cairan
testikular..

12
13
14
Spermatogenesis
 Membentuk sperma dari
spermatogonia
 Terdiri dari meiosis + spermiogenesis
Spermatogonium
 Meiosis dimulai dengan replikasi DNA
dalam sebuah spermatogonium.
 Ini memberikan kita primary
spermatocyte. Dikenal mempunyai 2
susunan dari 46 khromosom.
 Spermatosit primer dibagi menjadi 2 Spermatosit
spermatosit sekunder. Masing-
masing dengan khromosom. primer
 Spermatosit sekunder dibagi lagi
menjadi suatu jumlah 4 spermatids,
masing-masing dengan 23
khromosom (yaitu, masing-masing
adalah haploid) Spermatosit Spermatosit
 Proses yang spermatid matang dan sekunder
berdiferensiasi menjadi suatu sperma sekunder
adalah spermiogenesis

Spermatid Spermatid

Spermatid Spermatid
15
16
17
Sperma
 Sel yang sangat
dilindungi dan
diferensiasi.
 Terdiri dari :
1. Kepala (Caput):
berisi nukleus dan
acrosome – organel
bersisi enzim.
2. Leher (cervix):
berisi mitokhondria
3. Ekor (Cauda)l:
Mengandung
flagellum

18
19
Epididymis
 Merupakan kepala yang
berhubungan dengan ductus
efferen dan kapsul aspek superior
testis. Bagian corpus dan cauda
terletak pada posterolateraltestis.
Bagian yang besar epididymis
sangat banyak saluran berlekuk-
lekuk.
 Sperma yang tidak matang, tidak
motil yang meninggalkan testis
bergerak secara perlahan melalui
ductus epididymis. Di dalamnya,
mereka memperoleh kemampuan
berenang.
 Epididymis dapat menyimpan
sperma selama beberapa bulan.
 Selama ejakulasi, otot polos di
dinding epididymis berkontraksi,
mengeluarkan sperma ke dalam
vas deferens.

20
Vas Deferens
 Berjalam dari epididymis sebagai
bagian dari corda spermatica dan
masuk ke rongga pekvik melalui
canalis inguinalis.
 Membelak secara medial di atas
ureter dan turun sepanjang
dinding posterior vesica urinaria.
 Bagian terminalnya melebar
membentuk ampulla dan then
berhubungan dengan ductus
vesicula seminalis membentuk
ductus ejaculatorius yang
pendek.
 Masing-masing ductus
ejaculatorius melewati kelenjar
prostat tempat ia mengosongkan
ke dalam uretra.
 Vas deferens juga mengandung
otot polos pada dindingnya untuk
mengeluarkan sperma selama
ejakulasi.

21
Scrotum
 Kantung kulit dan fasia
superfisialis yang menggantung
bagian luar rongga
abdominopelvik pada akar penis.
 Keterlambatan dalam skrotum
untuk turun ke rongga skrotum
 Cryptorchidism
 Septum garis tengah membagi
skrotum menjadi dua bagian
yaitu, kanan dan bagian kiri.
 Kenyataan bahwa skrotum
menggantung keluar tubuh
akibat dari “male display” pada
hewan primitif.
 Suatu keuntungan yang tidak
diharapkan bahwa efisiensi
sperma berkembang ditingkatkan
dengan lokasi skortal baru ini..

22
 Lokasi superfisial menjaga
testis pada suhu sekitar 3C di
bawah suhu tubuh.
 3 adaptasi yang lain juga
membantu memelihara suhu
ini.
 Suhu turun. Testis ditarik lebih
dekat pada kehangatan dinding
tubuh melalui kontraksi otot
cremaster.
 Juga suhu turun, permukaan
skrotum akan menurun
(sehingga penurunan
melepaskan panas). Ini
dilakukan oleh otot dartos.
 Jaringan vena (plexus
pampiniformis) membungkus
seluruh arteri yang masuk.
Mengapa?

23
Uretra
 Bagian terminal dari sistem
duktus.
 Melayani sistem reproduktif
dan sistem urinarius.
 3 bagiannya adalah :
 Urethra pars Prostatica
 urethra pars Membranosa
 Urethra pars Penis

24
Vesicula Seminalis
 Terletak pada dinding
posterior vesca urinaria.
 Sekresinya menyumbang
60% volume semen dan
cairan basa kental
kekuningan mengandung
asam askorbat, fruktosa,
enzim penggumpalan, dan
prostaglandin.
 Sperma dan cairan seminal
bercampur dalam ductus
ejaculatorius dan masuk ke
uretra prostatika bersama
selama ejakulasi.

25
 Kelenjar berbentuk bulat
tunggal, besarnya seperti
buah jambu. Mengelilingi Kelenjar Prostat
bagian uretra sedikit inferior
terhadap vesica urinaria.
 Dilapisi oleh kapsul jaringan
penyambung yang tebal.
 Terdiri dari 20-30 kelenjar
yang berfada dalam suatu
massa otot polos dan
jaringan penyambung.
 Skresinya menyumbang 1/3
volume semen dan
mengandung sitrat, enzim
dan antigen spesifik prostat.
Masuk ke uretra prostatika
melalui beberapa duktus
ketika otot polos prostat
berkontraksi selama
ejakulasi.

26
Kelenjar Bulbourethral

 Dikenal sebagai glandula


Cowperi.
 Kelenjar ukuran kecil inferior
terhadap prostat
 Menghasilkan mukus jernih yang
kental sebelum ejakulasi yang
mengosongkan uretra penis dan
menetralkan berbagai asiditas
residual di sana.
 Stimulasi parasimpatik
menyebabkan kelenjar
bulbouretral menskresi mukusnya
selama rangsangan awal.

27
Semen
 Campuran putih susu dari sperma dan sekresi
kelenjar asesoris.
 Menyediakan suatu mekanisme transportasi
seperti nutrien dan kimiawi yang memfasilitasi
aktivasi dan gerakan sperma.
 Fruktosa dalam sekresi vesicula seminalis
menyediakan secara dekat semua bahan
bakarnya.
 Prostaglandins menurunkan viskositas mukus
servikal dan menstimulasi peristalsis uterus.
 Alkalinitas (kebasaan) semen membantu
menetralisasi lingkungan asam dari uretra laki-laki
dan vagina perempuan.

28
Ejakulasi
 Tidak seperti ereksi, ejakulasi di bawah
kendali parasimpatik..
 Saluran reproduktif dan kelenjar asesoris
berkontraksi mengosongkan isinya ke
dalam uretra.
 Muskulus sfingter kandung kemih
berkontriksi mencegah pengeluaran urin
atau aliran balik semen.
 Muskulus bulbospongiosus penis
berkontraksi mengeluarkan semen melalui
dan ke luar dari penis.

29
Sperm Pathway

30
Aksis otak - Testikular
 Hipotalamus mensekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
yang mengikat kelenjar hipofisis anterior dan menyebabkan skresi dari
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH),
dikenal sebagai interstitial cell stimulating hormone (ICSH).
 LH mengikat sel-sel Leydig dan menstimulasinya mensekresi
testosteron.
 Testosteron mencetuskan spermatogenesis jika konsenterasinya
sangat cukup.
 FSH menyebabkan sel-sel Sertoli melepaskan androgen binding
protein.
 ABP mengawali sel-sel spermatogenik mengikat dan
mengkonsenterasi testosteron. Pengkonsentrasian testosteron
menstimulasi spermatogenesis.
 Ketika [testosteron] terlalu tinggi, dia menghambat pelepasan GnRH
dan LH.
 Kadar sperma yang tinggi menyebabkan sel-sel melepas inhibin yang
beraksi menghambat pelepasan FSH dan GnRH,

31
32
Efek sekunder dari Testosteron

 Menyebabkan penampakan karakteristik


seksual sekunder
 Tumbuh rambut pada Pubik, aksilari, dada
dan rambut wajah
 Pembesaran larings
 Pertumbuhan tulang
 Pertumbuhan otot rangka

33
Istilah-istilah klinis

 Infertilitas
 Sebab?
 Impotence
 Dapat psikologis atau
fisiologis
 Hernia Inguinalis
 Suatu hernia yang
usus masuk ke dalam
canalis inguinalis.
 Pada laki-laki, usus
dapat mengisi seluruh
kantung skrotum

34
35
SISTEM REPRODUKSI WANITA

36
37
Sistem reproduksi WANITA

 Sepasang kelenjar
kelamin perempuan
ovarium.
 Menghasilkan gamet
perempuan atau ovum.
 Juga menghasilkan
hormon kelamin
perempuan : estrogen
dan progesteron
 Saluran (duktus)
asesori termasuk tuba
uterina, uterus, dan
vagina.
 Sepasang di samping
uterus dan masing-
masing terletak pada
tempatnya dengan
beberapa ligamentum
(jaringan ikat).

