Anda di halaman 1dari 67

LBM-6 SGD1-FLUXUS

ANIZATUN NUSKIYATI
Mengapa mens lebih 15 hari dan darah
banyak keluar dari jalan lahir ?
 Perdarahan Uterus Disfungsional (DUB)
 Perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah,
frekuensi maupun lamanya, yang terjadi didalam atau
diluar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional
mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-
ovarium, endometrium tanpa kelainan organik
alat reproduksi, seperti radang, tumor, keganasan,
kehamilan atau gangguan sistemik lain.
 Perdarahan uterus disfungsional dapat berlatar belakang
kelainan-kelainan ovulasi, suklus haid, jumlah perdarahan
dan anemia yang ditimbulkannya
Berdasarkan kelainan tersebut maka perdarahan uterus
disfungsional dapat dibagi seperti table

Dasar kelainan Bentuk klinis


Ovulasi PUD ovulatorik
PUD anovulatorik
Siklus Metroragia
Polimenorea
Oligomenorea
Amenorea
Jumlah perdarahan Menoragia
Perdarahan bercak prahaid
Perdarahan bercak paskahaid

Anemia PUD ringan


PUD sedang
PUD berat
DUB – dysfunctional uterin bleeding
Diagnosis perdarahan uterus disfungsi (PUD) dapat ditegakkan setelah
penyebab organik, sistemik dan iatrogenik disingkirkan (diagnosis
pereksklusionum):

 Bentuk dominan pada masa menarche dan pramenopause


akibat terganggunya fungsi neuroendokrinologi
 Ditandai dengan produksi estradiol 17 β terus menerus
tanpa disertai dengan pembentukan corpus luteum dan
pelepasan progesteron
 Estrogen tanpa diimbangi denganprogesteron menyebabkan
proliferasi endometrium terus menerus yang menghasilkan
pasokan darah berlebih dan dikeluarkan secara iregular
 PUD Ovulatoris
 Angka kejadian: 10% wanita usia masa reproduksi
 Bercak darah pada pertengahan siklus setelah “LH surge”
biasanya bersifat fisiologis. Polimenorea paling sering terjadi
akibat pemendekan fase folikuler. Kemungkinan lain
adalah pemanjangan fase luteal akibat corpus Luteum
yang persisten
Causes:

Abnormal uterine bleeding is a symptom and not a


disease. Its causes include the following:
 Early pregnancy complications (abortion, ectopic
pregnancy, hydatidiform mole).
 Pelvic inflammatory disease (PID).
 Benign tumors (uterine fibroids,cervical polyps
endometriosis, adenomyosis)
 malignant tumors ( endometrial and cervical
carcinoma)
 Dysfunctional uterine bleeding.
Clinical types:
1. Menorrhagia (regular & cyclical):
- cyclical bleeding at normal intervals which is
excessive in amount or duration. e.g. 5/28 or 8/28.
- causes: benign organic disease of genital
tract(fibroids, adenomyosios, PID) and may be
dysfuctional (ovulatory).
2. Polymenorrhoea (regular & cyclical):
- Cyclical bleeding which is normal in amount but
occurring at too-frequent intervals of less than 21
days, e.g. 5/20. Her the uterus is normal.
- cause: ovarian endometriosis, PID, DUB.
Clinical types:
3. Polymenorrhagia:
- Cyclical bleeding which is both excessive and too
frequent, e.g. 9/20-12/20.
- Caused by: DUB, PID.
4. Metrorrhagia (irregular or acyclical):
- bleeding of any amount which acyclical occurring
irregularly or continuously.
- always originates in the uterus.
- causes(organic) : complications of early pregnancy,
ulceration or infection of benign tumors, malignancies
(perimenopausal)
Clinical types:

5. Intermenstrual bleeding:
- often dysfunctional (fall in oestrogen secretion
following ovulation); 60% of ovulatory women have
erythrocytes in their cervical mucus if examined.
- common with cervical and endometrial polyps,
fibroids and cervical carcinoma
Etiologi dan patofisiologi menometroragie
Sepuluh penyebab teratas perdarahan berat saat haid :
 Ketidakseimbangan hormon saat remaja atau menjelang masa
menopause merupakan penyebab yang terbanyak .
 Tumor fibroid pada rahim.
 Polip serviks
 Polip endometrium
 Penyakit Lupus
 Penyakit Radang Panggul (PRP)
 Kanker serviks.
 Kanker endometrium
 Intrauterine devices (IUD).
 Gangguan perdarahan.
MENOMETRORHAGI

 Etiologi
 Organik
 serviks uteri polip servisis uteri, erosi porsionis uteri, ulkus pada
porsio uteri, Ca servisis uteri
 korpus uteri polip endometrium, abortus, molahidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, Ca korporis uteri, sarkoma uteri,
mioma uteri.
 tuba fallopi KET, radang tuba, tumor tuba.
 ovarium radang ovarium, tumor ovarium
 Fungsional
 perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik
perdarahan disfungsional.
 dapat terjadi pada tiap umur antara menarche dan menopause. lebih sering
sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
 Penatalaksanaan
 istirahat baring dan diberi transfusi darah
 estrogen dosis tinggi shg kadarnya dalam darah
meningkat dan perdarahan berhenti. secara im
dispropionas estrasiol 2,5 mg atau benzoas estradiol 1,5
mg atau valeras estradiol 20 mg
 progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium
 dilatasi dan kerokan kec wanita masa pubertas 
perdarahan tidak terulang lagi
 tangani adanya penyakit  penyakit metabolik, endokrin,
penyakit darah.

Why she had irregular mentrual cycle
somtimes twice month
 What is the probability?
 Oligomenorhage  siklus lbih panjang, >35 hari, fase
proliferasi lbih panjang, bisa karena adanya gangguan
proliferasi/pematangan sel2 endometrium, yg dipengaruhi
hormone estrogen
 Polimenorhage  mens >1x dlm sebulan,
 Pengaruh dr obesitas, hormonal mempengaruhi siklus
menstruasinya, obesitas  kelebihan estrogen 
menorhagia
 Polimenorhage = metroraghia?
 Polimenorhage : mens > 1x sebulan, berkelanjutan,
berulang2 memang seperti itu tiap bulannya, dlm mens nya
ttep 4-7 hr
 Metrorhagia : mens > 1x sebulan yg tdk teratur, haid
berkepanjangan, keadn patologis, bisa krna kelainan
hormonal, siklusnya pendek, lama mensnya >15hr, jumlah
darah mensnya normal
Kenapa ditemukan abdomen nyeri sampai
mengganggu aktivitas?
 Dysmenorrhea primer terjadi karena banyak faktor,
diantaranya faktor endokrin, yaitu penurunan kadar
progesteron yang dapat meningkatkan prostaglandin,
antara lain PGE2 dan PGF2 alfa yang mana akan
merangsang miometrium sehingga terjadi peningkatan
kontraksi dan disritmia uterus.Akibatnya akan terjadi
penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan
mengakibatkan iskemia. Prostaglandin dan endoperoksid
juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan
ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus
pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Qittun,2008).
 Faktor obstruksi kanalis servikalis
 Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan
terjadinya dismenorea primer adalah karena terjadinya
stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi sekarang tidak lagi
dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab
dismenorea primer, karena banyak wanita menderita
dismenorea primer tanpa stenosis servikalis dan tanpa
uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. Mioma
submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat
menyebabkan dismenorea karena otot-otot uterus
berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
 Faktor endokrin
 Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada
dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang
berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam
fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang
menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah
prostaglandin F2 alfa berlebih dilepaskan dalam
peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai
pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah.
 Faktor alergi
 Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara
dysmenorrhea primer dengan urtikaria, migren atau asma
bronkiale.
 Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri kram
pada perut bawah yang disebabkan karena adanya
kelainan pada daerah pelvis, misalnya
endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks,
malposisi uterus atau adanya IUD dan biasanya
muncul seminggu sebelum menstruasi berlangsung
(McFerren, 1996).
 Etiologi:
 Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis,
fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan
abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian
IUD.
Perbedaan gambaran klinis dismenore
primer dan sekunder
Dismenore primer Dismenore sekunder
Onset singkat setelah menarche Onset dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (khasnya setelah 25 tahun).

Nyeri kram di perut bawah atau pelvis dengan awal Waktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang
keluarnya darah selama 8-72 jam. siklus menstruasi.

Pola nyeri sama setiap siklus. Memburuk setiap waktu, dapat unilateral,
dapat memburuk pada waktu berkemih

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, diare, mual Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia
dan muntah dapat dijumpai. danmenorragia.

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis. Dijumpai abnormalitas pelvis patologis.


Knp ditemukan foul-smelling discharge
diantara 2 siklus mentruasi?

 Normal Vaginal Discharge - All women have some


vaginal discharge. Normal discharge may appear clear,
cloudy white, and/or yellowish when dry on clothing. It
may also contain white flecks and at times may be thin
and stringy. Changes in normal discharge can occur for
many reasons, including menstrual cycle, emotional
stressors, nutritional status, pregnancy, usage of
medications - including birth control pills, and sexual
arousal.
 Effects of the Menstrual Cycle - The menstrual cycle
affects the vaginal environment.You may notice increased
wetness and clear discharge around mid-cycle. The pH
balance of the vagina fluctuates during the cycle and is the
least acidic on the days just prior to and during
menstruation. Infections, therefore, are most common at
this time.
 Signs of Abnormal Discharge - Any changes in color or
amount of discharge may be a sign of a vaginal infection.Vaginal
infections are very common; most women will experience
some form of a vaginal infection in their lifetime. If you
experience any of the symptoms below, this may be a sign of
vaginal infection:
 Discharge accompanied by itching, rash or soreness
 Persistent, increased discharge
 Burning on skin during urination
 White, clumpy discharge (somewhat like cottage cheese)
 Grey/white or yellow/green discharge with a foul odor
 http://www.mckinley.illinois.edu/handouts/vaginal_discharge.ht
ml
Mengapa pasien anemia dan apa kaitannya keadaan
obesitas pasien dg penyakit yang diderita?

 A prospective study found that the risk of myomas


increased 21% with each 10 kg increase in body weight
and with increasing body mass index (30). Similar findings
have been reported in women with greater than 30%
body fat (31). Obesity increases conversion of
adrenal androgens to estrone and decreases sex
hormone–binding globulin. The result is an increase in
biologically available estrogen, which may explain an
increase in myoma prevalence and/ or growth.
 William H. Parker, M.D. Department of Obstetrics
and Gynecology, UCLA School of Medicine, Los
Angeles, California
 A random sample of women aged 35 to 49 was evaluated by
self-reported bleeding patterns and by abdominal and
transvaginal sonography to determine presence, size, and
location of myomas (54). Of the 878 women screened, 564
(64%) had myomas, and 314 (36%) did not. Forty-six percent of
the women with myomas reported ‘‘gushing blood’’ during
their menstrual periods compared with 28% without myomas.
Gushing blood and length of periods were related to size of
myomas (large myomas RR ¼ 1.9, CI 1.5–2.5), but not to
presence of submucous myomas or to multiple myomas.
 William H. Parker, M.D.
 Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA
School of Medicine, Los Angeles, California
Apa intrepretasi pex gyn. Posisi uterus antefleksi dan
ukuran sekepalan tangan dewasa?
 The size of the uterus changes depending on the age and
hormonal condition of the woman. Before the girl reaches
her teenage or puberty, the normal uterus size in mm
lengthwise is around 35mm. The anteroposterior
diameter at this time is said to be around 10mm. When
the girl reaches puberty, then due to the surge in
hormonal secretions, the uterus gains its proper pear-
shaped appearance and its dimensions increase as well.
The normal size of uterus in cm is said to be 8cm
x 6cm x 4cm. The volume of the uterus is quite variant
in nature and fluctuates between 75cc and 200cc. The
uterus weighs about 100 to 200 grams and on an average,
can be said to be the size of the fist of the woman.
 Abnormal Size of Uterus

The size of the uterus may be adversely affected and it may become significantly
lesser if there is thickening of the uterus lining. In this case, by lesser, it means that
the volume of the uterus decreases, as the size of the lumen decreases due to
growths in the muscle wall. The size of the uterus also decreases when there is
prolapsed uterus or a dropped uterus. On the other hand, there may be a condition
where the size of the uterus is more than usual, due to the presence of two uterus,
which is also known as double uterus.

The uterus is capable of enlarging to many times its natural size during pregnancy.
An enlarged uterus, may however be a sign of fibroids or cysts, especially when seen
in menopausal women, which is the time when the uterus is supposed to actually
shrink in size a little due to the cessation of hormonal secretions and the onset of
menopause. There are many enlarged uterus symptoms that can help in identifying
this condition at the earliest, so that it can be diagnosed and treated as soon as
possible.

Read more at Buzzle: http://www.buzzle.com/articles/normal-size-of-uterus.html
Apa hubungan keluhan pasien dg ibu
meninggal dengan ca servix?
 First-degree relatives of women with myomas have a 2.5
times increased risk of developing myomas (23, 24).
Women reporting myomas in two first-degree relatives
are more than twice as likely to have strong expression of
VEGF-a (a myoma-related growth factor) than women
who have myomas but no family history (25). Monozygous
twins are reported to be hospitalized for treatment of
myomas more often than dizygous twins, but these
findings may be the result of reporting bias (26).
 William H. Parker, M.D.
 Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA
School of Medicine, Los Angeles, California
 In non-pregnant women, hCG levels are normally undetectable.
During early pregnancy, the hCG level in the blood doubles
every two to three days. Ectopic pregnancies usually have a
longer doubling time. Those with failing pregnancies will also
frequently have a longer doubling time or may even show
falling hCG concentrations. hCG concentrations will drop
rapidly following a miscarriage. If hCG does not fall to
undetectable levels, it may indicate remaining hCG-producing
tissue that will need to be removed.
 During treatment for gestational trophoblastic disease or a
germ cell tumor, a falling hCG level generally indicates that the
condition is responding to treatment, while rising levels may
indicate that it is not responding to therapy. An increased hCG
level after treatment may indicate a recurrence of disease.
 http://labtestsonline.org/understanding/analytes/hcg/tab/test
Mengapa diperlukan pemeriksaan USG dan
histopatologi untuk pasien?
 Your health care provider may recommend the following:
 Biopsy to look for infection, precancer, or cancer, or to
help decide on hormone treatment
 Hysteroscopy, performed in the doctor's office, to look
into the uterus through the vagina.
 Transvaginal ultrasound to look for problems in the
uterus or pelvis
 http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000903.h
tm
DD?

 Mioma Uteri
 1.Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat
bahwa :
 Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
 Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
 Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
 Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan
mioma uteri
 Mioma servikalis (terletak di dekat leher rahim)
 2.Teori Cellnest atau genitoblas
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur
yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang
terus menerus olehestrogen. (Prawirohardjo, 1996:282)
Mioma Submukosa Mioma intramural Mioma Subserosa atau
subperitoneal

Tumbuhnya tepat di bawah Terdapat di dinding uterus di Letaknya di bawah lapisan


endometrium. Paling sering antara serabut tunica serosa, kadang-kadang
menyebabkan perdarahan yang miometrium.Karena vena yang ada di bawah
banyak, sehingga memerlukan pertumbuhan tumor, jaringan permukaan pecah dan
histerektomi, wlaupun otot sekitarnya akan terdesak menyebabkan perdarahan intra
ukurannya kecil. Adanya mioma dan terbentuk simpai yang abdominal. Kadang-kadang
submukosa dapat dirasakan mengelilingi tumor. Bila di mioma subserosa timbul di
sebagai suatu “curet bump” dalam dinding rahim dijumpai antara dua ligalatum,
(benjolan waktu kuret). banyak mioma, maka uterus merupakan mioma
Kemungkinan terjadinya akan mempunyai bentuk yang intraligamenter, yang dapat
degenerasi sarcoma juga lebih berbenjol-benjol dengan menekan uterus dan A. Iliaca.
besar pada jenis ini. Sering konsistensi yang padat. Mioma Ada kalanya tumor ini
mempunyai tangkai yang yang terletak pada dinding mendapat vascularisasi yang
panjang sehingga menonjol depan uterus, dalam lebih banyak dari omentum
melalui cervix atau vagina, pertumbuhannya akan sehingga lambat laun terlepas
disebut mioma submucosa menekan dan mendorong dari uterus, disebut sebagai
bertangkai yang dapat kandung kemih ke atas, parasitic mioma. Mioma
menimbulkan “miomgeburt”, sehingga dapat menimbulkan subserosa yang bertangkai
sering mengalami nekrose atau keluhan miksi. dapat mengalami torsi.
ulcerasi. (Sastrawinata S:154)
Relationships of Patients Factors, Leiomyoma
Risk, and Steroid Hormones
Factor Effect on Risk Potential Reason
Postmenopausal Decreased Hypoestrogenism
Early menarche Increased Increased years of estrogen
exposure
Obesity Increased Increased conversion of androgens
to estrogens, decrease liver
production of Sex Hormone
Binding Globulin
Pregnancy Decreased Break in chronic estrogen exposure;
uterine remodeling during
postpartum involution
Combination oral contraceptives Decreased Exposure to estrogen opposed by
progesterone
Cigarette smoking Decreased Decreased serum estrogen levels
African-American race Increased Genetic differences in hormone
production or metabolism
Affected family member Increased Genetic differences in hormone
production or metabolism
Karsinoma Serviks Uteri
KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL AKAN
KANKERS SERVIKS
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga
epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel
skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor
menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis,
biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi.
Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu
jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari
vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
 Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus
dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

 D. GEJALA KLINIS
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang
perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal
perdarahan terjadi lambat.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada
perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih
banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.
Klasifikasi Sitologi Klasifikasi Histologi
(digunakan untuk skrining) (digunakan untuk diagnosis)

PAP Sistem Bethesda CIN Klasifikasi WHO

Klas I Normal Normal Normal

ASC-US
Klas II Atipia Atipia
ASC-H

CIN 1 termasuk
Klas III LSIL Koilositosis
flat condyloma

Klas III HSIL CIN 2 Displasia moderat

Klas III HSIL CIN 3 Displasia ganas

Klas IV HSIL CIN 3 Karsinoma insitu

Klas V Karsinoma Invasif Karsinoma Invasif Karsinoma invasif


 Derajat Histopatologi
 GX – derajat tdk dapat dinilai
 G1 – Well differentiated
 G2 – Moderately differentiated
 G3 – Poorly or undifferentiated
 Stadium klinis menurut FIGO
 Stage 0 : karsinoma in situ, CIN 3
 Stage 1 : karsinoma yg masih terbatas di serviks, belum mencapai uterus
 1A : karsinoma mikroinvasif, masih terbatas di serviks
 Stage 1A1
 Stage 1A2
 1B : karsinoma terbatas di serviks
 Stage 1B1
 Stage 1B2
 Stage 2 : karsinoma yg masih terbatas di serviks, belum mencapai uterus
 2A : menyebar melewati serviks, termasuk 2/3 atas vagina, tapi bukan termasuk jaringan di sekitar uterus
(parametrium)
 2B : menyebar melewati serviks, sudah menginvasi parametrium, tapi belum mencapai dinding pelvis atau 1/3 vagina
 Stage 3 : karsinoma sudah menyebar ke dinding pelvis atau melibatkan 1/3 bawah vagina, atau
menyebabkan hidronefrosis atau kerusakan ginjal
 3A : menyebar ke 1/3 bawah vagina, tapi belum mencapai dinding pelvis
 3B : menyebar ke dinding pelvis, hidronefrosis atau ginjal yg tdk berfungsi
 Stage 4 : tumor telah menyebar
 4A : menyebar sampai melibatkan mukosa kandung kemih dan rektum
 4B : menyebar ke organ yg jauh, misalnya limfonodi extrapelvis, ginjal, tulang, paru, hepar, dan otak
 Pencegahan
 Primer
 Menunda onset aktivitas seksual
 Penggunaan kontrasepsi barier
 Penggunaan vaksinasi HPV
 Sekunder  skrining pap smear

 Sumber: Dr. Dr. H. Imam Rasjidi, Sp.OG (K) Onk. Manual
Prakanker Serviks Ed.1. Sagung Seto

Endometriosis

 Adalah suatu keadaan di mana jaringan


endometrium yang masih berfungsi terdapat di
luar kavum uteri.
 Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar&
stroma,terdapat di miometrium di sebut
Adenomiosis dan bila di luar uterus di sebut
Endometriosis,,
Endometriosis
 Endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda&yang
umumnya infertil.
 Jaringan endometrium di temukan di luar kavum uteri&di
luar miometrium.
 Endometrium sering di temukan di
ovarium,peritonium&ligamentum sakrouterinum,kavum
douglasi,dinding blkg uterus,tuba fallopii,plika
vesikouterina,ligamentum rotondum&sigmoid,septum
rektovaginal,kanalis iunginalis,apendiks,umbilikus,serviks
uteri,vagina,kandungkencing,vulva,perineum,parut
laparatomi,kelenjar limfe,pleura&perikardium.
Histogenesis
 Teori Sampson > endometriosis terjadi karena darah haid
mengalir kembali(regurgitasi)melalui tuba ke dalam rongga
pelvis.dalam darah haid di dapati sel-sel endometrium yang
masih hidup ini implantasi di pelvis.
 Robert Meyer>endometriosis terjadi karena rangsangan pada
sel-sel epitel berasal dari selom dapat mempertahankan
hidupnya di daerah pelvis,rangsangan ini akn menyebabkan
metaplasi dari sel-sel epitel shg terbentuk jaringan
endometrium.
Patologi
 Gambaran mikroskopik dari endometrium sangat
variabel,lokasi yg sering terdapat pd kedua ovarium
tampak kista2 biru kecil sampai kista besar berisi darah
tua menyerupai coklat(endometrioma).
 Darah tua keluar sedikit2 krn luka pd dinding kista &dapat
menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dgn
uterus,sigmoid&dinding pelvis.
Gambaran klinik
Gejala” :
- Nyeri perut bawah yang progretif dekat paha dan
selama haid.
- Dismenorea
- Nyeri pada waktu haid
- Hypermenorea
- Infertilitas
DIAGNOSIS
Atas dasar anamnesis pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laparaskopi, biopsi . Pemeriksaan lab
tidak memberi tanda yang khas.Foto roentgen.

PENANGANAN
Endometriosis tdd: tx Hormonal, pembedahan, radiasi.
PENCEGAHAN
 Kehamilan adalah cara yang paling baik

TERAPI :
 Analgetika
 Hormonal, hormon-hormon streoid, estrogen, progesteron,
pemberian terus menerus setiap hari selama 6-9 bulan
minimal 1 tahun. Lanjutkan 2-3 tahun, dosis 30-50mg/ hari.
 Pembedahan dengan mengangkat sarang-sarang
endometriosis.
 Radiasi bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium. Tidak
dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap
pembedahan.
Kanker Endometrium

 Adalah jaringan endometrium yg tumbuh di luar rahim.


 Bukan penyakit akibat hubungan seksual.
 Umumnya terjadi pada wanita menopause.
 Etiologi: Darah menstruasi masuk kembali ke tuba fallopii dg
membawa jaringan dr lapisan dinding rahim  jaringan menetap
dan tumbuh di luar rahim. Atau jaringan endometrium terbawa
ke luar rahim melalui pembuluh darah/kelenjar getah bening.
 FR: Obesitas, riwayat menarche (wanita yg menarche sebelum
usia 12 tahun punya risiko lebih tinggi daripada wanita yang
menarche pada usia lebih dari 12 tahun), DM, hipertensi
menahun, pemakaian estrogen, dan faktor lingkungan.
Jenis-jenis:
Adenokarsinoma endometrium
 Klasifikasi FIGO- 1978:
Tingkat Kriteria
Tingkat klinik 0 Karsinoma In Situ, lesi para-neoplastik seperti hiperplasia endometrium yang
atipik.
Tingkat klinik I Proses masih terbatas pada korpus uterus.
Ia Sondase kavum uterus 8 cm atau kurang.
Ib Sondase kavum uterus >8 cm.
G-1 Diferensiasi sel-selnya baik.
G-2 Terdapat bagian-bagian yang padat (solid)
G-3 Sebagian sel-selnya padat (solid) atau seluruhnya tak berdiferensiasi.
Tingkat klinik II Proses sudah meluas hingga ke serviks.
Tingkat klinik III Proses sudah keluar dari uterus, tapi masih berada dalam panggul kecil.
Tingkat klinik IV Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah mencapai mukosa rektum,
atau kandung kemih.

 Klasifikasi UICC (Union Internationale Contra le Cancer):


UICC Kriteria FIGO
T-1 Karsinoma masih terbatas di korpus. I
T-2 Karsinoma telah meluas sampai di serviks, tapi belum sampai keluar uterus. II
T-3 Karsinoma telah keluar dari uterus, termasuk penyebarannya ke vagina, III
namun masih tetap berada dalam panggul kecil.
T-4 Karsinoma telah melibatkan mukosa rektum atau kandung kemih, dan atau IV
telah meluas sampai di luar panggul kecil.
 Penyebaran: biasanya lambat, kecuali pada G-3. Jika
diferensiasi sel tidak baik cenderung menyebar ke
permukaan kavum uterus dan endoserviks. Jika telah
sampai di endoserviks, penyebaran selanjutnya seperti
pada karsinoma serviks uterus.
 Gejala:
 Awal penyakit: pemeriksaan ginekologik tidak
menghasilkan apa-apa (penyakit biasanya tersembunyi
dan membahayakan).
 Pada wanita menopause keluar getah vagina
kemerahan.
 Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi.
 Membesarnya korpus uterus.

Anda mungkin juga menyukai