Anda di halaman 1dari 41

p   

 
     

˜ Dewa Putu Satria J
˜ Elysa Dwijayanti
˜ Erlik
˜ Nur Rahma Findasari
˜ Frida Kurnia Pratama
˜ Wahyu Sita Wardani

Pembimbing :.
     p

3 
Kematian akibat penyakit jantung merupakan
salah satu penyebab kematian mendadak akibat
penyakit. Kasus kematian mendadak karena
penyakit jantung menduduki persentase
tertinggi dari semua penyebab kematian
mendadak karena penyakit.
Sebagai contoh Gonzales dalam pemeriksaan terhadap
2030 kasus kematian mendadak yang diotopsi,
ditemukan penyebab kematiannya adalah sebagai
berikut :
˜ Kelainan Jantung dan Aorta (912 kasus) : 44,9 %

˜ Kelainan Respiratory Sistem : 23,1 %


˜ Kelainan Nervus Sistem : 17,9 %
˜ Kelainan Tractus Digestivus : 6,5 %
˜ Kelainan Tractus Urinarius : 1,9 %
˜ Kelainan Tractus Genetalia : 1,3 %
˜ Dalam bidang Ilmu Kedokteran Kehakiman
kasus Myocard Infarct banyak ditemukan pada
mati mendadak. Berdasarkan data yang
ditemukan Gonzales sebagaimana diatas, dari
912 kasus kematian akibat Kelainan Jantung
dan Aorta ternyata 617 atau 67,7% adalah
merupakan ͞ Coronary Artery Disease͟.
    

˜ Memberi bantuan kepada pihak penegak hukum di


bidang medis.
˜ Ilmu :.
X Definisi,
X Patofisiologi,
X Insidens,
X Hasil pemeriksaan otopsi
  
p   

˜ Kematian seketika º 


,
misal : pada orang sehat sedang bertamu, lalu
tiba-tiba meninggal.
˜ Kematian tak terduga º  
,
misal : pada orang sakit perut, dikira maag
biasa dan masih bekerja, lalu meninggal
ditempat kerja.
˜ Meninggal tanpa saksi º 
,
misal : orang hidup sendiri di sebuah rumah,
esoknya meninggal di kamarnya.
*   !! 

˜ Seorang pria usia 85 tahun ditemukan meninggal


dikamar hotel. Pada otopsi ditemukan
Intrapericardial Haemorrhage yg ditimbulkan
karena ruptur pada Aorta.
˜ Atlet yg sehat, tiba - tiba dalam pertandingan jatuh
dan mati.
˜ Main tenis, meninggal di lapangan.
˜ Laki-laki 53 tahun meninggal dipelukan wanita 18
tahun
˜ Pejabat ditemukan meninggal didalam kamar
kerjanya

     

    adalah sindroma klinik
yang timbul akibat penyumbatan
pembuluh darah koroner yang mendadak
dan persistent dengan gejala sakit yang
berat dan lama pada daerah dada, serta
gejala lain dari kerusakan jantung yang
tampak dari perubahan gambaran EKG dan
laboratorium yang menunjukkan adanya
nekrosis dari mikoardium.
Penyakit jantung koroner adalah pengertian umum
untuk empat bentuk penyakit jantung yang terjadi
karena ketidakseimbangan antara kebutuhan O2 pada
miokardium dan pasokannya.

Yaitu :
(1) angina pectoris, (2) kematian jantung mendadak,
(3) infark miokard dan (4) penyakit jantung iskemik
kronik.
Jadi infark miokard merupakan
nekrosis miokardium karena iskemia
dan pada umumnya dianggap bahwa
infark miokard disebabkan karena
adanya oklusi pada arteri koronaria.

! !

˜ Menurut Robbin͛s di Amerika Serikat infark


miokard 15 ʹ 20 % dari seluruh kematian.
Meskipun kedua jenis kelamin dapat terkena
namun di Amerika Serikat kasus infark miokard
pada laki ʹ laki 2 ʹ 3 kali lebih banyak
dibandingkan pada wanita. Umur terbanyak yang
terkena adalah antara 33 ʹ 55 tahun. Pada umur
ini, perbandingan kasus infark miokard antara laki
ʹ laki dan wanita adalah 6 : 1. Sedangkan pada
umur diatas 65 tahun perbandingan laki ʹ laki dan
wanita adalah 1,5 : 1
˜ Pada penelitian lain menurut Gonzales, dari 2030
kasus kematian mendadak yang di otopsi selama
5,5 tahun oleh Office of the Chief Mediciene
Executive di Borough of Manhattan, New York
dilaporkan oleh karena kelainan jantung dan aorta
menempati urutan teratas yakni 44,9 %, dimana
67,7 % dari itu adalah oleh karena Coronary Heart
Disease.
  p  3
     
Dengan tidak memandang luas atau beratnya infark, kematian yang
terjadi akibat infark miokard dapat timbul karena komplikasi yang
ditimbulkannya. Ternyata hanya 10 ʹ 20 % saja yang tanpa mengalami
komplikasi. Sedangkan 80 ʹ 90 % lainnya disertai komplikasi yang
dapat menimbulkan kematian, yaitu :
˜  , termasuk gangguan konduksi jantung (90 %)
˜ Decompensatio Cordis kiri dengan oedem paru ("#$ % 
"&#  ) sedang sampai berat (60%).
˜ *  & % ! %akibat kerusakan mikard yang luas,
sehingga perfusi ke system organ vital khususnya ginjal, otak, hati,
usus menurun (10 ʹ 15 %).
˜ Ruptura dinding jantung, septum interventricularis, rupture m.
Papilaris (1- 5%).
˜     (15 ʹ 20 %).
 
