Dita Anvari
15360451
PEMBIMBING :
dr. Hj. Hervina Sp.KK
KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. R.M DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2018
1. Identifikasi
Telaah :
a.Lokasi
Regio Cruris Anterior Posterior Dextra et Sinistra Bilateral
b. Distibusi
Diskret
Bilateral
c. Bentuk
Tidak Teratur
d. Susunan
Tidak khas
e. Batas
Dibawah Permukaan kulit
F. Ukuran
Miliar
G. Efloresensi
Primer : Ptekie
Sekunder : Purpura Palpebra
H. Ruam Kuku
Tidak ada
I. Ruam Rambut
Tidak ada
J. Ruam Genitalia
Tidak ada
2. Palpasi Kulit
Kulit kasar
1.inflamasi sistemik yang ditandai dengan meningkatnya
ESR (Eritrosit Sedimentation Rate)/Laju Endap Darah, dan
angka leukosit.
2. Nilai platelet cenderung normal atau sedikit meningkat
karena HSP dikenal dengan nontrombositopenik purpura.
3. Urin harus diperiksa dengan urinalisis untuk melihat
hematuria, dan kreatinin untuk menilai fungsi renal.
4. Pemeriksaan darah pada feses digunakan untuk menilai
iskemia usus. Untuk membuktikannya dipastikan dengan
pemeriksaan radiologi.
Gejala Persendian
Nyeri sendi (atralgia) atau peradangan sendi (artritis) Gejala ini akan menghilang
dalam beberapa hari dan tidak menimbulkan gejala sisa.
Gejala Ginjal
Gangguan pada ginjal berupa peradangan (glomerulonefritis) ditemui pada 40 – 50%
penderita. Gejala ginjal timbul lebih lambat, yaitu sekitar 1 bulan setelah awal
penyakit
Secara umum, sebagian besar sindrom vaskulitis diasumsikan
dimediasi setidaknya sebagian oleh mekanisme immunopatogenik
yang terjadi dalam respon terhadap rangsangan antigen
tertentu.Keadaan imunologi yang dapat menerangkan timbulnya
aktivasi imunologi ditentukan oleh beberapa keadaan, yaitu jumlah
antigen, kemampuan tubuh mengenai antigen, kemampuan respon
imun untuk mengeliminasi antigen dan route (target organ) yang
dirusak. Beberapa mediator yang dapat terlibat dalam vaskulitis,
misalnya Interleukin (sitokin) yaitu suatu molekul yang dihasilkan
oleh sel yang teraktivasi oleh respon imun yang dapat
berpengaruh terhadap mekanisme imunologi selanjutnya
Henoch-Schönlein purpura (HSP) adalah vaskulitis pembuluh darah kecil
yang dimediasi oleh immunoglobulin (Ig) A yang secara predominan
mempengaruhi anak-anak tetapi juga terlihat pada orang dewasa. HSP
merupakan sub keadaan dari vaskulitis nektrotisasi yang
dikarakteristikan dengan kerusakan fibrinoid pembuluh darah dan
leukocytoclasis. Manifestasi klinis primer termasuk purpura yang dapat
dipalpasi, arthralgia atau arthritis, nyeri abdomen, perdarahan
gastrointestinal, dan nephritis. Komplikasi serius jangka panjang dari HSP
adalah gagal ginjal progressive, dimana timbul pada 1-2% pasien.
Seperti
infeksi Streptococcus grup A, virus
Herpes Simplex
3. Bowel angina
DHF
ITP
Farmakologi :
Non-Farmakologi:
Kelainan ginjal
Udem paru.
dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya
antibodi yang didapat secara pasif atau
infeksi sebelumnya. Pada DBD, kematian
telah terjadi pada 40-50% pasien dengan
syok, tetapi dengan penanganan intensif
yang adekuat kematian dapat ditekan <1%
kasus
ITP adalah kondisi idiopatik atau
tidak diketahui
penyebab/penyakit dasar.
Secara istilah, berikut ini
penjelasan tentang ITP.
Idiopathic. Tidak diketahui
penyebab dasarnya.
Thrombocytopenic. Jumlah
trombosit di bawah kadar
normal.
Purpura. Ruam berwarna merah-
keunguan.
Sering kali dijumpai pada anak dan
dewasa muda. Pada anak yang tersering
ialah diantara umur 2-8 tahun. Lebih
sering terjadi pada wanita daripada laki-
laki (perpandingan berkisar diantara 4 :
3 dan 2 : 1 serta akan menjadi lebih nyata
setelah pubertas).
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi
dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya ialah
hipersplenisme, infeksi virus (demam berdarah,
morbili, varisela dan sebagainya), intoksikasi makanan
atau obat ( asetosal, PAS, fenibultazon, diamox, kina,
sedormid) atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi,
panas), kekurangan faktor pematangan ( misalnya
malnutrisi)
Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki),
seringnya bergerombol dan menyerupai rash. Bintik
tersebut petechiae, disebabkan karena adanya
pendarahan dibawah kulit .Memar atau daerah kebiruan
pada kulit atau membran mukosa (seperti di bawah mulut)
disebabkan pendarahan di bawah kulit. Memar tersebut
mungkin terjadi tanpa alasan yang jelas Memar tipe ini
disebut dengan purpura. Pendarahan yang lebih sering
dapat membentuk massa tiga-dimensi yang disebut
hematoma.
Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi.
Ada darah pada urin dan feses. Beberapa macam
pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda
ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada
wanita.
Anti bodi IgG yang ditemukan pada membran
trombosit akan mengakibatkan gangguan
agregasi trmbosit dan meningkatkan
pembuangan serta penghancuran trombosit
oleh sistem makrofag sehingga fungsi
trombosit dapat berubah (trombositopati)
melalui berbagai cara yang mengakibatkan
perdarahan yang lama.
Patofisiologi
Purpura trombositiopenik idiopatik adalah salah satu
gangguan perdarahaan didapat yang paling umum erjadi.
Purpura trombositopenik idiopatyik adalah sindrom yang
didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang
bersirkulasi dalam keadaan sumsum normal. Penyebab
sebenarnya tidak diketahui,meskipun diduga disebabkan
oleh agens virus yang merusak trombosit. Pada umumnya
gangguan ini didahului oleh penyakit dengan demam
ringan 1-6 minggu sebelum timbul gejala.
Wanita lebih cenderung terkena ITP
2. DHF
Prednison : 2-5 mg/kgbb/hari peroral.