Anda di halaman 1dari 18

Hak Cipta, Paten & Merek

Adrianus Meliala
Dimensi Hukum vs. Dimensi Etik
Hak Cipta
• UU Hak Cipta no. 19 tahun 2002
• Pengertian: “hak eksklusif bagi pencipta
atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu …”
• Sebagai salah satu jenis hak kekayaan
intelektual, namun hak cipta bukan hak
monopoli melainkan hak untuk mencegah
orang lain yang ingin melakukannya
Hak eksklusif bagi kegiatan menerjemahkan,
mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor,
memamerkan, mempertunjukkan kepada publik,
menyiarakan, merekam, dan mengkomunikasikan
ciptaan kepada publik melalui sarana apapun

Perlindungan terhadap : buku, program


komputer, pamflet, perwajahan, ceramah,
kuliah, pidato, alat peraga pendidikan, lagu atau
musik, drama, drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan, pantomim, seni rupa, artistektur,
peta, seni batik demikian pula ciptaan hasil
pengalihwujudan
Hak Cipta: otomatis atau aktif?
• Pendaftaran ciptaan • Apabila didaftarkan
bukan suatu (aktif), surat
keharusan bagi pendaftaran ciptaan
pencipta atau dapat dijadikan alat
pemegang hak cipta. bukti awal di
• Timbulnya pengadilan apabila
perlindungan dimulai timbul sengketa di
sejak ciptaan itu ada kemudian hari
(otomatis) atau
terwujud dan bukan
karena pendaftaran
Dimensi Etik Hak Cipta
• Pemberian hak ekonomi bagi
pemegang hak cipta
• Penghargaan hak moral milik
pemegang hak cipta
Fair use /Fair dealing
• Pengecualian hak cipta ; memungkinkan
perbanyakan ciptaan tanpa dianggap
melanggar hak cipta
• Misal: pemakaian ciptaan dengan
mencantumkan sumber secara jelas dan
untuk kegiatan non-komersial;
penggunaan foto potret seseorang yang
selaras dengan kepentingan yang wajar
dari orang yang dipotret
Paten
UU no. 14 tahun 2001 (ps. 1 ay. 1) tentang
paten, yaitu “hak eksklusif dari negara
kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya
Invensi dan Inventor
• Invensi (temuan) • Inventor (penemu)
• Ide yang dituangkan • Seorang yang secara
dalam suatu kegiatan sendiri atau beberapa
pemecahan masalah orang secara
yang spesifik di bersama-sama
bidang teknologi melaksanakan ide
• Dapat berupa produk yang dituangkan
atau proses, atau dalam kegiatan yang
penyempurnaan dan menghasilkan invensi
pengembangan
produk atau proses
Sifat paten
• Pemberian hak eksklusif tidak dapat
dianggap hak monopoli
• Paten diikuti berbagai hak-hak yang
melekat pada paten itu
• Teritorial
• Terdapat pembagian kewenangan:
Pengadilan Umum mengurus
pelanggaran paten, Pengadilan Niaga
mengurus kesahihan sertifikat paten
Subyek yang dapat dipatenkan
• Proses
– Mencakup algoritma, metode bisnis,
perangkat lunak, teknik medis dll.
• Mesin
– Mencakup alat dan aparat
• Barang yang diproduksi & digunakan
– Mencakup perangkat mekanik, perangkat
elektronik, komposisi materi
Dimensi Etis Paten
• Mengenai subyek yang dapat dipatenkan
– Dapatkah zat alamiah, obat-obatan tradisional, teknik
penganan medis atau sekuens genetik, dipatenkan?
• Mengenai perlindungan terhadap pemegang
paten
– Sebagai pengakuan atas kerja keras dalam
menciptakan sebuah karya
• Mengenai kewajiban pembuktian bahwa suatu
produk tidak dihasilkan dengan menggunakan
proses yang dipatenkan,
– dibebankan kepada pihak yang diduga melakukan
pelanggaran
Merek
• UU no. 15 tahun 2001
• Adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf,
angka-angka, susunan atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang dan jasa
• Ekuitas merek: seperangkat aset dan liabilitas
yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan
simbolnya,yang menambah atau mengurangi
nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau
jasa bagi perusahaan ataupun pelanggan.
Perbedaan merek
 Merek dagang
 Merek jasa
 Merek kolektif, merek yang dipergunakan
pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama
untuk membedakan dengan barang/jasa
sejenis lainnya
Merek sebagai tanda pembeda
• Merek tidak boleh • Merek tidak boleh
memiliki persamaan memiliki persamaan
pada pada pokoknya
keseluruhannya – Apabila memiliki
– Apabila mempunyai persamaan pada
persamaan dalam hal beberapa ciri menonjol
asal, sifat, cara terkait bentuk, cara
pembuatan dan tujuan penempatan dan bunyi
pemakaiannya ucapan
“Siapa Cepat, Dia Dapat”
• Azas konstitutif di Indonesia, yaitu
pemegang Hak Merek adalah yang
mendaftarkan untuk pertamakalinya (first
to file) di Direktorat Jenderal HaKI. Ini
menggantikan azas first to use.
• Menciptakan fenomena ‘siapa cepat, dia
dapat’
Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan
gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa
hak menggunakan merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya dan pada
keseluruhannya untuk barang atau jasa yang
sejenis, yaitu :

a. Gugatan ganti rugi


b. Penghentian semua perbuatan yang
berkaitan dengan penggunaan merek
tersebut
c. Hukuman yang bisa bersifat alternatif
atau akumulatif
Pasal 90 UU Merek

Pelanggaran atas Hak Merek terdaftar


yang sama pada keseluruhannya
dipidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai