Syar’ie Muhammad
Miftahul Hasanah
Indah Duana
5
Tardieu’s spot (Petechial hemorrages)
Kongesti dan Oedema
Sianosis
Tetap cairnya darah
Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan
kuku.
Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap
dan terbentuk lebih cepat
Terdapat busa halus pada hidung dan
mulut
Gambaran pembendungan pada mata berupa
pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi
dan palpebra.
Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer
Busa halus di dalam saluran pernapasan
Petekie dapat ditemukan pada mukosa
usus halus, epikardium pada bagian
belakang jantung belakang daerah
aurikuloventrikular, mukosa epiglotis dan
daerah sub-glotis.
adalah mati lemas yang terjadi bila udara
pernapasan terhalang memasuki saluran
pernapasan oleh berbagai kekerasan (yang
bersifat mekanik)
a. Penutupan lubang saluran pernapasan
bagian atas, seperti pembekapan
(smothering) dan penyumbatan (gagging dan
choking).
b. Penekanan dinding saluran pernapasan,
seperti penjeratan (strangulation),
pencekikan (manual strangulation, throttling)
dan gantung (hanging).
c. Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia
traumatik)
Merupakan suatu bentuk
kematian akibat pencekikan
dengan alat jerat, berupa
akibat adanya jeratan yang
menjadi erat oleh berat badan
korban
Etiologi :
1. Asfiksia
2. Kogesti vena
3. Syok vagal
4. Fraktur Verterbra Servikal
1. Posisi tubuh
-Tergantung total
- Setengah tergantung, misal duduk,
berlutut, telungkup dan posisi lain.
2. Letak simpul
-Tipikal : belakang kepala
-Atipikal: samping leher atau didepan
-Pemeriksaan luar
1. Bekas jeratan (ligature mark) berparit,
bentuk oblik seperti V terbalik
2. Tetesan saliva dipinggir salah satu sudut
mulut, atau ada tetesan urin dan sperma
3. Lebam mayat
-Pemeriksaan dalam
1. Didapati adanya jejas melintang berupa
garis berwarna merah (red line) pada tunika
intima dari arteri karotis interna
2. Patah tulang lidah (os hyoid)
3. Reasapan darah pada otot leher
adalah suatu suffocation dimana lubang luar
jalan napas yaitu hidung dan mulut tertutup
secara mekanis oleh benda padat atau
partikel-partikel kecil.
Kecelakaan (paling sering), misalnya
tertimbun tanah longsor atau salju,
alkoholisme, bayi tertutup selimut atau
mammae ibu
Pembunuhan, misalnya hidung dan mulut
diplester, bantal ditekan ke wajah, serbet
atau dasi dimasukkan ke dalam mulut.
Bunuh diri
adalah terdapat benda asing (biasanya padat
seperti permen, kelereng, biji buah salak)
yang masuk dan menyumbat lumen jalan
udara
Ada 2 cara kematian pada kasus tersedak,
yaitu :
Kecelakaan (paling sering), seperti gangguan
refleks batuk pada alkoholisme, pada bayi
atau anak kecil yang gemar memasukkan
benda asing ke dalam mulutnya,
tonsilektomi, aspirasi, dan kain kasa yang
tertinggal pada anestesi eter.
Pembunuhan
Hal-hal penting pada pemeriksaan otopsi
kasus tersedak ,yaitu :
Mencari bahan penyebab dalam saluran
pernapasan. Juga kadang-kadang ada tanda
kekerasan di mulut korban.
Menemukan tanda asfiksia.
Mencari tanda-tanda edema paru, hiperaerasi
dan atelektasis pada kematian lambat
adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada
leher korban akibat suatu jeratan dan
menjadi erat karena kekuatan lain bukan
karena berat badan korban.
Pembunuhan (paling sering).
Pembunuhan pada kasus jeratan dapat kita
jumpai pada kejadian infanticide dengan
menggunakan tali pusat, psikopat yang saling
menjerat, dan hukuman mati (zaman dahulu).
Kecelakaan.
Kecelakaan pada kasus jeratan dapat kita
temukan pada bayi yang terjerat oleh tali
pakaian.
Pemeriksaan otopsi pada kasus jeratan
(strangulation by ligature) mirip kasus
penggantungan (hanging) kecuali pada :
Distribusi lebam mayat yang berbeda.
Alur jeratan mendatar / horisontal.
Lokasi jeratan lebih rendah.
Adalah suatu strangulasi berupa tekanan
pada leher korban yang dilakukan dengan
menggunakan tangan atau lengan bawah.
Pencekikan dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu:
Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di
depan korban.
Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di
depan atau di belakang korban.
Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di
depan atau di belakang korban.
Tanda asfiksia
Tanda kekerasan pada leher, misal luka
kuku/crescent mark
Tanda kekerasan pada tempat lain
Fraktur os hyoid
Memar atau robekan membran hipotiroida
adalah suatu keadaan dimana korban
menghisap gas tertentu dalam jumlah
berlebihan sehingga kebutuhan O2 tidak
terpenuhi.
Ada 3 cara kematian pada korban kasus
inhalation of suffocating gasses, yaitu
menghisap gas :
CO
CO2
H2S
Gas CO banyak pada kebakaran hebat. Gas
CO2 banyak pada sumur tua dan gudang
bawah tanah. Gas H2S pada tempat
penyamakan kulit.
Kematian akibat mati lemas (asfiksia)
disebabkan masuknya cairan ke dalam
saluran pernafasan.