Angga Apriski
Aditya Saputra
MANUSIA dan AGAMA
MANUSIA AGAMA
mempunyai pengaruh besar dalam
pembinaan generasi yang akan
datang, tetap beriman kepada Allah
dan tetap berpegang pada nila-nilai
spiritual yang sesuai dengan agama
khususnya agama islam.
Manusia memiliki arti yang
berbeda-beda:
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang
tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa
yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan
lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Kerohanian = konsep jiwa yang bervariasi.
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama
memainkan peran utama dalam kehidupan
mereka. Sering dalam konteks ini, manusia
tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri
dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh
atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada
tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti
juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak
ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran
(meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki
pengaruh penting terhadap kesadaran).
Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun
ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh
sebagian orang dan ditolak oleh lainnya.
Manusia Menurut Agama
Islam
Firman Allah Q.S al-Insan : 2
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia daripada setitis air mani yang
bercampur yang Kami (hendak mengujinya
dengan perintah dan larangan), karena itu
Kami jadikan dia mendengar dan melihat "
Menurut Agama Islam
Manusia= Makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia di antara makhluk ciptaan-
Nya yang lain, yang dipercaya untuk
menjadi khalifah di muka bumi
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur
yaitu :
Jasmani
Ruh
Jiwa
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara
sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin dalam shalat saja.
Mencakup Aspek !!
kredial
ASPEK ritual
moral
sosiaL
Aspek kredial, yaitu ajaran tentang
doktrin-doktrin ketuhanan yang harus
diyakini.
Aspek ritual, yaitu tentang tata cara
berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk
menunjukkan kesetiaan dan penghambaan.
Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan
berperilaku dan bertindak yang benar dan
baik bagi individu dalam kehidupan.
Aspek sosial, yaitu ajaran tentang
aturan hidup bermasyarakat.
Syarat-Syarat Agama
1. Percaya dengan adanya Tuhan
2. Mempunyai kitab suci sebagai
pandangan hidup umat-umatnya
3. Mempunyai tempat suci
4. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai
panutan
5. Mempunyai hari raya keagamaan
Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri
dari beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap
benar tanpa ada keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut
umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara
manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal
atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran
agam.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk
pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-
penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Fungsi Agama
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan manusia.
Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
Pedoman perasaan keyakinan
Pedoman keberadaan
Pengungkapan estetika (keindahan)
Pedoman rekreasi dan hiburan
Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari
suatu agama.
Firman Allah swt Q.S Al-maidah:3
"… Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah kuridhai Islam itu jadi agama(din)
bagimu …" (QS 5:3)
Agama adalah sebuah realitas yang senantiasa
melingkupi manusia Persamaan istilah agama tidak
dapat dijadikan alasan untuk menyebutkan bahwa
semua agama adalah sama, karena adanya perbedaan
makna atas istilah agama tersebut, yang berbeda atas
sistem, ruang lingkupnya, dan klasifikasinya. Karena
agama merupakan kepentingan mutlak setiap orang
dan setiap orang terlibat dengan agama yang
dipeluknya
Dr. Franny Dahler mengajukan dua
bentuk definisi agama. Pertama definisi
umum yang berlaku bagi semua agama.
Kedua definisi khusus berlaku bagi
agama itu sendiri. Dalam islam agama
ada dua. Samawi dan bukan samawi.
Agama islam sebagai agama samawi
terakhir yang dipelihara Allah sepanjang
masa,definisi agama ditetapkan oleh
pengikutnya secara obyektif menurut
pandangan islam.
Unsur terpenting dari agama
umumnya ialah keyakinan tentang
adanya kenyataan lain dan kenyataan
sekarang ini,yang lebih agung, lebih
suci,tempat manusia tergantung dan
berhasrat untuk mendekatinya.
Definisi agama menurut islam yang ditetapkan
oleh para ahli:
1. Dr.A.Mukti Ali
Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuan Yang
Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada
utusan-NYA untuk kebahagiaan hidup manusia didunia
dan Akhirat.
2. Drs..idi Gazalba
Agama adalah kepercayaan kepada tuhan dan
hubungan manusia dengan yang kudus,dihayati
sebagai hakekat yang gaib,hubungan mana
menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus
dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
3. musthofa abdurrazik
Agama adalah peraturan yang bertautan dengan
keadaan yang suci.
4. Putusan majlis ulama persatuan islam
Agama adalah wahyu ilahi yang diturunkan dari Allah
kepada RasulNYA untuk disampaikan kepada manusia.
Toleransi Kehidupan
Beragama
Agama dan kehidupan beragama merupakan
unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan dan
system budaya umat manusia. Sejak awal
manusia berbudaya, agama dan kehidupan
beragama tersebut telah menggejala dalam
kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk
dari semua perilaku budayanya. Agama dan
perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang
dari adanya rasa ketergantungan manusia
Pengertian toleransi beragama
Toleransi mengandung arti membolehkan
terbentuknya sistem yang menjamin terjaminnya
pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas
yang terdapat pada masyarakat dengan
menghormati agama, moralitas dan lembaga-
lembaga mereka serta menghargai pendapat orang
lain serta perbedaan-perbedaan yang ada di
lingkungannya tanpa harus berselisih dengan
sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau
agama.
Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk
menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan
ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang
diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang
lain maupun dari keluarganya sekalipun.
Adapun kaitannya dengan agama, pengertian toleransi beragama adalah
toleransi yang mencakup masalah - masalah keyakinan pada diri manusia
yang berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-
Tuhanan yang diyakininya.
Toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama, yang didasarkan
kepada setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri
dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan system dan cara tersendiri
yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang
pemeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar
umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan,
melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam
pergaulan hidup antara orang yang seagama, dalam masalah-masalah
kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.
Sikap Toleransi Dalam Beragama
1. Memperkuat dasar-dasar toleransi antar umat beragama, dengan
pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk
hidup rukun dan bertoleransi dalam bingkai teologi dan implementasi
dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam
rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang
fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan
prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya
dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan dan tolernasi.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
Prinsip-prinsip Toleransi
Beragama
Dalam melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip
untuk mencapai kebahagiaan dan ketenteraman. Adapun prinsip tersebut adalah: