Anda di halaman 1dari 25

Traumatologi II

Irfan TBW
Airway
 Challenging Airway!
 3 aspek penting manajemen
airway:
1. Bantuan Hidup Dasar
2. Kemungkinan trauma servikal
3. Kemungkinan gagal intubasi
 Suara nafas tambahan
Breathing
 Suara dasar vesikuler
 Respiratory rate
 Pergerakan dinding dada
 Pola pernafasan
 Auskultasi suara nafas tambahan
Sirkulasi dan Resusitasi
 Tanda Vital
 Kelas perdarahan
 Trauma Induced Coagulopathy
Pemeriksaan Neurologis
 Glasgow Coma Scale
 Refleks dan ukuran Pupil
 Lateralisasi
 Fungsi motorik dan sensorik
Diagnosa Mati Batang Otak
 Koma dalam (GCS 3)
 Apnea
 Tes refleks batang otak (-)
- Refleks Okulosefalik
- Refleks kornea
- Refleks vestibulookuler
- Refleks orofaringeal
- Refleks cahaya pupil
- Refleks trakeobronkial
Anestesi Pada Trauma

• ABC stabil  Survey sekunder


• Pemeriksaan penunjang lainnya
• Pasien trauma 
 Drug abuse ?
 Intoksikasi ?
 Hepatitis?
 HIV?
Anestesi Pada Trauma
• Pembiusan  Aktivitas sekunder
• Airway device pilihan?
• Sebelum induksi  Waspada
hypovolemia
• Lambung penuh  RSI
• Anestesi regional?
• Teknik hiperventilasi?
Anestesi Pada Trauma
• Induksi pada pasien trauma
 Ketamin
 Etomidat
 Propofol ?

Pada pasien syok


 Ketamin dan N2O  Cardiac
deppresant
 Dosis obat ↓
 Monitoring invasif
Trauma Kepala
 Gangguan kesadaran? 
Pertimbangan Cedera otak
 Op cito  EDH, SDH, Fraktur
depresi
 Konservatif  Fraktur basis kranii,
Hematoma intra serebral
 Sedatif anagesik dihindari 
Mempengaruhi status mental
Trauma Kepala
Fraktur basis kranii
 Sign : Raccon eyes, Battle sign,
Rhinorhea, Otorrhea
 NGT dan ET nasal  kontraindikasi
Trauma Kepala
Hipertensi Intrakranial
 Restriksi cairan (kecuali hipovolemik)
 Diuretik
 Barbiturat
 Hiperventilasi  Deliberate
Hypocapnia (PaCO2 28-32 mmHg)
 Risiko edema paru ↑
Trauma leher dan Medula
Spinalis
 Tonus vasomotor ↓ + Inervasi
simpatetik jantung ↓  Syok
neurogenic
 Imobilisasi manual in line
 Lesi C3-C5  Apnea
Trauma leher dan Medula
Spinalis
Lesi T1-T4  Saraf simpatikus
jantung terganggu  Bradikardia
 Suksinilkolin  Hiperkalemia
(>48 jam post trauma)
 Kortikosteroid dosis tinggi jangka
pendek  Outcome neurologik ↑
Trauma Thoraks

 Fungsi jantung dan Paru ↓ 


Syok kardiogenik dan hipoksia

Pneumothoraks
 Gangguan ventilasi / perfusi berat
 Perkusi hipersonor
 N2O  Kontraindikasi
Trauma Thoraks
Pneumotoraks Tension
 Suara nafas ipsilateral
menghilang
 Hiperresonans
 Trakea dan mediastinum bergeser
kontralateral
 Distensi vena leher
---- >> Jarum abocath terbesar pada
ICS 2 midclavicula line
Trauma Thoraks
Tamponade Jantung
 Pemeriksaan echocardiography /
FAST
 Trias Beck
 Pulsus paradoxus

--- >> Perikardiosintesis 


Thorakotomi
ARDS

 Komplikasi lambat pada trauma


 Penyebab : Sepsis, Cedera
thorak langsung, Cedera kepala,
Emboli lemak, transfuse masif,
keracunan oksigen

--- >> Penggunaan ventilator


Trauma Abdomen dan Pelvis
 Trauma penetrasi dan non penetrasi
 Trauma penetrasi : Pulseless,
hemodinamik tidak stabil, hemodinamik
stabil
 Tanda signifikan : Udara bebas pada
rontgen thorak bawah diafragma, darah
pada NGT, Hematuria & darah pada
rektal

Trauma Abdomen dan Pelvis

FAST : Jika positif  Laparotomi,


jika negatif  serial FAST
 Rehidrasi (sebelum tindakan
laparotomi)
 Hindari N2O
Transfusi Masif
 Blood Base Resuscitation
 Bila trauma berkaitan dengan
perdarahan dari pembuluh darah,
hati, limpa, ginjal, fraktur pelvik,
retroperitoneal
 Hati-hati hiperkalemia dan
hipokalsemia
Transfusi Masif
 Assesment of Blood Consumption
(ABC) score:
- Penetrating injury
- SBP < 90 mmHg
- HR > 120 bpm
- Positive FAST result
Trauma Ekstrimitas
 Berkaitan dengan cedera pembuluh
darah besar dan komplikasi infeksi
sekunder
 Emboli lemak  Insufisiensi pulmo,
disritmia, petekiae, deteriorasi mental,
lab : elevasi serum lipase, urin dalam
lemak, trombositopenia
 Sindrom kompartemen : terjadi pada
hematom intramuscular luas, cedera
hebat, cedera amputasi  Fasiotomi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai