Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rozi SP,M.Psi.Psikolog
DIMENSI KOMUNIKASI
• Komunikasi adalah proses sosial dimana individu
menggunakan simbol untuk membuat dan
menginterpretasi makna dalam lingkungannya (West
& Turner, 2007)
Environment
Sosial
Meaning
Communication
Symbols Process
DIMENSI KOMUNIKASI
SOSIAL • Komunikasi berarti melibatkan
orang lain dan ada interaksi antara
PROCESS sender dan receiver dimana
SYMBOLS keduanya memainkan peran yang
MEANING integral dalam proses komunikasi.
• Orang-orang yang terlibat dalam
ENVIRONMENT
komunikasi memiliki berbagai
macam niat, motivasi dan
kemampuan.
DIMENSI KOMUNIKASI
• Komunikasi bermakna terus-menerus dan
SOSIAL tanpa akhir
PROCESS • Aktivitas yang dinamis, kompleks dan
berubah-ubah secara kontinyu
SYMBOLS • Menekankan penciptaan makna yang
MEANING dinamis
ENVIRONMENT • Tidak dapat dipastikan kapan dimulai dan
berakhir (masih diingat, mempengaruhi
perasaan kita)
• Bersifat cumulative, dipengaruhi masa lalu
serta mempengaruhi masa depan
• Unrepeatable dan irreversible, menurut
Frank Dance komunikasi seperti
Spiral/Helix
DIMENSI KOMUNIKASI
• Representasi dari fenomena
SOSIAL
• Kata : simbol untuk konsep dan sesuatu
PROCESS • Kadang bersifat ambigu, verbal dan non
verbal, terjadi dalam komunikasi face to
SYMBOLS face maupun mediated
MEANING • Disetujui oleh anggota kelompok,
ENVIRONMENT kelompok lain belum tentu faham
• Concrete symbol : merepresentasikan
objek, seperti, komputer
• Abstract symbol : merepresentasikan
ide/pikiran, seperti, pikiranmu seperti
komputer
DIMENSI KOMUNIKASI
• Sesuatu yang disaring/ditangkap dari
SOSIAL pesan.
• Pesan dapat memiliki lebih dari satu
PROCESS makna
SYMBOLS • Tanpa berbagi makna, kita sulit untuk
mengerti meskipun berbicara dengan
MEANING bahasa yang sama dan melihat peristiwa
ENVIRONMENT yang sama
• Makna dipengaruhi oleh budaya
• Tidak semua orang tahu apa yang
dikatakan orang lain, sehingga kita perlu
menjelaskan, mengulang dan
mengklarifikasi
DIMENSI KOMUNIKASI
SOSIAL • Situasi atau konteks dimana
komunikasi itu terjadi.
PROCESS • Dapat berupa waktu, tempat,
SYMBOLS periode sejarah, hubungan, latar
MEANING belakang pembicara maupun
pendengar.
ENVIRONMENT
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi sebagai Tindakan (action)
2. Komunikasi sebagai Interaksi
(Interaction)
3. Komunikasi sebagai Transaksi
(transaction)
COMMUNICATION as ACTION
(Shannon dan Weaver)
1. Faktor-Faktor Personal
Bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang timbul dari dalam dirinya
(psikologis). Faktor-faktor tersebut dapat berupa
motif, instink, sikap kepribadian maupun kognitif
2. Faktor-faktor Situasional
Bahwa faktor situasional dan sosial akan
membentuk perilaku manusia dalam
berinteraksi. Faktor-faktor tersebut antara lain
FAKTOR - FAKTOR PERSONAL
1. Faktor Biologis
Struktur biologis—genetika, sistem syaraf, dan
sistem hormonal—mempengaruhi perilaku
manusia. Sistem saraf, organ indra, otot, dan
kelenjar memungkinkan kita mengetahui dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Persepsi
kita terhadap peristiwa tergantung pada
bagaimana organ indra mendeteksi stimuli dan
bagaimana otak menginterpretasikan informasi
yang datang dari organ indra tersebut.
2. Faktor-Faktor Sosiopsikologis
Antara lain : Sikap, Emosi, Kepercayaan,
kebiasaan dan kemauan
FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL
1. Faktor Ekologis
2. Faktor Rancangan dan Arsitektural
Desain bangunan sociopetal dan sociofugal
3. Faktor Temporal (bioritma manusia)
4. Suasana Perilaku (Behavior Setting)
5. Teknologi
6. Faktor-faktor Sosial (Struktur Sosial)
Peran (role) dan karakteristik populasi
7. Lingkungan Psikososial (iklim psikososial)
8. Stimuli yang Mendorong dan Memperteguh
Perilaku
Bagaimana Hubungan
Dokter-Pasien?
PSPDG/2011
MEMAHAMI PRAKTIK
KEDOKTERAN
ILMU KEDOKTERAN
• EMPIRIS
– PROBABILITAS
– PELUANG BIAS & “UNKNOWN”
– REASONABLE MEDICAL CERTAINTY
• EVIDENCE BASED
• HUBUNGAN DOKTER-PASIEN BERDASAR
UPAYA : KONTRAK TERAPEUTIK
Praktik Kedokteran
• Menurut UU nomor 29 tahun 2004
Pasal 1 ayat 1 :
“Praktik kedokteran adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan”
HUB. DOKTER - PASIEN
• PATERNALISTIK
– SEJAK HIPPOCRATES
– DIANGGAP DASARNYA : SALING PERCAYA
– PRINSIP MORAL UTAMA : BENEFICENCE
– “MENIADAKAN” HAK PASIEN (CONSENT)
– MULAI DIKRITIK TAHUN 1956
• KONTRAKTUAL
– MULAI TAHUN 1972-1975 (social contract)
– PRINSIP MORAL UTAMA : AUTONOMY
– INSPANNINGSVERBINTENNIS
“KONTRAK TERAPEUTIK”
• SALAH SATU HUBUNGAN HUKUM
DOKTER-PASIEN
• TIDAK SEIMBANG / SETARA
– DOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL
(RESULTAATSVERBINTENNIS), TETAPI
MENJANJIKAN UPAYA YANG SEBAIK-
BAIKNYA (INSPANNINGSVERBINTENNIS) –
reasonable care
• HARUS DIJAGA DENGAN ATURAN
HUB. DOKTER-PASIEN (cont..)
• KRITIK TERHADAP KONTRAKTUAL :
– TAK ADA NEGOSIASI EKSPLISIT
– TAK ADA EKSPEKTANSI EKSPLISIT
– TERLALU MATERIALISTIK, BUKAN ETIK
– MELUPAKAN FAKTOR SISTEM SOSIAL
– TERLALU LEGALISTIK : PERATURAN
– TERFOKUS PADA PRINSIP AUTONOMY
– CENDERUNG MEMINIMALKAN MUTU
• DISEBUT : BOTTOM-LINE ETHICS
HUB. DOKTER-PASIEN (cont..)
• FIDUCIARY : VIRTUE BASED ETHICS
– PRINSIP : MORAL KEUTAMAAN
– BUKAN SEKEDAR KEWAJIBAN DAN
PERATURAN, TETAPI JUGA “BAGAIMANA
SIKAP SEBAIKNYA”
– EMPATHY, COMPASSION, PERHATIAN,
KERAMAHAN, KEMANUSIAAN, SALING
PERCAYA, ITIKAD BAIK, dll
– HUBUNGAN : BERTUMBUH-KEMBANG,
BERTUJUAN MENSEJAHTERAKAN PASIEN
– KOMUNIKASI HARUS BAIK
Declaration of Lisbon
• Hak memilih dokter
• Hak dirawat dokter yang “bebas”
• Hak menerima / menolak pengobatan
setelah menerima informasi
• Hak atas kerahasiaan
• Hak mati secara bermartabat
• Hak atas dukungan moral / spiritual
KOMUNIKASI
EFEKTIF-TERAPEUTIK
DOKTER-PASIEN
Tahapan dalam Perubahan Terpeutik
Rogers (1961) membagi kontinum ini
menjadi menjadi tujuh tahapan.
– Tahap 1 Dicirikan dengan ketidamauan untuk
mengkomunikasikan apa pun tentang diri.
– Tahap 2, Klien mulai menjadi sedikit tidak kaku.
– Tahap 3, Mereka lebih bebas dalam membicarakan
diri mereka sendiri walaupun masih sebagai objek.
– Tahap 4, Mulai berbicara mengenai perasaan
mendalam,tetapi bukan yang sedang dirasakan saat
itu.
– Tahap 5, Mereka mulai melalui perubahan dan
perubahan dan pertumbuhan yang signifikan.
– Tahap 6, Mengalami perubahan dramatis dan
pergerarakan menuju seorang manusia sepenuhnya
– Tahap 7, Klien telah menjadi “manusia masa depan
yang berfungsi sepenuhnya.
Penjelasan Teoritis dari perubahan Teraupetik
empati
Kemauan
memperoleh
informasi
(Rogers & Farson, 1976) lengkap
Active listeners
listen with their:
Emotions
Words
ears
Eye
movement
eyes speaker
Facial
expressions
mind Body Hand
posture gestures
55
Pendengar yang efektif
1. Make eye contact
2. Exhibit affirmative head nods and
appropriate facial expression
3. Avoid distraction actions or
gestures
4. Ask questions
5. Paraphrase
6. Avoid interrupting the speaker
7. Don’t over-talk 56
1. Kontak mata
• Bagaimana perasaan anda ketika melihat
orang yang anda ajak bicara tidak
memandang anda, melainkan memandang ke
tempat lain?. Seperti juga kebanyakan orang
lain, anda akan mentafsirkan bahwa orang
tersebut mungkin tidak tertarik akan apa
yang anda bicarakan. Anda mendengarkan
dengan telinga anda, namun orang lain
menilai apakah anda mendengarkan atau
tidak, dengan melihat mata anda.
57
2. Anggukan kepala dan
ekspresikan wajah penuh
perhatian
• Pendengar yang efektif menaruh minat
atas apa yang sedang diucapkan orang
lain dengan memberikan tanda
“nonverbal”.
• Menganggukan kepala, mengerutkan
wajah, tertawa ketika pembicara
mencoba melontarkan humor,
menggeser posisi duduk ke arah
pembicara, dan lain sebagainya. 58
3. Cegah tindakan atau gerakan
yang berkesan negatif
• Ketika anda sedang mendengarkan
pembicaraan orang lain, jangan
terlampau sering melihat atau melirik
ke arah jam, memainkan pinsil,
membuka-buka halaman buku, atau
mengerjakan sesuatu yang tidak
berkaitan dengan isi pembicaraan.
Tindakan-tindakan tersebut
mengesankan bahwa anda bosan, atau
tidak tertarik pada apa yang sedang 59
diutarakan pembicara.
4. Ajukan pertanyaan
• Pendengar yang kritis menganalisis apa
yang didengarkannya, dan lalu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan. Perilaku ini memberikan
keyakinan kepada pembicara bahwa
anda memang benar-benar
mendengarkan.
60
5. Uraikan apa yang didengar
dengan kata-kata sendiri
• Misalnya : “Anda mengatakan …..(kata-kata
pembicara) “ “Apakah itu artinya adalah
…….. (kata-kata anda sendiri) ?” Ada dua
alasan perilaku ini ditampilkan.
• Pertama: sebagai tanda bahwa anda
memperhatikan baik-baik isi pembicaraan.
• Kedua : sebagai tanda bahwa anda ingin
jangan sampai salah mentafsirkan kata-kata
pembicara.
61
6. Hindarkan menginterupsi
atau memotong pembicaraan
62
7. Jangan terlalu banyak
bicara
• Memang, sebagian besar kita lebih suka
mengemukakan gagasan kita ketimbang
harus mendengarkan gagasan orang
lain. Namun ketika kita sedang dalam
posisi sebagai pendengar yang baik,
tahanlah untuk tidak banyak bicara.
63
II. Providing feedback
(memberikan umpan balik)
• Umpan balik ??
• Setiap bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada seseorang dengan
tujuan agar orang tersebut mengetahui
dampak perilakunya terhadap anda
atau orang lain
64
Feedback positif dan negatif
• Umpan-balik positif lebih bisa diterima
daripada yang negatif. Hal ini bisa
dipahami karena sebagian besar
manusia lebih menyukai “good news”
ketimbang “bad news”.
• Agar umpan balik negatif bisa
diterima, maka utarakan seobyektif
mungkin disertai oleh informasi atau
data lain yang mendukung.
65
Beberapa tips pemberian
umpan balik
1. Fokuskan pada perilaku yang
spesifik. Hindarkan kalimat seperti ini
: “ Perilakumu sangat jelek” atau
“Saya sangat terkesan pada pekerjaan
anda”.
• Lebih baik jika kita katakan : “Kemarin
Anda terlambat sepuluh menit” atau
“Laporan keuangan yang Anda susun
mudah dimengerti” 66
2. Jaga agar tetap bersifat
“impersonal”.
• Upayakan, walau anda dalam situasi
marah sekali pun, jangan mengkritik
kepribadian seseorang. Mis: “Dasar
pemalas, pembohong” atau kata-kata
yang menunjukan sifat seseorang.
• Lebih baik kritik tindakannya Mis. :
“Dalam satu minggu ini Anda sudah dua
hari tidak masuk tanpa
pemberitahuan” 67
3. Segera
• Umpan-balik akan sangat bermakna
bagi pihak penerima, jika dilakukan
segera setelah perilaku tertentu
ditampilkan.
• Misalkan memberikan tepuk tangan
atas tampilan pembicara, atau teguran
sopan atas pelanggaran yang dilakukan
seseorang
4. Dimengerti
• Pihak yang diberi umpan balik harus
mengerti isi dari umpan balik yang
dilontarkan kepadanya
68
III. Persuading - Membujuk
• Definisi : Komunikasi tatap muka yang
dilakukan dengan sengaja oleh
seseorang dengan tujuan agar pihak
lain mau mengikuti dengan sukarela
kehendak seseorang tadi.
a Please ….dong
b
69
Strategi Membujuk
• Ada tiga strategi yang umumnya
dilakukan dalam membujuk seseorang
untuk melakukan sesuatu.
1. Kredibilitas
(anda bisa dipercaya)
2. Nalar
(isinya masuk akal)
3. Sentuhan emosional
(memunculkan perasaan suka)
70
Taktik pembujukan
1. Memberikan kemudahan secara aktif
(active facilitative) . Kita harus melakukan
persiapan matang guna meyakinkan pihak
yang akan kita bujuk. Misalnya dengan
mempersiapkan data atau informasi yang
diperlukan.
2. Memberikan kemudahan pasif (passive
facilitative) . Kadang, justru tidak
melakukan tindakan apa pun, upaya
membujuk seseorang akan lebih berhasil.
Tenang, sabar menunggu, memberikan
kesempatan berpikir. 71
Ketrampilan membujuk
1. Bangun kredibilitas
• Kembangkan pengetahuan anda di
bidang pekerjaan yang memerlukan
bantuan orang lain.
• Jaga hubungan dekat dan akrab
• Sajikan informasi yang dapat
diandalkan.
• Kembangkan rasa saling percaya
• Lakukan presentasi yang dinamis
• Minta bantuan pihak ketiga 72
2. Gunakan pendekatan positif dan
bijaksana
• Kita harus berasumsi bahwa pihak yang
akan kita bujuk adalah orang yang
pintar dan dewasa. Jangan
meremehkannya. Hormat, sopan, dan
bijak.
3. Jelaskan dengan baik maksud kita
• Kita harus mengerti sekali sekali apa
yang kita inginkan. Persiapkan dan
pelajari secara cermat apa yang
menjadi tujuan kita yang sebenarnya.
73
4. Sajikan bukti yang kuat guna mendukung
permintaan kita.
• Kita harus mampu menjelaskan mengapa
permintaan kita penting, dengan cara
memberikan bukti yang mendukung
5. Sesuaikan alasan permintaan kita dengan
karakteristik orang yang kita bujuk.
• Jika orang yang kita bujuk termasuk orang
yang cerdas dan rasional, alasan yang harus
dikemukakan juga harus bisa logis (diterima
oleh akal)
74
6. Perhatikan kepentingan pihak yang
sedang kita bujuk.
• Kita harus memperrtimbangkan
keuntungan apa yang bisa diperoleh
pihak yang kitabujuk, jika dia bersedia
memenuhi permintaan kita.
7. Sentuh aspek emosionalnya
• Kadang alasan rasional dan obyektif
belum cukup, maka sentuh hal-hal
yang bisa membangkitkan luapan emosi
pihak yang kita bujuk
75
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA ANAK
Komponen-komponen komunikasi :
1. Sender/ pengirim/ sumber pesan/
komunikator.
2. Message/pesan/informasi.
3. Receifer/penerima pesan.
4. Chanel/media yang digunakan.
5. Obyektif/tujuan.
Agar komunikasi lancar & berhasil ;
Situasi harus tepat.
Waktu tepat.
Pesan yang disampaikan jelas.
Menurut Haber (1987)
komunikasi dibagi 2 macam :
1. Empati
2. Rasa percaya “Trust”
3. Validasi
4. Perhatian
HAMBATAN – HAMBATAN KOMUNIKASI
a. Sosialisasi
b. Memberi nasehat tdk ada kaitannya
c. Memberi dorongan sepintas
d. Melindungi suatu situasi
e. Menawarkan keyakinan yg kurang sesuai
f. Memberikan pujian secara stereotipe
g. Menahan ekspresi emosi dg pertanyaan
tertutup
h. Menginterupsi
ESENSI KOMUNIKASI DG ANAK
1. Menggunakan bentuk bahasa yg bermakna bagi
orang yg mereka ajak komunikasi.
2. Anak harus memahami bahasa yg digunakan
orang lain.
BENTUK KOMUNIKASI PRA BICARA
1. Tangisan
2. Celoteh
3. Isyarat dan
4. Ekspresi emosional
TEHNIK BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
A. Teknik Verbal
1. Teknik orang ketiga
2. Neuro linguistic programming
(penglihatan, pendengaran, kinesthetic)
3. Fasilitative responding
4. Bercerita
5. Bibliotherapi
6. Fantasi/Menyebutkan keinginan
7. Mimpi
8. Rating skale khususnya untuk usia
sekolah
9. Pro dan kontra
B. Teknik Non Verbal
1. Menulis
2. Menggambar
3. Bermain
4. Sosiogram (gambar ruang kehidupan)
5. Menggambar bersama keluarga
KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA ;
6. Meyakinkan kembali.
7. Merumuskan masalah.
8. Pemecahan masalah (Problem solving).
9. Memberi petunjuk apa yang akan
terjadi (Providing Anticipatory)
10. Menghindari hambatan dalam
komunikasi.
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
JIWA
Pengertian Kesehatan Jiwa
• Kes Jiwa bukan hanya tdk ada
gangguan jiwa melainkan megandung
berbagai karakteristik yg positif
menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan
kepribadiannya ( WHO)
• Kondisi yg memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual, emosional secara optimal
dr seseorg n perkembangan ini berjalan
selaras dgn org lain (UU Kes. Jiwa no 13 thn
1996).
• A mind that grows and adjust, is in control,
and is free of serious stress. Kondisi jiwa
seseorg yg terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan, dalam
pengendalian diri serta terbebas dr stress yg
serius (Rosdahl, Texbook of Basic Nursing,
1999:58)
Kriteria Sehat Jiwa Menurut
Yahoda
1. Sikap positif terhadap diri sendiri
2. Tumbuh kembang dan actualisasi diri
3. Itegrasi (keseimbangan/ kebutuhan)
4. Otonomi
5. Persepsi realitas
6. Environmental mastery (kecakapan
dlm adaptasi dgn lingk).
8 sehat jiwa (WHO)
1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif
pada kenyataan
2. Mendapat kepuasaan dari usahanya
3. Lebih puas memberi dari pada menerima
4. Bebas (relatif) dari cemas
5. Berhubungan dengan oranglain secara
tolong menolong & memuaskan
6. Dapat menerima kekecewaan sebagai
pelajaran dikemudian hari
7. Mengarahkan rasa bermusuhan pd
penyesuaian yg kreatif & konstruktif
8. Daya kasih sayang yg besar.
Penanganan Untuk Area Patologis
• Menggunakan ilmu tingkah laku manusia
sbg dasar dan menggunakan diri sendiri
secara terapeutik dlm meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kes.
Mental klien dan kes mental masy.
Dimana klien berada (ANA)
• Proses interpersonal yg berupaya u/
meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang akan mendukung integrasi.
Pasien dapat berupa indiv, keluarga,
kelompok, organisasi atau
komunitas.(Kaplan Sadock)
PERAN PERAWATAN
• Menurut Weis (1974) dalam Stuart
Sunden(1995) Attitude Therapy
Yakni:
1. Mengobservasi perubahan yg tjd pd klien
2. Mendemonstrasikan penerimaan
3. Respek
4. Memahami klien
5. Mempromosikan ketertarikan &
berpartisipasi dlm interaksi.
KONSEPTUAL MODEL
1. PSYCHOANALITTYCAL (Freud,
Erickson)
Gg jiwa dpt tjd pd seseorang bila Ego (akal)
tdk berfungsi dlm mengontrol id
(kehendak nafsu atau insting)
ketidakmampuan seseorang dlm
menggunakan akalnya (ego) u/
mematuhi tatatertib, peraturan, ormas,
agama (super ego/ das uber ich) akan
mendorong tjdnya penyimpangan prilaku
(deviation of Behavior)
2. INTERPERSONAL (Sulivan, Peplau)
Rozi SP,M.Psi.Psikolog
Rozi_sp@yahoo.com