Anda di halaman 1dari 13

ATI DEVARA (14315030) Membran

TAUFIK HENDAR (14315037)


TUJUAN & SASARAN
Tujuan :
Menentukan pengaruh kondisi operasi dan hidrofobisitas membran terhadap kinerja
membran distilasi dengan konfigurasi submerged direct contact membrane distillation.
Sasaran :
1. Menentukan hubungan antara fluks dan waktu operasi menggunakan air
demineralisasi
2. Menentukan hubungan antara fluks dan waktu operasi menggunakan larutan
garam
3. Mengukur konduktivitas umpan dan air sirkulasi setiap waktu tertentu
4. Menentukan hubungan konsentrasi larutan garam dengan fluks membran
1 MENENTUKAN HUBUNGAN FLUKS MEMBRAN DENGAN UMPAN AIR DEMINERALISASI

Tabel 3.1 Perbedaan temperatur fasa ruah


1
0.9
Waktu (menit) Selisih temperatur
Flux (L/m-square.jam)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4 0 20
0.3
0.2
30 15.1
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 45 9.7
Waktu (menit)

60 9.6

Gambar 3.1 Hubungan flux air demin terhadap waktu

1
2 HUBUNGAN ANTARA FLUKS TERHADAP WAKTU
OPERASI
Percobaan dilakukan dengan variasi konsentrasi 3%, 6%, 9%
dan 12%.
0.2 0.35

0 0.3
0 20 40 60 80 100
-0.2 0.25

0.2
-0.4

Fluks
Flux

0.15
-0.6
0.1
-0.8
0.05
-1
0
-1.2 0 10 20 30 40 50
Waktu
Waktu

Gambar 3.2 Hubungan Flux terhadap Waktu pada Gambar 3.3 Hubungan Flux terhadap Waktu pada
Konsentrasi garam 3% Konsentrasi garam 3 %

2
2. HUBUNGAN ANTARA FLUKS TERHADAP WAKTU OPERASI
0.6 1.2

Flux (L/m-square.jam)
1
Fluks (L/m-square.jam)

0.5

0.4 0.8
2 3
0.6
0.3
1 0.4
0.2
0.2
0.1
0
0 0 10 20 30 40 50 60 70 80
0 20 40 60 80 100 Waktu (menit)
Waktu (menit)

0.35
Gambar 3.7 Hubungan Flux terhadap
Gambar 3.5 Hubungan Flux terhadap
0.3 Waktu pada Konsentrasi garam 12 %
Waktu pada Konsentrasi Larutan Garam 9% 0.25
0.2
Flux

0.15
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu

Gambar 3.4 Hubungan Flux terhadap


Waktu pada Konsentrasi garam 6 % 3
2. HUBUNGAN ANTARA FLUKS TERHADAP WAKTU OPERASI
1.2

1
Profil hubungan flux terhadap waktu operasi
semua variasi konsentrasi tidak memiliki profil
0.8 flux yang relevan dengan teori, hal ini
Flux (L/m-square.jam)

disebabkan banyaknya kondisi yang harus


0.6
Konsentrasi 3% dijaga agar proses percobaan dapat berjalan
Konsentrasi 6%
dengan baik. Dari keempat variasi tersebut,
Konsentrasi 9%
dapat dilihat pada gambar bahwa konsentrasi
Konsentrasi 12%
0.4
larutan garam 9% memiliki profil yang terus
naik dan cukup mendekati teori dengan kondisi
0.2 operasi percobaan

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Gambar 3.8 Hubungan Flux terhadap Waktu Operasi

4
3. Hubungan fluks dengan volume permeat total

1.2
Jika dilihat secara keseluruhan pada Gambar 3.9,
1
volume permeat semakin bertambah seiring
Flux (L/m-square.jam)

0.8
Volume permeat 3%
bertambahnya flux permeat, ini berarti membran
0.6
Volume permeat 6% masih dalam kondisi baik dan belum mengalami
0.4 Volume permeat 9% fouling selama percobaan berlangsung. Hubungan
Volume permeat 12%
0.2 volume permeat pada konsentrasi 12% sangat
0 terlihat jelas bahwa semakin besar flux permeat,
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Volume permeat
volume permeatnya juga semakin bertambah.

Gambar 3.9 Profil volume permeat terhadap waktu

5
PROFIL PERBANDINGAN KONDUKTIVITAS UMPAN
DAN PERMEAT TERHADAP WAKTU
1 2 3
70 250
250
60

Konduktivitas (mS/cm)
200
50 200
Konduktivitas

Konduktivitas
40 150 150
Konduktivitas Umpan
30 Konduktivitas Konduktivitas Umpan
Umpan 100 100
Pada konsentrasi
20 Konduktivitas Air Konduktivitas air Garam 9 %
50 50
Sirkulasi sirkulasi Konduktivitas Air
10
0 Sirkulasi
0 0
0 20 40 60 80
0 20 40 60 0 50 100
Waktu
Waktu Waktu (menit)

4
250

200
Konduktivitas

150
Konduktivitas Umpan
100

50 Konduktivitas Air
Sirkulasi
0
0 20 40 60 80
Gambar 3.10 Profil konduktivitas umpan dan permeat terhadap waktu
Waktu
(1). 3 %; (2). 6%; (3). 9 %; (4) 12 %
6
250
250
200

Konduktivitas ( mS/cm)
200 Konduktivitas umpan pada
Konduktivitas (mS/cm)

konsentrasi garam 3 %
150
150 Konduktivitas umpan pada
konsentrasi garam 6 % Konduktivitas umpan pada
konsentrasi garam 6 %
100 Konduktivitas umpan pada 100
konsentrasi garam 9 % Konduktivitas pada
konsentrasi umpan 9 %
50 Konduktivitas umpan pada 50
konsentrasi garam 12 %

0 0
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100
Waktu ( menit ) Waktu ( menit)

Gambar 3.11 Perbandingan konduktivitas pada seluruh variasi konsentrasi umpan Gambar 3.12 Perbandingan Konduktivitas Umpan dengan Menggunakan Aqua dm
terkontaminasi

7
12
250

10
Konduktivitas (mS/cm)
200

Konduktivitas(mS/cm)
8
150 Konduktivitas umpan
pada konsentrasi
garam 3 % 6
100 Konduktivitas
Konduktivitas umpan sirkulasi 6%
4 Konduktivitas
pada konsentrasi
50 umpan 12 % sirkulasi 9%
2
0
0 20 40 60 80 0
Waktu ( menit ) 0 50 100
Waktu (menit)

Gambar 3.14 Perbandingan Konduktivitas Umpan Gambar 3.16 Konduktivitas air sirkulasi
dengan Menggunakan Aqua dm bersih
terhadap waktu
0.25

0.2

Konduktivitas (mS/cm)
0.15
Konduktivitas air
sirkulasi 3%
0.1
Konduktivitas air
sirkulasi 12%
0.05

0
0 20 40 60 80
Waktu

Gambar 3.15 Profil konduktivitas air


umpan terhadap waktu

8
KESIMPULAN
Kesimpulan :
1. Besar fluks membran bergantung pada beberapa faktor, diantaranya konsentrasi dan
perbedaan temperatur pada kedua fasa ruah sebagai driving force
2. Hubungan antara fluks air demineralisasi terhadap waktu tidak dapat ditentukan pada
percobaan ini
3. Hubungan antara fluks larutan garam terhadap waktu selama 90 menit percobaan fluks
terus mengalami kenaikan
4. Nilai konduktivitas umpan secara umum menurun seiring dengan waktu akibat semakin
pekatnya larutan umpan, nilai konduktifitas pada konsentrasi 3% adalah sekitar 50-70
mS/cm sedangkan untuk konsentrasi 12% adalah sekitar 226-230 mS/cm.
5. Semakin tinggi konsentrasi garam dalam larutan, fluks semakin turun.
SARAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang perlu
diperhatikan agar percobaan yang dilakukan selanjutnya dapat berjalan lebih baik:
1. Temperatur dijaga konstan agar besar driving force juga tetap
2. Pemasangan membran harus dipastikan masuk cukup dalam agar tidak terlepas saat
percobaan berlangsung
3. Lakukan cek aqua dm terlebih dahulu, karena kemungkinan terjadi kontaminasi dari
wadah
4. Pastikan konduktivitimeter sudah terbilas aqua dm setelah melakukan pengukuran pada
larutan garam
5. Pada saat penimbangan tangki air permeat, selang dimasukkan dengan kedalaman yang
sama setiap melakukan pengukuran
6. Termometer disimpan kembali setelah melakukan pengukuran, karena dapat mengurangi
sensitivitas alat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai