Anda di halaman 1dari 14

Nursing care with tubing

By:
PERAN PERAWAT PADA PASIEN TERPASANG
TINDAKAN INVASIF

SUATU TINDAKAN MEMASUKKAN ALAT KESEHATAN


KEDALAM TUBUH PASIEN, SEHINGGA
MEMUNGKINKAN MIKROORGANISME IKUT SERTA
MASUK KEDALAM TUBUH DAN
MENYEBAR KE JARINGAN
SUATU TINDAKAN YANG DAPAT/MEMUNGKINKAN
MASUKNYA MIKROORGANISME
KEDALAM TUBUH DAN MENYEBARKANNYA KE
JARINGAN, ANTARA LAIN DENGAN MEMBUAT
TUSUKAN, ATAU INCISI PADA KULIT ATAU
MEMASUKKAN /INSERSI INSTRUMENT (BENDA
ASING) KEDALAM TUBUH.
(NURSES' DICTIONARY, BILLIERE'S , 1990)
PERAWATAN INFUS
 1) Memastikan tidak ada kesalahan maupun
kontaminasi cairan infus maupun kemasannya.
 2) Memastikan cairan infus diberikan secara
benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian
dan waktu pemberian).
 3) Memeriksa dan memelihara jalur intravena
tetap paten.
 4) Mengobservasi tempat penusukan (insersi) dan
melaporkan abnormalitas.
 5) Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan
instruksi.
 6) Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap
perubahan.
MACAM TINDAKAN INFUS
 Kateter vena perifer
 Biasanya dipasang di vena lengan atau tangan. Banyak digunakan dalam jangka pendek atau jarang
menimbulkan infeksi pembuluh darah. Sedapat mungkin tidak dipasang di vena kaki karena lebih
beresiko untuk terjadinya phlebitis.
 · Kateter arteri perifer
 Penggunaan jangka pendek, dipakai untuk memantau status hemodinamik dan menentukan tingkat gas
darah pasien. Resiko infeksi pada pembuluh darah setingkat dengan vena sentral.
 · Kateter midline
 Kateter perifer (umuran 7,6-20,3 atau 3-8 inci) dipasang di fossa antekubiti (lengan bawah) ke vena
basilica proksimal atau vena sefalika, tetapi tidak sampai ke vena sentral. Phlebitis an infeksi yang
mungkin timbul lebih rendah daripada dengan keteter vena sentral.
 · Non- tunneled central venous pressure (CVP)
 Paling banyak dipakai kateter vena sentral, diperkirakan merupakan penyebab 90 % infeksi yang
berhubungan dengan pembuluh, dipadasang di vena jugularis.
 · Kateter arteri pulmoner
 Pemasangan dilakukan dengan panduan Teflon dan umunya pemasangan hanya dapat dipertahankan
selama tiga hari. Umumnya disertai dengan pemberian heparin untuk mengurangi trombolis dan
perlengketan mikroba pada kateter.
 · Alat pemantauan sistem tekanan
 Dapat dipakai bersamaan denga kateter arteri. Kedua-duanya dihubungkan dengan infeksi aliran
darah nosokomial, yang bersumber dari cairan pada sambungan antara kateter intavena dan alat
pemantauan, pemasangan infuse yang tercemar, atau pencemaran dari tranduser yang bukan sekali
pakai.
 · Kateter sentral yang dipasang perifer
 Merupakan alternative pemasangan kateter subclavia atau vena jugularis, dipasang melalui vena
perifer ke dalam vena cava superior. Biasanya melalui vena sefalika dan vena basilica di lengan.
KOMPLIKASI PEMASANGAN INFUS
TINDAKAN UNTUK MENGURANGI RESIKO INFEKSI
 1. Cuci tangan sebelum tindakan
 2. Pakai sarung tangan bersih untuk pemasangan kateter vena perifer, dan untuk tindakan pemasangan kateter jenis
lainnya harus menggunakan sarung tangan steril.
 3. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.
 4. Seleksi tempat penusukan (insersi) dan dipindah-pindah (rotasi).
 · Untuk orang dewasa dianjurkan:
 - vena tangan daripada lengan karena bila terjadi masalah dapat dipindah ke lengan dan
 - vena lengan lebih baik daripada vena kaki dan paha karena pemasangan di vena kaki dan paha beresiko terjadinya
inflamasi / phlebitis.
 · Hindari daerah sendi, vena keras, vena kaki, dan vena yang disekitarnya terdapat kelainan kulit seperti pembekakan
, demam dan infeksi.
 · Untuk menghindari trauma, pilih vena yang besar dan lurus sesuai dengan ukuran jarum yang digunakan. Ukuran
yang lazim dipakai adalah ukuran 14-24 Gauge, semakin besar nomor Gauge, semakin kecil jarum.
 · Fiksasi jarum yang baik akan mencegah jarum bergerak dan melukai dinding vena.
 · Lakukan pemindahan tempat penusukan setiap 72 jam.
 · Pemasangan kateter vena sentral harus harus dilakukan dengan menggunakan APD (sarung tangan, baju tindakan ,
masker, dan duk steril), dan disinfeksi tingkat tinggi yang dilakukan di ruang tindakan, bukan di ruang perawatan.
 5. Perawatan tempat pemasangan dan penggatina balutan .
 · Jika tempat pemasangan kotor, cuci tangan dengan sabun dan air lalu keringkan
 · Gunakan antiseptic alcohol 70%, biarkan kering sendiri, jangan dilap atau di kipas-kipas, diameter 8 cm dengan arah
dari dalam ke luar.
 · Pemberian salep antimikroba disekitar insersi tidak dianjurkan karena tidak mengurangi resiko infeksi.
 · Penutup luka tembus pandang (transparan) memudahkan petugas melihat tempat kateter intravena, lebih mahal,
tetapi belum ada bukti klinis mengurangi resiko infeksi nosokomial.
 · Penutup luka dapat dipertahankan 72 jam dengan syarat tetap kering. Jika basah, lembap, kotor, dan lepas, harus
segera ganti.
 · Daerah tempat tertanamnya kateter atau jarum harus diperiksa setiap hari apakah ada rasa nyeri atau demam tanpa
diketahui penyebabnya.
 6. Penggatian cairan dan set infuse.
 · Ganti botol cairan infuse atau kantong plastic setiap 24 jam.
PERAWATAN NGT
 a. Nilai kembali pempatan selang sebelum
memberikan bolus makanan, cairan, atau obat-
obatan dan pada setiap pergantian untuk
pemberian makanan secara kontinu.
 b. Bilas selang dengan 30 mL air setelah setiap
makan dan setelah setiap pemberian obat-obatan
 c. Nilai adanya iritasi atau pecahnya kulit.
Rekatkan ulang setiap hari dan pada lokasi yang
berlainan untuk menghindari penekanan konstan
pada satu area hidung. Cuci dengan lembut area
sekitar hidung dengan sabun dan air. Berikan
perawatan kebersihan nasal setiap hari dan jika
diperlukan.
 d. Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika
dibutuhkan (cuci mulut, air, sikat gigi, bersihkan
PERAWATAN KATETER
 suatu tindakan keperawatan dalam memelihara
kateter dengan antiseptik untuk membersihkan
ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta
mempertahankan kepatenan posisi kateter

