Anda di halaman 1dari 26

COMBUSTIO

Winda linting 112016275


Pembimbing: dr. Indra Yarman Sp.B
Identitas Pasien
• Nama : Ny. AR
• Usia : 63 tahun
• Alamat : dungu carlang RT03/06
• Pekerjaan : wiraswasta
• Masuk RS : 20 agustus 2017
Anamnesis
• Keluhan utama: tangan kiri pasien melepuh karena terkena siraman
minyak goreng sejak 1 hari yang lalu.
• Riwayat penyakit sekarang: 1 hari SMRS sesaat setelah pasien
menggoreng makanan, tiba-tiba minyak bekas menggoreng makanan
tumpah dari wajan sehingga mengenai tangan kiri pasien saat pasien
hendak menghindar. Setelah itu, pasien mengobati lukanya dengan
bioplacenton, namun luka pasien tidak membaik. Kulit pada tubuh
pasien mulai terkelupas dan muncul gelembung berisi cairan. Lalu
pasien di bawa ke IGD rawajawali
• Riwayat penyakit dahulu: pasien memiliki riwayat penyakit DM
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum: tampak sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• TD: 160/90 mmHg
• Nadi:81 x/menit
• Napas:22 x/menit
• Suhu:36,2 °𝐶
Status Generalisata:
• Kepala&wajah: deformitas (-),
• Mata : CA(-/-), SI(-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
• Leher : pembesaran KGB (-)
• THT : sekret (-)
• Dada` : simetris dalam diam dan pergerakan
• Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
• Paru` : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
• Abdomen : datar, NT (-), tdk teraba massa,
• Ekstremitas: lihat status lokalis
Status lokalis

• Kepala dan leher :0%


• Trunkus anterior :0%
• Trunkus posterior :0%
• Esktremitas atas kanan : 0 %
• Ekstremitas atas kiri : 4,5%
• Ekstremitas bawah kanan: 0 %
• Ekstremitas bawah kiri : 0%
• Genitalia :0%+
• Total : 4,5%
Working diagnosis
• Luka bakar grade II 4,5%
Tatalaksana
• Debridement
• Tetanus toksoid 0,5ml
• Bullectomy
• Mebo salep
• Klindamisin 300mg 2x1
• Paracetamol 500mg 3x1
Prognosis
• Ad Vitam : Bonam
• Ad Functionam : Bonam
• Ad Sanactionam : Bonam
Tinjauan pustaka
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi.
Etiologi
• Paparan api
• Scalds (air panas)
• Uap panas
• Gas panas
• Aliran listrik
• Zat kimia (asam atau basa)
• Radiasi
• Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
Derajat luka bakar
BERAT DAN LUAS LUKA BAKAR
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas,
dan letak luka
Metode untuk menetukan luka bakar:
• Estimasi luas luka bakar menggunakan luas
permukaan palmar pasien.
• Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
• Metode Lund dan Browder
Rule of nine
Pembagian luka bakar
1. Luka bakar ringan
• a. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
• b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
• c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
2. Luka bakar sedang (moderate burn)
• a. Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
• b. Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
• c. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
3. Luka bakar berat (major burn)
a.Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
b.Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
c.Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
d.Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
e.Luka bakar listrik tegangan tinggi
f. Disertai trauma lainnya
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


2. Urinalisis
3. Foto thoraks
Tatalaksana
• Resusitasi jalan napas
• Resusitasi cairan
• Cara Evans
1. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
2. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
3. 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
• Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

• Resusitasi nutrisi
PERAWATAN LUKA BAKAR
• Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan
sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini
tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep
antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan
kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID
• Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka
setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep
antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan
dibalut lagi dengan perban elastik.
• Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu
dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision
and grafting )
Pembahasan
Pada tubuh ditemukan luka bakar pada lengan kiri bawah
(4,5%). Luka bakar ditentukan dengan menggunakan rules
of nine. Total luas luka bakar 4,5% grade 2 sehingga
digolongkan dalam luka bakar ringan.
Luka bakar pada pasien ini di golongkan luka bakar derajat
2 karena telah terjadi kerusakan epidermis dan sebagian
dermis yang terlihat dari reaksi inflamasi akut dan poses
eksudasi, ditemukan bula, dasar luka berwarna merah atau
pucat dan nyeri akibat iritasi ujung saraf sensoris
Bula terbentuk karena adanya gangguan vaskularisasi
sehingga meingkatkan permeabilitas kapiler dan
menurunnya tekanan osmotik, sehingga terjaidi
perpindahan elektrolit yang terkandung dakam vaskuler ke
jaringan interstitial.
Untuk menutup luka, digunakan kasa lembab steril
menggunakan cairan RL atau salep (silver sulfadiazine/
untuk mencegah penguapan.
• Prognosis ad vitam : bonam karena penyakit ini telah
didiagnosis dan tidak mengancam nyawa pasien
• Prognosiss ad functionam : bonam karena sesuai dengan
luas dan kedalaman luka, penyembuhan dapat terjadi
spontan dan telah dilakukan terapi yang adekuat pada
pengobatan
• Prognosis ad sanactionam: bonam, karena faktor
penyebab dapat dihindari dan tidk ada angka rekurensi

Anda mungkin juga menyukai