Menurut Grad Wohls, frekuensi dari
lokasi oklusi adalah sebagai berikut :

˜ r. Descenden Anterior a. Coronaria


Sinistra : 45 - 64 %
˜ a. Coronaria Dextra : 24 - 46 %
˜ r. Circumflexa a. Coronaria Sinistra : 3
ʹ 10 %
˜ Batang utama a. Coronaria Sinistra :
10 %



   

u 

 u




  

Lokasi Oklusi
x  &
Faktor risiko major /dependent, sangat
berpengaruh:
˜ Tidak dapat dirubah

˜ Umur, untuk laki-laki diatas 55 tahun, wanita


65tahun.
˜ Kelamin , laki-laki lebih mudah terkena.

˜ Keturunan/genetik (riwayat keluarga dekat sakit


jantung koroner atau mati mendadak umur muda
dibawah 50 tahun).
Dapat dikendalikan
˜ Merokok

˜ Hipertensi

˜ Diabetes mellitus dan hiperinsulinemia

˜ Dislipidemia

˜ Obesitas

Faktor risiko minor/independent biasanya bersamaan dengan


faktor major :
Kurang olah raga
Kepribadian tipe-A, mudah stress, ambisius, emosional
Hipertrigliseridemia
ÿ p!
Angina Pectoris :.
˜ Khas

˜ Tidak khas

˜ Equivalent

Klasifikasi angina menurut


**   &' % '
** dapat menggambarkan
beratnya stenosis.
 3 % !

5E :
(1) Exercise,

(2) Emotion,

(3) Eating to much,

(4) Exposure to cold and

(5) Ejaculation
3 !  &
Patofisiologi͙

Tidak mampunya arteri coronaria


memasok kebutuhan oksigen sel
miokard dapat disebabkan :
˜ Atherosklerosis

˜ Spasme

˜ Thrombus
Gangguan keseimbangan
antara suply O2 dengan
demand miokard akibat
gangguan sirkulasi arteri
koroner
˜ Terjadinya trauma
pada endotel yang
labil dan rapuh yang
melingkupi plak
stenosis akan
menimbulkan
perlukaan,
perdarahan, trombus
dan spasme yang
mengakibatkan
terjadinya iskemi sel
miokard.
˜ Bila berlangsung terus dapat terjadi oklusi total, sel
miokard dapat tahan 20 menit terhadap iskemi
mendadak ini, diikuti metabolisme anaerob yang
menghasilkan banyak asam laktat, sedikit ATP dan
asidosis. Kondisi ini memudahkan terjadinya
gangguan konduksi dan dysritmia. Bila sumbatan
total berlangsung terus terjadilah infark yakni
kematian sel disertai peningkatan enzim dan
penurunan kontraktilitas.
 !
˜ Pemeriksaan Luar
˜ Pemeriksaan Dalam
X Histo PA
˜ Infark miokard : ini terjadi pada daerah atau bagian miokard
sebelah distal dari lokasi oklusi pembuluh darah koroner dan
tidak terdapat sirkulasi kolateral yang adekuat.
˜ Subendocardial

˜ Intramural Infarct

˜ Transmural infarct
Pada hasil pemeriksaan otopsi,
akibat yang terjadi bila ada pembuntuan pembuluh darah koroner
˜ Thrombus pada
a. Coronaria Dextra
˜ Acute myocardial infarct of the
posterolateral left ventricle
˜ Old Myocard Infarct
plus a recent lateral
infarction
à   à
à à  à à à 
à   
 à    à 
 à   à 
p !
˜ Myocard infarct sebagai salah satu penyebab utama kematian mendadak yang
sering melibatkan dokter dalam kegiatan forensik.
˜ Myocard infarct merupakan syndrom klinis patologis yang disebabkan terhentinya
aliran coronair dan ditandai dengan terjadinya nekrosis ischemic pada jantung.
˜ Pemeriksaan myocard infarct selain diperlukan pengalaman dan ketajaman mata
(makroskopis) juga perlu dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis terutama
pada kasus myocard infarct yang masih dini.
˜ Lokalisasi penyumbatan (oclusi) pada pembuluh darah coronair adalah
menentukan lokalisasi atau daerah otot jantung mana yang mengalami ischemic
atau nekrosis.
˜ Gambaran myocard infarct secara patologi anatomi berubah-ubah sesuai dengan
lamanya infarct yang terjadi selama penderita masih hidup.
˜ Myocard infarct mempunyai angka kejadian yang makin meningkat dengan
bertambahnya umur, terbanyak terjadi pada usia pertengahan, serta mempunyai
faktor predisposing tertentu.
 p!

Anda mungkin juga menyukai