Anda di halaman 1dari 6

KASUS

• Belasan perempuan diduga menjadi korban Tindak Pidana • Setelah deal, para korban dikumpulkan di Apartemen Green
Perdagangan Orang (TPPO) ke Tiongkok dengan modus kawin Hills di DKI Jakarta, sekaligus menyelesaikan dokumen
kontrak. Para pelaku mencari korban ke beberapa daerah keberangkatan.
pinggiran di sejumlah wilayah dengan perantara.
• Para korban, Agung sebut mengalami domestic violance,
• Sindikat yang sudah beroperasi sejak Desember 2017 ini misalnya ketika mau istirahat tapi disuruh kerja. Meaki
semula berkomunikasi melalui aplikasi pesan telegram. begitu, Polda Jabar belum bisa mengetahui korban bekerja
Setelah ada pembicaraan tentang pemesanan perempuan, di bidang apa dan kemungkinan adanya kekerasan fisik.
warga Tiongkok itu datang ke Indonesia.
• "Makanya kita mengharapkan kedutaan di Tiongkok segera
• TDD dan YH lalu mencari perempuan ke kampung di daerah memberikan i formasi. Apalagi, itu bukan domain kita, tapi
Jabar seperti Purwakarta, Sukabumi dan Kabupaten domain pusat. Jadi kita menunggu pusat memberi informasi
Bandung. Selain itu, pencarian perempuan mereka lakukan ke kita," terangnya.
sampai ke wilayah Tangerang, Jakarta, Jawa Timur dan Jawa
Tengah. • Pengakuan dari tersangka, para korban tidak dijadikan PSK,
mereka dinikahkan. Tapi digilir, setelah dua atau tiga bulan,
• Para korban dijanjikan akan dinikahkan dan hidup enak korban dinikahkan ke orang lain lagi.
bersama warga Tiongkok dengan uang bulanan besar. Agung pun akan mendalami jumlah korban, karena ia tidak
Ditambah, bisa pulang dua bulan sekali. Ketika sudah yakin dengan peryataan tersangka yang mengaku baru
menemukan korban, tersangka langsung membuat mendapatkan 18 perempuan.
kesepakatan bersama orangtua dengan memberi uang Rp 10
juta.
Analisa
• Terjadinya kasus tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,
terutama karena terhimpit kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan yang
rendah sehingga tidak bisa memilih pekerjaan yang sesuai.
• Didalam kasus tersebut terjadi pelanggaran di dalam beberapa norma yang
ada :
1. Norma Hukum
pasal 2 dan atau pasal 3 dan atau pasal 4 dan atau pasal 6 dan atau pasal 10
dan atau pasal 11 UU RI nomoe 21 tahub 2007 tentang pemberantasan
tindak pidana perdagangan orang jo pasal 88 UU Ri nomor 35 tahun 2014
tentang perlindungan anak.
2. Norma Agama
Kasus tersebut merupakan contoh dari perbudakan yang sudah ada
sejak zaman Nabi Ibrahim.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan,Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
3. Norma Kesusilaan
norma kesusilaan juga menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam
perkataan dan perbuatan, namun pelaku tersebut bersikap tidak jujur
dengan menipu korbannya agar mendapat keuntungan dan jumlah
korban yang banyak.
1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya
Idealnya Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan memiliki
kemampuan daya sebagai berikut :
 Akal, intelegensia dan intuisi
Dilihat dari apa yang dilakukan oleh pelaku mencerminkan bahwa pelaku menggunakan
kelebihannya sebagai manusia yang berakal untuk berbuat jahat dengan menipu dan
memperdagangkan perempuan. Pelaku memanfaatkan kondisi korban yang berada dalam kondisi
ekonomi yang kurang untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Apa yang dilakukan oleh
pelaku merupakan bukti bahwa akal yang dimiliki oleh manusia dapat digunakan untuk berbuat
baik atau sebaliknya.
 Perasaan dan emosi
Tindakan menipu dan memperdagangkan manusia membuktikan bahwa pelaku tidak memiliki
empati. dan mengabaikan perasaan serta emosi yang dimiliki korban. Hal ini menunjukkan bahwa
perasaan dan emosi yang dimiliki manusia tidak serta merta dapat membuat manusia tersebut
berempati terhadap sesama.

Anda mungkin juga menyukai