Anda di halaman 1dari 20

OBAT ANTIHIPERTENSI

HIPERTENSI

 Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah


sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan
tekanan diastolik >90 mmHg .
Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18
tahun ke atas atau lebih berdasarkan JNC VII,
2003 :

 Klasifikasi Sistol Diastol


 Normal <120 <80
 Prehipertensi 120-139 80-90
 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100
 Hipertensi tingkat 2 >160 >100
OBAT ANTIHIPERTENSI

 Obat anti hipertensi adalah obat yang


digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat anti hipertensi bekerja pada satu
atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek
tersebut terjadi dengan mempengaruhi
mekanisme normal regulasi tekanan darah.
KLASIFIKASI OBAT ANTIHIPERTENSI
1. DIURERTIK
 Bekerja melalui berbagai mekanisme
untuk mengurangi curah jantung dan
menyebabkan ginjal meningkatkan
ekskresi garam dan air.
a. Diuretik tiazid
◦ Menghambat reabsorpsi natrium dan
klorida pada pars ascendens ansa henle
tebal, yang menyebabkan diuresis ringan.
• Tablet hydroclorothiazide (HTC)
 Golongan obat antihipertensi ini merupakan
obat yang proses pengeluarannya melalui
cairan tubuh (urin).
 Golongan antihipertensi ini cukup cepat
menurunkan tekanan darah namun dengan
prosesnya yang melalui pengeluaran cairan, ada
kemungkinan besar potassium (kalium)
terbuang.
Mekanisme kerja :
 Mendeplesi (mengosongkan) simpanan
natrium sehingga volume darah, curah jantung
dan tahanan vaskuler perifer menurun.
Menghambat reabsorbsi natrium dan klorida
dalam pars ascendens ansa henle tebal dan
awal tubulus distal.
 Indikasi : Digunakan untuk mengurangi edema
akibat gagal jantung, sirosis hati, gagal ginjal
kronis,hipertensi.
 Kontraindikasi : Hypokalemia,
hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi
pada kehamilan,
hiperurisemia,hiperkalsemia,oliguria,anuria.
B. LOOP DIURETIC

 Lebih potensial dibandingkan tiazid dan harus


digunakan dengan hati-hati untuk menghindari
dehidrasi, obat ini mengakibatkan hipokalemia
sehingga kadar kalium harus dipantau ketat
Furosemid
 Mekanisme kerja : Mengurangi reabsorbsi aktif
NaCl dalam lumen tubuli ke dalam interstitium
pada ascending limb of henle dan menghambat
reabsorbsi klorida dalam pars ascendens ansa
henle tebal.
 Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien
dengan GFR rendah dan kedaruratan
hipertensi. Juga edema yang disebabkan
penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis,
nefrotik sindrom, hipertensi.
 Kontraindikasi : Wanita hamil dan menyusui
C. OBAT-OBAT PENYEKAT B-
ADRENOSEPTOR

 Penyekat-B atau diuretika biasa diberikan


sebagai obat garis pertama hipertensi. Obat ini
efektif tetapi juga mempunyai beberapa
kontraindikasi.
 Mekanisme kerja : Menurunkan tekanan darah
terutama mengurangi isi sekuncup jantung.
 Obat ini juga menurunkan aliran simpatik dari
SSP dan menghambat pelepasan renin dari
ginjan, karena itu mengurangi pembentukan
angiotensin II dan sekresi aldosterone.
Indikasi :
 untuk penderita hipertensi, pasien hipertensi
dengan penyakit tambahan (takiaritmia
supraventricular, infark miokard sebelumnya ,
angina pectoris).
Farmakokinetik :
 Propanolol menjalani metabolisme fase
pertama yang luas. Efek nya baru terlihat
beberapa minggu sampai tercapai efek penuh.
D. ACE INHIBITOR
 Inhibitor enzim pengkonversi angiotensin
(ACE) dianjurkan jika obat-obat garis pertama
yang disukai (diuretika atau penyekat-B)
merupakan kontraindikasi atau tidak efektif.
 Obat ini menghambat enzim engkonversi
angiotensin yang mengubah angiotensin I
membentuk vasokontriksi potensi angiotensin
II.
E. ANTAGONIS ANGIOTENSIN II

 Nanoepetida losartan (LOW sar tan),


penyekat reseptor angiotensin II yang sangat
sensitive baru-baru ini disetujui sebagai
antihipertensi. Efek farmakokinetiknya sama
dengan ACE yaitu menimbulkan vasodilatasi
dan menyekat sekresi aldosterone.
F. ANTAGONIS KALSIUM
 Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan
atau arteri dengan mengintervensi influx kalsium
yang dibtutuhkan untuk kontraksi.

 DILTIAZEM
 Mekanisme kerja : Menghambat asupan, pelepasn
atau kerja kalsium melalui slow canel calcium
 Indikasi : Hipertensi, angina pectoris, MCI,
penyakit vaskuler perifer
 Kontraindikasi : Wanita menyusui, gagal jantung .
 NIFEDIPIN

 Sediaan : Tablet
 Mekanisme kerja : Menurunkan resistensi
vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
coroner .
 Indikasi : Hipertensi, angina karena vasospasme
coroner, gagal jantung refrakter
 Kontraindikasi : Gagal jantung berat, stenosis
berat, wanita hamil dan menyusui
 VERAPAMIL
 Sediaan : Tablet , injeksi
 Mekanisme kerja : menghambat masuknya oin
ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler
sistemik sehingga meyebabkan relaksasi otot
arteri coroner.
 Indikasi : Hipertensi, angina pectoris, aritmia,
jantung, migren
 Kontraindikasi : Gangguan ventrikel berat ,
syok kardiogenik .
G. VASODILATOR

Relaksasi otot polos yang langsung seperti


Hidralazin dan Minoksidil secara tradisional telah
digunakan sebagai obat utama pengobatan
hipertensi.
Vasodilatasi bekerja dengan cara merelaksasi
otot polos vascular, yang menurunkan resistensi
dan karena itu mengurangi tekanan darah
• Hidralazin
 Obat ini menyebabkan vasodiatasi langsung
yang bekerja lama pada arteri dan arteriol.
Digunakan untuk hipertensi sedang sampai
berat

• Minoksidil
 Obat ini menyebabkan dilatasi pembuluh yang
resisten, diberikan peroral untuk pengobatan
hipertensi hebat sampai maligna yang refrakter
terhadap obat-obat lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai