Mutimmul Ifadah
2013730073
KEPANITERAAN KLINIK
STASE ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD SEKARWANGI- FK UMJ
LATAR BELAKANG
• Gagal jantung kongestif adalah keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi
dan mekanisme kompensatoriknya
• Komplikasi tersering dari segala jenis penyakit jantung kongenital maupun
didapat
• Dapat berupa gangguan fungsi diastolik/sistolik, aritmia, atau
ketidaksesuaian preload dan afterload
• Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung
secara dini serta memperbaiki kualitas hidup, penurunan angka perawatan,
memperlambat progresivitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan
hidup.
DEFINISI
• Gagal Jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala)
yang ditandai oleh kelelahan dan sesak napas yang terjadi baik pada
saat beraktivitas maupun saat beristirahat yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung (Marulan M Panggabean, 2014)
DEFINISI
• American Heart Association (AHA) mendefinisikan Gagal Jantung
sebagai sindrom klinis kompleks yang dihasilkan dari gangguan
structural atau fungsional dari pengisian ventrikel atau pengeluaran
darah yang kemudian memunculkan tanda dan gejala seperti sesak
napas dan kelelahan dan tanda-tanda gagal jantung lainnya seperti
edema dan ronkhi. Karena banyak pasien yang datang tanpa tanda
dan gejala volume overload, istilah “Gagal Jantung” lebih sering
digunakan daripada istilah “Gagal Jantung Kongestif” (Harrison's
Principles of Internal Medicine, 19th Ed, 2015)
DEFINISI
• Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari fungsi
struktural jantung atau sebagai kegagalan jantung dalam
mendistribusikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan pada
metabolisme jaringan, meskipun tekanan pengisian normal atau
adanya peningkatan tekanan pengisian (Mc Murray et al., 2012).
EPIDEMIOLOGI
• Angka kejadian gagal jantung di Amerika Serikat selama beberapa
dekade terakhir yaitu >650.000 pada kasus baru setiap tahunnya,
sekitar 50% di antaranya dalam waktu 5 tahun memiliki angka
kematian yang mutlak
• Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0.4 – 2% dan meningkat
pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun, ½ di
antaranya akan meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan
makin meningkat, ½ di antaranya masih punya harapan hidup hingga
5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun
sebesar 62% pada pria dan 42% wanita.
FAKTOR RISIKO
MAYOR MINOR
• Usia • Merokok
• Jenis kelamin • Dislipidemia
• Hipertensi • CKD
• Hipertrofi pada LV • Albuminuria
• Infark miokard • Anemia
• Obesitas • Stress
• Diabetes • Lifestyle yang buruk
FAKTOR RISIKO
LAINNYA
• Sistem imun
• Infeksi
• Toksik yang disebabkan karena pemberian agen kemoterapi, terapi
target kanker, NSAID, kokain, alkohol
• Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
• Kriteria mayor dan minor : Penurunan berat badan ≥ 4,5 kg dalam 5 hari
pengobatan
• Diagnosis gagal jantung ditegakkan dengan dua kriteria mayor atau 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor.
Anamnesis
• Ortopneu
• PND
• Cheyne stokes
• Gejala GIT : Anorexia, mual, kembung, nyeri KKA
• Gejala Serebral : kebingungan, disorientasi,
gangguan tidur dan emosi
• Edema
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum dan • Pemeriksaan JVP dan
tanda vital : Leher :
1. Tekanan darah sistolik bisa Pada tahap awal gagal
normal atau tinggi, jantung, tekanan vena
2. Tekanan nadi bisa jugularis bisa normal saat
berkurang, dikarenakan istirahat, tapi dapat secara
berkurangnya stroke abnormal meningkat saat
volume diberikan tekanan yang
cukup lama pada abdomen
(refluk hepatojugular positif
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan paru • Pemeriksaan Abdomen
1. Ronkhi 1. Hepatomegali
2. Vocal fremitus melemah 2. Ascites
• Pemeriksaan Jantung 3. Jaundice
1. Murmur (+) • Pemeriksaan Ekstremitas
2. Gallop (+) 1. Edema perifer (tungkai,
genital)
2. Bersifat simetris
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
1.darah rutin,
2.urine rutin,
3. elektrolit (Na & K),
4. ureum & kreatinine,
5. SGOT/PT,
6. BNP
• Foto Thorax • Echocardiogram
1. Kardiomegali (CTR >50%) 1. Q patologis,
2. Edema paru 2. hipertrofi ventrikel kiri dengan
3. Efusi pleura strain,
3. right bundle branch block (RBBB),
4. left bundle branch block (LBBB),
5. AV blok,
6. perubahan pada gelombang T
7. Gangguan irama jantung seperti
takiaritmia supraventrikuler (SVT)
dan fibrilasi atrial (AF)
Echocardiography
• Ukuran dan bentuk ventrikel
• Ejeksi fraksi ventikel kiri (LVEF)
• Gerakan regional dinding jantung, synchronisitas kontraksi
ventrikular
• Remodelling LV (konsentrik vs eksentrik)
• Hipertrofi ventrikel kiri atau kanan (Disfunfsi Diastolik :
hipertensi, COPD, kelainan katup)
• Morfolofi dan beratnya kelainan katup
• Mitral inflow dan aortic outflow; gradien tekanan ventrikel
kanan
• Disfungsi Sistolik • Disfungsi Diastolik
1. Ejeksi fraksi ventrikel kiri 1. Ejeksi fraksi ventrikel kiri
berkurang <45% normal > 45-50%
2. Ventrikel kiri membesar 2. Ukuran ventrikel kiri
3. Dinding ventrikel kiri tipis normal
4. Remodelling eksentrik 3. Dinding ventrikel kiri tebal,
ventrikel kiri atrium kiri berdilatasi
5. Regurgitasi ringan-sedang 4. Remodelling eksentrik
katup mitral* ventrikel kiri.
