Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 6

perdarahan pada kehamilan


Dosen : pembimbing Hj. Erna mesra,M.Kes
 Destri angraini
 Dwi widya astuti
 Dina yuliana
 Erma ratna sari
 Maksupah
 Maya agustina
 Putri dwi sari
Pengertian Perdarahan

 Kondisi dimana seseorang kehilangna darah. Darah dapat


ditemukan pada organ tubuh dan pembuluh darah. Apabila
organ tubuh atau pembuluh darah mengalami kerusakan,
darah dapat mengalir dengan bebas di dlama atau di luar
tubuh.
 Perdrahan pada kehamilan
 Ada 2 yaitu :
 1. perdarahan hamil muda
 2. Perdarahan hamil tua
Perdarahan hamil muda

1. Mola Hydatidosa Pengertian :


kehamilan abnormal merupakan tumor jinak yang akibat
terbentuk ke gagalan pembutkan janin, bakal janin itulah yang
sering di sebut molahidatidosa
Gejala :

 hiperemesis).
 Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12, bercak
darah atau perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya
hanya berupa rabas bercampur darah cenderung berwarna
merah dari pada coklat yang terjadi secara intermiten atau
terus-menerus.
 Sesak nafas
 Hipertiroid
 Anemia
 Uterus lebih besar dari umur kelahiran (terjadi kurang lebih
sepertiga kasus)
 Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar (theca lutein cyst)
Penanganan :

 Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi


nafas,hipertiroid/tirotoksikosis dan sebagainya). Resusitasi KU
buruk.

 Evakuasi jaringan mola : dengan AVM (Aspirasi Vakum Manual)


dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar
massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga
dilakukan induksi,pada waktu evakuasi berikan oksigen untuk
merangsang kontraksi uterus dan mencegah reflekscairan mola
ke arah tuba.

 Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat


dilanjutkan histerektomi.
Perdarahan Hamil Tua

 Pengertian
 Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebgaian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal). Normalnya,
plasenta berimplantasi di bagian uterus, yaitu pada bagian
dalam belakang (60%) depan (40%).
Tanda dan gejala

 Dapat terjadi perdarahan namun tidak disertai nyeri


 Perdarahan timbul dapat terjadi berulang-ulang
 Perdarahan timbulnya perlahan-lahan
 Darah yang dikeluarkan masih berwarna merah segar
 Dapat terjadi anemia dan syok, sesuai dengan jumlah
perdarahan
 Pada saat perdarahan rahim biasanya tidak berkontraksi
 Pada perabaan, rahim tidak tegang (biasa)
 Perkiraan denyut jantung janin biasanya normal
 Presentasi janin dalam rahim mungkin tidak normal
 Penurunan kepala masih tinggi atau belum masuk pintu atas
panggul
Solutio Plasenta

 Istilah lainn dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae,


abrotio plasentae accidental haemorrhage dan prematur
separation of the normally implanted placenta. Solusio
plasenta adalah suatu keadaan diman plasenta yang
letaknya normal selepas dari perlekatannya sebelum lahir.
Biasanya dihitung sejak kehamian 28 minggu.
Tanda dan gejala
 Nyeri punggung
 Kontraksi berlangsung cepat
 Perdarahan pada vagina
 Rahim terasa sakit
 Nyeri perut
 Gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak
seperti biasanya.
Pengertian Abortus

 pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar


kandungan yang dimana berat janin kurang dari 500 gram
dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
Patogenesis
 Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekiarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya.,
sehingga merupkan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isisnya. Pada
kehamilan yang kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
lebih dalam., sehingga hasil konsepsi mudah dilepaskan.

 Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desisua


lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan secara
sempurna yang dapat menyebakan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu keatas umunya yang dikeluarkan setelah
ketuban pecah adalah janin disusul dengan plasenta. Perdarahan
jumlahnya tidak akan banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap. (Khumaira, 2012).
Penyebab Abortus
a. Penyebab Abortus
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian
janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan. Gangguan hasil pertumbuhan konsepsi dapat terjadi karena:
1. Faktor kromosom
2. Faktor lingkungan endometrium
Kelainan pada plasenta

Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga


plasenta tidak dapat berfungsi
Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya
padadiabetes melitus.
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah
plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat langsung mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandungan melalui plasenta.
Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria dan sifilis.
Anemia ibu, melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2
menuju sirkulasi retroplasenta.
Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit hati, penyakit DM.
Kelainan yang terdapat dalam
Rahim

 Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin,


keadaan abnormal seperti ioma uteri, uterus arkuatus, uterus
septus,
Macam-Macam Abortus

a. Abortus spontan
abortus yang berlangsung tanpa tindakan .

1. Abortus imminens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum usia 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
didalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.
Nex......
2. Abortus Insipien
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus
(Sarwono, 2007).
Penanganan Abortus Insipiens meliputi
:

Jika usia kehamilan kurang dari16 minggu, lakukan evaluasi


uterus dengan aspirasi vakum manual.
Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi
dari uterus.
Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
 Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil


konsepsi.
Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes
permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
Lanjutan,,,
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan tanda dan gejala :
1. Perdarahan lebih banyak
2. Perut mules atau sakit lebih hebat
3. Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak,
kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi
dapat diraba
Abortus komplet
 Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Gejala lain dari abortus incomplit yang dapat muncul adalah sebagai
berikut:
1. Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2. Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3. Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
4. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian
jaringan keluar.
5. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
Abortus inkomplet
 pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus (Sarwono, 2007).
 Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit
1. Amenore
2. Perdarahan dapat dalam jumlah sedikit atau banyak,
perdarahan biasanya dalam darah beku
3. Sakit perut dan mulas-mulas dan sudah keluar jarinan
atau bagian janin
2 semester
lagi. ye
Missed abortion

 kematatian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah


mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
 Tanda dan gejala
1. Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air
ketuban dan maserasi janin
2. Buah dada mengecil kembali
Abortus habitualis

 abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya
berakhir sebelum 28 minggu. Etiologi abortus habitualis pada
dasarnya sama dengan penyebab abortus spontan.
Abortus Trapeutik

 abortus buatan yang dilakukan atas indikasi tindakan medis


dilakukan . abortus terapeutik dilakukan pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu atas pertimbangan atau indikasi
kesehatan wanita dimana bila kehamilan itu dilanjutkan akan
membahayakan dirinya misalnya hipertensi.
TERIMAKASIH
..............

Ketika Orang lain


meragukanmu, yang harus
kamu lakukan adalah percaya
pada dirimu sendiri dan
buktikanlah KEMAMPUANMU
Disemua orang, Ketika kau
sudah berhasil ORANG ITU
LAH YANG MENJADI
Sanksinya .....

Anda mungkin juga menyukai