tergeletak di pinggiran jalan dan melukai Kakinya”. Konsidisi bedasarkan kasus diatas adalah seorang remaja yang terkena luka pada kakinya karena remaja tersebut tidak menyadari ada benda berkarat (seng) yang melukai kakinya. Kondisi yang dapat terjadi pada luka tersebut : 1. Perdarahan pada luka jika luka yang terkena cukup dalam dan lebar diameternya 2. Terjadi infeksi akibat benda berkarat yaiut tetanus akibat kuman “Clostridium tetani“ yang tumbuh pada jaringan yang mengalami luka. 3. Resiko nyeri lokal pada area luka. Jika mengalami luka yang disebabkan oleh benda berkarat : • Jangan panik dan tetap tenang • Bila luka dalam dan ada perdarahan segera hentikan perdarahan dengan menggunakan kassa bersih atau kain bersih jika tidak ada kassa atau dalam keadaan darurat, tekan luka selama 5 menit hingga perdarahan berhenti. • Cuci luka pada air mengalir dan keringkan luka • Periksa luka apakah luka kotor atau terdapat benda asing di dalam luka, karat. • Lalu luka diberikan cairan antiseptik dan tutup luka agar tidak terkena paparan infeksi mikroorganisme dari lingkungan yang kotor • Jika luka mengalami perdarahan yang banyak dan juga tidak berhenti segera hubungi dokter untuk mendapatkan obat untuk menghentikan perdarahan pada luka luar. • Bersihkan luka menggunakan antiseptik (NaCl 0,9 % atau povidone iodine agar luka bersih). • Jika luka terdapat tanda-tanda infeksi segera hubungi dokter untuk mendapatkan obat antibiotik untuk mencegah infeksi yang cukup parah akibat benda tajam. • Jika mengalami gejala pusing, nyeri pada otot rahang yang disertai rasa kaku (trismus), demam dan kejang. Gejala-gejala tersebut biasanya terjadi 8 hari setelah terinfeksi, maka + terkena tetanus dan diperlukan suntikan anti tetanus. • Jika mengalami nyeri lokal hebat segera hubungi dokter untuk mendapatkan terapi obat analgetik. • Lakukan perawatan luka yang benar dengan memerhatikan lokasi luka, kedalaman, tanda-tanda infeksi, apakah luka memerlukan jahitan/tidak. • Lakukan perawatan luka rutin seperti mengganti balutan yang kotor dengan bersih untuk mempercepat proses penyembuhan luka (agar kembali seperti kondisi sehat). • Bila ada terapi obat seperti antibiotik atau analgetik konsumsi atau gunakan obat sesuai intruksi dokter untuk proses penyembuhan luka. • Bila positif terkena tetani segera suntik anti tetani adar infeksi luka akibat benda berkarat dapat disembuhkan. • Kolaborasi dengan dokter dalam perawatan luka dengan memperhatikan : lokasi luka, kedalaman luka, lebar luka, adakah tanda- tanda infeksi pada luka dan butuhkan jahitan pada luka. • Kolaborasi dengan dokter perlu atau tidaknya dilakukan suntik anti tetani dengan memperhatikan luka akibat benda berkarat dan adakah gejala-gejala yang timbul akibat + terkena tetani • Kolaborasi dengan dokter dan farmasi dalam pemberian terapi obat seperti antibiotik, analgetik dan untuk menghentikan perdarahan. • Ajarkan klien untuk pertolongan pertama jika terjadi luka • Beritahu klien/penkes bahaya tetanus bila terjadi luka akibat benda berkarat. • Berikan penyuluhan/penkes pentingnya vaksin DPT (Diftteri, Tetanus, Pertusis). Proses vaksinasi ini harus diberikan dalam 5 tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6 tahun. Bagi anak berusia di atas 7 tahun, tersedia vaksin Td yang juga berfungsi memberikan perlindungan terhadap tetanus sekaligus difteri. Proses vaksinasi Td perlu diulang tiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan tubuh terhadap tetanus serta difteri. • ajarkan klien jika mengalami luka harus selalu menjaga kebersihan luka agar tidak terjadi infeksi dan cepat sembuh A. Terapi Farmakologi • Pemberian anti tetanus (anti tetanus serum) untuk mencegah infeksi yang disebabkan infeksi kuman “Clostridium tetani” akibat benda berkarat dengan gejala yag timbul : pusing, nyeri pada otot rahang yang disertai rasa kaku (trismus), demam dan kejang. • Terapi obat antibiotik baik secara oral maupun topikal untuk mencegal inflamasi bakteri pada luka
• Terapi obat analgetik untuk mengurangi nyeri
pada luka • jika mengalami perdarahan berat pada luka dapat diberikan terapi obat asam traneksamat (anti fibrinolitik) untuk pembekuan darah.
• Untuk pembersihan luka bila luka kotor (terutama terkena
benda berkarat) diberikan cairan antiseptik : povidon iodine, cairan H2O2 , atau NaCl 0,9 % B. Terapi non farmakologi • Perawatan luka bersih terkontaminasi • Melakukan kompres dingin kering (eskap) untuk menghentikan jika terjadi perdarahan. • Melakukan terknik relaksasi nafas dalam bila klien merasa nyeri pada luka. 1. Serum anti tetanus : Biosat 1.5 UI 2. Metronidazole : metrolet 500 mg, faldex forte, flagyl forte dll. 3. Mupirocin salep : Bactoderm, bactroban 4. Antalgin : infalgin, ginifar, mionalgin dll. 5. Asam mefenamat : ponstel forte, postan, asimat dll. 6. Asam Traneksamat : Cyklokapron 7. Povidone iodiene : betadine, wokadine, pyodine