Anda di halaman 1dari 16

PATOFISIOLOGI EPILEPSI UMUM

Oleh:
PATRISIUS A. BASO
SEPRIYANTI Y. TANDJUNG
PENDAHULUAN
 Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh
dunia tanpa batasan ras dan sosio-ekonomi.
Angka kejadian epilepsi masih tinggi terutama di
negara berkembang, mencapai 50-70 kasus per
100.000 penduduk.
 Secara umum epilepsi dibagi atas dua golongan
besar, yaitu epilepsi fokal dan epilepsi umum.
 Berikut akan dibahas lebih mendalam mengenai
patofisiologi epilepsi umum.
DEFINISI
 Epilepsi adalah kelainan pada sistem saraf pusat,
ditandai oleh produksi berlebihan, abnormal dan
berulang dari neuron-neuron yang memiliki ciri
kejang berulang yang tidak diprovokasi oleh
kelainan neurologis ataupun kelainan sitemik
lainnya.
ETIOLOGI
 Faktor herediter
 Faktor prenatal dan perinatal
 Faktor metabolik, nutrisi, dan toksik
 Faktor degenerasi dan demyelinisasi
 Faktor vaskuler dan neoplastik
Patomekanisme

Glutamat GABA
TIPE KEJANG UMUM

 Kejang tonik-klonik (grand mal)


- Menyerang semua usia, mendadak, dan tanpa gejala prodromal
- Diawali dengan fase tonik: pasien hilang kesadaran dan simetrisitas.
Pasien terjatuh dalam posisi deserebrasi, terjadi henti nafas dan cyanosis.
Kejang berlangsung selama 1-3 menit.
- Fase klonik: terjadi ekspirasi keras dengan pengeluaran saliva. Pasien
menggigit lidah dan terjadi inkotinensia urin.
- Setelah terjadinya serangan kejang, pasien akan nampak seperti koma,
pupil terfiksasi dan tidak reaktif, pasien tidak berespon dengan stimulus
apapun, tungkai mengalami kelemahan (flaccid), dan respon bilateral
ekstensi plantar
 Absence (petit mal)
 Pada saat terjadi serangan, semua aktivitas seperti
makan, bicara, berjalan, dan bermain mendadak
terhenti.
 Pasien menjadi tidak responsif bila dipanggil,
pandangan mata kosong dan mata dapat mengalami
deviasi superior.
 Serangan berhenti mendadak , pasien kembali
beraktivitas tanpa mengalami gangguan dalam
kesadaran.
 Atypical absence seizure
 Gejala mirip seperti kejang absence (petit mal). Namun
terjadi perbedaan pada hasil EEG.
 Kejang tonik
 Terjadi pada anak-anak dan dicirikan oleh adanya
kontraksi mendadak dari otot-otot aksial dan tungkai
disertai kehilangan kesadaran.
 Kejang atonik
 Hanya terjadi pada anak-anak.
 Gejala yang muncul berupa kehilangan tonus otot
general atau hanya terbatas pada leher.
 Leher kehilangan tonus sehingga leher nampak terjatuh
ke dada, dapat diikuti oleh mioklonus.
Penegakan diagnosa
 Anamnesis
 Penting untuk alloanamnesis
 Yang perlu ditanyakan: durasi kejang, berapa kali
kejang terjadi dalam kurun waktu tersebut, apakah
pasien sadar setelah kejang atau tidak, apakah ada
demam yang mendahului kejang, apakah terdapat
penggunaan obat-obatan yang dapat memicu kejang
sebelumnya, dan apakah pasien memiliki keluarga
dengan riwayat yang sama.
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menemukan adanya
kelainan intrakranial sebelumnya atau yang sedang terjadi
saat ini.
 Pemeriksaan penunjang
 Lab: DL, elektrolit, kadar gula, fungsi hati, apusan darah
tepi, ureum, kreatinin
 LP: bila dicurigai adanya infeksi SSP
 EEG
 CT-Scan
 MRI
Penatalaksanaan
Lanjutan...
Prognosis
 Kecacatan dan rekurensi dari epilepsi tergantung
pada tipe epilepsi. Angka kesakitan dan trauma,
seperti hematoma, ekimosis, laserasi pada wajah
dan lidah pada pasien epilepsi cukup banyak
pada kasus kejang umum tonik-klonik.
 Resiko untuk kejadian Sudden Unexpected Death in
Epilepsy (SUDEP) meningkat pada pasien dengan
kejang tidak terkontrol dengan penanganan yang
buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai