Anda di halaman 1dari 50

BAB 2 ZAT

A. WUJUD ZAT
Sumber: www.jonco48.com;
www.indonetwork.co.id;
wikimedia.org

Gambar 4.1 Air, es dan uap air


mempunyai sifat-sifat khusus

1. Zat Padat
Zat padat mempunyai bentuk dan volume yang tetap.

2. Zat Cair
Zat cair mempunyai bentuk yang sesuai dengan wadahnya,
sedangkan volumenya tetap.
3. Zat Gas
Gas mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Gas akan mengisi
seluruh ruangan yang tersedia untuknya.
Semua benda memiliki massa dan
menempati ruangan.

Tabel 4.1 Perbedaan Sifat Antara Zat Cair, Padat, dan Gas
B. PERUBAHAN WUJUD
1. Menguap
Peristiwa terlepasnya partikel-partikel uap dari
permukaan zat cair itu dinamakan penguapan.

Penguapan yang terjadi pada seluruh bagian


zat cair dinamakan mendidih. Jadi pada saat Sumber: www.phischem.co.za
mendidih terjadi perubahan wujud dari cair Gambar 4.7 Pada saat mendidih, partikel zat
menjadi gas. Suhu pada saat zat cair mendidih menjadi lebih bebas bergerak

dinamakan titik didih.

2. Mencair

Perubahan wujud dari zat padat


menjadi zat cair dinamakan meleleh
atau mencair. Suhu pada saat zat
padat berubah menjadi zat cair
Sumber: www.phischem.co.za
dinamakan titik leleh atau titik cair.
Gambar 4.9
Pada saat mendidih, partikel zat menjadi lebih bebas bergerak
3. Membeku

• Wujud zat berubah dari cair menjadi padat.


dinamakan membeku.
• Suhu pada saat wujud zat cair berubah
menjadi wujud padat dinamakan titik beku.
Sumber: www.phischem.co.za
4. Mengembun Gambar 4.11 Partikel zat cair merapat
sehingga berubah menjadi zat padat
Perubahan gas menjadi zat cair
dinamakan mengembun.

5. Menyublim
Perubahan zat padat menjadi
gas dinamakan menyublim
Sumber: atau sublimasi
www.pbase.com
Gambar 4.12 Skema perubahan wujud
C. KOHESI DAN ADHESI
Adhesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel yang tidak sejenis.

• Tetesan air di permukaan kaca melebar dan membasahi kaca, karena


adhesi lebih besar dari pada kohesi.

• Tetesan raksa di atas kaca berbentuk bola, kohesi lebih besar daripada
adhesi. Oleh karena itu, raksa tidak membasahi kaca.

Sumber: farm2.flickr.com;
wwwdkimages30.com
Gambar 4.13 (a) Tetesan air
dan (b) tetesan raksa di
permukaan kaca
1. Meniskus
Bentuk permukaan yang melengkung (cekung
atau cembung) pada suatu zat cair di dalam
tabung atau bejana disebut meniskus.

Sumber: www.boomeria.com

Gambar 4.14 Bentuk permukaan zat cair (a) meniskus cekung dan (b)
meniskus cembung

Masniskus dapat menyebabkan permukaan zat cair dengan dinding tabung


membentuk sudut yang disebut sudut kontak atau sudut sentuh.

Sumber:
dl.clackmas.cc.or.us

Gambar 4.15 Sudut kontak (a) meniskus, (b) meniskus cembung θ > 90°, dan (c) meniskus cekung θ < 90°
2. Kapilaritas

Gejala naiknya permukaan

air pada pipa kapiler dan

turunnya permukaan raksa

pada pipa kapiler disebut

kapilaritas.

Peristiwa kapilaritas yang dapat damati, di antaranya adalah :

a. Naiknya minyak pada sumbu kompor dan lampu minyak tanah.

b. Naiknya air dan garam mineral melalui pembuluh kayu pada tumbuhan.

c. Merambatnya air pada dinding rumah.


Gambar 4.18 Gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari pada
(a) lampu minyak dan (b) tumbuhan
Sumber:
www.countryporch.com

3. Tegangan Permukaan Gambar 4.17 (a) Semakin


kecil diameter pipa,
permukaan air semakin
Sumber: tinggi (b) semakin kecil
home.earthlink.net diameter pipa, permukaan
raksa semakin rendah
Gambar 4.19 Serangga ter-
apung akibat tegangan
permukaan zat cair
D. MASSA JENIS
Rumus massa jenis :

1. Satuan Massa Jenis


Massa jenis didefinisikan sebagai perbandingan massa zat dengan volumenya.
• Satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m3 atau kgm–3.
• Dalam sistem CGS satuan massa jenis adalah gram/cm3 atau gram cm–3

2. Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat


a. Zat Padat
1. Zat padat yang bentuknya teratur
Massa zat diukur dengan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume zat yang
bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, dan silinder caranya dengan mistar atau
jangka sorong. Dengan menggunakan rumus bangun ruang,

2. Zat padat yang bentuknya tidak teratur


Untuk mengukur volume benda padat yang bentuknya tidak teratur digunakan gelas
ukur.
b. Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur menggunakan
hidrometer.

Semakin dalam hidrometer tercelup, semakin kecil


massa jenis zat cair. Sebaliknya, semakin dangkal
hidrometer tercelup, semakin besar massa jenis zat cair.

c. Menentukan Jenis Zat dengan Massa Jenis

Dengan mencocokkan nilai


massa jenis pada Tabel 4.4.
yaitu A dan C adalah besi,
sedangkan B dan D adalah
timah.
E. SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIKA
1. Sifat Kimia
Sifat kimia suatu zat merupakan karakteristik dari zat tersebut untuk dapat bereaksi
dengan zat lain, misalnya Besi terkena air maka akan berubah menjadi karat,
aluminium tidak berkarat jika terkena air dan kentang yang sudah dikupas berubah
warna menjadi cokelat

2. Sifat Fisika
Sifat Fisika yaitu semua sifat dari suatu benda yang dapat diamati dan dapat diukur

Beberapa sifat fisika yaitu :


1. Wujud Zat 6. Titik didih, titik leleh, dan titik beku
2. Massa 7. Kekerasan atau mekanis.
3. Volume 8. Daya hantar listrik
4. Massa Jenis 9. Kemagnetan
5. Kelarutan 10. Warna
F. PEMISAHAN CAMPURAN
Berdasarkan perbedaan sifat fisika zat-zat penyusunnya, campuran
dapat dipisahkan kembali menjadi unsur-unsur penyusunnya

1. Penyaringan (Filtrasi)

• Hasil penyaringan
dinamakan filtrat

• Sisa penyaringan
berupa ampas
dinamakan residu
2. Dekantasi

Dekantasi merupakan pemisahan campuran antara zat cair dengan zat


padat melalui cara yang lebih sederhana dan lebih cepat.

Filtrat yang dihasilkan kurang bagus apabila dibanding dengan cara filtrasi.
3. Penguapan (Evaporasi)
Penguapan merupakan proses pemisahan campuran dengan menguapkan
pelarutnya.
4. Penyulingan (Distilasi)

Distalasi sederhana digunakan untuk


memisahkan cairan murni dari larutannya
untuk mendapatkan air murni
Air hasil distilasi disebut distilat.
5. Penyubliman (Sublimasi)

Penyubliman adalah pemisahan campuran


berdasarkan perubahan wujud padat
menjadi gas dan sebaliknya tanpa melalui
wujud cair

Hasil dari penyubliman disebut sublimat.

6. Penyarian (Ekstraksi)

• Ekstraksi dilakukan untuk mengambil sari dari tumbuhan.

• Pemisahan campuran dengan metode ekstraksi didasarkan pada


kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda.
G. PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA
1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru dan perubahan hanya bersifat sementara
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia merupakan perubahan yang dapat menghasilkan zat
baru dan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dari zat
awalnya.
H. REAKSI KIMIA
Perubahan kimia disebut juga dengan reaksi kimia yang merupakan proses
perubahan yang melibatkan pembentukan zat baru seperti perubahan sifat fisik baik
wujud, bau, rasa, dan warna.

Reaktan adalah zat-zat yang bereaksi dan produk merupakan zat-zat hasil reaksi

1. Persamaan Reaksi Kimia


Persamaan reaksi kimia adalah penulisan
reaksi kimia dengan menggunakan rumus
kimia dan lambang-lambang kimia.
2. Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Ciri-ciri perubahan reaksi kimia :
a. Terbentuk Endapan b. Terbentuk Gas

c. Terjadi Perubahan Warna d. Terjadi Perubahan Suhu


apel atau kentang yang telah Natrium klorida apabila dilarutkan
dikupas akan berubah warnanya ke dalam air maka akan terjadi
menjadi cokelat penurunan suhu pada larutan
KALOR
A. PENGERTIAN KALOR

• Kalor adalah energi yang diberikan atau dialirkan karena adanya


perbedaan suhu. Jadi, kalor merupakan salah satu bentuk benergi

• Kalor adalah energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dari
benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Ini karena
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu panas ke yang bersuhu dingin.
B. KALOR DAN BENDA
1. Hubungan Kalor dengan
Suhu Benda
2. Hubungan Kalor dengan
Massa Benda

• Untuk menaikkan suhu yang sama pada air


bermassa 100 g membutuhkan kalor
dua kali lebih besar dari air bermassa 50 g.
• Air bermassa 150 g memerlukan kalor
sebanyak 3 x lebih besar dari air bermassa
50 g.
• Jumlah kalor yang diserap benda untuk
mencapai kenaikkan suhu yang sama
adalah sebanding dengan massa benda itu.

Q ~ Δt Q~m
3. Hubungan Kalor dengan Jenis Benda
Kalor yang diperlukan untuk Besar kalor (Q) yang diserap benda
menaikkan suhu bergantung pada adalah sebanding dengan massa benda
jenis zatnya. (m), kalor jenis benda (c), dan kenaikan
suhu benda itu (Δt)

4. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor


a. Kalor Jenis
Kalor jenis
didefinisikan
sebagai banyaknya
kalor yang
diperlukan oleh 1
kg zat hingga
suhunya naik 1°C.

b. Kapasitas Kalor
Atau
Kalor jenis didefinisikan sebagai
banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg
zat hingga suhunya naik 1°C.
C. KALOR DAN WUJUD BENDA

Gambar 6.4
Memanasi es

Gambar 6.5 Grafik


hubungan suhu dan waktu

• Garis BC yang berada pada


suhu 0 °C, es menyerap kalor
yang digunakan untuk melebur.

• Garis DE yang berada pada suhu 100 °C, air menyerap kalor yang digunakan untuk
mendidih.
Kalor dapat mengubah bentuk benda. Kalor yang diserap benda untuk mengubah
wujudnya disebut kalor laten.
Proses melebur dan mendidih disertai penyerapan kalor, sedangkan mengembun dan
membeku disertai pelepasan kalor.
D. PENGUAPAN
Pada saat menguap, spiritus menyerap
kalor dari tanganmu sehingga tangan
terasa dingin. Jadi, menguap juga
memerlukan kalor.

1. Mempercepat Proses Penguapan


a. Pemanasan

b. Memperluas Permukaan Zat Cair


c. Meniupkan Udara di Atas Permukaan Zat Cair

d. Memperkecil Tekanan Permukaan

2. Penerapan Penguapan pada Lemari Pendingin


E. MENDIDIH DAN MENGEMBUN

Mendidih adalah menguapnya seluruh bagian zat cair pada suhu dan
tekanan tertentu.

• Pada tekanan udara normal, yaitu 76 cmHg, air memiliki titik didih
100 °C.

• Pada saat tekanan kurang dari 76 cmHg air akan mendidih kurang dari
100 °C.

• Besar kalor yang diperlukan untuk


mengubah 1 kg air menjadi gas pada
suhu 100 °C adalah 2.26.00 j.
• Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair
sampai seluruhnya menjadi uap pada titik didihnya disebut kalor didih
atau kalor uap.

• Suhu ketika zat mengembun disebut titik pengembunan

• Jumlah kalor yang dilepaskan pada saat 1 kg zat berubah wujud dari uap
ke cair pada titik embun disebut kalor embun
F. MELEBUR DAN MEMBEKU
Melebur membutuhkan kalor, sedangkan membeku
melepaskan kalor.

Misalkan Pada tekanan udara 1 atm (76 cmHg) es


melebur pada suhu 0 °C, sedangkan besi melebur
pada suhu 1.540 °C.

Gambar 6.12 Memanasi parafin

Titik lebur = Titik Beku


• Kalor Lebur adalah : Jumlah kalor yang
diperlukan untuk mengubah wujud satu
satuan massa zat padat menjadi cair
pada titik leburnya

• Kalor Beku adalah : Jumlah kalor yang


dilepaskan oleh satu satuan massa zat
untuk berubah dari wujud cair menjadi
padat pada titik bekunya

Q = mL ..................................... (6.6)
G. PERPINDAHAN KALOR
1. Konduksi

• Konduksi atau Hantaran adalah Perpindahan kalor


melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat itu
• Konduktor adalah Zat-zat yang baik sebagai
penghantar kalor
• Isolator adalah Zat yang kurang baik sebagai
penghantar kalor
2. Konveksi

Konveksi atau Aliran adalah Perpindahan kalor yang


disebabkan oleh aliran suatu zat karena perbedaan
massa jenis.

Perpindahan kalor dalam gas atau


udara terjadi secara konveksi
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor melalui pancaran

• Termoskop adalah Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi kalor.

• Termoskop Diferensial yaitu alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat radiasi
berbagai permukaan

• Permukaan hitam dan


kusam adalah penyerap

• Permukaan putih dan


mengilap adalah penyerap
dan pemancar kalor yang
buruk.
H. PENERAPAN KONSEP PERPINDAHAN KALOR
1. Penerapan Konduksi Kalor
a. Setrika, mengkonduksikan kalor terhadap pakaian yang disetrika.

b. Solder, mengkonduksikan kalor pada timbal sehingga timbal menjadi panas dan
cair yang selanjutnya digunakan untuk mematri.
2. Penerapan Konveksi Kalor

a. Ruangan ber-AC, udara yang panas di bagian bawah suatu ruangan


akan bergerak ke bagian atas ruangan tersebut.
b. Sistem ventilasi gedung, sistem ini dibuat sedemikian rupa agar udara
panas dapat keluar dan udara dingin dapat masuk.

Sistem ventilasi akan


lebih efektif dengan

penggunaan kipas
penyedot (exhaust
fans/ extractor fans).
3. Penerapan Radiasi Kalor

Penerapan radiasi kalor antara lain pada


penetasan telur ayam. Pada proses
penetasan telur ayam, telur ditempatkan
pada mesin penetas.

Elemen-elemen penyusun di dalam termos


dapat mencegah proses perpindahan kalor,
baik secara konduksi, konveksi, maupun
radiasi.
PEMUAIAN ZAT
A. PEMUAIAN ZAT PADAT

1. Muai Panjang

Muai panjang yang terjadi pada zat


padat dapat diamati dengan alat
Musschenbroek.

Sebatang besi pada suhu 0 °C


panjangnya 100 cm dipanaskan merata
sampai suhu 100 °C, maka panjang
www.sci.supply.com
besi berubah menjadi 100,12 cm.
Gambar 5.1 Alat Musschenbroek

100 cm besi jika suhunya naik 100 °C memuai sebesar: 100,12 cm – 100 cm
= 0,12 cm.
Jika 1 cm besi suhunya naik dari 0 °C sampai dengan 1 °C, besi memuai:

0,17 cm 6 o
 0,000017/ C  12  10 / C
o

100 cm 100 C
o

Nilai 0,000012/°C dinamakan dengan


koefisien muai panjang besi.
Dengan
Koefisien muai panjang adalah bilangan
yang menyatakan bertambah panjangnya
tiap satu satuan panjang jika suhunya
Sehingga
dinaikkan 1 °C.

Rumus matematis
Atau
Hubungan L2 dan L1 :
2. Muai Luas
Setiap kenaikan 1 °C terjadi pertambahan
luas sebanyak 1 m2 disebut koefisien muai
Dengan luas (β).

3. Muai Volume
Sehingga

Dengan
Koefisien muai luar dapat dinyatakan

Sehingga

Hubungan antara koefisien muai panjang dengan keofisien muai volume dapat
dirumuskan sebagai berikut
B. PEMUAIAN ZAT CAIR
Jika air dipanaskan dari 0 °C sampai
dengan 4 °C, ternyata air tidak memuai,
tetapi menyusut. Volume air terkecil pada
suhu 4 °C, jadi saat itu massa jenisnya
terbesar. Sifat air yang menyimpang dari
sifat umum zat dalam selang suhu 0 °C
sampai 4 °C disebut anomali air.
Gambar 5.5 Mengukur pemuaian zat cair
C. PEMUAIAN GAS

Koefisien muai untuk semua jenis


gas adalah sama yaitu sebesar

1
/K
273
D. PENERAPAN PEMUAIAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
1. Keping Bimetal

Setrika listrik otomatis memiliki alat


untuk mengatur suhu, yang disebut
bimetal. Bi berarti dua, dan Metal
berarti logam.

Bimetal adalah dua keping logam


dengan angka muai panjang berbeda
yang dilekatkan menjadi satu.

Gambar 5.10 Setrika otomatis menggunakan bimetal sebagai pengatur suhu

Sumber:
www.goodexperience.com
2. Pengelingan
3. Pemasangan Ban Baja pada Roda Kereta Api

4. Pemasangan Rel Kereta Api


5. Pemasangan Landasan pada Jembatan
6. Pemasangan Kaca Jendela

7. Gelas
• Gelas bermutu rendah (koefisien muainya
besar) apabila dituangi air panas akan
pecah.
Agar kaca tidak pecah, dalam
• Gelas yang bermutu baik, pemuaiannya
pemasangannya harus diberi
kecil sekali atau hampir tidak memuai. ruang muai pada bingkainya.

Anda mungkin juga menyukai