Anda di halaman 1dari 11

TEORI

BIROKRASI MODERN
Apa itu Birokrasi ..?
Peter M. Blau dan W. Meyer
Menurut Peter M. Blau dan W. Meyer
dalam bukunya “Bureaucracy” birokrasi adalah
tipe organisasi yang dimaksudkan untuk
mencapai tugas-tugas administratif dengang
cara mengkoordinasi secara sistematis teratur
pekerjaan dari banyak anggota organisasi.

Farel Heady
Birokrasi adalah struktur tertentu yang memiliki karakteristik tertentu:
hierarki, diferensiasi dan kualifikasi atau kompetensi. Hierarkhi bekaitan
dengan struktur jabatan yang mengakibatkan perbedaan tugas dan
wewenang antar anggota organisasi. Diferensisasi yang dimaksud adalah
perbedaan tugas dan wewenang antar anggota organisasi birokrasi dalam
mencapai tujuan. Sedangkan kualifikasi atau kompetensi maksudnya
adalah seorang birokrat hendaknya orang yang memiliki kualifikasi atau
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan
Rourke
Menurut Rourke birokrasi adalah sistem administrasi dan
pelaksanaan tugas keseharian yang terstruktur, dalam sistem
hirarki yang jelas, dilakukan dengan tertulis, oleh bagian tertentu
yang terpisah dengan bagian lainnya, oleh orang yang dipilih
karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.

Almond dan Powel


Almond dan Powell, mengatakan bahwa birokrasi adalah
sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisir secara formal,
yang saling berhubungan dalam jenjang yang kompleks di bawah
pembuat tugas atau peran formal (ketentuan atau peraturan dan
bukan orang).
Lance Castle
Lance Castle memberikan definisi birokrasi sebagai berikut:
“bureaucracy I mean the salaried people who are charged with the
function of government”. The army officers, the military
bureacracy, are of course included. The bureaucracy of which Iam
speaking doesn’t always conform to Weber’s notion of rational
bureaucracy.
Yahya Muhaimin
Yahya Muhaimin mengartikan birokrasi sebagai “Keseluruhan
aparat pemerintah, sipil maupun militer yang melakukan tugas
membantu pemerintah dan menerima gaji dari pemerintah karena
statusnya itu”.
Pluralisme
Pluralisme birokrasi dirumuskan oleh Donald Emmerson sebagai
karakter birokrasi di Indonesia ketika ia mengamati proses pembuatan
kebijakan industri di Sumatera. Proses tersebut melibatkan banyak aktor
dan banyak perdebatan di internal birokrasi. Emmerson melihat bahwa
negara bukan aktor yang merespon tuntutan masyarakat.
Pendekatan Pluralisme Birokrasi
Birokrasi dipandang sebagai agen administratif yang responsif terhadap setiap kelompok
kepentingan.
Di Amerika, misalnya, birokrasi tidak membuat keputusan berdasarkan atas instruksi dari
elit birokrasi dan jaringan formal yang hirarkhis, tetapi juga ada sumber kekuasaan
lain yang mampu berkompetisi untuk mempengaruhi keputusan termasuk parpol
yang tidak berhasil memperoleh posisi politik di lembaga formal.
Sumber-sumber kekuatan dari kelompok kepentingan juga sangat menentukan besarnya
akses dan keberhasilan dari setiap kelompok untuk memasukkan aspirasi mereka,
atau bahkan menjadi pembuat kebijakan di tingkat negara.
Misal, kelompok kepentingan yang memiliki sumber dana yang besar.
Keberpihakan birokrasi pluralis terhadap kelompok tertentu dalam decision making ini
akan mengakibatkan sebagian kelompok kepentingan membuat konspirasi diantara
mereka, dan membuka jaringan khusus dengan lembaga birokrasi. Kelompok-
kelompok tertentu akan membentuk koorporatisme dengan departemen-departemen
tertentu, membentuk sebuah klienelism, yang memprioritaskan hubungan mereka.
Menurut Dahl, negara yang menganut pluralisme cenderung kondusif bagi munculnya
demokrasi karena mengurangi kekuasaan negara. Demokrasi disini dapat dilihat dari
meningkatnya suara dalam pembuatan kebijakan publik. Jadi, meskipun masyarakat
tidak dipimpin oleh mereka sendiri, namun mereka dapat menentukan mekanisme
mereka dipimpin. Khususnya birokrasi, ia menjadi forum yang merepresentasikan
keseluruhan kepentingan.
Masalah Dalam Pluralisme Birokrasi
Menurut Mc.Connell, model pluralisme ini menyebabkan beban pemerintah
cenderung semakin besar karena tuntutan-tuntutan yang banyak dari berbagai
kelompok kepentingan tetapi mereka tidak memiliki kemampuan yang sama
untuk ikut mengawal proses pembuatan kebijakan di level negara, bahkan
sebagian besar tidak memiliki akses sama sekali.Akibatnya, negara malah
mentransfer kekuasaannya pada institusi-institusi swasta yang dibentuk untuk
mengakomodasi banyaknya tuntutan dari masyarakat tersebut.
Munculnya ketidakpuasan dari kelompok-kelompok kepentingan yg tidak
diakomodir tuntutannya bisa mengakibatkan deligitamasi terhadap negara.
Birokrasi Weber
Dalam model yang diajukan Weber, birokrasi memiliki karakteristik
ideal sebagai berikut (dalam Islamy, 2003):

1.Pembagian Kerja/Spesialisasi 2. Adanya prinsip hierarki wewenang (the principle


(division of labor) of hierarchi)
Pembagian kerja seperti ini Ciri khas birokrasi adalah adanya wewenang yang
memungkinkan terjadinya spesialisasi disusun secara hierarkis atau berjenjang.
fungsi. Pemisahan tugas secara tegas Hierarki itu berbentuk piramid yang memiliki
memungkinkan untuk konsekuensi semakin tinggi suatu jenjang
memperkerjakan ahli yang berarti pula semakin besar wewenang.
terspesialisasi pada setiap posisi dan Organisasi birokrasi mengikuti prinsip hirarki
menyebabkan setiap orang sehingga setiap unit yang lebih rendah berada
bertanggungjawab terhadap kinerja dalam pengendalian dan pengawasan organisasi
yang efektif atas tugas-tugasnya. yang lebih tinggi. Setiap pegawai dalam hirarki
Karena itu tugas-tugas birokrasi administrasi bertanggungjawab kepada
hendaknya dilakukan oleh masing- atasannya. Keputusan dan tindakan harus
masing pegawai yang benar-benar dimintakan persetujuan kepada atasan. Agar
memiliki keahlian khusus (specialized dapat membebankan tanggungjawabnya kepada
expert) dan bertanggung jawab demi bawahan, ia memiliki wewenang/kekuasaan atas
tercapainya tujuan organisasi secara bawahannya sehingga ia mempunyai hak untuk
efektif dan efisien. mengeluarkan perintah untuk ditaati dan
dilaksanakan oleh bawahan, namun tetap harus
relevan dengan tugas-tugas resmi organisasi.
3.Adanya sistem aturan (system of 4. Hubungan Impersonal (formalistic
rules) impersonality)
Kegiatan pemerintahan diatur oleh suatu Para pejabat birokrasi harus memiliki
sistem aturan main yang abstrak. Aturan orientasi impersonal. Mereka harus
main itu merumuskan lingkup tanggung menghindarkan pertimbangan pribadi
jawab para pemegang jabatan di Sistem dalam hubungannya dengan bawahannya
yang distandarkan ini dirancang untuk maupun dengan anggota masyarakat yang
menjamin adanya keseragaman dalam dilayaninya. Hal ini dimaksudkan untuk
melaksanakan setiap tugas, tanpa memberikan perlakuan yang adil bagi
memandang jumlah personil yang semua orang dan persamaan pelayanan
melaksanakan dan koordinasi tugas- administrasi. Idealnya pegawai-pegawai
tugas yang berbeda-beda. Aturan-aturan bekerja dengan semangat kerja yang tinggi
yang eksplisit tersebut menentukan ”sine era et studio” tanpa rasa benci atas
tanggung jawab setiap anggota pekerjaannya atau terlalu berambisi.
organisasi dan hubungan diantara Standar operasi prosedur dijalankan tanpa
mereka, namun tidak berarti bahwa adanya intervensi (dicampur) kepentingan
kewajiban birokrasi sangat mudah dan personal. Tidak dimasukannya
rutin. Tugas – tugas birokrasi memiliki pertimbangan personal adalah untuk
kompleksitas yang bervariasi, dari keadilan dan efisiensi. Impersonal
tugas–tugas klerikal yang sifatnya rutin detachment menyebabkan perlakuan yang
hingga tugas – tugas yang sulit. sama terhadap semua orang sehingga
mendorong demokrasi dalam sistem
administrasi.
5.Sistem Karier (career system)
Pekerjaan dalam birokrasi pemerintah adalah pekerjaan karier. Para pejabat
menduduki jabatan dalam birokrasi pemerintah melalui penunjukan, bukan
melalui pemilihan; seperti anggota legislatif. Mereka jauh lebih tergantung
pada atasan mereka dalam pemerintahan daripada kepada rakyat pemilih.
Pada prinsipnya, promosi atau kenaikan jenjang didasarkan pada senioritas
atau prestasi, atau keduanya. Dalam kondisi tertentu, birokrat itu juga
memperoleh jaminan pekerjaan seumur hidup. Terdapat sistem promosi
yang didasarkan pada senioritas atau prestasi, atau kedua-duanya.
Karyawan dalam organisasi birokratik berdasarkan pada kualifikasi tehnik
dan dilindungi dari penolakan sepihak. Kebijakan personal seperti itu
mendorong tumbuhnya loyaritas terhadap organisasi dan semangat
kelompok (esprit de corps) di antara anggota organisasi.
Menurut Max Weber, Birokrasi adalah organisasi rasional yang dibentuk untuk
memperlancar aktivitas pemerintahan. Oleh karena itu Karakteristik
birokrasi diatas dapat diimplementasikan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Para anggota staf secara pribadi bebas, hanya menjalankan tugas-tugas
impersonal jabatan mereka
2) Ada hierarki jabatan yang jelas
3) Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara jelas
4) Para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak
5) Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi profesional
6) Mereka memiliki gaji dan hak-hak pensiun, secara berjenjang menurut
kedudukan masing-masing.
7) Para pejabat dapat menempati posnya dan dalam keadaan tertentu ia dapat
diberhentikan
8) Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja
pokoknya.
9) Ada struktur Karir dan promosi dimungkinkan melalui senioritas dan keahlian
(merit system) maupun keunggulan (superioritas). Pejabat mungkin saja
tidak sesuai dengan posnya maupun dengan sumber-sumber yang tersedia
diposnya, namun ia tunduk pada sistem disiplin dan kontrol yang seragam.

Anda mungkin juga menyukai