Anda di halaman 1dari 84

dr.Zaki.

Department of Neurology
Padjadjaran University - Bandung
KEPALA

FOTO POLOS RUTIN VERTEBRA

FOTO POLOS
PROYEKSI KHUSUS
(BASIS-SELA-RHEESE-ORBITA
A. X-RAY TANGENSIAL-EISLER-TOWNE)

TOMOGRAFI

MIELOGRAFI
KONTRAS
ANGIOGRAFI
B. CT
C. NMR/MRI
D. MRA / MRS
SPECT/ PET-SCAN
TCD/DUPLEX SONOGRAFI
Schedel dilakukan bila :
IGD  rutin AP/L
Cedera kepala tembus
CT Sken tidak ada

Penilaian :
Fraktur
Posisi kel. Pineal
Pnemosefalus/benda asing
Fraktur tl. wajah
Fraktur (+) :
Mungkin kelainan intrakranial
Jenis/lokasi
Mediko-legal
Gawat : foto telentang
Fraktur
Linier di temporal
Melintasi sinus venosus
Meluas ke sinus/mastoid air-sel
Garis fraktur :
Lebih radiolusen dari sutura/p.
Darah, lebar < 3 mm.
Lebar di tengah, sempit di
ujung
Dapat halus, spt. rambut
Pada anak-anak sutura
tambahan di frontral/ oksipital
Hematom (sukar melihat garis
fraktur)  foto lebih keras
Fraktur Impresi
Ro tampak garis radio-opaque dari tulang sekitar
(bertumpuk)

Fraktur di fossa anterior


Mengenai atap orbita

Fraktur Basis
Sukar tampak pada foto polos, paling baik dengan
CT SKEN (Thin Section High Resolution)
Fraktur di Sela Tursika
Lateral : diskontinuitas korteks sela /
bayangan cairan(darah) dalam sinus
sfenoidal

Fraktur Petrosum
AP/Towne : garis fraktur tak terlihat
 mastoid air-sel suram
Fraktur Diastase
Sendiri/bersama Fr. Liner
Pelebaran sutura (n < 2 mm)

Pada sutura lambloidea

Pelebaran semua sutura (tanpa/dg fraktur)


Biasa pada anak

Pembesaran akut  hiperemia post trauma


Fraktur linier
Fraktur Impresi
Tangensial x ray Bone window
Motor cortex Sensory cortex Visual cortex
Traktus motorik Traktus sensorik
Traktus motorik Traktus sensorik
Traktus motorik Traktus sensorik Traktus visual
Traktus motorik Traktus sensorik Traktus visual
Traktus motorik Traktus sensorik Traktus visual
Traktus motorik Traktus sensorik Traktus visual
Traktus motorik Traktus sensorik Traktus visual
Korteks motorik Korteks sensorik Korteks visual
Korteks motorik Korteks sensorik
Korteks motorik Korteks sensorik
Atenuasi jaringan abnormal
Efek Massa
Kehilangan Jaringan
Tempat Lesi
Karakteristik penyangatan kontras
Ukuran : ekstensif – luas – kecil
Bentuk : bulat – liner – tapal kuda
Pinggir : tegas – irregular – tidak tegas
Atenuasi : tinggi : darah – Ca
rendah : CSF – lemah
campuran
otak (isodens)
ringan – sedang
jelas – midline shift
kompresi
pendataran sulkus kortikal
herniasi transtentorial
Ventrikel
Sulkus serebral / serebelli
Fissura sylvii / Interhemisfir
Sisterna basalis
Supra / infra tentorial
Frontal – temporal – oksipital / parietal - kombinasi
Brainstem / serebellum
Kapsula interna
Tingkat : ringan – moderate – padat
Konfigurasi : ceplak ceplok – homogen – ring - linear
Atenuasi abnormal dengan efek masa
Atenuasi abnormal tanda efek masa
Atenuasi abnormal dengan tissue loss
Atenuasi normal dengan efek masa
Atenuasi normal tanpa efek masa
Atenuasi normal dengan tissu loss
Lesi multipel
Lesi perkapuran
Atenuasi rendah pada substansia alba
Lesi dengan penyangatan padat
Lesi dengan penyangatan cincin
Atenuasi rendah
Batas keliling jelas Batas keliling lebih tajam

Kista Arachnoid Infark baru


Porensefali Perdarahan yang membaik
Glioma Tumor (glioma, metastasis,
mikroglioma, meningioma
Dermoid, epidermoid Abses
Hidatid Trombosis vena
Ensefalitis
Atenuasi Campuran
Tumor Abses
glioma Infark Perdarahan
metastasis Memar perdarahan
meningioma Hamartoma
hemangioblastoma
dermoid / teratoma
kraniofaringioma
pinealoma
Atenuasi meningkat

Tumor Kraniofaringioma
Meningioma Koloid Kista
Metastasis Haematoma
Mikroglioma
Aneurisma Besar – AVM
Glioma
Medulloblastoma
Kordoma
Pinealoma
Infiltrasi atau tumor kecil
Angiomatus Malformasi
Infark / porensefali
Encefalitis
Oklusi vena
Leukodistrofi
Progresif multifokal leukoensefalopati
Necrotizing Leukoensefalopati
Granulomatosa / meningitis neoplastik
Perdarahan Subarahnoid
Perdarahan Intraventikular
Infark dewasa
Porensefali
Post – rongga perdarahan
Post – ensefalitik (spesial herpes)
Post – Traumatik termasuk bedah
Radioterapi
Rongga basal ganglia
Anoxia
Parkinsonisma
Penyakit Wilson’s
Isodense bengkak : Trauma, inflamatori,
postoperatif, Infark akut
Koleksi subdural : 7 – 20 hari
Penyelesaian perdarahan
Tumor jarang – glioma, meningioma
Hidrosefalus
Infark serebral akut, infark serebellar dan batang
otak
Malformasi angiomatosa
Multipel sclerosis
Trombosis venosa
Perdarahan subarakhnoid
Atrofi difus
Serebral
Serebellar
Batang otak
Tumor Multipel Sklerosis
Metastase Infark
Mikroglioma Perdarahan multifokal
Kadang kadang Trauma, hipertensi maligna
glioma/meningioma Diskrasia darah
Radang Tubero sklerosis
- Abses Toxoplasmosis
- Granumalotosa Sistiserkosis
 TBC Kalsifikasi Ganglia Basal
 Sarkoid
 Jamur
Kraniofaringioma Hamartoma
Astrositoma Sistiserkosis
Oligodendroglioma Toksoplasmosis
Ependimoma Idiopatik (batu
Pinealoma otak)
Meningioma Hematoma
Metastasis subdural kronik
AVM Hematoma
Intraserebral lama
Tubero Sklerosis
Atheromatosa
Aneurisma
Perkapuran normal di :

Pineal
Plexus Koroid
Gangglian Basal
Dura
Odema Penyakit Binswanger’s
Perpanjangan tumor Radionekrosis
di substansi alba Renal / kegagalan
Ensefalitis hepatik
Trauma Leukoensefalopati
Lusensi Leukodistrofi
Periventrikular pada
Hidrosefalus
Meningioma
Aneurisma
Ependimoma
Metastasis
Koroid plexus papiloma
Glioma (kadang kadang)
Malformasi arterivena
Infark Akut
Abses
Glioma
Metastasis
Infark Akut (kadang kadang)
Penyelesaian Perdarahan
Kraniofaringioma (kadang kadang)
Pituitari Tumor (Biasa)
Raksasa, Trombosid Sebagian, Aneurisma
Laki2, tertabrak mobil saat mengendara
motor, lupa kejadian, sadar dan dibawa ke
RS. Sesaat kemudian penderita tidak sadar
disertai muntah. Pada pemeriksaan di RS :
SKG E4M3V5=12, ada lateralisasi (pupil
anisokor, ki>ka,reflek lambat, hemiparesis
ringan sinistra), refleks fisiologis ++/++++,
patologis -/+. Pemeriksaan radiologi ?
Epidural Hematom
Pneumoensefal
Setelah sampai di RS, seorang laki2 tidak
dikenal, dibawa karena k l l, lupa kejadian, ada
muntah, sampai di RS sadar. Mengeluh sakit
kepala, telah dilakukan foto, CT sken otak
normal. Penderita dirawat dan diberi obat
penahan sakit, keluhan menetap. Setelah satu
minggu dirawat, penderita gelisah, muntah dan
merasa berputar2. Pem. klinik baik
Anjuran pemeriksaan anda ?
Subdural hematom kronik
NECT memperlihatkan daerah
kontusio dengan perdarahan
fokal kecil di bagian bawah
frontal kiri dan lobus temporal
 NECT memperlihatkan
daerah hiperdens
kresentik ekstraaksial
koleksi dengan efek massa
(pendataran sulkus) dan
midline shift kiri ke kanan
Seorang pria terjatuh dari sepeda motor, tidak
sadar. Pasien muntah, perdarahan dari
telinga/hidung. Pemeriksaan tanda vital; tekanan
darah 150/90, nadi 70x/menit, RR dbn. Kesadaran
sopor. Pemeriksaan ?
Edema cerebral diffuse
Contusio cerebri
• Subgaleal hematom
• Impressi fraktur
• Contusio serebri
Seorang wanita, 23 tahun dirawat karena demam,
batuk lama disertai sesak nafas.
Sampai di RS kejang dan penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan klinik sopor, SKG 10, motorik
baik, dolls eye manuevre, pergerakan ke kanan
terganggu (paresis n.VI kanan)
Meningitis TBC
MRI flair daerah T1 kontras menyangat
multipel udem dengan daerah yang
vasogenik multipel berbentuk cincin
Meningitis
Seorang laki mengeluh nyeri kepala hebat, demam
beberapa hari disertai muntah. Penderita pernah
infeksi telinga yang kadang2 membaik . Pada
pemeriksaan klinik, kompos mentis, edema papil
+/+, hemiparesis kiri, refleks fis kiri meningkat,
patologis -/+. Pemeriksaan radiologi ?
Seorang laki, tiba2 sewaktu duduk, kejang
terutama eks kanan. Sebelumnya sering mengeluh
nyeri kepala, ada muntah tanpa mual. Setelah
makan obat kejang hilang, namun sakit kepala
semakin berat. Pada pemeriksaan klinik, c.m,
hemiparesis kanan ringan, edema papil ODS.
Pemeriksaan radiologis ?
Glioblastoma Multiforme
Meningioma
Medulloblastoma
Seorang wanita muda ke rumah sakit dengan
penurunan kesadaran, muntah tanpa mual tidak ada
riwayat trauma. Sebelumnya penderita mengeluh
sering nyeri kepala berdenyut. Pada pemeriksaan
fisik tekanan darah normal,kesadaran sopor, kaku
kuduk (+), motorik (n). Pemeriksaan neuroradiologi ?
CT scan menunjukkan
perdarahan
subarakhnoid difus di
sisterna basal, sisterna
interhemisfer, fissura
sylvia bilateral.
Tanduk ventrikel
temporal keduanya
melebar abnormal
Curiga ada hidrosefalus
Subarachnoid hematom
Seorang pria berusia lanjut dengan riwayat DM.
Pada pemeriksaan fisik TD 170/80, kesadaran
compos mentis, paresis nervus VII dextra sentral,
motorik hemiparesis dextra. Pemeriksaan ?
MRI difus aksial weighted
memperlihatkan infark
sinyal tinggi.
NECT pada saat itu
normal
 Seorang pria berusia lanjut dengan riwayat
hipertensi, pengobatan tidak terkontrol. Sebelum
mengalami penurunan kes. mengeluh sakit kepala
hebat. Pemeriksaan fisik,TD 220/120, n. VII sinistra
sentral, motorik kesan hemiparesis sinistra.
Pemeriksaan?
Perdarahan talamus kiri dengan ekstensi ke ventrikel
lateral kiri
CT scan setelah 6 jam, dengan perburukan neurologi.
Ekspansi hematom disertai edema otak difus,
perdarahan intraventrikuler masif dan hidrosefalus
Shift Biologic Disease
(ppm) Correlation Status

NAA 2.01 Neuronal Tumor,


marker stroke,
edema,deme
nt.
Cr 3.03 Energetic Kidney or
liver failure
Cho 3.19 Membr. Tumor,
Turnover Inflammatio
n
Lac 1.31 Anaer. Tumor ,
metabolism ischaemic
condition
mI 3.52 Astrocytic Dementia,
marker tumor
Glu 3.75 Astrocyte Liver failure
TRIMSSS

Anda mungkin juga menyukai