6. Hipertensi pulmonal* 5.Tidak ada mitral regurgitasi,
7. Pengisian mitral jika ada minimal.
berkurang* 6.Hipertensi pulmonal*
8. Tanda-tanda meningkatnya 7. Pola pengisian mitral
tekanan pengisian ventrikel abnormal.*
8.Terdapat tanda-tanda
tekanan pengisian meningkat.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Tujuan terapi pada pasien gagal jantung kongestif (CHF) berdasarkan American Heart
Association (Yancy et al., 2013) antara lain sebagai berikut :
• Mencegah terjadinya CHF pada orang yang telah mempunyai faktor resiko.
• Deteksi dini asimptomatik disfungsi LV.
• Meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup.
• Progresifitas penyakit berjalan dengan lambat.
TATALAKSANA
Bagan tempat aksi
obat-obat CHF
TATALAKSANA
Terapi Non Farmakologi
Menurut National Heart Foundation of Australia (NHFA) 2011, terapi non-farmakologi
gagal jantung sebagai berikut :
a. Aktivitas Fisik
b. Nutrisi
c. Aktivitas Seksual
d. Asupan Cairan
e. Pengurangan Berat Badan
FARMAKOLOGIS
• bertujuan mengatasi permaslahan preload,
dengan menurunkan preload, meningkatkan
kontraktilitas juga menurunkan afterload.
Pemilihan terapi farmakologis ini tergantung
pada penyebabnya
Macam Obat
1. ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME INHIBITORS(ACEI)
2. ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER(ARB)
3. β-bloker / PENGHAMBAT SEKAT-β
4. DIURETIK
5. ANTAGONIS ALDOSTERON
6.HYDRALIZIN & ISOSORBIDE DINITRAT
7. GLIKOSIDA JANTUNG (DIGOXIN)
8. ANTIKOAGULAN (ANTAGONIS VIT-K)
1. ACE Inhibitor
Pasien yang harus Kontraindikasi yang patut
mendapatkan ACEI : diingat antara lain :
• LVEF < 40%, walaupun tidak • Riwayat adanya
ada gejala. angioedema
• Pasien gagal jantung disertai • Stenosis bilateral arteri
dengan regurgitasi renalis
• Konsentrasi serum kalsium
> 5.0 mmol/L
• Serum kreatinin > 220
mmol/L (>2.5 mg/dl)
• Stenosis aorta berat
2. ANGIOTENSIN RECEPTOR
BLOCKER(ARB)
Memulai pemberian ARB:
Pasien yang harus mendapatkan • Periksa fungsi ginjal dan
ARB : elektrolit serum
• Left ventrikular ejection • Pertimbangkan meningkatkan
fraction (LVEF)< 40% dosis setelah 24 jam.
• Sebagai pilihan lain pada • Jangan meningkatkan dosis jika
pasien dengan gejala ringan terjadi perburukan fungsi ginjal
sampai berat (kelas fungsional atau hiperkalemia
II-IV NYHA) yang tidak toleran
terhadap ACEI.
• Pasien dengan gejala menetap
(kelas fungsionaal II-IV NYHA)
walaupun sudah mendapatkan
pengobatan dengan ACEI dan
bete bloker.
3 β-bloker / PENGHAMBAT SEKAT-β