 Tujuan
1)Menjaga kebersihan saluran kencing
2)Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
3)Mencegah terjadinya infeksi
4)Mengendalikan infeksi
 Catatan:Kateter merupakan benda asing pada uretra dan buli-buli, bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
komplikasi serius. Hal hal yang perlu diperhatikan untuk merawat kateter menetap :
 1.Banyak minum, urin cukup sehingga tidak terjadi kotoran yang bisa mengendap
 dalam kateter
 2.Mengosongkan urine bag secara teratur
 3.Tidak mengangkat urine bag lebih tinggi dari tubuh penderita agar urin tidak
 mengalir kembali ke bulibuli
 4.Membersihkan darah, nanah, sekret periuretra dan mengolesi kateter dengan
 antiseptik secara berkala
 5.Ganti kateter paling tidak 2 minggu sekali
PERAWATAN ETT
 perawatan rutin yang membutuhkan perawatan
posisi dari selang yang benar dan memelihara
hygiene dengan baik pada pasien yang terpasang
endotracheal tube.
 Organ-organ yang terlibat dalam tindakan
perawatan pasien tersebut antara lain mulut,
orofaring dan trachea.
PERAWATAN ETT YAITU:
1) Fiksasi harus baik, plester jangan terlalu tegang.
2) Pipa ET sebaiknya ditandai pada ujung mulut
tercabut.
3) Pantau tekanan balon, jangan lebih dari 30 cm
H2O.
4) Jaga patensi jalan napas dengan humidifikasi
yang atau hidung sehingga bisa untuk
mengetahui secara dini pipa kedalaman atau baik
dan adekuat udara inspirasi.
5) Lakukan penghisapan lendir jika berlebih dan
jika diperlukan lakukan bronchiale toilet untuk
mencegah penumpukan slym.
6) Reposisi atau pindah-pindahkan penempatan
pipa ET dari satu sisi mulut pasien ke sisi lainnya
sesuai kebutuhan.
PRINSIP / HAL LAIN UNTUK TINDAKAN
TERSEBUT
Perawatan intubasi
1) Fiksasi harus baik
2) Gunakan oropharing air way (guedel) pada pasien yang tidak
kooperatif
3) Hati-hati pada waktu mengganti posisi pasien.
4) Jaga kebersihan mulut dan hidung
5) Jaga patensi jalan napas
6) Humidifikasi yang adekuat
7) Pantau tekanan balon
8) Observasi tanda-tanda vital dan suara paru-paru
9) Lakukan fisioterapi napas tiap 4 jam
10) Lakukan suction setiap fisioterapi napas dan sewaktu-waktu bila
ada suara lender
11) Yakinkan bahwa posisi konektor dalam kondisi baik
12) Cek blood gas untuk mengetahui perkembangan.
13) Lakukan foto thorax segera setelah intubasi dan dalam waktu-
waktu tertentu.
14) Observasi terjadinya empisema kutis
15) Air dalam water trap harus sering terbuang
16) Pipa endotracheal tube ditandai diujung mulut / hidung.
PERAWATAN OPA/GUEDEL
1) Cuci tangan , gunakan sarung tangan, lakuka
perawatan oral pada sisi rongga mulut yang tidak
terhalang oleh pipa
2) Perhatikan tanda panjang pipa dalam sentimeter
dengan acuan bibir pasien
3) Pegang pipa dalam tanda tersebut dan dengan
hati-hati dan cermat gerakkan pipa kesisi lain dari
mulut pasien.
4) Pastikan bahwa tanda acuan tetap sama.
5) Gunakan penghisap oral sesuai kebutuhan
6) Atur kembali posisi klien
7) Rapikan semua peralatan, lepaskan sarung tangan
dan buang di tempat yang disediakan.
8) Evaluasi status pernafasan klien, kenyamanan
klien
9) Perawat mencuci tangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai