Anda di halaman 1dari 25

DEMAM TIFOID

Prof. Dr. dr. Wahyu Destianugroho., Sp.Pd


Prof. Dr. dr. Nadia Ulfa Ekaputri., Sp.PD

Pembimbing
dr. Taufiq M.Waly Sp.PD
DEFINISI
Demam Tifoid merupakan infeksi sistemik yang
disebabkan oleh Salmonella enteretica serovar
typhi (S.typhi). (Sudoyo, 2014)
ETIOLOGI

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dari Genus


Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, tidak
membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagela. Bakteri ini
dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam
air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan
(suhu 600⁰C) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan
khlorinisasi.
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Minggu Pertama
• Malaise
• Demam tidak terlalu tinggi
• Batuk kering
• Mialgia
• Anoreksia
• Nyeri kepala
• Nyeri abdomen atau rasa tidak nyaman diperut
• Obstipasi atau diare
• Mual muntah
• Epistaksis
Minggu Kedua
• Demam naik turun terutama sore-malam hari dengan
pola intermitten dan kenaikan suhu step-ladder.
Demam dapat terjadi terus menerus (kontinyu)
• Bradikardia relatif
• Nyeri kepala yang sering dirasakan didaerah frontal
• Lidah tifoid (tremor, kotor ditengah, tepi hiperemis)
• Hepatomegali
• Splenomegali
• Meteorismus
• Gangguan mental; somnolen, sopor, koma, delirium,
atau psikosis
KRITERIA ZULKARNAEN
• Febris > 7 hari, suhu naik perlahan, remitten atau bisa
kontinyu, pernah mengalami delirium atau apatis,
disertai gangguan defekasi
• Terdapat 2 atau lebih tanda :
a. Leukopenia
b. Malaria (-)
c. Keluhan BAK (-)
• Terdapat 2 atau lebih tanda :
a. Penurunan kesadaran
b. Rangsang meningeal (+)
c. Perdarahan usus (+)
d. Splenomegali
• Pada pemberian kloramfenikol 4x500mg, suhu
akan lisis dalam 3-5 hari
• Bradikardi relatif atau “Toten Creutz” ; yaitu
penurunan frekuensi nadi sebanyak 8 denyut
per menit setiap kenaikan suhu 1⁰C
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik awal
• Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit
berat
• Kesadaran : compos mentis atau penurunan kesadaran
(ringan seperti apatis, somnolen, hingga berat seperti
delirium atau koma)
• Demam, suhu >37,5⁰C
• Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu penurunan
frekuensi nadi sebanyak 8 denyut per menit setiap
kenaikan suhu 1⁰C
• Ikterus
• Pemeriksaan mulut : typhoid tongue, tremor lidah, halitosis
• Pemeriksaan abdomen : nyeri (terutama regio epigastrik),
hepatosplenomegali
Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut
• Penurunan kesadaran ringan sering terjadi
berupa apatis dengan kesadaran seperti
berkabut. Bila kritis berat, pasien dapat
menjadi somnolen dan koma atau dengan
gejala psikosis (organic brain syndrome)
• Pada penderita dengan toksik, gejala delirium
lebih menonjol
• Nyeri perut dengan tanda-tanda akut
abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin : Leukopenia/ Leukositosis/ jumlah
leukosit normal, limfositosis relatif, monositosis,
trombositopenia (biasanya ringan),
2. Serologi
– IgM antigen O9 Salmonella thypi (Tubex-TF) : hanya
dapat mendeteksi antibodi IgM Salmonella thypi,
dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
– Enzyme Immunoassay test (Thypidot) : dapat
mendeteksi IgM dan IgG Salmonella thypi, dapat
dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
• Tes Widal
o Dilakukan setelah demam berlangsung 7 hari
o Interpretasi hasil positif bila titer aglutinin minimal 1/320
atau terdapat kenaikan titer hingga 4 kali lipat pada
pengulangan pemeriksaan dengan interval 5-7 hari
o Hasil uji widal positif palsu sering terjadi karena reaksi
silang dengan non-thypoidal Salmonella,
enterobacteriaceae, daerah endemis infeksi dengue dan
malaria, riwayat imunisasi tifoid dan preparat antigen
komersial yang bervariasi dan standarisasi kurang baik.
o Oleh karena itu, uji widal tidak direkomendasikan jika
hanya dari 1 kali pemeriksaan serum akut karena
terjadinya positif palsu tinggi yang dapat mengakibatkan
over-diagnosis dan over-treatment.
3. Kultur Salmonella thypi (gold standart)
– Darah : pada minggu ke-I sampai akhir minggu ke-
II sakit, saat demam tinggi
– Feses : pada minggu ke-II sakit
– Urin : pada minggu ke-II atau ke-III sakit
– Cairan empedu : pada stadium lanjut penyakit,
untuk mendeteksi carrier thypoid
4. Pemeriksaan penunjang lain yang sesuai
indikasi klinis; misalkan SGOT/SGPT, kadar
lipase dan amilase
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Suspek Demam Tifoid (Suspect Case)
Dari anamnesis dan PF didapatkan gejala
demam, gangguan sal.cerna dan petanda
gangguan kesadaran; hanya dibuat di faskes
primer.
Demam Tifoid Klinis (Probable Case)
Suspek demam tifoid didukung oleh gambaran
laboratorium yang menunjukan tifoid.
DIAGNOSIS BANDING
• Paratifoid
• Demam Berdarah Dengue
• Malaria
• Leptospirosis
• Sepsis
• Demam terkait infeksi HIV
PENATALAKSANAAN
1. Terapi suportif :
– Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan
mobilisasi
– Menjaga asupan cairan; oral ataupun parenteral
– Diet gizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori
dan protein, rendah serat
– Konsumsi obat secara rutin dan tuntas
2. Terapi simptomatik untuk menurunkan
demam dan mengurangi keluhan GI tract
3. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik.
KOMPLIKASI
Biasanya terjadi pada minggu ke-II atau ke-III demam
Tifoid Toksik (tifoid ensefalopati)
Sindrom demam tinggi disertai kekacauan mental hebat,
kesadaran menurun mulai dari delirium-koma

Syok Septik
Penderita dengan demam tifoid, panas tinggi ditambah
gejala toksemia yang berat; ditambah gejala gangguan
hemodinamik seperti tekanan darah turun, nadi halus dan
cepat, keringat dingin dan akral dingin

Hepatitis Tifosa
Kelainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kelainan tes
fungsi hati
Perdarahan dan Perforasi Intestinal (peritonitis)
Komplikasi perdarahan ditandai dengan
hematokezia. Dapat juga diketahui dengan
pemeriksaan feses (occult blood test).
Komplikasi ini ditandai dengan gejala akut
abdomen dan peritonitis. Foto 3 posisi dan foto
polos didapatkan gas bebas dalam rongga perut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai