Anda di halaman 1dari 18

1.

Penciptaan Lingkungan Kondusif



• Penciptaan lingkungan yang kondusif dimaksudkan agar setiap stake
holder atau pemangku kepentingan yang terkait, baik ditingkat
Kabupaten, Kecamatan dan khususnya tingkat Desa memberikan
support yang optimal dalam kegiatan STBM di level masyarakat,
sehingga terwujud lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk
itu seorang Fasilitator harus secara pro-aktif melakukan koordinasi,
advokasi, sosialisasi baik kepada instansi pemerintah,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat dan swasta yang
ada di wilayah kerjanya
2. Mengutamakan Gerakan Masyarakat

• Gerakan masyarakat, kapanpun dan dimanapun dilakukan, akan menimbulkan
atau menciptakan suatu timbulan energy yang besarnya tak terhingga.
Untuk itu pemberdayaan untuk perubahan perilaku dan peningkatan layanan
akses sarana sanitasi/jamban gerakan masyarakat perlu di”ungkit”
dan dirangsang untuk timbul. Kegiatan seperti kerja bakti, gotong
royong dan saling membantu dalam pembuatan jamban keluarga misalnya
akan sangat effektif demi tercapainya ODF pada suatu komunitas. Gerakan
masyarakat pada hakekatnya adalah gerakan untuk “mau saling
memberi” dari setiap individu dalam masyarakat, entah itu dalam
bentuk materi atau tenaga, entah itu dari yang “besar kepada yang
kecil” atau bahkan sebaliknya.
3. Pemicuan Terfokus

• Pemicuan adalah suatu kegiatan sifatnya diharapkan akan menimbulkan effek
yang besar dan berakumulatif. Untuk itu pemicuan harus terfokus dan
didasari oleh sesuatu yang memang akan mampu untuk menjadi besar dan
meluas. Dengan demikian utamakan bahwa dalam pemicuan dipilih
daerah yang ada potensinya untuk berkembang, karena akhirnya
daerah tersebut akan dijadikan “acuan” bagi daerah lain untuk
mereplikasi.
4. Penguatan Kapasitas Fasilitator

Fasilitator merupakan ujung tombak dilapangan, yang
berhadapan langsung dengan masyarakat yang sangat variatif
tingkat sosialnya, dari yang tinggi sampai yang rendah
sekalipun. Disini seorang Fasilitator diharapkan sebagai
“change agent” dari yang tadinya hal-hal tidak mungkin
menjadi segalanya bisa mungkin.
5. Reward Sistem

Reward system adalah suatu bentuk
penghargaan kepada pihak lain, baik itu
dalam bentuk materi maupun non-materi, dan
hal ini sangat perlu diterapkan dalam proses
pemicuan STBM.
Aspek Sosial-budaya yang perlu
diidentifikasi misalnya:

 Tokoh masyarakat misal Uztad, Kyai, Guru Sekolah di desa, dll
 Tokoh pemuda, Tokoh Perempuan
 Organisasi PKK, Organisasi kemasyarakatan , Pramuka, Kelompok
pengajian
 Kejadian penyakit diare, kecacingan, dll
 Tidak ada proyek atau subsidi pemerintah di desa
 Ada solidaritas warga, misal gotong royong, kerja bakti Nilai sosial-
budaya, agama yang mendukung PHBS
 Dijumpai pengusaha di desa
 Saat-saat orang kesawah
 Kebiasaan orang berkumpul, bergosip ria
 Masyarakat yang homogen
Aspek Geofisik yang perlu
diidentifikasi, misalnya :

 Balong-balong, kolam ikan, adanya sungai, danau
 Air sungai kotor
 Kebon kosong yang luas
 Kotoran manusia dimana-mana
 Lahan untuk BAB terbatas, sempit
 Lingkungan kumuh, kotor dan bau menyengat
 Tanah yang subur, dijumpai kebun kopi, coklat, pisang, dll
 Tingkat air tanah tinggi (misal gali 1 meter sudah berair)
 Banyak dijumpai kakus/jamban di sepanjang sungai
1. Koordinasi dengan Puskemas dan
Tim Kecamatan lainnya
 Sebelum pelaksaan

pemicuan dilaksanakan, Fasilitator harus sudah
melakukan kontak
 dengan unit lain yang terkait, terutama PUSKESMAS setempat, agar unit
tersebut dapat berdampingan dengan Fasilitator dalam pelaksanaan pemicuan.
Untuk itu seorang Fasilitator harus sudah memberi informasi kepada Puskesmas
kapan dan dimana proses pemicuan akan dilakukan. Selain unsur dari Puskesmas,
unit lain yang seyogyanya ikut bergabung dalam proses pemicuan adalah unsur
Kecmatan (Camat), urusan PMD, PKK dan tokoh masyarakat setempat ( msl
tokoh agama, pemuda, dll)
2. Peran masyarakat sekolah

 Sekolah merupakan suatu “laboratorium” yang dapat dijadikan obyek vital
sekaligus subyek
 dalam penerapan STBM. Dalam lingkup sekolah, rantai pemicuan akan
berlangsung secara berjenjang dan berkesinambungan, yaitu dari guru ke
murid dan kemudian murid dapat berperan ganda dalam proses pemicuan
lanjutan, yaitu dari murid ke murid lainnya, dari murid ke orang tua dan dari
murid ke masyarakat sebagai suatu group presure. Effek pemicuanpun dapat
diharapkan lebih dahsyat, mengingat anak usia sekolah pada umumnya lebih
antusias dalam mengadopsi ide-ide baru.
DIAGRAM LANGKAH PEMICUAN – STBM

KONDISI GEOFISIK DESA


PENGENALAN Obyek
LINGKUNGAN DESA TOKOH FORMAL & INFORMAL

KEBIASAAN/PRILAKU

PEMBUATAN RENCANA
KERJA FASILITATOR
KESEHATAN

MENGKOMUNIKASIKAN RENCANA KERJA


KEPADA :
• DINKESKAB/PIU PAMSIMAS
• KEPALA PUSKESMAS & SANITARIAN
• TIM TKT KECAMATAN LAIN(CAMAT,
PMD, PKK)

REVISI RENCANA
KERJA
BILA DIPERLUKAN
•FASILITATOR
KESEHATAN
•SANITARIAN
MENGKOMUNIKASIKAN •TIM
RENCANA KERJA KEPADA KECAMATAN
(Camat, Ka.
KEPALA DESA SETEMPAT PUSKESMAS,
PMD, PKK)

•FASILITATOR
UPAYAKAN KESEHATAN
MINIMAL 2 PEMICUAN CLTS SASARAN : •SANITARIAN
DUSUN/RW DIPICU •NATURAL
DUSUN/RW
SUPAYA ADA LEADER
“KOMPETiSI” •KADER
KESEHATAN

PENDAMPINGAN DAN
MONITORING BERKELANJUTAN

REPLIKASI LINTAS DUSUN (Setelah


DUSUN ODF)
SEBELUM PEMICUAN

 JALIN KOMUNIKASI DENGAN KEPALA DESA/KEPALA DUSUN DAN
TOKOH MASYARAKAT

 KUNJUNGI DESA LAKUKAN OBSERVASI DAN ORIENTASI SITUASI


(SOSIO- GEOFISIK DESA DAN POLA PERILAKU)

 PILIH LOKASI YANG RELATIF MUDAH


SAAT PEMICUAN

 PEMICUAN DILAKUKAN TERHADAP KELOMPOK LAKI DAN
PEREMPUAN SERTA ANAK-ANAK

 KNJUNGI SEKOLAH, LIBATKAN GURU DAN MURID (UNTUK BUAT


SLOGAN, NYANYIAN, YEL-YEL, DLL)

 BUAT PETA PERILAKU (OLEH MASYARAKAT) SENDIRI, INGATKAN


PETA SENANTIASA AKAN BERUBAH SETIAP SAAT SESUAI
PERKEMBANGAN HASIL PEMBANGUNAN JAMBAN DAN PERUBAHAN
PERILAKU.
PASCA PEMICUAN

 ATUR WAKTU UNTUK KEGIATAN TINDAK LANJUT. PENDAMPINGAN DAN MONITORING

 UNDANG NATURAL LEADER UNTUK MENYASJIKAN RENCANA KERJA ODF UNDANG WARGA/MASYARAKAT
KE LOKASI JAMBAN PERTAMA DIBANGUN, DAN SETERUSNYA

 LAKUKAN KUNJUNGAN RUTIN

 BERIKAN PENGAHRGAAN KEPADA KELUARGA YANG TELAH BERHENTI BAB SEMBARANGAN

 KENALI DAN BERI PENGHARGAAN KEPADA HASIL KERJA NATURAN LEADERS

 DORONG KEBIASAAN UNTUK KERJA GOTONG ROYONG

 AJAK DAN DORONG KEPALA DESA MEMBERIKAN REWARD BAGI DUSUN YANG PERTAMA ODF

 TERUS DAN INGATKAN JANJI WAKTU DEKLARASI ODF


PASCA PEMICUAN

 LAKUKAN EVALUASI KERJA, LIBATKAN PIHAK LUAR
 BILA SATU DESA ODF, UMUMKAN, RAYAKAN DAN UNDANG MASYARAKAT
DESA
BERDEKATAN UNTUK SALING BELAJAR

 BUAT PAPAN PENGUMUMAN DI JALAN MASUK DUSUN ATAU DESA ODF HARGAI SEMUA
NATURAL LEADER DAN
MANFAATKAN MEREKA SEBAGAI NARA SUMBER UNTUK MEMICU LOKASI DESA LAIN

 TINGKATKAN DARI STATUS ODF KE KEGIATAN STBM LAIN SEPERTI


PENGELOLAAN SAMPAH,
AIR LIMBAH, CTPS
 MULAI KERJA UNTUK MENGKAITKAN DG KEGIATAN PEMASARAN SANITASI.
Untuk Dihayati

Apa yang dikatakan belum tentu didengar

Apa yang didengar belum tentu dimengerti

Apa yang dimengerti belum tentu disetujui

Apa yang disetujui belum tentu dilakukan

Apa yang dilakukan belum tentu menjadi kebiasaan

18

Anda mungkin juga menyukai