Anda di halaman 1dari 12

Teori Labeling

• Para penganut Teori Labeling memandang para kriminal


bukan sebagai orang yang bersifat jahat yang terlibat dalam
perbuatan-perbuatan yang bersifat salah, tetapi mereka
adalah individu-individu yang sebelumnya pernah berstatus
jahat sebagai pemberian sistem peradilan pidana maupun
masyarakat secara luas.

• Dipandang dari perspektif ini, perbuatan kriminal tidak


sendirinya signifikan, justru reaksi sosial atasnya lah yang
signifikan

copyrights eva a zulfa-2008 1


Schrag
asumsi dasar Teori Labeling sebagai berikut:
• Tidak ada satu perbuatan yang terjadi dengan
sendirinya bersifat kriminal;

• Rumusan atau batasan tentang kejahatan dan penjahat


dipaksakan sesuai dengan kepentingan mereka yang
memiliki kekuasaan;

• Seseorang menjadi penjahat bukan karena ia


melanggar undang-undang, melainkan karena ia
ditetapkan demikian oleh penguasa;

copyrights eva a zulfa-2008 2


Cont..
• Sehubungan dengan kenyataan bahwa setiap orang
dapat berbuat baik dan tidak baik, tidak berarti
bahwa mereka dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu kelompok kriminal dan kelompok non
kriminal;

• Tindakan penangkapan merupakan awal dari proses


labeling;

• Penangkapan dan pengambilan keputusan dalam


sistem peradilan pidana adalah fungsi dari
pelaku/penjahat sebagai lawan dari karakteristik
pelanggarannya;

copyrights eva a zulfa-2008 3


Cont…
• Usia, tingkatan sosial-ekonomi, dan ras merupakan
karakteristik umum pelaku kejahatan yang
menimbulkan perbedaan pengambilan keputusan
dalam sistem peradilan pidana;
• Sistem peradilan pidana dibentuk berdasarkan
perspektif kehendak bebas yang memperkenankan
penilaian dan penolakan terhadap mereka yang
dipandang sebagai penjahat;
• Labeling merupakan suatu proses yang akan
melahirkan identifikasi dengan citra sebagai deviant
dan subkultur serta menghasilkan rejection of the
rejector.

copyrights eva a zulfa-2008 4


Dua konsep penting
• Primary deviance ditujukan kepada perbuatan
penyimpangan tingkah laku awal

• Secondary deviance adalah berkaitan dengan reorganisasi


psikologis dari pengalaman seseorang sebagai akibat dari
penangkapan dan cap sebagai penjahat.

Sekali cap atau status ini dilekatkan pada seseorang, maka


sangat sulit orang yang bersangkutan untuk selanjutnya
melepaskan diri dari cap dimaksud dan kemudian akan
mengidentifikasikan dirinya dengan cap yang telah
diberikan masyarakat terhadap dirinya.

copyrights eva a zulfa-2008 5


Kritik
1. Teori ini terlalu bersifat deterministik dan menolak pertangggung
jawaban individual. Penjahat bukanlah robot yang pasif dari
reaksi masyarakat.
2. Masih ada penyimpangan tingkah laku lainnya yang sudah secara
intrinsik merupakan kejahatan, seperti memperkosa seorang
perempuan, membunuh dan lain-lain, sehingga teori ini tidak
berlaku bagi semua jenis kejahatan.
3. Jika penyimpangan tingkah laku hanya merupakan persoalan
reaksi masyarakat, maka bagaimana dengan bentuk
penyimpangan tingkah laku yang tidak tampak atau tidak
terungkap/tertangkap pelakunya.

copyrights eva a zulfa-2008 6


Cont…

» Teori ini mengabaikan faktor penyebab awal dari


munculnya penyimpangan tingkah laku.
» Teori ini selalu beranggapan bahwa setiap orang
melakukan kejahatan dan tampak bahwa
argumentasinya adalah, cap dilekatkan secara
random. Kenyataan bahwa hanya kejahatan yang
serius yang memperoleh reaksi masyarakat atau cap.

copyrights eva a zulfa-2008 7


Teori Kontrol Sosial
menyatakan bahwa institusi sistem sosial melatih dan menekan
orang-orang yang bersama mereka berhubungan dengan pola
kesesuaian.

• Sekolah melatih penyesuaian dalam masyarakat,


• rekan-rekan sebaya menekan etos sukses dan perilaku
konvensional, dan
• orang tua berjuang untuk menanamkan kebiasaan mematuhi
hukum pada diri anak-anak mereka yang masih muda.

copyrights eva a zulfa-2008 8


Reiss

Reiss mengajukan tesis bahwa untuk orang-


orang tertentu melemahnya personal dan
sosial kontrol secara relatif dapat
diperhitungkan sebagai penyebab terbesar
deliquens, namun demikian dalam banyak
kasus melemahnya personal dan sosial kontrol
secara relatif selayaknya diperhitungkan
sebagai penyebab deliquens.

copyrights eva a zulfa-2008 9


Travis Hirschi : social bonds theory
• Hirschi menegaskan bahwa tingkah laku
tersebut diakibatkan oleh tidak adanya
keterikatan atau kurangnya keterikatan
(moral) pelaku terhadap masyarakat.

copyrights eva a zulfa-2008 10


Hirschi kemudian menjelaskan bahwa social
bonds meliputi 4 (empat) unsur, yaitu:
• Attachment, yaitu keterikatan seseorang pada
orang lain (orang tua) atau lembaga (sekolah)
dapat mencegah atau menghambat yang
bersangkutan untuk melakukan kejahatan;
• Involvement, yaitu bahwa frekuensi kegiatan
seseorang akan memperkecil kecenderungan yang
bersangkutan untuk terlibat dalam kejahatan;

copyrights eva a zulfa-2008 11


Cont..
• Commitment, yaitu bahwa sebagai suatu investasi
seseorang dalam masyarakat, antara lain dalam bentuk
pendidikan, reputasi yang baik, kemajuan dalam bidang
wiraswasta;

• Belief, yaitu unsur yang mewujudkan pengakuan seseorang


akan norma-norma yang baik dan adil dalam masyarakat.
Unsur keempat ini menyebabkan seseorang menghargai
norma-norma dan aturan-aturan serta merasakan adanya
kewajiban moral untuk mentaatinya.

copyrights eva a zulfa-2008 12

Anda mungkin juga menyukai