38
Ovarium
 Terletak di fossa ovarium,
melekat di dinding posterior
pelvik.
 Berfungsi menghasilkan gamet
(ova) dan hormon kelamin
(estrogens dan progesteron)
 Ovarium diperdarahi pleh:
 Arteri ovarium – cabang dari aorta
abdominalis
 Cabang-cabang dari arteri uterina
 Sebuah ovarium diliputi oleh
jaringan fibrosa tunica albuginea.
 Tunika albuginea dilapisi oleh
satu lapisan sel-sel epitelial yang
disebut epithelium germinal.
 Ovarium terdiri dari bagian luar
(cortex) yang membentuk gamet
dan bagian dalam (medullary
region) berisi pembuluh darah
besar dan saraf-saraf.

39
Folikel Ovarium
 Pada bagian korteks
ovarium banyak lapisan
tipis berstruktur seperti
kantung yang disebut
folikel ovarium.
 Setiap folikel terdiri dari
sel telur yang immatur
disebut oocyte dilapisi
oleh satu atau lebih sel-
sel yang berbeda.
 Sekeliling sel-sel disebut
sel folikel jika lapisan
tunggal ada dan sel
granulosa bila ada lebih
dari satu lapisan.
 Folikel pada tahap yang
berbeda maturasi adalah
dibedakan menurut
struktur.
40
 Dikenal sebagai tuba
fallopian atau oviducts
(saluran indng telur).
Tuba uterina
 Memanjang dari
daerah ovarium ke
uterus.
 Bagian proksimal dari
tuba yang masuk ke
uerus disebut isthmus.
 Bagian lengkung
tengah adalah
ampulla.
 Bagian distal adalah
infundibulum yang
berbentuk saluran
terbuka berstruktur
silia seperti jar-jari
tegak disebut fimbriae
yang berada di atas
ovarium
41
 Suatu oosit yang diovulasi
ke luar lalu masuk ke
rongga peritoneum.
 Silia pada fimbria
mengasilkan suatu cairan
peritoneum yang
mengisap ovarium ke
dalam tuba uterina.
 Dinding tuba uterina
mengandung banyak otot
polos – mengapa?
 Mukosa itu berisi sel-sel
bersilia dan tidak bersilia.
 Sel yang tidak bersilia
menghasilkan suatu
skresi yang menjaga
oosit (dan sperma
yang ada) subur.
 Apa yang dilakukan
sel-sel bersilia?

42
 Suatu pregnansi ektopik
mungkin terjadi ketika
suatu ovum difertilisasi
dalam rongga peritoneal
dan mulai berkembang
di sana.
 Seperti kehamilan
mengalami abosri
secara alamiah tanpa
substansial
perdarahan.
 Di mana lagi dapat
terjadi kehamilan
ektopik?
 Juga, patogen dalam
sistem reproduktif
kadang-kadang dapat
meluas ke dalam rongga
peritoneum
menyebabkan inflamasi
yang berat yang disebut
pelvic inflammatory
disease (PID)

43
Uterus
 Berlokasi anterior terhadap
rectum dan posterosuperior
terhadap kandung kemih.
 Kenyal, organ berdinding
tebal yang berfungsi untuk
menerima, menanam, dan
menyuburkan ovum yang
difertilisasi.
 Bagian yang besar adalah
corpus uterina.
 Daerah yang melingkar
superior terhadap saluran
masuk oviductus adalah
fundus.
 Daerah yang dekat dengan
corpus dan cervix adalah
isthmus.

44
 Cervix leher sempit dari uterus


yang menonjol ke dalam vagina
secara inferior.
Rongga serviks adalah canalis
Cervix
cervicalis yang menghubungkan
vagina pada eksternal dan
menghubungkan dengan
rongga corpus uterus via bagian
internal
 Ada kelenjar servikal dalam
mukosa yang menskresi mukus
yang mengisi canalis cervicalis
dan meliputi bagian eksternal,
menghadang awal gerakan
bakteria dari vagina ke uterus.
 Suatu pengecualian terjadi
pada siklus tengah bila
mukosa serviks menjadi
encer sehingga
memungkinkan sperma
lewat.

45
Dinding uterus
 Tiga lapisan: perimetrium,
myometrium, dan
endometrium.
 Perimetrium, lapisan serosa
terluar adalah peritoneum.
 Myometrium adalah lapisan
tengah yang tebal membentuk
otot polos. Berkontraksi secara
ritmis selama kelahiran.
 Endometrium adalah mukosal
yang melapisi rongga uterus.
Tempat embrio berimplantasi
dan menetap selama
perkembangan.

46
47
Endometrium
 Mempunyai dua lapisan utama.
 stratum functionalis adalah lapisan superfisial
dan lapisan ini akan mengalami perubahan
siklik dalam merespon kadar hormon ovarium di
dalam darah dan luruh selama menstruasi
 stratum basalis membentuk lapisan fungsionalis
setelah menstruasi berakhir. Tidak responsif
terhadap hormon ovarium.
 Endometrium mempunyai sejumlah
kelenjar uterus yang mengubah panjang
seperti perubahan ketebalan endometrium.

48
Suplai darah ke uterus
 Arteri uterina datang dari arteri iliacus internus di pelvis dan
mengirim cabang ke dinding uterus. Cabang-cabang ini
berpencar menjadi beberapa arteri arcuata dalam
myometrium.
 arteri arcuata mengirim cabang ke dalam endometrium di
mana mereka memberikan arteri rectus (straight arteries) ke
stratum basalis dan arteri spiralis ke stratum functionalis.
 Arteri spiralis mengalami degenerasi berulang dan regenerasi
dan spasme mereka sesungguhnya yang menyebabkan
lapisan fungsionalis menjadi tebal selama menstruasi.

49
50
51
Vagina
 Saluran berdinding tipis
terletak antara kandung
kemih (vesica urinaria) dan
rectum serta memanjang
dari cervix ke luar. Uretra
menempel dekatnya dalam
dinding anterior. Uretra
berada pada dinding
anterior.
 Menyediakan jalan untuk
kelahiran bayi, aliran
menstrual, dan dapat
menerima semen.
 Dinding vagina terdiri dari 3
selubung: lapisan adventisia,
tunika muskularis, dan suatu
mukosa dengan rugae.
 Epitelium bertingkat
berkeratin.

52
Vagina

 Mukosa vaginal tidak berkelenjar.


Dilubrikasi oleh mukosa servikal kelenjar
dan kelenjar bartholin.
 Sel-sel epithelial melepas sejumlah
besar glikogen yang secara anaerobis
dimetabolisme menjadi asam laktat
oleh flora vaginal. Ini membuat
lingkungan asam yang merusak sperma
dan mikroorganisme patogenik.

53
 Dikenal sebagai vulva atau
pudendum Genitalia Eksternal
 Mons pubis adalah jaringan
lemak, bulat terletak di atas
symphysis pubic–secara
tipikal mencakup rambut
pubik.
 Berjalan secara posterior dari
mons pubis ada 2 lipatan kulit
yang memanjang di dalamnya
ada lemak lemak – labia
majora. Lipatan ini homolog
dengan scrotum.
 labia majora menutup labia
minora - 2 lipatan kulit tipis
yang menutup suatu celah
yang disebut vestibulum yang
mengandung pembukaan
eksternal uretra (orificium
urethrae externum) dan
vagina (orificium vaginae)

54
 Sisi vestibulum adalah
glandula Bartholini yang
homolog dengan
glandula bulbourethrae.
 Berfungsi untuk
lubrikasi vestibulum
pada sexual
intercourse.
 Anterior terhadap
vestibulum adalah clitoris
– massa kecil jaringan
erektil yang homolog
dengan glans penis.

55
Kelenjar payudara
 Fungsi hanya pada
perempuan. Berperanan
menghasilkan ASI (air susu
ibu).
 Bagian dalam, masing-masing
terdiri dari 15-25 lobus yang
mengelilingi radial dan
terbuka pada puting. Lobus-
lobus itu mengisi dan
memisah dari lainnya oleh
jaringan penyambung fibrosa
dan lemak.
 Dalam lobus-lobus ada unit
yang lebih kecil yang disebut
lobulus yang mengandung
kelenjar alveoli yang
menghasilkan susu bila
seorang perempuan
menyusui.

56
 Kelenjar itu mengalirkan
susu ke dalam ductus
lactiferous yang membuka
ke luar pada puting.
 Sedikit lebih dalam pada
ke areola ada daerah yang
melebar disebut sinus
lactiferous yang
menyimpan susu selama
perawatan.
 Pada perempuan yang
tidak hamil, struktur
kelenjar payudara tidak
berkembang secara luas
dan sistem saluran
rudimenter (mengecil).

57
Oogenesis
 Seorang perempuan mensuplai telur ditentukan
oleh kelahiran dan sepanjang waktu sejak dia
melepas telur dari pubertas sampai
menopause.
 Dalam periode janin, oogonia (sel-sel induk
diploid ovarium) memperbanyak diri secara
cepat dengan mitosis dan kemudian menetap
dormant.
 Perlahan-lahan, folikel primordial mulai muncul
sebagai oogonia ditransformasi ke dalam oosit
primer dan menjadi diliputi oleh suatu lapisan
tunggal sel-sel folikular.
58
Oogenesis
 Oosit primer mulai meiosis tetapi diam dalam
Profase I meiosis dan tidak melengkapinya.
 Pada kelahiran, seorang perempuan akan
mempunyai 2 juta (suplai sepanjang hidupnya)
dari oosit primer, masing-masing didiamkan
dalam meiosis I.
 Pada pubertas, kira-kira tinggal 400,000 oosit
dan permulaan pada waktu ini, sejumlah kecil
oosit primer diaktifkan tiap bulan. Namun,
hanya satu dipilih tiap bulan melanjutkan
meiosis I.

59
Oogenesis
 Oosit yang dipilih melengkapi meiosis I
menghasilkan 2 sel haploid yang tidak sama. Sel
yang lebih kecil itu adalah polar body pertama.
Sel yang lebih besar mengandung secara dekat
semua sitoplasma dan itu adalah oosit sekunder.
 Pada manusia, oosit sekunder tiba dalam
metafase II dan sel ini (bukan ovum) yang
sesungguhnya diovulasi.
 Jika oosit sekunder yang diovulasi tidak dimasuki
oleh suatu sperma, sel itu rusak.

60
Oogenesis
 Jika penetrasi sperma terjadi, maka secara
cepat melengkapi meiosis II mengakibatkan
suatu ovum yang besar dan suatu polar body
kedua yang kecil
 Produk akhir potensial oogenesis adalah 3 polar
bodies yang kecil dan 1 ovum yang besar.
Semua 4 sel itu haploid tetapi hanya ovum
suatu gamet yang fungsional.
 Kira-kira 500 yang ke luar dari 400,000 yang
mungkin dilepas secara tipikal selama masa
hidup perempuan.

61
62
Siklus ovarian
 Setiap bulan peristiwa dikaitkan dengan maturasi sebuah
telur.
 Terdiri dari 2 fase konsekutif.
 Fase folikular adalah periode pertumbuhan folikel terutama
dari hari pertama sampai dengan hari keempat belas dari
siklus.
 Fase luteal adalah periode aktivitas corpus luteum dari hari
ke 14 sampai hari ke 28.
 Siklus ovarian tipikal berulang pada interval 28 hari dengan
ovulasi terjadi pada pertengahan siklus.
 Siklus dapat memanjang sampai hari ke 40 atau memendek
sampai hari ke 21.
 Tidak ada masalah lama siklus, fase luteal berlangsung
konstan. Selalu 14 hari dari ovulasi hingga akhir siklus.

63
Fase Folikular– tahap1

 Tahap 1: Folikel primordial menjadi


folikel primer.
 Sel-sel seperti skuamosa mengelilingi oosit
tumbuh dan menjadi kuboidal dan kemudian
oosit membesar.

64
Fase folikular - tahap 2
 Tahap 2: folikel primer menjadi folikel sekunder.
 Sel-sel folikel berproliferasi hingga ada epitelium bertingkat
sekeliling oosit (terdiri dari sel-sel granulosa).
 Selanjutnya suatu lapisan jaringan penyambung mulai
membentuk sekitar folikel membentuk theca folliculi.
 Sel-sel granulosa dibagi dan folikel tumbuh. Selama waktu ini, sel-
sel theca dan sel-sel granulosa menghasilkan estrogen.
 Sel-sel granulosa juga menskresi suatu matriks glikoprotein yang
mengelilingi oosit. Ini adalah zona pellucida.
 Akhirnya, cairan jernih berakumulasi dan secara perlahan
menggumpal ke dalam suatu cairan yang mengisi suatu rongga
yang disebut antrum

65
Fase folikular – tahap 3
 Tahap 3: Folikel sekunder menjadi folikel vesikular.
 antrum meluas, pengisolasian oosit plus tangkai sel-sel
granulosa (corona radiata) pada satu sisi folikel.
 Folikel akan menuju hari ke 14.
 oosit primer kemudian akan melengkapi meiosis I membentuk
oosit sekunder dan polar body pertama.

66
Fase folikular – tahap 4
 Tahap 4: Ovulasi.
 Dinding ovarium pecah dan mengeluarkan oosit sekunder (dikelilingi
oleh corona radiata) ke dalam rongga peritoneum.
 Beberapa folikel akan mengikuti jalur perkembangan namun hanya satu
yang menjadi dominan dan diovulasi
○ Apa yang terjadi pada istirahat?

67
 Setelah ovulasi, folikel yang pecah
mengkerut dan berisi darah. Ini
Fase luteal
dikenal sebagai corpus
hemorrhagicum.
 Sisa-sisa sel-sel granulosa
meningkat dalam ukuran dan
sepanjang sel-sel theca interna
membentuk kelenjar endokrin baru –
corpus luteum yang akan mulai
mengeluarkan progesteron dan
estrogen.
 Jika kehamilan tidak terjadi, corpus
luteum mulai berdegenerasi sekitar
10 hari.
 Degenerasi corpus luteum
berubah ke arah struktur putih
fibrosa yang disebut corpus
albicans
 Jika kehamilan terjadi, corpus luteum
bertahan selama 3 bulan yaitu ketika
plasenta mengambil alih fungsi
hormonalnya.

68
69
70
Siklus uterus – Fase Menstrual
 Suatu rangkaian perubahan siklis yang yang terjadi pada endometrium
uterus setiap bulan sebagai responnya terhadap perubahan kadar
plasma hormon-hornon ovarium.
 Fase menstrual hari ke 1-5. Pada tahap ini, Uterus menebal semua
kecuali bagian terdalam endometrium.
 Stratum functionalis dilepaskan dari stratum basalis dan keluar melalui
vagina
 Pada hari ke 1, kadar FSH baru saja meningkat. Pada hari ke 5,
produksi estrogen dimulai.

71
Siklus uterus – Fase Proliferatif
 Fase proliferatif, hari ke 6 – 14. Di bawah pengaruh
peningkatan kadar estrogen, stratum basalis menghasilkan
lapisan fungsional baru  stratum functionalis. Sebagai
lapisan baru yang tebal, kelenjarnya membesar dan arteri
spiralisnya meningkat jumlahnya.

72
Siklus uterus – Fase skretori
 Progesteron dari corpus luteum bekerja pada endometrium
menyebabkan arteri spiralis memanjang dan memilin secara kuat
dan mengubah stratum functionalis ke suatu mukosa sekretori.
 Kelenjar uterus membesar, memilin, dan mulai menskresi nutrisi
glikoprotein ke dalam rongga uterus. Hal ini juga distimulasi oleh
progesteron.
 Apakah tujuan dari perubahan-perubahan ini?

73
Siklus uterus – Fase Sekretori
 Bila kadar progesteron turun (misal: implantasi tidak terjadi), arteri
spiralis tegang dan spasme. Keadaan ini sel-sel endometrium menolak
O2 dan nutrien sehingga menyebabkan sel-sel itu mati.
 Arteri spiralis berkonstriksi satu saat akhir dan kemudian tiba-tiba
relaksasi dan membuka lebar. Darah deras mengalir dan memenuhinya
yang menyebabkan kapilar luruh dan siklus uterus kembali ke hari ke 1.

74
75
Sistem Hormon Wanita
1. Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon
pelepas-gonadotropin (GnRH), yang sebelumnya
disebut hormon pelepas-hormon lutein.
2. Hormon hipotalamus anterior, hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon Lutein (LH), keduanya
disekresi sebagai respon terhadap pelepasan
hormon GnRH dari hipotalamus.
3. Hormon ovarium, estrogen & progesteron yang
disekresi oleh ovarium sebagai respon terhadap
kedua hormon dari kelenjar hipofisis anterior.
HORMON REPRODUKSI WANITA

HORMON DISEKRESI OLEH FUNGSI


FSH Hipofisis anterior  Menginisiasi perkembangan folikel ovarium
 Merangsang sekresi estrogen oleh sel-sel folikel
LH Hipofisis anterior  Menyebabkan ovulasi
 Mengubah folikel ovarium yang ruptur menjadi
korpus luteum
 Merangsang sekresi progesteron oleh korpus
luteum
Estrogen Ovarium (folikel)  Memicu kematangan folikel ovarium
 Memicu pertumbuhan pembuluh darah pada
endometrium
 Menginisiasi perkembangan karakteristik kelamin
sekunder
- pertumbuhan uterus dan organ reproduksi lain
- pertumbuhan duktus mamae dan penimbunan
lemak pada payudara
- perluasan tulang pelvis
- penyimpanan lemak subkutan pada panggul dan
paha
Progesteron Ovarium (korpus  Memicu lebih lanjut pertumbuhan
lateum) pembuluh darah di endimetrium dan
penyimpanan zat makanan
 Menghambat kontraksi miometrium

Inhibin Ovarium (korpus  Menghambat sekresi FSH


lateum)
Siklus Ovarium Bulanan & Fungsi
Hormon Gonadotropin
 Tahun reproduksi normal dari wanita
ditandai perubahan ritmis bulanan dari
kecepatan sekresi hormon wanita &
perubahan pada ovarium serta organ seksual,
yang disebut Siklus Seksual Wanita (Siklus
Menstruasi).
 Durasi rata-rata 28 hari.
 Pada wanita normal, siklus dapat
berlangsung selama 20 hari atau panjang 45
hari.
2 Hasil dari Siklus Seksual Wanita :

1. Hanya 1 ovum matang yang normalnya


dikeluarkan dari ovarium setiap bulan,
sehingga normal hanya ada 1 janin yang
dapat tumbuh pada 1 waktu.
2. Endometrium uterus disiapkan untuk
implantasi ovum yang telah dibuahi pada
saat tertentu dalam bulan.
 Perubahan ovarium selama siklus seksual
bergantung seluruhnya pada hormon :
Gonadotropik, FSH & LH, yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior.
 Pada usia 9 – 10 tahun, hipofisis secara
progresif mensekresi banyak FSH & LH,
yang mencapai puncak awal siklus seksual
bulanan antara 11 – 16 tahun, periode
perubahan ini disebut Pubertas
 Siklus menstrusi pertama disebut Menarce
OVULASI
Ovulasi pada ♀ mempunyai siklus seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah
terjadi menstruasi

Hormon Lutein

Hormon Steroid Folikuler


(Progesteron)

Enzim Proteolitik Hiperemia Folikel &


(kolagenase) Sekresi Prostaglandin

Melemahnya dinding folikel Transudasi Plasma


kedalam folikel

Degenerasi Stigma Pembengkakan Folikel

Pecahnya Folikel

Evaginasi Ovum
Ovulation

83
HAID
 Haid adalah perdarahan periodik dan
siklik dari uterus yang disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium, yang
merupakan gambaran pengaruh
hormonal pada endometrium, tanpa
terjadinya suatu kehamilan

84
Definisi :
 Siklus Haid adalah jarak / periode
waktu antara hari pertama mulainya
haid sampai dengan hari pertama haid
berikutnya
Tahapan proses terjadinya haid
1.Fase proliferasi
 Fase pertumbuhan lapisan
endometrium
 Pengaruh hormon estrogen
 Seiring dengan pematangan folikel
akibat pengaruh FSH
Tahapan proses terjadinya haid
2. Fase ovulasi
 Pelepasan ovum akibat pecahnya folikel
matang di ovarium
 Folikel yang pecah menjadi korpus
luteum dan menghasilkan hormon
progesteron
Tahapan proses terjadinya haid
3. Fase sekresi
 Fase pematangan lapisan endometrium
 Pamatangan kelenjar- kelenjar
endometrium
 Pengaruh kombinasi estrogen dan
progesteron
 Endometrium dipersiapkan untuk
menerima implantasi jika terjadi
pembuahan
Tahapan proses terjadinya haid
4. Fase haid
 Estrogen dan progesteron menurun
 Tidak ada pembuahan
 Lapisan endometrium menjadi rusak →
hancur/rontok → perdarahan
Perubahan fisiologis endometrium pada siklus haid
92
Menstruasi

93
Haid dalam batas normal, jika :
 Siklus antara 21-35 hari (28  7 hari)
 Lama perdarahan 3-7 hari (5  2 hari)
 Perdarahan 20-80 cc/siklus (50  30 cc)
 Rasa nyeri (-)
 Darah merah segar, tidak bergumpal
 Terjadi ovulasi
 Darah / cairan / hawa vagina tidak berbau
busuk
Pubertas & Menarce
Pubertas : mulainya kehidupannya
dewasa
Menarce : dimulainya menstruasi
Pubertas terjadi karena kenaikan sekresi
hormon Gonadotropin oleh hipofisis yang
perlahan, dimulai tahun kedelapan dari
kehidupan mencapai puncak saat
terjadinya menstruasi usia 11 & 16 tahun
(rata-rata 13 tahun)
MENOPOUSE
 Menopouse adalah : haid
terakhir yang dialami oleh
wanita yg masih dipengaruhi
oleh hormon reproduksi yang
terjadi pada usia menjelang
/memasuki usia 50 th
 Klimakterium adalah suatu
masa yang dimulai pada akhir
masa reproduksi dan berakhir
pada awal masa senium
(lansia) yaitu 40-60 th
 Menopouse berada dlm masa
klimakterium
Premenopuse  Menopouse
 Postmenopuse
Hilangnya Estrogen Menyebabkan :

1. Rasa panas ditandai kemerahan kulit yang


ekstrim
2. Sensasi psikis dari dispnea
3. Gelisah
4. Letih
5. Ansietas
6. Psikotik
7. Penurunan kekuatan dan kalsifikasi
tulang diseluruh tubuh
Efek kekurangan esterogen pada
organ reproduksi:
 Uterus : mengecil selain karena menciutnya
selaput lendir rahim (atropi endometrium) juga
disebabkan menghilangnya cairan dan
perubahan batang jaringan ikat antar sel
 Tuba palopi : lipatan-lipatan tuba jadi lebih
pendek, menipis dan mengerut, endosalping
menipis, mendatar serta rambut getar dalam
tuba menghilang
 Ovarium : makin berkurang jumlah sel
telurnya
 Serviks : mengerut sampai terselubung oleh
dinding vagina
 Vulva : jaringan vulva menipis karena
kurangnya dan hilangnya jaringan lemak serta
jaringan elastik, kulit menipis dan pembuluh
darah berkurang yang menyebabkan
pengantar lipatan vulva

Akibatnya: Sakit pada saat bersetubuh,


Libido menurun
Kesuburan Wanita
Ovum tetap hidup dan mampu dibuahi sesudah
dikeluarkan dari ovarium tidak lebih dari 24 jam.
Sperma tetap dapat subur dalam reproduksi wanita
sampai 72 jam, walaupun banyak bertahan tidak lebih
dari 24 jam.
Agar terjadi pembuahan, hubungan kelamin
dilangsungkan antara 1 – 2 hari sebelum ovulasi dan
sampai 1 hari sesudah ovulasi.
Jika siklus menstruasi teratur jangka waktu 28 hari,
ovulasi terjadi 1 hari menjelang hari ke 14, dari siklus
bulanan.
Sebaliknya, apabila siklus 40 hari, ovulasi terjadi
antara 1 hari sebelum hari ke 26, dari siklus bulanan.
Siklus 21 hari, ovulasi berlangsung 1 hari sebelum hari
ke 7 dari siklus.
Wise word
“ Setiap Manusia Adalah Pemenang”

102
Fertilisasi

103
“TERIMA KASIH”

Sumber Bacaan : Guyton, Guyton and Hall, Katzung, Sherwood,


andSilverthorn

Anda mungkin juga menyukai